Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR LAKTASI DAN MENYUSUI

DOSEN PEMBIMBING :
RATNA DEWI SKM,M.PH

DISUSUN OLEH :
1. DELTIN TIARA RINDIANI
2. DINA FITRIANI
3. DINI ROSVI AMANDA
4. EKA SARA
5. ENDAH PERMATA SARI
6. PIPIN FARISKI
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN T.A 2018/201
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR LAKTASI DAN
MENYUSUI ”. Saat membahas makalah ini, kami mencoba menggunakan bahasa yang
mudah dan mudah dipahami oleh semua orang, sehingga lebih mudah dimengerti oleh
pembaca. Makalah lebih ilmiah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua,
terutama mahasiswa kesehatan.

Kami mengerti dalam menyusun makalah ini belim selesai sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam mengingat makalah ini, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan juga dalam pembuatan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
dibangun demi mencapainya demi melengkapi dalam makalah ini.

Bengkulu, 7 Agustus 2019


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR …………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang………………………………………………………………………………1

Tujuan…………………………………………………………………………………………2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Anatomi dan Fisiologi Payudara………………………………………………………………3

Posisi menyusui yang benar …………………………………………………………. 5

Tujuan rawat gabung ……………………………………………………………………… 5

Manfaat Pemberian ASI untuk Bayi …………………………………………………… .. 6

Komposisi Gizi dalam ASI ……………………………………………………………… .. 7

Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan PASI ……………………………………………. 7

Upaya Memperbanyak ASI………………………………………………………………… .. 9

Tanda Bayi Cukup ASI …………………………………………………………………… .. 9

ASI Eksklusif ………………………………………………………………………………. 10

Cara Merawat Payudar ………………………………………………………………… .. 10

Cara Menyusui yang


Benar……………………………………………………………………….…11

Masalah Dalam Menyusui Bayi ………………………………………………..……………12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 14

Saran …………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laktasi adalah keseluruhan proses pemberian mulai dari ASI yang dikirimkan hingga
proses bayi menghisap dan dibeli ASI. Laktasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari siklus replikasi mamalia termasuk manusia. Laktasi memiliki tujuan meningkatkan
pemberian ASI eklusif dan dikelola dengan ASI hingga anak berumur 2 tahun dan benar-
benar dilengkapi dengan anak-anak.

Prinsip pemberian ASI harus sedini mungkin dan Eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam jangka waktu satu jam setelah lahir. Seorang ibu dikodratkan untuk
memberikan udara susunya kepada bayi yang telah disetujuinya, di mana kodrat ini
merupakan tugas yang mulia bagi Ibu itu sendiri demi keselamatan bayi dikemudian hari.
Namun pada saat proses kelahiran, saat pertama kali melahirkan, kadang-kadang air susu
Ibu tidak atau susah untuk keluar dari bayi ini sementara diberikan susu botol yang akan
digunakan bayi menghisap titik, sehingga dapat dipertanyakan saat menempatkan
menetek. Rujukan pertama bayi yang biasa mencari susu ibu terdiri dari mulut bayi yang
merupakan hal penting dalam proses produksi ASI.

Sejak abad ke-19 para pakar telah menyetujui ASI lebih unggul dari pada susu sapi
atau bahan lain .Sayangnya terkait dengan perawatan bayi yang berkaitan dengan orang
lain seperti tingkah laku tradisional, jadi sedikit demi sedikit diperhitungkan. Hal ini
berkaitan dengan kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan susu buatan
untuk bayi yang memiliki manfaat sama dengan ASI, penggunaannya lebih praktis,
dengan promosi pemasaran yang gencar.

Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor: 450
/ MENKES / SKIV / 2004 mengajak bangsa Indonesia untuk melaksanakan hanya ASI
saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2
tahun .
B. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Agar mahhasiswa dapat mempelajari Manfaat pemberian ASI
3. Agar pelajar mengetahui apa yang bisa memperbannyak ASI
4. Agar siswa tahu tanda bayi cukup ASI
5. Agar siswa dapat memahami ASI Eksklusif
6. Agar pelajar mengetahui cara merawat payudara
7. Agar pelajar mengerti cara merawat yang benar
8. Agar pelajar mengetahui masalah

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian laktasi
2. Anatomi dan fisiologi dalam laktasi
3. Dukungan bidan dalam laktasi
4. Manfaat pemberian ASI
5. Komposisi gizi dalam ASI
6. Upaya memperbanyak mengkosumsi ASI
7. Tanda bay cukup ASI
8. ASI ekslusis
9. Kebijakan program nasional tentang Laktasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan
dan menelan susu.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari
plasenta meningkatkan tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar estrogen yang tinggi.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA

Payudara vertikal secara vertikal terletak pada kosta II dan IV, secara horizontal mulai
dari garis sternum hingga linea aklaris medialis. Kelenjar susu berada dijaringan sub kutan,
lolos antara jaringan sub kutan dangkal dan profundus, yang ditangkap muskulus pectoralis
mayor.

Ukuran normal 10-12 cm dengan berat wanita hamil adalah 200 gram, pada wanita hamil
400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara
akan bervariasi sesuai dengan fungsinya. Payudara menjadi saat hamil dan menyusui dan
biasanya mengecil setelah menopause.Pembesaran ini terutama disebabkan oleh
pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.

Ada 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papilla atau put. Areola mamae
(kalang payudara) ditempatkan menempatkan susu dan kegelapan yang ditimbulkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna tergantung dari corak
kulit dan keberadaan kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan
berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan
kemudian menetap.

Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung memiliki variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula. Di tempat ini terdapat lubang-
lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat polos yang
tersusun atas sirkuler sehingga jika ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan susu ereksi, sementara serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
menempatkan susu tersebut.

Ada empat macam bentuk menempatkan yaitu bentuk yang normal / umum, pendek / datar,
panjang dan memegang ( terbalik ). Namun bentuk-bentuk menempatkan tidak terlalu
penting pada proses laktasi, yang penting adalah menempatkan susu dan areola dapat ditarik
sehingga membentuk tonjolan atau "dot" ke dalam mulut bayi. Kadang-kadang dapat terjadi
menempatkan tidak lentur pada bentuk menempatkan, perlu mengambil khusus untuk bayi
bisa menyusut dengan baik.

Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, jaringan sub kutan (jaringan bawah
kulit), dan corpus mamae.Corpus mamae terdiri daribparenkim dan stroma.Parenkim adalah
struktur yang terdiri dari duktusLaktiferus (Duktus), Duktulus (Duktuli), Lobus dan Alveolus
.

Ada 15-20 duktus laktiferus.Tiap-setiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktulus
bercabang 10-100 alveolus dan masing-masing sesuai dengan saluran air susu (system
duktus) sehingga merupakan salah satu pohon. Bila menerima pohon ini dari akarnya pada
meletakkan susu akan diperoleh saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Didaerah
kalang payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat
penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus
dan duktulus, tapi duktulus yang lengkap selanjutnya disusun pada kumpulan alveoli.
Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel sel yang menghasilkan air susu dan
mioepitelium yang menggunakan memeras air susu keluar dari alveoli.

C. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI

Biarkan bayi bersama diizinkan segera setelah disetujui selama beberapa jam
pertama. Membina hubungan / ikatan disamping permohonan ASI

Berikan rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada kulit diizinkan dan
menyelimutinya. Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan.
Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat ASI atau tidak cukup. Hal ini didasari
oleh hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan
menurun satu selai persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya
untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada
hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosis bekerja melepaskan
otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus dan duktus yang
mengandung ASI yang dikeluarkan melalui meletakkan susu. Jika bayi tidak menghisap
susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit
merangsan sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Ajarkan cara
merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Perawatan yang dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah ASI.
Lakukan perawatan payudara yang diharapkan dimulai, yaitu 1-2 hari setelah bayi
disetujui dan dilakukan 2 hari sekali. Tujuan perawatan dapat diperoleh, bidan melakukan
perawatan ppayudara. Mengupayakan tangan dan meletakkan susu tetap bersih, jangan
mengoleskan krim, minyak, alkohol atau sabun pada susu.

D. BANTU IBU SAAT PERTAMA KALI MENYUSUI

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah diterima. Hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat ASI atau tidak cukup. Ini didasari oleh peran pembuat
hormon ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah
satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap
mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja melepaskan otot polos untuk
memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus dan duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan
melalui menempatkan susu.

E. POSISI MENYUSUI YANG BENAR


a. Berbaring miring
b. Duduk
c. Bayi harus diletakan dengan dikamar yang sama (rawat gabung).

Tujuan rawat gabung:

Agar ibu dapat memberikan bayinya sedini mungkin, kapan saja dan di mana saja dan dapat
menunjukkan tanda-tanda yang menunjukkan bayi lapar

Ibu dapat meelihat dan mempertimbangkan cara perawatan bayi yang benar dilakukan oleh
bidan, serta memiliki bekal ketrampilan merawat bayi setelah ibu pulang kerumahnya.

Dapat membantu suami / keluarga untuk membantu ibu dalam merawat dan merawat
bayinya.
d. Berikan ASI pada bayi sesering mungkin

Menyusui bayi yang tidak dijadwal (sesuai permintaan), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusuibayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah seharusnya perlu merawat bayinya. Bayi
yang sehat dapat mengosongkan satu payudara kekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Menyusui yang diundang akan berakibat kurang
baik, karena isapan sangat tergantung pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tidak dijadwal sesuai kebutuhan bayi, akan menghindari banyak masalah yang
mungkin timbul.

e. Bagi ibu menyusui yang bekerja:

Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam sekali

Susuilah bayi sebelum berangkat kerja dan segera setelah ibu tiba dirumah

Selama ditempat kerja, ASI selalu dikeluarkan, lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
bersih dan tertutup kemudian disimpan dalam lemari es atau termos. Berikan pada bayi
dengan sendok kecil.

Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum dan makan makanan bergizi agar ASI
lancer.

f. Hanya diberikan kolostrum dan ASI saja


g. Hindari susu botol dan dot empeng

ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik untuk bayi. Kolostrum dikeluarkan pada
hari pertama setelah persalinan, jumlah kolostrum akan bertambah dan mencapai
komposisi ASI sekitar 3-14 hari. Bayi yang menggunakan susu botol dan kempengan
biasanya akan mengalami kesulitan menempatkan. Kebiasaan ini akan membentukpribadi
anak menjadi malas dan kurang berhasil.

D. MANFAAT PEMBERIAN ASI UNTUK BAYI:


a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
b. Antibodi yang mengandung
c. ASI mengandung komposisi yang tepat
d. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan ada ikatan antara ibu dan bayi
e. Terhindar dari percobaan
f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
g. Membantu perkembangan rahang dan perkembangan gigi untuk Ibu
h. Aspek Kontrasepsi
i. Aspek Kesehatan Ibu
j. Aspek Penurunan berat badan
k. Aspek Psikologis
l. Aspek Ekonomi
m. Aspek Psikologi
n. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
o. Menghemat devisa Negara
p. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
q. Meningkatkan kualitas generasi penerus

KOMPOSISI GIZI DALAM ASI:

a. Laktosa- 7gr / 100ml


b. Lemak - 3,7-4,8gr / 100ml
c. Oligosakarida- 10-12 gr / ltr
d. Protein- 0,8-1,0gr / 100ml.

KOMPOSISI ZAT GIZI KOLOSTRUM, ASI DAN PASI

Kandungan zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI (komposisi air susu ibu)
memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi
dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena mendapat sedikit
kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada
minggu pertama.

1. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI membentuk laktosa yang berubah-ubah setiap hari sesuai
kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7: 4
sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ini menyebabkan bayi
sudah mengenal ASI dengan baik tidak mau minum PASI. ASI akan semakin berhasil.

2. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI.Namun demikian protein
ASI sangat cocok karena protein di dalamnya paling lengkap terserap oleh sistem pencernan
bayi yaitu protein dan whey. Perbandingan protein dan mengapa ASI adalah 80:40,
sedangkan dalam PASI 20:80.
Terkait protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem
pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi.
Hal ini memungkinkan bayi akan sering mengalami diare dan defekasi dengan kotoran
berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi
diberikan PASI.

3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat.Lemak dalam
ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis.
Komposisi lemak pada lima menit pertama akan berbeda dengan 10 menit kemudian,
Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah sesuai
perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang dibutuhkan. Jenis lemak yang ada di ASI
mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat
mudah dicerna karena mengandung enzim lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega
6, dan DHA yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Formula
susu tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan
tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi
lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan
perbandinganya dengan PASI yaitu 6: 1.As linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak
dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak
bayi.

4. Mineral

ASI megandung mineral lengkap kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi
kebutuhan bayi hingga 6 bulan.Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil dan mudah diserap dan diaktifkan tidak sesuai dengan diet ibu. Dalam PASI
mengandung mineral tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap. Hal ini akan
memperberat kerja usus bayi serta menganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang menghambat peningkatan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi
akan kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.

5. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi hingga 6
bulan sebelum vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membuat vitamin K.
E. UPAYA MEMPERBANYAK PRODUK ASI

Cara meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan persiapan menyusui saat sedang hamil


2. Susuilah bayi segera setalah bayi lahir
3. Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting susu,
semakin banyak ASI yang keluar.
4. Susuilah bayi dari kedua payudara yang kiri dan kanan berganti pada setiap
kali menyusui
5. Jangan berikan makanan dan minuman lain selama ASI hingga usia bayi 6
bulan
6.
F. TANDA BAYI CUKUP ASI :
a. Jumlah BAK dalam 1 hari paling sedikit 6 kali
b. Warna air seni tidak berwarna kuning pucat
c. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji
d. Bayi kelihatan puas, Saat waktunya puas lapar dan tidur dengan cukup
e. Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam
f. Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui
g. Ibu dapat merasakan rasa karena ASI setiap bayi menyusu
h. Ibu dapat mendengar suara yang diambil dari bayi ASI
i. Berat badan bayi bertambah

G. ASI EKSKLUSIF

Asi ekslusif adalah Bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan /
makanan pendamping ASI. ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih.dan setelah
enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman pendamping ASI (MPASI) sesuai
perkembangan perkembangan anak.
H. CARA MERAWAT PAYUDARA

Langkah-langkah lakukan SADARI:

1. Dalam posisi berbaring telentang, letakkan tangan kanan di bawah kepala.


Letakkan bantal kecil di bawah sebelah kanan
2. Raba seluruh bagian payudara sebelah kanan menggunakan 3 ujung jari tengah
yang dirapatkan
3. Lakukan gerakan memutar dan tekan lembut tetapi mantap. Lakukan gerakan ini
mulai dari bagian pinggir searah jarum jam

4. Ulangi Gerakan Terkait pada payudara sebelah kiri. Rasakan dan balaslah dengan
seksama, tunda muncul benjolan yang tertakan

5. Tekan pelan-pelan daerah sekitar puting. Diharapkan, apakah mengeluarkan cairan


yang tidak normal

6. Dalam posisi berdiri dan lurus ke bawah, teliti kedua payudara di depan cermin.
Pilih, pilih ada benjolan atau ubah bentuk payudara

7. Angkat kedua lengan lurus ke atas.

CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Duduk dengan posisi santai, tegak lurus, punggung menyandar, dan kaki menapak
dilantai
2. Sebelum membayar ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada
menempatkan dan areola
3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan di siku dan bokong
bayi di lengan
5. Satu lengan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan satu didepan
6. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
8. Ibu menatap bayi dengan ucapan terima kasih
9. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan jari keempat serta ibu jari
melepaskan payudara bagian atas areola
10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyemtuh pipi bayi
dengan menempatkan susu
11. Setelah bayi dibuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu
dengan menempatkan serta areola dimasukkan kemulut bayi
12. Melepas isapan bayi
13. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting dan areola
14. Menyendawakan bayi

Masalah Dalam Menyusui Bayi


1. Puting susu datar / tenggelam

Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai tertarik, jika perlu dengan bantuan
pompa susu.

2. Puting susu lecet / nyeri

Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang salah,
menempatkan susu belum meregang, dan hisapan bayi sangat kuat.

Cara mengatasinya:

1. Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit. Susui sebelum bayi sangat lapar agar
menghisapnya tidak terlalu kuat
2. Bagaimana cara menghisap, bibir bayi, putuskan di antara gusi atas dan bawah
3. jangan bersihkan dengan sabun atau alkohol
4. Bagaimana cara melepaskan bayi dari puting setelah selesai menyusui. Letakkan jari
kelingking di sudut bawah
5. Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui
6. Biarkan puting kering sebelum memakai BH
7. Jika tidak, tidak pulih dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
8. Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam melewati puting (aerola).
9. Payudara Bengkak

Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang penuh rasa sakit. Cara
mengatasinya:

1. Susuilah bayi sesuai kebutuhan


2. Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan
3. Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan jika produksi ASI melebihi
kebutuhan bayi
4. Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat
5. Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.
6. Radang Payudara
Terjadi pada 1-3 minggu setelah menerima.

Tanda-tandanya adalah:

1. Kulit payudara tampak lebih merah


2. Payudara mengeras
3. Nyeri dan berbenjol-benjol

Cara mengatasinya:

1.Tetap menyusui bayi

2. Bila disrtai demam dan dapat diberikan obat penurun demam dan menghilangkan rasa
sakit

3.Bila belum berhasil rujuk ke Puskesmas

4.Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur

F. Mastitis / abses payudara

Abses pada payudara yang disebabkan oleh radang payudara. Payudara sementara yang abses
tidak digunakan untuk belanja.Rujuk ke Puskesmas.

6.Bingung Putting

Bila ibu bekerja atau karena sesuatu yang diberikan bayi diberikan susu buatan,
diberikan dengan saus, jangan dengan dot susu botol karena menerima dari dot berlainan
dengan puting ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam materi ini sangat penting bagi siswa untuk mempelajari proses laktasi dan
merawat. Laktasi adalah keseluruhan proses pemberian mulai dari ASI yang dikirimkan
hingga proses bayi menghisap dan dibeli ASI. Laktasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari daur ulang mamalia termasuk manusia. Masa laktasi memiliki tujuan
meningkatkan bantuan ASI eklusif dan disetujui pemberian ASI hingga anak berumur 2
tahun dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.

B. Saran

Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “Proses Laktasi Dan Menyusui”
meminta agar dapat diakses anatomi dan fisiologi payudara, dukungan bidan dalam
pemberian ASI, ASI manfaat, bantuan memperbanyak ASI, ASI pilihan, ASI eksklusif,
cara konsumsi payudara, cara makan yang benar dan disetujui sesuai dengan pembahasan
yang ada di dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarwati, Eny Retna. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia Press.
Jogjakartaensi
2. WHO Technical Consultation on Postpartum and Postnatal Care. World Healt
Organization, Geneva. 2010.
3. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Repiblik
Indonesia; 2012.
4. Fort AL, Kothari MT, Abderrahim N. Postpartum Care: Levels and determinants in
developing countries: DHS Comparative Reports 15. Marylang USA2006.
5. Maternal mortality in 2005; Estimates developed by UNICEF, UNFPA, and The World
Bank. World Healt Organization, Geneva. 2008.
6. Make every mother and child count. World Healt Organization, Geneva. 2005.
7. Ahman E, Zupan J. Neonatal and perinatal mortality: country, region and global
estimates 2004. World Healt Organization, Geneva. 2007.

Anda mungkin juga menyukai