Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI PADA IBU

NIFAS
A. Farmakokinetika

 Hampir semua obat yang diminum perempuan menyusui terdeteksi didalamASI


, untungnya konsentrasi obat di ASI umumnya rendah.
 Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada
proses transfer obatke ASI selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat.
 Volume darah/cairan tubuh dan curah jantung yang meningkat pada
kehamilan akan kembali normal setelah 1 bulan melahirkan.
 Karena itu pemberian obat secara kronik mungkin memerlukan penyesuaian
dosis.
 Pada umumnya kadar puncak obat di ASI adalah sekitar 1- 3 jam sesudah ibu meminum obat.
 Hal ini mungkin dapat membantu mempertimbangkan untuk tidak memberikan ASI pada kadar
puncak.
 Bila ibu menyusui tetap harus meminum obat yang potensial toksik terhadap bayinya maka untuk
sementara ASI tidak diberikan tetapi tetap harus di pompa.
 ASI dapat diberikan kembali setelah dapat dikatakan tubuh bersih dari obat dan ini dapat
diperhitungkan setelah 5 kali waktu paruh obat.
B. Farmakodinamika.

 Mekanisme kerja obat pada ibu menyusui dapat dikatakan tidak berbeda.
 Sedangkan farmakodinamik obat pada bayi masih sangat terbatas dipelajari.
Klasifikasi obat untuk ibu menyusui

1. L1 : paling aman, obat yang dapat diberikan dalam jumlah


banyak pada ibu menyusui tanpa adanya peningkatan
efek samping pada bayi.
Penelitian membuktikan bahwa obat pada golongan ini tidak
berbahaya pada infan karena produk obat yang dieksresikan
melalui air susu relatif memiliki ketersediaan yang kecil
pada pemberian oral pada bayi.
Contoh obat golongan ini adalah : vancomisin dan parasetamol (AHC,
2012).
2. L2 : Lebih aman, obat golongan ini dapat diberikan dengan
batasan tertentu pada ibu menyusui tanpa adanya efek
samping pada bayi.
Contoh obat golongan ini : ranitidin,fenitioin, dan warfarin
(AHC, 2012).
3. L3 : Aman, obat kategori ini belum memiliki informasi yang
terkontrol mengenai penggunaanya pada ibu menyusui, tetapi
efek samping yang diberikan tidak membahayakan bagi bayi.
Penggunaan obat jenis ini sebaiknya mempertimbangkan rasio
manfaat dan resiko serta alternatif obat yang lain.
Contoh obat golongan ini : siklosporin, levofloksasin, dan
morfin (AHC, 2012).
4. L4 : Mungkin berbahaya, obat golongan ini memiliki bukti yang
menunjukan keberbahayaan dalam pemberian pada ibu
menyusui terhadap bayinya.
 Akan tetapi obat- obat golongan ini memang memiliki manfaat yang
jauh lebih besar daripada resikonya ketika digunakan, misal life
threatening drug.
 Contoh obat golongan ini adalah captopril, demerol, dan cafergot
(AHC, 2012).
5. L5 : Berbahaya, obat golongan ini sudah terbukti memberikan efek
samping yang serius pada bayi.
Obat jenis ini dikontraindikasikan pada ibu menyusui dengan
pertimbangan kesehatan bayi.
Contoh obat golongan ini : bromocreptin, isotretinoin, dan
taxol (AHC,2012).
Untuk ibu menyusui, pertimbangan pemberian obat
sebagai berikut :

 Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari.


Jika pengobatan memang diperlukan, perbandingan
manfaat/risiko harus dipertimbangkan pada ibu maupun
bayinya.
 Obat yang diberi ijin untuk digunakan pada bayi umumnya
tidak membahayakan.
 Neonatus (dan khususnya bayi yang lahir prematur)
mempunyai risiko lebih besar terhadap paparan obat
melalui ASI.
 Hal ini disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yang belum
berkembang, sehingga berisiko terjadi penimbunan obat.
 Harus dipilih rute pemberian dan pembagian obat yang
menghasilkan jumlah kadar obat terkecil yang sampai pada bayi.
 Hindari atau hentikan sementara menyusu.
 Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus
dipantau secara cermat terhadap efek samping yang mungkin
terjadi.
 Sebaiknya dihindari obat baru, yang hanya memiliki sedikit data.
(Depkes RI, 2006).
Vitamin untuk ibu menyusui
1. Vitamin A
 Ibu menyusui disarankan mengonsumsi lebih banyak vitamin A dalam dietnya, karena
vitamin ini sangat penting untuk perkembangan penglihatan dan sistem imun bayi.
 Untuk orang dewasa, vitamin A yang disarankan sekitar 700 mcg/hari.
 Sementara untuk ibu menyusui ditambahkan menjadi sekitar 1.200 – 1.300 mcg per
harinya.
2. Vitamin B1
 Dalam proses awal perkembangan bayi, vitamin B1 atau thiamin sangat penting fungsinya
dalam tingkatan sel untuk pembentukan energi.
 Vitamin ini juga berperan dalam banyak proses metabolisme tubuh serta membantu
menjaga kesehatan sel saraf sehingga membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan
memori bayi.
3. Vitamin B2
 Vitamin yang disebut juga riboflavin ini berperan penting dalam penyerapan zat
besi di dalam tubuh.
 Memenuhi kebutuhan vitamin B2 berarti menjaga kadar hemoglobin bayi tetap
optimal.
 Vitamin ini juga bekerjasama dengan antioksidan untuk meminimalisir kerusakan
dan menjaga sel-sel tubuh tetap sehat.
 Produksi sel darah merah yang sehat juga sangat dipengaruhi ketersediaan
vitamin ini.
4. Vitamin B12
 Vitamin B12 sangat penting fungsinya dalam pembentukan material genetik sel
berupa DNA dan RNA sehingga penting untuk perkembangan bayi.
 Vitamin ini juga berperan vital dalam pembentukan protein yang menjadi
material penting pertumbuhan bayi.
 Perkembangan sel saraf yang sehat juga sangat dipengaruhi oleh terpenuhinya
vitamin ini.
5. Vitamin B6
 Vitamin ini membantu tubuh membentuk neurotransmiter yang
berperan penting menyalurkan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf
lainnya.
 Otak dan sumsum tulang belakang bayi yang sedang tumbuh juga
sangat membutuhkan vitamin ini.
 Vitamin B6 juga berperan penting dalam pembentukan hormon
melatonin yang mengatur waktu tidur dan jam biologis bayi.
 Hal ini tentunya akan bepengaruh pada kualitas tidur bayi dan juga
perkembangannya, mengingat bayi yang baru lahir butuh banyak tidur
untuk memaksimalkan pertumbuhannya.
6. Vitamin B3
 Vitamin yang disebut juga sebagai niasin ini berperan penting menjaga
kesehatan sistem saraf serta membantu produksi kelenjar penting dan
hormon tubuh.
 Vitamin ini juga membantu tubuh mengurangi inflamasi terutama saat
terjadi infeksi pada bayi.
7. Vitamin B9
 Vitamin yang lebih dikenal sebagai asam folat ini berperan penting
pada pembentukan RNA dan DNA bayi.
 Hal ini memungkinkan sel-sel bayi bereplikasi lebih cepat dan
tentunya memaksimalkan pertumbuhannya.
 Seperti halnya saat dalam kandungan, asam folat berfungsi
membantu pembentukan otak dan sumsum tulang belakang sehingga
membantu bayi memproses informasi lebih baik dan memaksimalkan
kecerdasannya.
 Vitamin ini juga berperan penting dalam pembentukan sel darah
merah dan penyerapan zat besi.
8. Vitamin B7
 Vitamin yang disebut juga sebagai biotin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino di tubuh bayi.
 Bayi baru lahir juga sangat membutuhkan vitamin ini untuk menjaga
kesehatan kulit, rambut dan kuku.

9. Vitamin C
 Vitamin C berperan penting dalam pembentukan kolagen, yang
merupakan protein penting dalam pembentukan kulit, rambut dan
pembuluh darah serta sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan
luka.
 Vitamin ini juga membantu menstimulasi produksi laukosit pada sel darah
putih yang membantu melindungi tubuh bayi dari patogen.
10. Vitamin D
 Vitamin D berperan sangat penting dalam perkembangan tulang bayi,
membuatnya lebih padat dan kuat.
 Vitamin in juga menjaga sistem imun tubuh tetap baik sehingga bayi
tidak cepat sakit.
 Asupan vitamin D yang cukup pada bayi menghindarkannya dari penyakit
autoimun seperti eksim dan penyakit chron.
 Vitamin D diproses oleh hati dari sumber vitamin D2 dan D3. Vitamin D3
ini berasal dari kulit yang terkena sinar matahari pagi.
 Oleh karena itu selain dari asupan ASI, bayi sebaiknya juga mendapat
asupan vitamin D3 dari berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
memaksimalkan kebutuhan vitamin D nya.
11. Vitamin E
 Vitamin E sangat penting untuk proses pergerakan otot-
otot bayi sehingga dapat memaksimalkan kemampuan
geraknya.
 Vitamin ini juga membantu sistem imun memerangi infeksi
dan berperan dalam pembentukan sel darah merah yang
sehat.
12. Vitamin K
 Vitamin K memiliki fungsi utama untuk pembekuan darah.
 Vitamin ini akan membantu proses pembentukan tulang dan
menjaga kepadatannya tetap baik serta menjaga sistem peredaran
darah tetap berjalan baik.
 Beragam vitamin di atas ternyata sangat baik untuk menunjang
perkembangan optimal bayi.
 Karena itu ibu menyusui sudah sepatutnya juga mencukupi
kebutuhan vitamin ini agar kualitas ASI nya baik dan dapat
memenuhi kebutuhan vitamin untuk bayinya.

Anda mungkin juga menyukai