GERONTIK
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan dan pimpinanNya sehingga Makalah Keperawatan Gerontik yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Lansia dengan Resiko Jatuh”, dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
ii
Daftar Isi ......................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan
I. Latar Belakang ............................................................................
1
II. Tujuan .........................................................................................
2
Bab II Tinjauan Pustaka
I. Konsep Teori Syok
A. Definisi Jatuh ......................................................................... 3
B. Penyebab – Penyebab Jatuh Pada Lansia ................................. 3
C. Faktor Resiko .......................................................................... 5
D. Pathway .................................................................................. 7
E. Komplikasi ................................................................................ 8
F. Pencegahan................................................................................. 7
G.Pengkajian................................................................................... 9
H. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan ...................................... 12
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ...............................................................................
19
B. Saran .........................................................................................
19
Daftar Pustaka ..............................................................................................
iii
20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jatuh biasanya dianggap sebagai konsekuensi alami menjadi tua. Lansia yang
karena mereka secara khas lebih rentan dan memiliki banyak disabilitas. Insiden
jatuh setiap tahunnya dikomunitas meningkat dari 25 % pada usia 70 tahun menjadi
35% setelah berusia lebih dari 75 tahun. Satu dari tiga Jumlah lansia yang terus
hidup lansia. Kualitas hidup lansia dicapai salah satunya dengan pencegahan masalah
yang akan terjadi pada lansia.Jatuh merupakan salah satu problem yang dihadapi
lansia. Saat lansia jatuh akan terjadi penurunan kemandirian lansia, meningkatnya
biaya hidup lansia bahkan kematian, sehingga perlu ada usaha pencegahan jatuh
Ditinjau dari segi manifestasi klinis, jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera
dan kerusakan fisik dan psikologis. Konsekuensi yang paling ditakuti dari kejadian
jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh
adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis. Osteoporosis yanglebih
umum terjadi pada wanita merupakan faktor penting yang turut berperan pada
insiden jatuh.
Manifestasi psikososial dari jatuh dapat memiliki banyak dampak pada lansia
sama halnya seperti dampak akibat cedera fisik, jika tidak lebih berat. Walaupun
cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat
memiliki banyak konsekuensi, termasuk ansietas, menarik diri dari kegiatan sosial,
1
pembatasan dalam aktivitas sehari-hari. Konsekuensilain dari jatuh yaitu hilangnya
kematian dan takut menjadi beban keluarga dan teman-teman.Jatuh danrasa takut
(Riskesdas 2013).
B. Tujuan
Untuk menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Resiko Jatuh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
lantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka.
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung
benda – benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.
misalnya karena mata kurang awas, benda – benda yang ada di rumah
tertabrak, lalu jatuh, nyeri kepala dan atau vertigo, hipotensi orthostatic,
3
b. Obat – obatan
- Diuretik / antihipertensi
- Antidepresen trisiklik
- Sedativa
- Antipsikotik
- Alkohol
- Kardiovaskuler :
Aritmia
Stenosis aorta
- Neurologi :
TIA
Stroke
Serangan kejang
Parkinson
Penyakit serebelum
4
- Penurunan darah ke otak secara tiba – tiba
- Terbakar matahari
C. Faktor Resiko
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:
1. Sistem sensorik
3. Kognitif
4. Muskuloskeletal
5
ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang
terjadi akibat proses menua tersebut antara lain di sebabkan oleh:
e) Kerusakan proprioseptif.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia dibagi dalam dua
golongan besar:
a. Faktor instrinsik
6
Faktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa
seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi
yang sama mungkin tidak jatuh. Faktor intrinsik tersebut antara lain
adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya
berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu
kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan
gelap, keringat dingin, pucat dan pusing.
b. Faktor ekstrinsik
D. Patofisiologi
7
3. Perlambatan konduksi saraf : waktu reaksi yang pendek, menurunnya
kesadaran sensorik untuk perabaan ringan, vibrasi dan temperature.
Meningkatnya ayunan tubuh, serta gangguan reflex tegak.
E. Komplikasi
1. Perlukaan ( injury )
a. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau
c. Hematom subdural
8
2. Perawatan rumah sakit
c. Disabilitas
pembatasan gerak
F. Pencegahan
Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah
Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor
menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda – benda kecil
yang susah dilihat. Peralatan rumah tangga yangsudah tidak aman ( lapuk,
aktifitas lansia. Kamar mandi dibuat tidak licin, sebaiknya diberi pegangan
9
pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka.WC sebaiknya dengan kloset
terjadinya jatuh akibat minum obat tertentu.Alat bantu berjalan yang dipakai
lansia baik berupa tongkat, tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan
yang kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan
badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan
latihan oleh rehabilitasi medik. Penilaian gaya berjalan ( gait ) juga harus
pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup
untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat
kelainan / penurunan.
10
diatas.Faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai
aktifitas fisik seberapa jauh yang aman bagi penderita, aktifitas tersebut tidak
pemeriksaan kondisi fisik.Bila lansia sehat dan tidak ada batasan aktifitas
G. Pathway
- Kelambanan gerak
- Penurunan irama
- Kaki cenderung gampang goyah
- Keterlambatan mengantisipasi gangguan
seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba
11
Resiko Jatuh
H. Pengkajian
a. Pengkajian fisik
dan keseimbangan.
12
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini:
Skor
No Tes uji keseimbangan
0 1
1 Bangun
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali
gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke bagian depan
kursi dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali
2 Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah
kursi
3 Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa
mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3
kali)
Klien menggerakkan kaki ke atas, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya
4 Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien
tentang input penglihatan untuk keseimbangan)
5 Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya,
keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
6 Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan
bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada
ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu
untuk dukungan
7 Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil
objek-objek kecil dari lantai, memegang objek
untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha
13
multipel untuk bangun
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini
Skor
No Tes uji keseimbangan
0 1
1 Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk
dukungan
2 Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat
melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki
terlalu tinggi (< 5 cm)
3 Kontinuitas langkah kaki (lebih baik di observasi dari
samping klien
Setelah langkah-langkah awal,lamgkah menjadi tidak
konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara
kaki yang lain menyentuh lantai
4 Ketidaksimetrisan langkah (lebih baik di observasi
dari belakamg klien)
Tidak berjalan dalam garis, bergelombang dari satu
sisi ke sisi
5 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari belakang klien)
6 Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan
14
5. Penyakit akut seperti infeksi
b. Pengkajian psikososial meliputi kesehatan emosi, prilaku dan kemampuan
e. Pengkajian riwayat jatuh, yaitu kegiatan apa yang dilakukan sehingga berakibat
jatuh. Apa yang terjadi setelah jatuh, dan apakah orang itu pernah jatuh
sebelumnya
15
- Tidak ada 4. Kaji intervensi yang
ekspresi wajah pengetahuan dan cocok dan untuk
mengevaluasi
dari kepercayan
keefektifan dari
nyeri/ketidakny terhadap nyeri terapi yang
amanan 5. Kaji penyebab, diberikan.
6. Untuk meningkatkan
- Tidak ada kualitas, lokasi,
kenyamanan klien
diaphoresis skala dan 7. Untuk memberikan
- Tidak ada waktu/durasi penurunan nyeri dan
mencegah
kelemahan nyeri.
kekurangan atau
- Respirasi dalam 6. Ajarkan kelebihan obat
batas normal manajemen obatan
(12-24 x/menit) nyeri non
- Nadi dalam farmakologi Distraction
batas normal dengan nafas
1. Dapat mengurangi
(60-100x/menit) dalam ansietas dan rasa
7. Kolaborasi takut, sehingga
dengan dokter mengurangi persepsi
akan intensitas rasa
pemberian sakit
analgesik 2. Meningkakan
Distraction releksasi dan
membantu untuk
1. Dorong individu memfokuskan
perhatian sehingga
memilih teknik
dapat meningkatkan
distraksi yang ia sumber koping
sukai seperti
Simple massage
music,
percakapan yang 1. Memudahkan
partisipasi pada
menarik, atau
aktifitas tampa
humor. timbul rasa tidak
2. Evaluasi dan nyaman
dokumentasi 2. Menjaga agar klien
tetap merasa
respon dari nyaman.
teknik distraksi 3. Membantu
16
merilekskan tubuh
klien
Simple massage 4. Mempermudah
pemijatan
1. Pilih area tubuh B.
untuk dilakukan
pemijatan
2. Hindari terlalu
banyak
percakapan
selama pemijata
kecuali
menggunakan
teknin distraksi
3. Dorong klien
menarik nafas
dalam dan relaks
selama
pemijatan
4. Gunakan minyak
saat pemijatan
17
dibuktikan oleh fungsi jantung diri: meningkatkan
tidak adanya klien. rasa kontrol dan
kontraktur. 3. Observasi kemandirian klien
lingkungan 5.
terhadap bahaya- diri dan kemandirian
bahaya keamanan pasien
yang potensial.
Ubah lingkungan
untuk
menurunkan
bahaya-bahaya
keamanan.
4. Ajarkan tentang
tujuan dan
pentingnya latiha
5. Ajarkan
penggunaan alat-
alat bantu yang
tepat
3 Risiko jatuh Setelah dilakukan Environmental 1. Mengurangi resiko
berhubungan tindakan keperawatan Management: cedera
18
menjelaskan jika mungkin dapat gejala seperti
terjadi serangan meningkatkan hipotensi,
inkontinensia
dan cara resiko jatuh
urin, aliran
mengantisipasiny darah otak
2. Instruksikan
a berkurang,edem
pasien agar a, pusing,
memanggil kelemahan
kelelahan dan
asisten ketika
kebingungan.
melakukan 2. Untuk
pergerakan membantu klien
melakukan
aktifitas.
19
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /
tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor yang berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut maupun faktor ekstrinsik,
sehingga dapat memberikan komplikasi yang cukup serius kepada lanjut usia/lansia.
Oleh sebab itu diperlukan asuhan keperawatan lansia dengan resiko jatuh, agar
perawat dapat melakukan tindakan yang tepat bagi lansia dengan resiko jatuh.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang asuhan keperawatan lansia dengan
resiko jatuh ini, dapat menambah ilmu dan pengetahuan kepada tenaga kesehatan
khususnya perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada lansia dengan
resiko jatuh.
20
DAFTAR PUSTAKA
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/2b58a90e24a674449435
Ahern ; alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi bahasa indonesia, Dwi
Bagus, Muhammad. _____. Patofisiologi, Woc dan Pencegahan Resiko Jatuh Rina.
21