Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Ny. A USIA 21 TAHUN P1A0 DENGAN KB SUNTIK 3 BULAN


Di PKM RAMBIPUJI

Disusun oleh :

Arnesia Anggun Kinanti Putri Suhoko


(P17331225028)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JEMBER
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat
menyusun makalah ini yang berjudul Laporan Komprehensif Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. A P1A0 Akseptor KB Suntik 3
Bulan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari magang

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah

Jember, 14 Maret 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, dan
harmonis. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak–hak reproduksi dan sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program
keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun
keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaan dalam peningkatan
kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan
kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (Subijakto, 2011).
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, pil, suntik, AKDR, implant, tubektomi (Irianto, 2014).
Berdasarkan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional) tahun 2016 tercatat jumlah peserta KB aktif 202.633
peserta, pengguna KB suntik sebanyak 111.048 (54,80%), peserta Pil
sebanyak 26.081 (12,87%), peserta Implant sebanyak 13.077 (6,45%),
peserta IUD (Intra Uterine Devices) sebanyak 20.398 (10,07%), peserta
kondom sebanyak 15.011 (7,41%), peserta MOW sebanyak 15.350 (7,58%),
peserta MOP sebanyak 1.668 (0,82%).
Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya terkait dengan pelayanan
dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi terkait juga dengan pemberian
konseling pra pemasangan KB kepada akseptor dan pasca konseling kepada
akseptor, sehingga akseptor atau akseptor dapat menentukan pilihan alat
kontrasepsi dengan mantap (suryono,2007). Peran bidan sangat penting
dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana salah satu
kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk memberikan
gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga klien
dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi yang diyakini (Manuaba,
2002)

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang di atas, maka laporan yang akan disajikan terkait
dengan “Bagaimana asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.A P1A0
Akseptor KB suntik 3 bulan?”

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keluarga berencana pada Ny.A P1A0 Akseptor
KB suntik 3 bulan
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
komprehensif pada pada Ny.A P1A0 Akseptor KB suntik 3 bulan
b. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
komprehensif pada pada Ny.A P1A0 Akseptor KB suntik 3 bulan
c. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada pada Ny.A P1A0 Akseptor KB suntik 3 bulan
d. Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan keluarga berencana
pada Ny.A P1A0 Akseptor KB suntik 3 bulan
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga Berencana


Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera. Sedangkan menurut Hartono (2004) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kelahiran.

2.2 Pengertian KB Suntik


Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini
di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah, dan aman. Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.

2.3 Tujuan Keluarga Berencana


a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2.4 Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
b. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani,2010).

2.5 Ruang Lingkup Program KB


Menurut Handayani (2010), ruang lingkup program KB,meliputi:
a.Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
b. Konseling
c.Pelayanan Infertilitas
d. Pendidikan sex (sex education)
e.Konsultasi pra perkawinan dan Konsultasi perkawinan
f. Konsultasi genetik

2.6 Jenis KB Suntik


Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin
seperti Depo-provera, Depo geston, Depo Progestin, dan Noristat. Golongan
kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo
Provera.
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia.
a. Suntikan/bulan, contoh: cyclofem yang disuntikkan tiap 4 minggu (1
bulan) ke dalam otot (intra musculer)
b. Suntikan/3 bulan, menurut Maryunani (2016), kontrasepsi suntik 3 bulan,
yaitu kontrasepsi yang berisi depomedroksi progesterone asetat 150 gram
disuntik secara intramuscular di daerah bokong yang diberikan setiap 3
bulan sekali. contoh: Depoprovera
2.7 Cara Kerja
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik
dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah
mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak
terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing
hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada di hipofise. Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak
aktif. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian
sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan
bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga
membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum
di dalam tuba fallopi. Pemberian hormon progestin akan menyebabkan
pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh
wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil.
Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi
dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan
sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan. Jika
diringkas secara singkat cara kerjanya adalah :
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
2.8 Keuntungan
a. Sangat efektif dengan kegegalan kurang dari 1%
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI.
c. Sedikit efek samping
d. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
e. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
f. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri.

2.9 Kerugian dan Efek Samping


a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan
jerawat.
h. Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena
pengaruh hormonal, yaitu progesteron. Progesteron dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon
ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga
sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang
menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
(Irianto, 2014)

2.10 Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain, jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau klien telah mempunyai cukup anak
sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien
yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen dan
klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

2.11 Kontraindikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit merupakan kontra indikasi
pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik
jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak
jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : Selasa, 14 Maret 2023


Tempat : PKM Rambipuji
Oleh : Arnesia Anggun KPS

A. Pengkajian Data
1) Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Ny. A Nama : Tn. R
Umur : 21 thn Umur : 24 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Rambipuji
b. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan
c. Keluhan Utama
Ibu mengeluh berat badannya terus naik
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 thn Flour Albus : Tidak ada
Siklus : Spotting Disminorhea : Tidak ada
Lama : 4-5 hari
e. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama
f. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa tidak sedang menderita penyakit menurun, menular
serta menahun seperti TBC, DM, hipertensi, hepatitis dan asma
h. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan telah menggunakan KB suntik 3 bulan selama kurang lebih
2 tahun
i. Riwayat Obstetri Lalu
Ibu melahirkan anak pertama pada usia kehamilan cukup bulan, spontan dan
ditolong oleh bidan, jenis kelamin laki-laki dengan BB 2800 gram, anak
hidup dan keadaan baik umur 2 tahun. Ibu mengatakan tidak ada penyulit
saat persalinan dan komplikasi pada masa nifas.
j. Pola Kebiasaan
a) Nutrisi : Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur dan terkadang
makan buah. Ibu minum sebanyak 7 – 8 gelas air putih
dalam sehari
b) Aktivitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,
menyapu dan memasak
c) Eliminasi : Ibu BAK + 5 kali sehari, ibu mengatakan BAB 2 kali
sehari.

2) Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/100 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Pernapasan : 22x/mnt
Suhu : 36,5o C
TB : 150 cm
BB sebelum KB : 45 kg
BB setelah KB : 50 kg
b. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak oedema dan tidak pucat.
Mata : Konjutiva merah muda, sklera putih
Hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret
pada hidung.
Mulut : Bibir tidak pucat dan tidak pecah-pecah, tidak ada caries
gigi, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, vena jugularis
dan limfe.
Payudara : Tidak ada benjolan disekitar payudara
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan

2. Diagnosis
Dx : Ny. A P1A0 21 tahun akseptor KB suntik 3 bulan
3. Plan
a. Jelaskan kepada ibu mengenai efek samping dari kontrasepsi suntik KB 3
bulan
R/Agar ibu mengetahui mengenai efek samping KB yang digunakan
b. Jelaskan kepada ibu sebab terjadinya peningkatan berat badan adalah hal
yang wajar
R/Peningkatan berat badan yang dialami ibu selama menggunakan KB
suntik 3 bulan merupakan efek samping penggunaan KB suntik, bersifat
sementara dan individu (tidak terjadi pada semua akseptor, tergantung reaksi
tubuh wanita terhadap metabolism progesterone)
c. Jelaskan pada ibu kapan jadwal untuk suntik kembali dan jika lupa jadwal
suntik, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tidak hamil.
R/Agar ibu tidak lupa kapan harus kembali untuk suntik ulang

4. Implementasi
a. Menjelaskan kepada klien mengenai efek samping dari kontrasepsi suntik 3
bulan, yaitu
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan
yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
4. Efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu
progesteron. Progesteron dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi
untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim
untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga
mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering
kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan
berat badan bertambah.
b. Menjelaskan kepada ibu bahwa terjadinya penambahan berat badan bersifat
sementara dan individu (tidak terjadi pada semua akseptor, tergantung
reaksi tubuh wanita terhadap metabolism progesterone)
c. Menjelaskan kepada ibu untuk mengurangi kalori yang dikonsumsi dengan
cara mengurangi gorengan, makanan/minuman manis
d. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sehat dan rendah kalori
seperti sayur, buah, mengurangi makanan yang digoreng
e. Menyarankan klien makan dengan porsi cukup sebanyak:
Nasi : 130 kkal (100 gram/10 sendok makan)
Protein/lauk : 70 kkal (75gram)
Buah dan sayur : 400 gram
f. Menjelaskan pada klien jika lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera
diberikan asal saja diyakini ibu tidak hamil
g. Mengingatkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal 9 Juni 2023
5. Evaluasi
a. Ibu mengatakan sudah mengerti dan jelas dengan penjelasan tentang hasil
pemeriksaan diriya dan ibu sudah paham mengenai efek samping
penggunaan KB suntik 3 bulan.
b. Ibu sudah paham mengenai sebab peningkatan berat badan yang terjadi pada
dirinya.
c. Ibu bersedia kembali untuk suntik KB pada tanggal 9 Juni 2023
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani, 2012. Modul Kebidanan Nifas. Kedokteran EGC : Jakarta

Prawirohardjo,Sarwono.2018. Ilmu Kebidanan , Yayasan Bina Pustaka : Jakarta

Saleh, S. 2013, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sitti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika :
Jakarta.
Vivian, T.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai