Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung

diperlukan untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan

oksigen dari sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu,

jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Proses kehamilan sampai kelahiran meruapakn rangkaian dalam satu

kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap

nidasi, pemiliharaan kehamilan, peruabhan endokrin sebagai persiapan

menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapa untuk memelihara

bayi.

Dalan menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami

perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.

Mulai dari trismester 1 sampai dengan trimester 3 kehamilan. Perubahan sistem

perkemihan, peruabhan isiten musculoskeletal dan peruabahan sistem

kardiovaskuler.

Dari masa kehamilan, persalinan dan nifas tentunya akan mengalami

perbedaan dan peruabhan fisiologi pada sistem-sistem yang terjadi di dalamnya,

salah satunya adalah perubahan fisiologi masa nifas pada sistem kardiovaskuler.

Menginat adanya peruabahan itulah maka penyusun membuat makalah yang

kardiovaskuler pada masa kehamilan.

1
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien perubahan fisiologi kardiovaskuler

ibu hamil ?

C. Tujuan

a. Tujuan umum

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada perubahan fisiologi

kardiovaskuler ibu hamil.

b. Tujuan khusus

1. Mampu memahami konsep tentang perubahan fisiologi kardiovaskuler ibu

hamil : Definisi dan sisitem kardiovaskuler.

2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien perubahan fisiologi

kardiovaskuler ibu hamil.

3. Mampu merencanakan membuat perencanaan Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan perubahan fisiologi kardiovaskuler ibu hamil.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung

dan peredaran darah. Ada dua jenis peredaran darah yaitu sistem peredaran

darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah yang

merupakan bagian dari kinerja jantung dan jaringan oembukuh darah (sistem

kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini mejamin kelangsungan hidup organisme,

didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat

kimia dan fisiologi cairan tubuh.

Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon

dioksida dalam arah yang berlawanan. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang

berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan

dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan

mereka, diproses atau disimpan.

Metabolit yang dihasilakn atau produk limbah (seperti urea atau asam

urat) yang kemuadian di angkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi

(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel

kekebalan tubuh dan bagiabagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak system organ

dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada

perubahan metabolik oleh karena adanya jann, plasenta dan uterus dan terutama

kenaikan hormon kehamilan seperti progesteron dan estrogen. Perubahan

3
selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah peruabhan anatomi

disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.

B. Sistem kardiovaskuler

Kehamilan akan menyebabkan perubahan sistem kardiovaskular terutama

peningkatan metabolisme ibu dan janin.

1. Volume darah

Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardiovaskuler mengalami

perubahan, antar lain :

a. Penebalan otot dinding vertikel (trimester 1)

b. Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung karena volume

rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan

posisi jantung bergesar ke atas dan kiri.

c. Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan),

murmur sistolik dan perubahan tekanan darah.

Perubahan-peruabahn tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe

kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/hari. Ibu hamil sering lebih

cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada tungkai

bawah, terjadinya anemia fisiologis (keadaan normal Hb 12 gr% dan

hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan

diaphoretic bila berada dalam posisi. Walaupun begitu dalam keadaan

normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu.

4
Namun pada ibu hamil dengan riwayat penyakit jantung, kondisi ini

memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau

gangguan pada jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum

merencanakan kehamilan.

Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 –

8 minggu dan akan mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34

minggu. Peningkatan volume darah meliputi volume plasma, sel darah

merah dan sel darah putih. Volume plasma meningkat 40 – 50 %, sedangkan

sel darah merah meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia

fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena

adanya hemodilusi, viskositas darah menurun kurang lebih 20%.

Mekanisme yang pasti peningkatan volume darah ini belum diketahui, tetapi

beberapa hormon seperti rennin-angiotensin-aldosteron, atrial natriuretic

peptide, estrogen, progresteron mungkin berperan dalam mekanisme

tersebut. Volume darah, factor I, VII, X, XII dan fibrinogen meningkat.

Pada proses kehamilan, dengan bertambahnya umur kehamilan, jumlah

trombosit menurun. Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan

terhadap perdarahan katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi

terhadap fenomena tromboemboli. Karena plasenta kaya akan

tromboplastin, maka bila terjadi Solusio plasentae terdapat risiko terjadinya

DIC.

5
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :

a. Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada

pembesaran uterus dan unit foeto-plasenta.

b. Mengisi peningkatan resevoir vena.

c. Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.

d. Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.

Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.

2. Perubahan sistem kardovaskuler

Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksima

dicapai pada kehamilan 24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut

jantung ketinggalan dibelakang peningkatan cardiac output dan kemudian

meningkat 10-15 kali permenit pada kehamilan 28 – 32 minggu. Peningkatan

cardiac output mula-mula tergantung kepada peningkatan stroke volume dan

kemudian dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan

stroke volume dari pada perubahan denyut jantung. Dengan ekhokardiografi

terlihat adanya peningkatan ukuran ruangan pada end diaslotic dan ada

penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac output bervariasi tergantung

kepada besarnya uterus dan posisi ibu saat pengukuran dilakukan.

Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval

ketika wanita hamil tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan

menyebabkan penurunan venous return dan maternal hipotensi,

menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive syndrome, 10%

wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi

6
terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterine

blood flow dan foetal asfiksia. Efek ini akan lebih hebat lagi pada pasien

dengan polihidramnion atau kehamilan kembar.

Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 %

dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode post partum,

cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas

periode pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut

tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi

placental autotransfusi sebanyak 300 – 500 ml. CVP meningkat 4-6 cm H2O

karena ada peningkatan volume darah ibu. Peningkatan stroke volume dan

denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan cardiac output.

Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien

dengan kelainan katup jantung ( misal : aorta stenosis, mitral stenosis ) atau

apenyakit jantung koroner. Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi

pada kehamilan 24 minggu, selama persalinan dan segera setelah persalinan.

Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai

sebelum persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan kembali kelevel saat

tidak hamil pada 6 – 8 minggu setelah melahirkan. Kecuali peningkatan

cardiac output, tekanan darah sistolik tidak berubah selama kehamilan, tetapi

tekanan darah diastolic turun 1 – 15 mmHg. Ada penurunan MAP sebab ada

penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti

estradiol 17-B dan progesterone mungkin berperan dalam perubahan

vaskuler Ibu.

7
Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang peranan penting.

Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas karena diafragma tertekan

ke atas oleh uterus yang membesar.

3. Tekanan darah

Pada masa kehamilan, kekerapan deta jantung memang agak meningkat,

begitu pula denyut nadi, yang bisa mencapai 88 pulse per menit, terutama

dalam usia kehamilan 34 – 36 minggu. Volume plasma pada masa

kehamilan, juga meningkat. Menurut Adams (1954), peningkatan volume

plasma bermula pada sekitar akhir trimester, dan mencapai puncaknya pada

sekitar minggu ke 32-34, yang kemudian menetap selama trimester terakhir

kehamilan. Pada saat itu, volume plasma bertambah sebesar 22%

dibandingkan pada saat sebelum mengandung. Peningkatan volume plasma

masih berlangsung setelah 12 – 24 jam pasca-persalinan. Setelah proses itu

terlewati, volume plasma akan menurun kembali pada nilai volume plasma

seperti sebelum hamil.

Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua minggu

pascapersalinan. Semua ini merupakan perubahan alamiah, yang tidak akan

berpengaruh pada jantung normal. Tetapi jantung yang sakit, tentunya bakal

kewalahan.

Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan normal. Tetapi

pada trimester II terjadi sedikit penurunan tekanan diastolic. Tekanan arterial

pulmonal juga relatif konstan. Bagaimanapun tonus vaskuler lebih

tergantung pada pengaruh simpatik disbanding pada wanita tidak hamil.

8
Sehingga hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik pada spina

maupun ekstradural anaestesi.

Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah selama

kehamilan tetapi tekanan venous femoralis meingkat secara progressive oleh

karena factor mekanik.

4. Kompresi aortokaval

Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava

inferior dan aorta distal ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan

pada vena kava akan mengurangi venous return ke jantung sehingga cardiac

output juga akan menurun sampai 24 %. Pada keadaan ibu tidak dalam

keadaan anestesi maka penurunan ini akan dikompensasi dengan

peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan frekuensi denyut

jantung.

Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme tersbut tidak

begitu baik, sehingga tekanan darah berkembang menjadi hipotensi.

Obstruksi pada aorta distal dan cabang cabangnya akan menyebabkan aliran

darah ke ginjal, unit uteroplasenta dan ekstremitas inferior menurun. Pada

kehamilan trimester akhir, fungsi ginjal Ibu akan menurun pada keadaan ibu

telentang dibanding pada posisi lateral. Selanjutnya janin juga akan kurang

suplai darahnya.

5. Implikasi klinik

Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan dan

persalinan, kesehatan wanita tidak terganggu oleh karena adanya reserve

9
jantung. Pada keadaan dimana ibu hamil dengan penyakit jantung dan

rendahnya reserve jantung, peningkatan kerja jantung akan menyebabkan

kelemahan ventrikel dan edema paru. Pada wanita ini, selanjutnya

peningkatan kerja jantung dicegah dengan pemberian analgetika untuk

menekan sakit terutama dengan pemberian ekstradural atau spinal anaestesi.

Sejak cardiac output meningkat segera setelah post partum, blokade simpatik

akan dipertahankan beberapa jam sesudah persalinan dan secara perlahan

lahan akan berkurang.

C. Etiologi

Faktor-faktor yang akan meningkatkan stress pada jantung seperti

anemia, infeksi, situasi dirumah yang mencangkup tanggung jawab keluarga,

anak-anak yang lain atau anggota keluarga secara luas.

D. Patofiologi

1. Pada usia kehamilan < 32 minggu perubahan kardiovaskuler akan terjadi pada

ibu hamil dan disertai perubahan hormon estrogen dan progesteron akan

mengakibatkan peningkatan jumlah ukuran pembuluh darah.

2. Terjadi hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak

umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu.

Uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan

sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan

dan putaran. Kemudian 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan

volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh

darah, kemudian dikuti periode dieresis pascapersalinan yang menyebabkan

10
hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien

yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.

3. Setiap kehamilan membutuhkan tuntutan ekstra pada system kardiovaskuler,

terutama jantung, volume darah dan curah jantung meningkat 40% dan

kecepatannya meningkat. Jantung yang normal mampu dengan baik

mengkompensasi tambahan kerja, tetapi jntung yang mengalami kerusakan

atau penyakit mungkin tidak dapat berkembang menjadi dekompensasi. Ibu

hamil dengan penyakit jantung ini bila dipicu oleh beberapa faktor akan

mengalami serangan jantung misalnya anemia, infeksi, masalah keluarga.

Factor-faktor pemicu tersebut akan menigkatkan stress jantung sehingga

volume sirkulasi akan meningkat dan menimbulkan gejala dekompensasi

jantung diantaranya meningkatkan rasa letih, sesak nafas, mur-mur dan ralea,

hemoptesis, edema, nadi tak teratur, pengumpulan dalam dasar paru yang hal

ini akan membawa dampak pada janin yang dikandungnya.

4. Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami

permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada

saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin

meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran

darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui  ari –

ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin.

5. Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung

pada ibu hamil  dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan.

Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari –

11
ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama

akan berkurang. Janin  mengalami gangguan pertumbuhan  serta  kekurangan

oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran

dan kelahiran prematur (kelahiran sebelum cukup bulan). Terutama bila

selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan

kehamilan  dan pengobatan dengan tepat.

E. Klasifikasi

Kelas I :

1. Tanpa pembatasan kegiatan fisk.

2. Tanpa gejala pada kegiatan biasa.

Kelas II :

1. Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya.

2. Waktu istirahat tidak ada keluhan.

3. Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala infusiensi jantung.

4. Gejala adalah lelah, palpitai, sesak nafas dan nyeri dada.

Kelas III :

1. Kegaitan fisik sangat dibatasi.

2. Waktu istirahat tidak ada keluhan.

3. Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufusiensi jantung.

Keas IV :

Waktu istirahat dapat timbul keluhan insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik

yang tidak berat. Kira – kira 80 % penderita adalah kelas I dan II, serta

12
kehamilan dapat meningkat kelas tersebut menjadi II, III, VI. Faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi adalah umur, anemia, adanya aritmia jantung dan

ventrikuler, dan pernah sakit jantung.

F. Faktor predisposisi
Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan super imposed

preeklamasi atau eklampsia, aritmia jantung atau hipertropi ventrikel kiri,

riwayat dekompensasi kordis, anemia.

G. Manifestasi Klinis

Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah

tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai

bawah, hepatomegali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan

gejala gagal jantung kanan. Perlu di awasi saat-saat berbahaya bagi penderita

penyakit jantung yaitu :

1. Antara minggu ke 12 dan 32 terjadi perubahan hemodinamik, terutama

minggu ke 28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung

maksimum.

2. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke

dalam sirkulasi sistemik sebesar 15-20% dan ketika meneran pada partus

kala II, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.

3. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obtruksi uterus

yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas

bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.

13
4. 4 – 5 hari setelah persalinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli

pulmonal dari trombus iliofemoral.

Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronki yang menetap di

dasar paru dan tidak hilang setelah menarik nafas dalam 2-3 kali.

H. Komplikasi

Perubahan fisiologi kardiovaskuler pada ibu hamil mempunyai

komplikasi yaitu anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah

11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2

(Saifuddin, 2006).

I. Penatalaksanaan

Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli

jantung. Secara garis besar penatalaksanaan mencakup mengurangi beban kerja

jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deureti, meningkatkan

kontraktilitas jantung dengan digitalis dan menurunkan after load dengan

vasodilator.Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :

1. Kelas I

Tidak memerlukan pengobatan tambahan.

2. Kelas II

Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus

menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu.

Pasien dirawat bila dalam keadaan buruk.

Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampi cukup bulan dan

melahirkan pervagina, namun harus diawasi dengan ketat. Pengawasan kala I

14
setiap 10-15 menit dan kala II setiap 10 menit. Bila terjadi takikardi,

takipnea, sesak nafas ( ancaman gagal jantung ), berikan digitalis suntikan

sedilanid IV dengan dosis awal 0,8 mg, dapat diulang 1-2 kali dengan selang

1-2 jam. Selain itu dapat di beri oksigen, morin ( 10-15mg ), dan diuretic.

Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung

selama 20 menit dan ibu tidak dapat meneran akhiri dengan ekstraksi cunam

atau vakum dengan segera.

Rawat pasien sampai hari ke 14, mobilisasi bertahap dan pencegahan

infeksi, bila fisik memungkinkan, pasien dapat menyusui.

3. Kelas III

Dirawat di rumah sakit selama hamil terutama UK 28 minggu dapat diberikn

diuretic.

4. Kelas IV

Harus di rawat di rumah sakit.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Primer

1. Airway/Jalan Nafas

Jalan nafas tidak terganggu.

2. Breathing/Pola Nafas

Pola nafas ibu hamil tidak teratur suplai oksigen didalam darah berkurang.

3. Circulation/Sirkulasi

Circulation pada ibu hamil terganggu karena darah tidak tersuplai dengan

baik. Ibu hamil akan berisiko kekurangan darah dan menimbulkan masalah :

a. Gangguan pemenuhan nutrisi

b. Gangguan aktivitas

4. Disability/Kesadaran

A : Alert

V : Responsive to voice

P : Responsive to pian

U : Unressponsive

Pada kasus ini kesadaran yang dialami oleh ibu yaitu V karena ibu tidak

sepenuh nya sadar.

5. Eksposure

Eksposure adalah pemeriksaan fisik secara sekilas untuk melihat kelainan

pada tubuh. Perubahan fisiologis kardiovaskuler pada ibu hamil saat

pemeriksaan eksposure adalah terdapat edema.

16
B. Pengkajian Sekunder

Pada pengkajian sekuder hal yang dilakukan yaitu :

1. Anamnesa

a. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,

status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, no.registrasi,

tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

b. Keluhan utama

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap diperlukan :

 P : provoking incident

 Q : Quality of pain

 R : Region

 S : Scale of pain

 T : Time

c. Riwayat penyakit

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu mengkaji riwayat penyakit

sekarang, dahulu dan keluarga.

2. Pemeriksaan fisik

a. Look (inspeksi)

b. Feel (palpasi)

c. Move (pergerakan terutama lingkup gerak)


3. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan radiologi
b. Pemeriksaan laboratorium

17
C. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peniingkatan volume

sirkulasi.

b. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume

sirkulasi.

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dan

interprestasi.

D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Resiko penurunan
curah jantung
berhungan dengan
peningkatan volume
sirkulasi.
2. Penurunan perfusi
jaringan berhubungan
dengan perubahan
volume sirkulasi.
3. Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya informasi
dan interprestasi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada saat ke penyakit jantung merupakan komplikasi medis yang paling

umum terjadi selama kehamilan. Pengendalian curah jantung dan

pemerhatiannya adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang telah

menderita penyakit jantung sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup

18
rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan

ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik.

Penyakit ini bertambah parah apabila gaya hidup anda tidak berubah.

Pada saat hamil kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling

mempengaruhi. Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan

ibu menjadi prioritas utama. Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan,

pemeriksaan diagnostik dan pembedahan perlu dihindarkan pada ibu hamil,

tetapi bila diperlukan dapat dilakukan.

B. Saran

Sebagai saran kami, sebagai penolong persalinan kita harus bisa

mendeteksi secara dini penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan sehingga

dapat meminimalkan atau meghilangkan resiko cacat atau kematian janin. Kita

harus bisa mengetahui penanganan yang tepat atau pengobatan yang aman buat

kehamilan ibu sehingga persalinan dapat berjalan secara fisiologi. Selain itu,

kesadaran dari ibu untuk memeriksakan diri selama hamil sehingga tidak dapat

terdeteksi secara dini.

DAFTAR PUSTAKA

IKAPI.2008. Gaya Hidup Dan Penyakit Modern. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Manuaba, Ida B.G. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi.

Jakarta : EGC

19
Manuba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC

Siu SC, et al. 2009. Prospective multicenter study of pregnancy outcomes in women

with heart disease

Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas, Edisi 2. Jakarta : EGC

University. (Online) diakses pada 14 maret 2020, pukul 12.06.

http://eprints.gla.ac.uk/100/1/BMJSattar2002.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai