Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PEMBINAAN AKSEPTOR KB MELALUI KONSELING DAN EVIDENCE

BASED DALAM KB

Disusun oleh:

Kelompok 8

Nadia Isabilah

Nanda maharani

Nikita Falery

Dosen Pembimbing : Bunda Mariati, SKM, MPH.

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN TINGKAT II

1
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada

baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan

syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,

sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan

judul “Pembinaan Akseptor Kb Melalui Konseling Dan Evidence Based Dalam

KB”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Bunda Mariati, SKM, MPH. selaku dosen Mata Kuliah yang
telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Bengkulu,Maret 2020

2
penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................1

Latar Belakang...............................................................................................1

Tujuan............................................................................................................2

Manfaat Penulisan..........................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................3

Pengertian Kontrasepsi .................................................................................3

Pembinaan Akseptor KB Melalui Konseling.................................................3

praktek pembinaan akseptor KB....................................................................4

Pengertian Evidence based............................................................................21

Menjelaskan Evidence Based dalam KB ......................................................21

BAB III : PENUTUP.....................................................................................27

3
Kesimpulan....................................................................................................27

Saran..............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga  berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Suratun, 2008).
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan
Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai
upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga
adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan kependudukan yang
sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas.
Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas
penduduk..

4
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia  perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga,  peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan  kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga
akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi
(Suratun, 2008).

B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kontrasepsi.
2. Mahasiswa mampu Menjelaskan Pembinaan Akseptor KB Melalui
Konseling
3. Mahasiswa mampu menjelaskan praktek pembinaan akseptor KB
4. Mahasiswa Mengetahui Pengertian Evidence based
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Evidence Based dalam KB

C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses belajar, dengan
mempelajari materi- materi yang akan dibahas dalam pembahasan penilaian
efek samping yang timbul pada pengguanaan alat- alat kontrasepsi
mahasiswa dapat lebih mahir dalam memberikan asuhan kepada klien.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrasepsi
Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan. Kehamilan Kontrasepsiusaha-usaha untuk
mencegahterjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara,
dapat pula bersifat permanen.
Efektivitas kontrasepsi adalah keunggulan carakontrasepsi tertentu
dalam mencegah kehamilan dalam kenyataan penggunaan sehari-hari daya
guna kontrasepsi terdiri atas daya gunateoritis atau fisiologik (theoretical
effectiveness),daya guna pemakaian (use effectiveness) dan dayaguna
demografik (demografic effectiveness).
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007).
Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat
dari  penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius
terhadap  kesehatan klien (BKKBN, 2002).

B. Pembinaan Akseptor KB Melalui Konseling

6
Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat
guna mewujudkan keluarga berkualitas. Tugas penyuluhan KB meliputi
persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan generasi
muda. Dalam penyuluhan KB terdapat beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan agar mampu mengubah perilaku kelompok sasaran.
Di dalam program KB dikenal istilah Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) yang merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan
dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat, dan mendorongnya agar secara sadar menerima
program KB. KIE yang responsif gender adalah salah satu pendekatan
dalam komunikasi yang bertujuan mempercepat perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku. Perlunya KIE terutama bagi perempuan disebabkan
banyak dari mereka yang masih belum paham tentang hal-hal penting yang
terkait dengan kesehatan mereka.
Jenis pendekatan lain yang sering digunakan dalam program KB
adalah Komunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/K). KIP/Konseling
merupakan suatu bentuk tatap muka dua arah antara klien dan petugas yang
dilakukan dengan sengaja dan bertujuan membantu kliennya mengambil
keputusan sesuai keinginannya secara sadar dan sukarela. Untuk itu, petugas
seyogyanya peka gender dalam proses konseling, klien merasa puas dan
tidak merasa diabaikan. Melalui proses KIE dan konseling yang berkeadilan
gender, diharapkan tumbuh kerjasama di antara laki-laki dan perempuan
dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas dan berkeadilan gender
karena penyuluhan KB juga perlu memperhatikan dan melibatkan para
suami.
Selain pendekatan dalam komunikasi, juga diperlukan pelayanan KB
yang merupakan kegiatan pemberian fasilitas kepada keluarga dan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga
berkualitas. sedangkan tugas pelayanan KB mencakup persiapan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan dan pengembangan model pelayanan.

7
C. Praktek Pembinaan Akseptor KB

1. Kondom
Kondom adalah cara KB yang disarungkan ke alat kelamin laki-
laki. Kondom dibuat dari karet tipis, kulit, lateks dan plastik. Kondom
berguna untuk mencegah pertemuan sel telur wanita dan sel mani dari
laki – laki sehingga tidak terjadi kehamilan.

a. Cara Pemakaian
Sarungkan pada alat kelamin laki – laki saat dalam keadaan tegang,
baru kemudian dilakukan hubungan kelamin.

b. Keuntungan
1) Mencegah kehamilan
2) Dapat dipakai sendiri
3) Mudah didapat
4) Praktis
5) Murah
6) Memberi perlindungan terhadap penyakit – penyakit akibat
hubungan seks.
7) Dapat diandalkan karena cukup efektif
8) Sederhana, ringan disposable
9) Tidak mempunyai efek samping
10) Pria ikut secara aktif dalam program KB

c. Kerugian
1) Ada kemungkinan bocor, sobek dan tumpah yang
menyebabkan kondom gagal dipakai sebagai alat kontrasepsi.

8
2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas
hubungan seks guna memakai kondom.
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus
pada setiap senggama.

d. Tempat memperoleh kondom


1) Apotik
2) Klinik KB
3) Puskesmas
4) BPS / RB
5) Warung – warung atau kedai tertentu
e. Cara pembuangan kondom yang benar
1) Jangan dibuang kedalam toilet
2) Jangan dibuang ke dalam selokan atau got/ parit
3) Jangan dilempar ke halaman
4) Dibakar bersama sampah
5) Bersihkan dulu (cuci), bungkus, ikat lalu masukkan ke tempat
sampah
6) Ditanam

2. PIL KB
Pil KB berisi zat yang berguna untuk mencegah lepasnya sel telur
dari indung telur wanita. Ada 2 macam kemasan pil, yaitu :
 Kemasan berisi 21 Pil
 Kemasan berisi 28 Pil
Sebelum meminum pil KB, Kesehatan ibu perlu diperiksa terlebih
dahulu. Jika menurut hasil pemeriksaan ibu bisa memakai pil KB
barulah ibu dapat mulai minum pil KB. Untuk kemasan berisi 21 pil,
tablet pertama diminum setiap hari ke lima haid. Untuk kemasan berisi
28 pil, tablet pertama diminum pada setiap hari pertama haid, mulai dari
tanda panah.

9
a. Cara pemakaian
Pil KB diminum setiap hari satu tablet secara teratur, tidak boleh
lupa. Hanya dengan meminum pil secara teratur dapat diperoleh
manfaat pil KB sebagai cara mencegah kehamilan.

b. Keuntungan
1) Pil KB manjur untuk mencegah kahamilan bila dipakai sesuai
petunjuk, diminum setiap hari secara teratur.
2) Bila ingin mempunyai anak lagi, maka ibu bisa hamil kembali
setelah pemakaian pil dihentikan.
3) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
4) Mudah dihentikan setiap saat

c. Kerugian
1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya
setiap hari.
2) Pusing
3) Nyeri payudara
4) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
5) Berat badan naik sedikit
6) Tidak mencegah IMS, HIV, PMS, HBV

d. Tempat memperoleh Pil KB


1) Apotik
2) Klinik KB
3) Puskesmas
4) BPS / RB
5) Warung – warung atau kedai tertentu

10
e. Penting untuk diingat
1) Bila sudah hampir habis segeralah minta kepada tempat
pelayanan, supaya tidak tertunda.
2) Jangan lupa, pil KB harus diminum setiap hari secara teratur.
3) Apabila lupa, minumlah saat itu juga 1 tablet dan malamnya
minum 1 tablet lagi
4) Apabila 2 hari lupa minum pil, pergilah ke klinik beritahukan
kepada dokter atau bidan (jika sering lupa minum pil KB bisa
terjadi kehamilan)
5) Apabila merasa pusing atau mual pil KB tetap diminum
6) Apabila tidak cocok memakai pil KB pergilah ke tempat
pelayanan untuk minta dibantu dokter atau bidan. Mungkin
perlu ganti cara KB lainnya
7) Bagi aseptor yang cocok, pil KB bisa dipakai dalam jangka
waktu cukup lama

3. Suntikan KB
Kontarasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang populer. Kontrasepi suntikan yang digunakan adalah
long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan
nama dagang Noristrat dan Depomedroksi progesteron acetat (DMPA)
dengan nama dagang Depoprovera. Tekhnik penyuntikan ialah seca
intramuskulus dalam, di daerah muskulus gluteus maksimus atau
deltoideus.

a. Keuntungan
1) Praktis kaena tidak perlu mengingat-ingat setiap hari
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

11
b. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering
memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali.
2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
4) Perubahan berat badan
5) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular
seksual, HBV, atau HIV/ AIDS
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian
7) Sakit kepala
8) Timbulnya jerawat

c. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan


1) Perempuan usia reproduksi
2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak
3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan
yang memiliki efektivitas tinggi
4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan
5) Perempuan dengan tekanan darah kurang dari 180/ 110 mmHg
6) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

d. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan


1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil
2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya.
3) Perempuan penderita hipertensi

12
4) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan
haid atau amenorea
5) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai
riwayat kanker payudara
6) Perempuan penderita keganasan penyakit jantung, penyakit
hati, penyakit paru- paru berat, dan penderita diabetes melitus
disertai komplikasinya.

e. Tempat memperoleh pelayanan kontrasepsi suntikan


1) Klinik KB
2) Puskesmas
3) BPS/RB
4) Dokter Obsgyn
5) Rumah sakit

f. Penting untuk diingat


1) Suntikan KB diberikan saat ibu sedang haid, terutama untuk
memastikan bahwa saat suntikan itu diberikan ibu sedang tidak
hamil
2) Sebelum diberi suntikan KB, kesehatan ibu harus diperiksa
dulu, yaitu vital signnya
3) Suntikan KB dapat diberikan sambil duduk atau berbaring
4) Setelah disuntik, ibu dapat melakukan kegiatannya seperti
biasa, misalnya berkebun, mencuci, mengetik, berolahraga, dan
lain sebagainya.
5) Jika suami pergi selama satu bulan hingga tiga bulan atau lebih,
ibu tetap harus mendapat suntikan KB secara teratur
6) Terdapat kemungkinan ibu mengalami gangguan seperti nyeri
pada perut , hal ini adalah efek samping dari pemakaian
suntikan KB. Pergilah ketempat pelayanan kesehatan, untuk
mendapatkan nasihat atau bantuan bidan atau dokter

13
7) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi  tidak teratur, hal ini juga
merupakan efeksamping pemakaian suntikan KB, pergilah ke
tempat pelayanan kesehatan untuk membicarakannya dengan
bidan atau dokter

4. IUD (Intra  Uterin Device) / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


IUD (Intra  Uterin Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam rahim. IUD
dibuat dari plastik khusus yang diberi benang pada ujungnya. Benang
ini gunanya untuk pemeriksaan(kontrol). Ada beberapa macam IUD
yaitu :
 Bentuk seperti spiral, namanya lippes loop
 Bentuk seperti huruf T dan dililiti tembaga, namanya cooper-T
 Berbentuk seperti pohon kelapa atau kipas terbuka dan dililiti
tembaga, namanya multi load

a. Cara kerja IUD


IUD mencegah pertemuan sel sperma dengan sel telur sehingga
kehamilan tidak terjadi
b. Cara pemakaian IUD
IUD dipasang pada rongga rahim wanita pada saat sedang haid.
Pemasangan dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih.
c. Pemeriksaan IUD ulang
Satu minggu sesudah pemasangan. Sesudah itu setiap bulan,
dilakukan sebanyak 3 kali
d. Keuntungan
1) Praktis tidak perlu mengingat ingat
2) Ekonomis
3) Aman
4) Mudah diperiksa (dikontrol)
5) Efektif untuk proteksi jangka panjang

14
6) Tidak mengganggu hubungan suami istri
7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

e. Kerugian
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
bercak-bercak perdarahan (spotting), dan saat haid akan lebih
sakit.
2) Rasa nyeri atau mulas beberapa saat setelah pemasangan
3) Tidak mencegah IMS, HBV, dan HIV/AIDS
4) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan, karena penyakit radang panggul
sering terjadi setelah Perempuan IMS memakai AKDR
5) Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut setelah
pemasangan.
6) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, karena
petugas kesehatan yang sudah terlatih yang dapat melepas
AKDR
7) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu
ke waktu. Untuk melakukannya, perempuan harus memasukkas
jarinya ke dalam vagina, sebagian besar perempuan tidak mau
melakukan hal ini

f. Yang dapat menggunakan IUD


1) Perempuan usia reproduksi
2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang
belum mempunyai anak

15
3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan
yang memiliki efektivitas tinggi
4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan
5) Perempuan dengan resiko rendah terkena IMS
6) Perempuan yang tidak menyukai mengingat- ingat meminum pil
KB setiap hari
7) Perempuan yang gemuk maupun kurus
8) Perempuan hipertensi
9) Penderita penyakit jantung, diabetes melitus, dan penyakit hati
dan empedu

g. Yang tidak diperkenankan memakai IUD


1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil
2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya.
3) Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genital
( vaginitis, servisitis) dan perempuan dengan kanker organ
genital
4) Perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau
tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri

h. Tempat memperoleh pelayanan IUD


1) Puskesmas
2) Klinik KB
3) BPS/ RB
4) Dokter kandungan
5) Rumah sakit

i. Penting untuk diingat


1) Mengecek kesehatan umum ibu ( vital sign) sebelum pemakaian
IUD

16
2) Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih

5. Implant atau AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit)


Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari
enam kapsul kecil berisi hormon lovonorgestrel, implan dipasang di
bawah kulit lengan atas bagian dalam, implant dipakai selama lima
tahun.

a. Cara kerja kontrasepsi implant


Keenam kapsul implan secara tetap melepaskan sejumlah
hormon yang dapat mencegah lepasnya sel telur dari indung telur
dan mengentalkan lendir pada mulut rahim, sehingga sel sperma
tidak dapat masuk ke dalam rahim. Hormon ini juga dapat
menipiskan selaput lendir rahim sehingga hasil pembuahan tidak
dapat tertanam di dalam rahim.

b. Keuntungan
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (5 tahun)
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Tidak mengganggu kegiatan senggama
6) Klien hanya perlu kembali ke pelayanan kesehatan hanya jika
merasa ada keluhan
7) Dapat dicabut setiap saat saat sesuai dengan kebutuhan

c. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering
memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau

17
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali
2) Nyeri kepala
3) Penurunan atau peningkatan berat badan
4) Nyeri payudara
5) Perasaan mual
6) Pening/ pusing kepala
7) Perubahan perasaan( mood) atau kegelisahan
8) Klien harus ke klinik pelayanan kesehatan jika menginginkan
pencabutan
9) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular
seksual, HBV, atau HIV/ AIDS

d. Yang dapat menggunakan kontrasepsi implant


1) Perempuan usia reproduksi
2) Perempuan nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang
belum mempunyai anak
3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan
yang memiliki efektivitas tinggi
4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan, yang
menyusui atau yang tidak menyusui
5) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi tapi menolak
untuk sterilisasi
6) Perempuan dengan tekanan darah kurang dari 180/ 110 mmHg
7) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

e. Yang tidak diperkenankan menggunakan kontrasepsi implant


1) Perempuan yang hamil atau dicurigai hamil
2) Perempuan yang mengalami perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya.

18
3) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
atau amenorea
4) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai
riwayat kanker payudara
5) Perempuan hipertensi
6) Penderita penyakit jantung, diabetes mellitus

f. Tempat memperoleh pelayanan


1) Puskesmas
2) Klinik KB
3) BPS/ RB
4) Dokter kandungan
5) Rumah sakit

g. Yang perli diingat


1) Sebelum pemasangan implant, kesehatan umum (vital sign)
klien harus diperiksa terlebih dahulu
2) Sesudah pemasangan implan, kemungkinan ibu mengalami rasa
nyeri pada tempat pemasangan. Biassanya hanya sebentar, tidak
perlu khawatir, dan jangan diapa-apakan. Jika tidak tertahankan
segera pergi ke tempat pelayanan kesehatan untuk meminta
bantuan bidan atau dokter
3) Selama 3 hari sesudah pemasangan. Ibu diperbolehkan mandi
tetapi jaga supaya daerah tempat pemasangan tetap kering
4) Setelah disuntik , ibu dapat melakukan kegiatannya seperti
biasa, misalnya berkebun, mencuci, mengetik, berolahraga, dan
lain sebagainya. Tetapi kalau bisa jangan mengangkat beban
yang berat-berat dahulu untuk beberapa waktu (sekitar 1
minggu)

19
5) Pada hari ke lima pembalut pada bekas tempat pemasangan
boleh dibuka. Lihat dan peerhatikan, jika bekasnya sudah kering
tidak perlu dibalut lagi.
6) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi  tidak teratur, hal ini
merupakan efeksamping pemakaian kontrasepsi implant,
pergilah ke tempat pelayanan kesehatan untuk
membicarakannya dengan bidan atau dokter
7) Jika ada keluhan, pergilah ke tempat pelayanan kesehatan agar
dapat ditolong oleh dokter atau bidan
8) Sesudah lima tahun, segeralah menuju tempat pelayanan
kesehata karena keenam kapsul itu harus dicabut. Jika masih
menginginkan kontrasepsi implant dokter atau bidan akan
menggantinya dengan yang baru.

6. Kontrasepsi Mantap Wanita (Kontap Wanita)/MOW (Medis Operatif


Wanita) / Tubektomi.
Merupakan metode pengikatan dan pemotongan saluran telur agar
sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
a. Cara Kerja Tubektomi
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.

b. Keuntungan Menggunakan Tubektomi :


1) Permanen dan efektif.
2) Tidak mempengaruhi proses menyusui
3) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
4) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.
5) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.

c. Kerugian Tubektomi :
1) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan.

20
2) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan

d. Yang dapat menjalani tubektomi :


1) Perempuan yang berusia lebih dari 26 tahun
2) Perempuan dengan paritas lebih dari 2
3) Perempuan yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang
sesuai dengan kehendaknya
4) Perempuan yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko
kesehatan yang serius
5) Perempuan pasca persalinan dan pasca keguguran

e. Yang tidak diperkenankan menjalani tubektomi :


1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2) Menderita tekanan darh tinggi
3) Kencing manis (diabetes)
4) Penderita  penyakit jantung
5) Penderita penyakit paru-paru
6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus
dievaluasi)
7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9) Belum memberikan persetujuan tertulis

f. Tempat mendapatkan  Pelayanan kontrasepsi Tubektomi :


Di rumah sakit, jika ada keluhan, pemakai harus kembali ke Rumah
Sakit.

g. Yang perlu  diingat :

21
1) bagi  wanita usia subur berumur diatas 26 tahun , dan  sudah
punya anak cukup ( 2 anak ), anak terkecil harus berusia
minimal 5 tahun.
2) Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang
menderita Maag (kelaianan lambung agar makan obat maag
sebelum dan sesudah puasa
3) Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi
sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah
4) Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dan lain
sebagainya
5) Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah
ditandatangani atau di cap jempol
6) Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu
7) Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani
anggota keluarga; sebaiknya suami.

h. Syarat :
1) Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani.
2) Mengikuti konseling (bimbingan tatap muka).
3) Menanda tangani formulir persetujuan tindakan medik
(informed consent).

7. Kontrasepsi Mantap Pria (Kontap Pria) / MOP (Medis Operatif Pria) /


Vasektomi
Adalah pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma
tidak keluar dari buah zakar. Cara ini dipakai untuk kontrasepsi mantap
pria.

a. Cara kerja vasektomi :

22
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan
spermatozoa.

b. Keuntungan mengunakan vasektomi :


1) Permanen dan efektif.
2) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
3) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99 %.
4) Tindakan bedah yang aman dan sederhana
5) Tidak mengganggu hubungan seksual

c. Kerugian vasektomi :
1) Harus ada pembedahan minor.
2) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki
anak.
d. Yang dapat menjalani vasektomi
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri
beresiko tinggi

e. Yang tidak diperkenankan menggunakan vasektomi jika :


1) Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan.
2) Menderita kencing manis.
3) Hidrokel atau varikokel yang besar
4) Hernia inguinalis
5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah

f. Tempat mendapatkan pelayanan vasektomi :


1) Rumah Sakit
2) Puskesmas
3) Klinik KB.

23
g. Yang harus diingat :
1) Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup ( 2 anak )
dan istri beresiko tinggi.
2) Tidur dan istirahat cukup
3) Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan
4) Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
5) Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar
6) Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang
ditandatangani atau cap jempol
7) Boleh bersenggama setelah 2-3 hari setelah operasi dengan
menggunakan kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai
20 kali ejakulasi atau 3 bulan setelah operasi.

h. Syarat-syarat menggunakan vasektomi :


1) Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani.
2) Mengikuti konseling atau bimbingan tatap muka.
3) Menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (operasi).

D. Evidence Based
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi
berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan
bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggungjawabkan.
Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM
adalah penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh,
eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan
pasien perseorangan (Sackett et al,1997).Evidenced Based Midwifery
(EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia kebidanan karena dengan
adanya EBM maka dapat mencegah tindaka – tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada

24
proses persalinan yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman
sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi

E. Evidence Based Pada KB


CDC telah merekomendasikan revisi penggunaan kontrasepsi
hormonal kombinasi (KHK) yang aman pada wanita postpartum yang tidak
menyusui (tabel 1). Pada wanita yang melahirkan < 21 hari, tidak
dibolehkan menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi apapun oleh
karena resiko kesehatan pada masa ini (Kategori 4). Pada wanita yang telah
melahirkan antara 21-42 hari dan memiliki resiko tambahan TEV, resiko
penggunaan KHK lebih banyak dari keuntungannya dan oleh karena itu,
KHK tidak boleh digunakan (Kategori 3) ; namun, jika tidak ada resiko TEV
tambahan, keuntungan penggunaan KHK lebih banyak dibandingkan
resikonya,KHK dapat digunakan (Kategori 2). Pada wanita yang melahirkan
> 42 hari, tidak ada pembatasan penggunaan KHK oleh karena resiko TEV
yang semakin berkurang (Kategori 1). Meskipun demikian, keadaan medis
lainnya dapat diambil sebagai pertimbangan dalam menentukan metode
kontrasepsi yang akan digunakan.
Rekomendasi pengunaan kontrasepsi untuk wanita menyusui tidak
mengalami perubahan. Rekomendasi ini dibuat berdasarkan bukti yang
mengacu pada efek negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
kontrasepsi hormonal pada ibu menyusui, misalnya meningkatnya waktu
untuk menyusui dan meningkatkan jumlah suplemen makanan tambahan.
Pada wanita yang menyusui dan melahirkan kurang dari 1 bulan,
kontrasepsi hormonal kombinasi dimasukkan dalam kategori 3 karena
perhatian terhadap efek estrogen pada masa menyusui.
Setelah 1 bulan, kontrasepsi hormonal kombinasi dimasukkan dalam
kategori 2 untuk ibu menyusui. Meskipun demikian, beberapa revisi
rekomendasi berdasarkan pada resiko TEV telah menggantikan ketentuan
penggunaan kontrasepsi untuk kriteria ibu yang menyusui. Contohnya :

25
kontrasepsi hormonal kombinasi diklasifikasikan dalam kategori 4 untuk
semua ibu postpartum, termasuk ibu menyusui yang melahirkan < 21 hari.

Tabel 2.
Revisi rekomendasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi,
termasukkontrasepsi oral, tempel, cincin vagina, selama masa post-partum
pada ibu yang menyusui
Kondisi Kategori Klasifikasi / Bukti
Postpartum Klasifikasi :
(Ibu Menyusui†) Berdasarkan departemen pelayanan
kesehatan dan manusia Amerika
Serikat menetapkan bahwa bayi harus
mendapatkan ASI Eksklusif selama 4-
6 bulan pertama kehidupan,
sebaiknya dalam masa 6 bulan.
Idealnya, ASI harus dilanjutkan
sampai bayi berumur 1 tahun.
Bukti:
Penelitian eksperimental
memperlihatkan bahwa ditemukan
efek penggunaan kontrasepsi
hormonal oral terhadap volume ASI.
Namun tidak berefek negatif pada
berat badan bayi. Selain itu,
penelitian juga tidak menemukan
adanya efek merugikan dari estrogen
eksogen terhadap bayi yang
terekspose dengan KHK selama masa
menyusui. Secara umum, penelitian-
penelitian ini masih memiliki kualitas
yang rendah, kurangnya standar

26
definisi dari menyusui itu sendiri atau
pengukuran hasil yang tidak akurat,
serta tidak memasukkan bayi
prematur atau bayi yang sakit sebagai
sampel percobaan. Secara teoritis,
perhatian terhadap efek penggunaan
kontrasepsi terhadap produksi asi
lebih baik dilakukan pada masa awal
postpartum disaat aliran asi sedang
dalam masa permulaan.
Bukti:
Tidak terdapat bukti langsung
mengenai resikoTEV pada ibu
postpartum yang menggunakan KHK.
Resiko TEV mengalami peningkatan
selama kehamilan dan postpartum;
resiko ini utamanya ditemukan pada
minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari postpartum. Penggunaan KHK
yang dapat meningkatkan resiko TEV
pada wanita usia produktif yang
sehat, kemungkinan dapat menjadi
resiko tambahan jika digunakan pada
masa ini. Resiko kehamilan dalam
masa 21 hari setelah persalinan sangat
rendah, namun akan meningkat
setelah itu, kemudian kemungkinan
ovulasi sebelum menstruasi pertama
setelah persalinan dapat terjadi.
a.       <21 hari 4
b.      21 sampai <30 hari

27
i.      Dengan faktor 3 Klasifikasi:
resiko TEV lainnya Untuk wanita dengan faktor resiko
( seperti umur ≥ 35 TEV, akan meningkat menuju
tahun, riwayat TVE klasifikasi -4 ; contohnya, merokok,
sebelumnya, Trombosis Vena Dalam, yang
thrombofilia, diketahui sebagai mutasi
immobilitas, transfuse thrombogenik dan kardiomiopati
saat persalinan, IMT peripartum.
≥30. Perdarahan Bukti:
postpartum, Tidak terdapat bukti langsung
postcaesar, pre- mengenai resiko TEV pada wanita
eklampsi, atau postpartum yang menggunakan KHK.
merokok) Resiko TEV meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum;
resiko ini utamanya ditemukan pada
minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari persalinan. Penggunaan KHK,
yang meningkatkan resiko TEV pada
wanita usia reproduksi yang sehat
dapat menimbulkan resiko tambahan
jika digunakan pada masa ini.
ii. Tanpa Resiko 3
TEVlainnya

c. 30-42 hari
i. Dengan faktor 3 Klasifikasi:
resiko TEV lainnya Untuk wanita dengan faktor resiko
(seperti umur ≥ 35 TEV,
tahun, riwayat TVE akan meningkat menuju klasifikasi
sebelumnya ―4, contohnya,
,thrombofilia, merokok, Trombosis Vena Dalam,

28
immobilitas, transfuse yang diketahui sebagai mutasi
saat persalinan, IMT thrombogenik dan kardiomiopati
≥30. Perdarahan peripartum.
postpartum, Bukti:
postcaesar, pre- Tidak terdapat bukti langsung
eklampsi, atau mengenai resikoTEV pada wanita
merokok) postpartum yang menggunakan
KHK.Resiko TEV meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum;
ii. Tanpa Resiko TEV 2 resiko ini utamanya ditemukan pada
lainnya minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari persalinan. Penggunaan KHK,
yang meningkatkan resiko TEV pada
wanita usia reproduksi yang sehat
dapat menimbulkan resiko tambahan
jika digunakan pada masa ini.  
c.       > 42 hari 2

Keterangan:
 TEV = Tromboemboli vena; KHK = Kontrasepsi Hormonal
Kombinasi; IMT = Indeks Massa Tubuh (Berat [Kg]/ Tinggi [m2] ;
KOK = Kontrasepsi Oral kombinasi.
 *Kategori: 1 = kondisi dimana tidak terdapat pembatasan terhadap
penggunaan kotrasepsi, 2 = kondisi dimanakeuntungan penggunaan
kontrasepsi umumnya lebih besar dari resiko teoritis dan yang
ditemukan, 3 = kondisi dimana resiko penggunaan kontrasepsi yang
ditemukan lebih besar dibandingkan keuntungannya, 4 = kondisi
dimana ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis apapun.

29
 †Rekomendasi untuk ibu menyusui dibagi sesuai bulan berdasarkan
US MEC, 2010. Rekomendasi ini dibagi berdasarkan hari untuk
tujuan penggabungan dengan rekomendasi postpartum.

Dalam penilaian kesehatan resiko seorang wanita harus mempertimbangkan


karakteristik serta kondisi medis yang dimiliki wanita tersebut. Untuk
wanita postpartum, pemeriksaan ini meliputi penelusuran resiko TEV,
misalnya mutasi trombogenik (kategori 4) atau riwayat TEVdengan faktor
resiko rekurensi (kategori 4), yang keduanya merupakan resiko yang
membatasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi, baik pada wanita
postpartum ataupun tidak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan. Macam- macam kontrasepsi :
1. Alat Kontarepsi Berupa Kondom
2. Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma.
3. Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
4. Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik).
5. Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
Penilaian Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak
memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan
penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Saat klien datang pada
kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom
dan kepuasan dalam menggunakannya.

30
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi
berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan
bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggungjawabkan.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun
banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dyah Noviawati Setya Arum, S.Si.T dan Sujiyatini, S.Si.T, 2011, Panduan
Lengkap Pelayanan KB Terkini, Jogjakarta : Nuha Medika.

Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SPOG(K), MPH, 2010, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : PT BINA PUSTAKA SARWONO
PRAWIROHARDJO

Bobak, Irene M . deitra Leonard Lowdermilk, dkk . 2004 . Buku Ajar


keperawatan Maternitas . Penerbit buku Kedokteran EGC : Jakarta

31

Anda mungkin juga menyukai