Anda di halaman 1dari 11

PERUBAHAN FISIOLOGIS

SISTEM KARDIOVASKULER PERSALINAN KALA I

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kehamilan akan menyebabkan perubahan sistem kardiovaskuler terutama


peningkatan metabolisme ibu dan janin Pada masa kehamilan, anatomi pada
sistem kardio vaskuler mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/
hari, Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas,
bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb
12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan
diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang.

Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak


akan terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung,
kondisi ini memperburuk keadaan.

Sejumlah perubahan perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan


terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang dapat lihat secara klinis dan bertujuan untuk dapat secara tepat
dan cepat menginterpretasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan
perubahab fisik dan laboratorium apakah normal atau tidak selama persalinan
kala satu.

Pemahaman tentang perubahan fisiologis khususnya sitem kardiovaskuler


selama persalinan kala I ini penting untuk diketahui sehingga dapat
dipergunakan tenaga kesehatan terutama bidan dalam menentukan diagnosis
pasien secara tepat dan cepat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem kardiovaskuler pada saat persalinan kala I


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sistem kardiovaskuler pada
persalinan kala

3. Untuk mengetahui peningkatan sistem kardiovaskuler selama persalinan kala I

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kardiovaskuler pada saat persalinan ?
2. Apa yang mempengaruhi sistem kardiovaskuler pada persalinan ?
3. Mengapa sistem kardiovaskuler pada saat persalinan meningkat ?

BAB II

PEMBAHASAN

Perubahan Sistem Kardiovaskuler Persalinan kala I

Kardiovaskuler adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan


peredaran darah. Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis cairan tubuh.

Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang
berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam
jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka,
diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea
atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi
(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh. Perubahan
fisiologi dan anatomi berkembang banyak terjadi pada sistem organ saat terjadinya
kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh
karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan hormon kehamilan
seperti progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid
trimester adalah perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya
uterus. Cardiac output meningkat sebesar 30 40 % dan peningkatan maksimal
dicapai pada kehamilan 24 minggu. Dengan ekhokardiografi terlihat adanya
peningkatan ukuran ruangan pada end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel
kiri. Cardiac output bervariasi tergantung kepada besarnya uterus dan posisi Ibu saat
pengukuran dilakukan.

Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval ketika


wanita hamil tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan menyebabkan
penurunan venous return dan maternal hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut
supine hipotensive syndrome, 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan
diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat
menimbulkan penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia. Efek ini akan lebih
hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau kehamilan kembar. Cardiac output
meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum
persalinan. Segera pada periode post partum, cardiac output meningkat secara
maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira 100 %
diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada saat
kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi sebanyak 300 500 ml. CVP
meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan volume darah ibu. Peningkatan
stroke volume dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan cardiac
output. Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien
dengan kelainan katup jantung ( misal : aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit
jantung koroner. Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24
minggu, selama persalinan dan segera setelah persalinan.

Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai


sebelum persalinan pada 24 72 jam post partum dan kembali kelevel saat tidak
hamil pada 6 8 minggu setelah melahirkan.

Pada saat persalinan kala1 curah jantung meningkat 20 % dan lebih besar pada
kala II, 50% paling umum terjadi saat kontraksi disebabkan adanya usaha ekspulsip
(Ban-zion,1994). Perubahan kerja jantung dalam persalinan disebabkan karena his
persalinan usaha ekspulsip, pelepasan plasenta yang menyebabkan terhentinya
peredaran darah dari plasenta dan kembali kepada peredaran darah umum (1998).
Perubahan selama kontraksi yang ditandai dengan increnetr, decremen merefleksikan
peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan (Varney, 1997). Peningkatan
metabolismenya ini dikarenakan kecemasan dan aktifitas otot skelet. Peningkatan
aktifitas direflekksikan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut jantung, respirasi
cardiac output dan kehilangan cairan. Kompensasinya adalah tekanan darah
meningkat 10-20 mmhg dan peningkatan nadi. Setelah kontraksi sistol kembali ke
level semula.

Setiap kontraksi 400ml darah dari uterus masuk ke sistem kardiovaskuler


sehingga kadar CO meningkat 10-15% dari tahanan perifer sehingga tekanan darah
dan nadi meningkat. Wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya
hipertensi dan TIK.

1. Posisi dan Ukuran Jantung


Seperti halnya uterus yang membesar dan diafragma yang mengalami
elevasi, jantung bergeser keatas dan sedikit kearah kiri dengan rotasi pada aksis
jantung, sehingga denyut jantung pada apeks bergerak lateral. Kapasitas jantung
meningkat 70-80 ml; hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau
hipertropi otot jantung. Ukuran jantung meningkat 12%.
Pembesaran uterus gravidus mendorong diafragma sehingga posisi jantung
terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri, pembuluh darah besar di
sekitar jantung mengalami lekukan dan putaran. Impuls pada apeks, point of
maximum impuls (PMI) bergeser ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Perubahan
posisi dan ukuran jantung serta hipervolemia menimbuklan perubahan hasil
auskultasi yang umum terjadi selama hamil. Bunyi S1 dan S2 lebih jelas
terdengar, S3 jelas terdengar setelah kehamilan 20 minggu. Selain itu murmur
ejeksi sistolik tingkat II dapat terdengar di atas daerah pulmonal (Bobak,2005).

Perubahan tersebut mengakibatkan :


Terjadi haemodilusi yaitu pengenceran darah yang mencapai puncaknya pada
usia kehamilan 32-34 minggu (Hanifa,1994) atau minggu ke 28-32
(Muchtar,1998)
Peningkatan Cardiac Output hingga 40 % yang terjadi pada awal kehamilan
dan puncaknya minggu ke 20-24 (Varney,1997). 30-50% pada kehamilan 32
minggu, menurun sampai 20% pada minggu ke-40 (Bobak,2005). Cardiac
Output = denyut jantung X stroke volume. Peningkatan ini merupakan
respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen jaringan (nilai normalnya
5-5,5L/menit). Hal ini menyebabkan meningkatnya frekwensi denyut jantung
dan nadi mencapai 88x/menit pada kehamilan 34-36 minggu (Hanifa,1994),
peningkatan 15 denyutan/menit (Ben-Zion,1994), peningkatan 10
denyutan/menit sehingga selama hamil terjadi peningkatan sebanyak
41.172.000 denyutan (Manuaba,1998).
Pada kehamilan lanjut ditemukan pergeseran pericardium ke kiri dan sering
terdengar bising sistolok di daerah apeks dan katup pulmonal (Hanifa,1994).
Jantung yang normal dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut, akan
tetapi apabila seorang ibu hamil memiliki sejarah penyakit jantung, peningkatan
Cardiac output ini akan meningkatkan resiko wanita hamil mengalami
Decompensatio Cordis (Gagal Jantung).
Pada saat melakukan ANC penting untuk mengetahui gejala dan tanda kelainan
jantung, karena itu bidan harus mewaspadai dan mengenali gejala dini
Decompensatio Cordis. Puncak keadaan Decompensatio Cordis itu akan
dijumpai pada waktu (Manuaba, 1998) :
Puncak Haemodilusi darah minggu ke 28-32.
Pada saat inpartu apabila ibu hamil mengerahkan tenaga untuk mengedan.
Pada saat plasenta lahir, anastomosis arteri pena hilang dan darah yang
seharusnya masuk ke ruang inter pilus sekarang darah kembali ke peredaran
darah umum dalam jumlah besar.
Pada saat Laktasi.
Pada saat terjadi perdaraah post partum yang memerlukan kekuatan ekstra
jantung untuk melakukan konpensasi.
Pada saat terjadi infeksi post partum.
Cardiac output tergantung pada posisi ibu dan akan menurun pada saat
posisi terlentang. Pada saat terlentang uterus gravidus menekan vena kava
inferior, mengurangi aliran balik vena ke jantung sehingga menurunkan Cardiac
output. Kehamilan penurunan cardiac output akibat posisi terlentang
mengakibatkan 1 10% ibu hamil mengalami Supine Hipotensi Syndrom yaitu
penurunan tekanan darah disertai gejala seperti pusing, mual, rasa seperti akan
pingsan.
2. Perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pada persalinan normal
Dalam kehamilan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskuler yang
merupakan penyesuaian maternal secara anatomis dan fisiologis. Adaptasi
tersebut untuk melindungi pungsi fisiologi normal karena peningkatan hormon
tubuh saat kehamilan ( Manuaba,1998), kebutuhan janin akan oksigen yang
meningkat 10-20 % (Ben-Zion,1994) dan kebutuhan metabolic selama
kehamilan, menjadikan bertambah banyaknya darah yang beredar sehingga
jantung harus bekerja lebih berat. Terutama adalah perubahan hemodinamik
maternal, meliputi :
retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
anemia relatif
akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
tekanan darah arterial menurun
curah jantung bertambah 30-50% menetap sampai akhir kehamilan
volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.
Sel darah putih (SDP) meningkat, seringkali sampai = 25.000/mm3.
Meskipun mekanisme yang menyebabkan jumlah SDP meningkat masih belum
diketahui, tetapi diduga hal itu terjadi akibat stres fisik atau emosi atau trauma
jaringan. Persalinan sangat melelahkan. Melakukan latihan fisik saja dapat
meningkatkan jumlah SDP. Terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer,
kemungkinan sebagai respons terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh
darah ibu oleh janin yang melalui jalan lahir. Pipi menjadi merah, kaki panas
atau dingin, dan terjadi prolaps hemoroid.
3. Perubahan tekanan darah
Bidan dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah. Ada beberapa faktor
yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah, yang menurun pada arteri
uterus akibat kontraksi, diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer. Timbul
tahanan perifer, tekanan darah meningkat, dan frekuensi denyut nadi melambat.
Pada tahap pertama persalinan, kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik
sampai sekitar 10 mmHg. Oleh karena itu pemeriksan tekanan darah diantara
kontraksi memberi data yang lebih akurat. Pada tahap kedua, kontraksi dapat
mengingkatkan tekanan sistolik sampai 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai
25 mmHg. Akan tetapi, baik tekanan sistolik maupun diastolik akan tetap sedikit
meningkat diantara kontraksi. Wanita yang memang memiliki risiko hipertensi
kini resikonya meningkat untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan otak.
Wanita harus tahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver Valsava (menahan
nafas dan menegangkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua.
Aktivitas ini meningkatkan tekanan intratoraks, mengurangi aliran balik vena,
dan meningkatkan tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat,
sedangkan nadi melambat untuk sementara. Selama wanita melakukan manuver
Valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita
menarik nafas. Hipotensi supine terjadi saat vena kava asenden dan aorta
desenden tertekan. Ibu memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami hipotensi
supine, jika pembesaran uterus berlebihan akibat kehamilan kembar, hidramnion,
obesitas , atau dehidrasi dan hipovolemia. Selain itu, rasa cemas dan nyeri serta
penggunaan analgesik dan anestetik dapat menyebabkan hipotensi.
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik
rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.
Diantar kontraksi-kontraksi uterus, tekana darah akan turun seperti seblum
masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi. Arti penting dan
kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,
sehingga diperlukan pengukuran diantara kontraksi. Jika seorang ibu dalam
keadaan sangat takut/kawatir, pertimbangkan kemungkinan rasa takutnyalah
yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan pre eklamsia, oleh karena itu
diperlukan asuhan yang mendukung yang menimbulkan ibu rileks/santai.
Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan
uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan sirkulasi
darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu, ibu dapaat terjadi hipotensi
dan janin dapat asfiksia. Oleh karena itu posisi tidur ibu selama persalinan yang
terbaik adalah menghindari posisi tidur terlentang. Untuk memastikan tekanan
darah yang sesungguhnya maka diperlukan pengukuran tekanan darah diluar
kontraksi.
4. Denyut jantung
Perubahan yang menyolok selama kontraksi dengan kenaikan denyut
jantung, penurunan selama acme sampai satu angka yang lebih rendah dan
angka antara kontraksi. Penurunan yang menyolok selama acme kontraksi uterus
tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut
jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
persalinan atau sebelum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan
metabolisme yang terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit naik
merupakan keadaan yang normal, meskipun normal perlu dikontrol secara
periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejumlah perubahan perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama
persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat
dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat
mengintepretasikan tanda-tanda gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik
dan laboratorium apakah normal atau tidak selama persalinan kala I.
Perubahan fisiologis terjadi pada tekanan darah,metabolisme,suhu badan,denyut
jantung,pernafasan,hematologi,uterus,serviks dan kardiovaskular.

B. Saran
Sebagai tenaga medis terutama seorang bidan harus mampu menjelaskan
segala perubahan yang terjadi pada masa persalinan kepada ibu. Sehingga ibu
mengerti bahwa keaadaan tersebut wajar.

DAFTAR PUSTAKA

Coad, Jane. 2007. Anatomi dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta: EGC

Rohani,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba


Medika
Nuraisah, Ai. 2012, Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Refika
Aditama
Nanny, Vivian. 2012, Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
PERUBAHAN FISIOLOGIS

SISTEM KARDIOVASKULER PERSALINAN KALA I

makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan

Dosen Pengampu : Triana, M.Mid


Disusun Oleh :

Annisa Nurviani

Devi Hardiyanti

Muryani

Rizky Rahayu Pradani

Wuri Sugih Pakerti

PROGRAM NON REGULER KELAS KERJASAMA IBI KOTA PEKALONGAN

PRODI DIV KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2016

Anda mungkin juga menyukai