BASED DALAM KB
Disusun oleh:
Kelompok 8
Nadia Isabilah
Nanda maharani
Nikita Falery
1
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
KB”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Bunda Mariati, SKM, MPH. selaku dosen Mata Kuliah yang
telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.
Bengkulu,Maret 2020
2
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................1
Tujuan............................................................................................................2
Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................3
3
Kesimpulan....................................................................................................27
Saran..............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Suratun, 2008).
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan
Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai
upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga
adalah salah satu diantara kelima matra kepentingan kependudukan yang
sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas.
Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas
penduduk..
4
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga
akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi
(Suratun, 2008).
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kontrasepsi.
2. Mahasiswa mampu Menjelaskan Pembinaan Akseptor KB Melalui
Konseling
3. Mahasiswa mampu menjelaskan praktek pembinaan akseptor KB
4. Mahasiswa Mengetahui Pengertian Evidence based
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Evidence Based dalam KB
C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses belajar, dengan
mempelajari materi- materi yang akan dibahas dalam pembahasan penilaian
efek samping yang timbul pada pengguanaan alat- alat kontrasepsi
mahasiswa dapat lebih mahir dalam memberikan asuhan kepada klien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontrasepsi
Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan. Kehamilan Kontrasepsiusaha-usaha untuk
mencegahterjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara,
dapat pula bersifat permanen.
Efektivitas kontrasepsi adalah keunggulan carakontrasepsi tertentu
dalam mencegah kehamilan dalam kenyataan penggunaan sehari-hari daya
guna kontrasepsi terdiri atas daya gunateoritis atau fisiologik (theoretical
effectiveness),daya guna pemakaian (use effectiveness) dan dayaguna
demografik (demografic effectiveness).
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007).
Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat
dari penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius
terhadap kesehatan klien (BKKBN, 2002).
6
Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat
guna mewujudkan keluarga berkualitas. Tugas penyuluhan KB meliputi
persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan generasi
muda. Dalam penyuluhan KB terdapat beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan agar mampu mengubah perilaku kelompok sasaran.
Di dalam program KB dikenal istilah Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) yang merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan
dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat, dan mendorongnya agar secara sadar menerima
program KB. KIE yang responsif gender adalah salah satu pendekatan
dalam komunikasi yang bertujuan mempercepat perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku. Perlunya KIE terutama bagi perempuan disebabkan
banyak dari mereka yang masih belum paham tentang hal-hal penting yang
terkait dengan kesehatan mereka.
Jenis pendekatan lain yang sering digunakan dalam program KB
adalah Komunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/K). KIP/Konseling
merupakan suatu bentuk tatap muka dua arah antara klien dan petugas yang
dilakukan dengan sengaja dan bertujuan membantu kliennya mengambil
keputusan sesuai keinginannya secara sadar dan sukarela. Untuk itu, petugas
seyogyanya peka gender dalam proses konseling, klien merasa puas dan
tidak merasa diabaikan. Melalui proses KIE dan konseling yang berkeadilan
gender, diharapkan tumbuh kerjasama di antara laki-laki dan perempuan
dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas dan berkeadilan gender
karena penyuluhan KB juga perlu memperhatikan dan melibatkan para
suami.
Selain pendekatan dalam komunikasi, juga diperlukan pelayanan KB
yang merupakan kegiatan pemberian fasilitas kepada keluarga dan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga
berkualitas. sedangkan tugas pelayanan KB mencakup persiapan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan dan pengembangan model pelayanan.
7
C. Praktek Pembinaan Akseptor KB
1. Kondom
Kondom adalah cara KB yang disarungkan ke alat kelamin laki-
laki. Kondom dibuat dari karet tipis, kulit, lateks dan plastik. Kondom
berguna untuk mencegah pertemuan sel telur wanita dan sel mani dari
laki – laki sehingga tidak terjadi kehamilan.
a. Cara Pemakaian
Sarungkan pada alat kelamin laki – laki saat dalam keadaan tegang,
baru kemudian dilakukan hubungan kelamin.
b. Keuntungan
1) Mencegah kehamilan
2) Dapat dipakai sendiri
3) Mudah didapat
4) Praktis
5) Murah
6) Memberi perlindungan terhadap penyakit – penyakit akibat
hubungan seks.
7) Dapat diandalkan karena cukup efektif
8) Sederhana, ringan disposable
9) Tidak mempunyai efek samping
10) Pria ikut secara aktif dalam program KB
c. Kerugian
1) Ada kemungkinan bocor, sobek dan tumpah yang
menyebabkan kondom gagal dipakai sebagai alat kontrasepsi.
8
2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas
hubungan seks guna memakai kondom.
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus
pada setiap senggama.
2. PIL KB
Pil KB berisi zat yang berguna untuk mencegah lepasnya sel telur
dari indung telur wanita. Ada 2 macam kemasan pil, yaitu :
Kemasan berisi 21 Pil
Kemasan berisi 28 Pil
Sebelum meminum pil KB, Kesehatan ibu perlu diperiksa terlebih
dahulu. Jika menurut hasil pemeriksaan ibu bisa memakai pil KB
barulah ibu dapat mulai minum pil KB. Untuk kemasan berisi 21 pil,
tablet pertama diminum setiap hari ke lima haid. Untuk kemasan berisi
28 pil, tablet pertama diminum pada setiap hari pertama haid, mulai dari
tanda panah.
9
a. Cara pemakaian
Pil KB diminum setiap hari satu tablet secara teratur, tidak boleh
lupa. Hanya dengan meminum pil secara teratur dapat diperoleh
manfaat pil KB sebagai cara mencegah kehamilan.
b. Keuntungan
1) Pil KB manjur untuk mencegah kahamilan bila dipakai sesuai
petunjuk, diminum setiap hari secara teratur.
2) Bila ingin mempunyai anak lagi, maka ibu bisa hamil kembali
setelah pemakaian pil dihentikan.
3) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
4) Mudah dihentikan setiap saat
c. Kerugian
1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya
setiap hari.
2) Pusing
3) Nyeri payudara
4) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
5) Berat badan naik sedikit
6) Tidak mencegah IMS, HIV, PMS, HBV
10
e. Penting untuk diingat
1) Bila sudah hampir habis segeralah minta kepada tempat
pelayanan, supaya tidak tertunda.
2) Jangan lupa, pil KB harus diminum setiap hari secara teratur.
3) Apabila lupa, minumlah saat itu juga 1 tablet dan malamnya
minum 1 tablet lagi
4) Apabila 2 hari lupa minum pil, pergilah ke klinik beritahukan
kepada dokter atau bidan (jika sering lupa minum pil KB bisa
terjadi kehamilan)
5) Apabila merasa pusing atau mual pil KB tetap diminum
6) Apabila tidak cocok memakai pil KB pergilah ke tempat
pelayanan untuk minta dibantu dokter atau bidan. Mungkin
perlu ganti cara KB lainnya
7) Bagi aseptor yang cocok, pil KB bisa dipakai dalam jangka
waktu cukup lama
3. Suntikan KB
Kontarasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu
kontrasepsi yang populer. Kontrasepi suntikan yang digunakan adalah
long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan
nama dagang Noristrat dan Depomedroksi progesteron acetat (DMPA)
dengan nama dagang Depoprovera. Tekhnik penyuntikan ialah seca
intramuskulus dalam, di daerah muskulus gluteus maksimus atau
deltoideus.
a. Keuntungan
1) Praktis kaena tidak perlu mengingat-ingat setiap hari
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
11
b. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering
memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali.
2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
4) Perubahan berat badan
5) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular
seksual, HBV, atau HIV/ AIDS
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian
7) Sakit kepala
8) Timbulnya jerawat
12
4) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan
haid atau amenorea
5) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai
riwayat kanker payudara
6) Perempuan penderita keganasan penyakit jantung, penyakit
hati, penyakit paru- paru berat, dan penderita diabetes melitus
disertai komplikasinya.
13
7) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi tidak teratur, hal ini juga
merupakan efeksamping pemakaian suntikan KB, pergilah ke
tempat pelayanan kesehatan untuk membicarakannya dengan
bidan atau dokter
14
6) Tidak mengganggu hubungan suami istri
7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
e. Kerugian
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
bercak-bercak perdarahan (spotting), dan saat haid akan lebih
sakit.
2) Rasa nyeri atau mulas beberapa saat setelah pemasangan
3) Tidak mencegah IMS, HBV, dan HIV/AIDS
4) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan, karena penyakit radang panggul
sering terjadi setelah Perempuan IMS memakai AKDR
5) Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut setelah
pemasangan.
6) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, karena
petugas kesehatan yang sudah terlatih yang dapat melepas
AKDR
7) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu
ke waktu. Untuk melakukannya, perempuan harus memasukkas
jarinya ke dalam vagina, sebagian besar perempuan tidak mau
melakukan hal ini
15
3) Perempuan yang menghendakai kontrasepsi jangka panjang dan
yang memiliki efektivitas tinggi
4) Perempuan setelah keguguran dan setelah melahirkan
5) Perempuan dengan resiko rendah terkena IMS
6) Perempuan yang tidak menyukai mengingat- ingat meminum pil
KB setiap hari
7) Perempuan yang gemuk maupun kurus
8) Perempuan hipertensi
9) Penderita penyakit jantung, diabetes melitus, dan penyakit hati
dan empedu
16
2) Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih
b. Keuntungan
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (5 tahun)
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Tidak mengganggu kegiatan senggama
6) Klien hanya perlu kembali ke pelayanan kesehatan hanya jika
merasa ada keluhan
7) Dapat dicabut setiap saat saat sesuai dengan kebutuhan
c. Kerugian
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid sering
memanjang atau memendek, perdarahan yang banyak atau
17
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), atau tidak terjadi haid sama sekali
2) Nyeri kepala
3) Penurunan atau peningkatan berat badan
4) Nyeri payudara
5) Perasaan mual
6) Pening/ pusing kepala
7) Perubahan perasaan( mood) atau kegelisahan
8) Klien harus ke klinik pelayanan kesehatan jika menginginkan
pencabutan
9) Tidak menjamin pencegahan penularan penyakit menular
seksual, HBV, atau HIV/ AIDS
18
3) Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
atau amenorea
4) Perempuan yang menderita kanker payudara atau mempunyai
riwayat kanker payudara
5) Perempuan hipertensi
6) Penderita penyakit jantung, diabetes mellitus
19
5) Pada hari ke lima pembalut pada bekas tempat pemasangan
boleh dibuka. Lihat dan peerhatikan, jika bekasnya sudah kering
tidak perlu dibalut lagi.
6) Kemungkinan siklus haid ibu menjadi tidak teratur, hal ini
merupakan efeksamping pemakaian kontrasepsi implant,
pergilah ke tempat pelayanan kesehatan untuk
membicarakannya dengan bidan atau dokter
7) Jika ada keluhan, pergilah ke tempat pelayanan kesehatan agar
dapat ditolong oleh dokter atau bidan
8) Sesudah lima tahun, segeralah menuju tempat pelayanan
kesehata karena keenam kapsul itu harus dicabut. Jika masih
menginginkan kontrasepsi implant dokter atau bidan akan
menggantinya dengan yang baru.
c. Kerugian Tubektomi :
1) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan.
20
2) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
21
1) bagi wanita usia subur berumur diatas 26 tahun , dan sudah
punya anak cukup ( 2 anak ), anak terkecil harus berusia
minimal 5 tahun.
2) Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang
menderita Maag (kelaianan lambung agar makan obat maag
sebelum dan sesudah puasa
3) Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi
sampai bersih, dan juga daerah perut bagian bawah
4) Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dan lain
sebagainya
5) Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah
ditandatangani atau di cap jempol
6) Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu
7) Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani
anggota keluarga; sebaiknya suami.
h. Syarat :
1) Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani.
2) Mengikuti konseling (bimbingan tatap muka).
3) Menanda tangani formulir persetujuan tindakan medik
(informed consent).
22
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan
spermatozoa.
c. Kerugian vasektomi :
1) Harus ada pembedahan minor.
2) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki
anak.
d. Yang dapat menjalani vasektomi
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri
beresiko tinggi
23
g. Yang harus diingat :
1) Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup ( 2 anak )
dan istri beresiko tinggi.
2) Tidur dan istirahat cukup
3) Mandi dan memebersihkan daerah sekitar kemaluan
4) Makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke klinik
5) Datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar
6) Jangan lupa membawa surat persetujuan isteri yang
ditandatangani atau cap jempol
7) Boleh bersenggama setelah 2-3 hari setelah operasi dengan
menggunakan kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai
20 kali ejakulasi atau 3 bulan setelah operasi.
D. Evidence Based
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi
berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan
bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggungjawabkan.
Evidence Based Midwifery atau yang lebih dikenal dengan EBM
adalah penggunaan mutakhir terbaik yang ada secara bersungguh sungguh,
eksplisit dan bijaksana untuk pengambilan keputusan dalam penanganan
pasien perseorangan (Sackett et al,1997).Evidenced Based Midwifery
(EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia kebidanan karena dengan
adanya EBM maka dapat mencegah tindaka – tindakan yang tidak
diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi pasien,terutama pada
24
proses persalinan yang diharapkan berjalan dengan lancar dan aman
sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
25
kontrasepsi hormonal kombinasi diklasifikasikan dalam kategori 4 untuk
semua ibu postpartum, termasuk ibu menyusui yang melahirkan < 21 hari.
Tabel 2.
Revisi rekomendasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi,
termasukkontrasepsi oral, tempel, cincin vagina, selama masa post-partum
pada ibu yang menyusui
Kondisi Kategori Klasifikasi / Bukti
Postpartum Klasifikasi :
(Ibu Menyusui†) Berdasarkan departemen pelayanan
kesehatan dan manusia Amerika
Serikat menetapkan bahwa bayi harus
mendapatkan ASI Eksklusif selama 4-
6 bulan pertama kehidupan,
sebaiknya dalam masa 6 bulan.
Idealnya, ASI harus dilanjutkan
sampai bayi berumur 1 tahun.
Bukti:
Penelitian eksperimental
memperlihatkan bahwa ditemukan
efek penggunaan kontrasepsi
hormonal oral terhadap volume ASI.
Namun tidak berefek negatif pada
berat badan bayi. Selain itu,
penelitian juga tidak menemukan
adanya efek merugikan dari estrogen
eksogen terhadap bayi yang
terekspose dengan KHK selama masa
menyusui. Secara umum, penelitian-
penelitian ini masih memiliki kualitas
yang rendah, kurangnya standar
26
definisi dari menyusui itu sendiri atau
pengukuran hasil yang tidak akurat,
serta tidak memasukkan bayi
prematur atau bayi yang sakit sebagai
sampel percobaan. Secara teoritis,
perhatian terhadap efek penggunaan
kontrasepsi terhadap produksi asi
lebih baik dilakukan pada masa awal
postpartum disaat aliran asi sedang
dalam masa permulaan.
Bukti:
Tidak terdapat bukti langsung
mengenai resikoTEV pada ibu
postpartum yang menggunakan KHK.
Resiko TEV mengalami peningkatan
selama kehamilan dan postpartum;
resiko ini utamanya ditemukan pada
minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari postpartum. Penggunaan KHK
yang dapat meningkatkan resiko TEV
pada wanita usia produktif yang
sehat, kemungkinan dapat menjadi
resiko tambahan jika digunakan pada
masa ini. Resiko kehamilan dalam
masa 21 hari setelah persalinan sangat
rendah, namun akan meningkat
setelah itu, kemudian kemungkinan
ovulasi sebelum menstruasi pertama
setelah persalinan dapat terjadi.
a. <21 hari 4
b. 21 sampai <30 hari
27
i. Dengan faktor 3 Klasifikasi:
resiko TEV lainnya Untuk wanita dengan faktor resiko
( seperti umur ≥ 35 TEV, akan meningkat menuju
tahun, riwayat TVE klasifikasi -4 ; contohnya, merokok,
sebelumnya, Trombosis Vena Dalam, yang
thrombofilia, diketahui sebagai mutasi
immobilitas, transfuse thrombogenik dan kardiomiopati
saat persalinan, IMT peripartum.
≥30. Perdarahan Bukti:
postpartum, Tidak terdapat bukti langsung
postcaesar, pre- mengenai resiko TEV pada wanita
eklampsi, atau postpartum yang menggunakan KHK.
merokok) Resiko TEV meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum;
resiko ini utamanya ditemukan pada
minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari persalinan. Penggunaan KHK,
yang meningkatkan resiko TEV pada
wanita usia reproduksi yang sehat
dapat menimbulkan resiko tambahan
jika digunakan pada masa ini.
ii. Tanpa Resiko 3
TEVlainnya
c. 30-42 hari
i. Dengan faktor 3 Klasifikasi:
resiko TEV lainnya Untuk wanita dengan faktor resiko
(seperti umur ≥ 35 TEV,
tahun, riwayat TVE akan meningkat menuju klasifikasi
sebelumnya ―4, contohnya,
,thrombofilia, merokok, Trombosis Vena Dalam,
28
immobilitas, transfuse yang diketahui sebagai mutasi
saat persalinan, IMT thrombogenik dan kardiomiopati
≥30. Perdarahan peripartum.
postpartum, Bukti:
postcaesar, pre- Tidak terdapat bukti langsung
eklampsi, atau mengenai resikoTEV pada wanita
merokok) postpartum yang menggunakan
KHK.Resiko TEV meningkat selama
kehamilan dan masa postpartum;
ii. Tanpa Resiko TEV 2 resiko ini utamanya ditemukan pada
lainnya minggu pertama setelah persalinan,
menurun ke arah normal setelah 42
hari persalinan. Penggunaan KHK,
yang meningkatkan resiko TEV pada
wanita usia reproduksi yang sehat
dapat menimbulkan resiko tambahan
jika digunakan pada masa ini.
c. > 42 hari 2
Keterangan:
TEV = Tromboemboli vena; KHK = Kontrasepsi Hormonal
Kombinasi; IMT = Indeks Massa Tubuh (Berat [Kg]/ Tinggi [m2] ;
KOK = Kontrasepsi Oral kombinasi.
*Kategori: 1 = kondisi dimana tidak terdapat pembatasan terhadap
penggunaan kotrasepsi, 2 = kondisi dimanakeuntungan penggunaan
kontrasepsi umumnya lebih besar dari resiko teoritis dan yang
ditemukan, 3 = kondisi dimana resiko penggunaan kontrasepsi yang
ditemukan lebih besar dibandingkan keuntungannya, 4 = kondisi
dimana ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis apapun.
29
†Rekomendasi untuk ibu menyusui dibagi sesuai bulan berdasarkan
US MEC, 2010. Rekomendasi ini dibagi berdasarkan hari untuk
tujuan penggabungan dengan rekomendasi postpartum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal kata “kontra” berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan. Macam- macam kontrasepsi :
1. Alat Kontarepsi Berupa Kondom
2. Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma.
3. Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
4. Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik).
5. Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
Penilaian Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak
memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan
penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Saat klien datang pada
kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom
dan kepuasan dalam menggunakannya.
30
Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi
berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan
bukti dan bukti inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang
bisa dipertanggungjawabkan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun
banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dyah Noviawati Setya Arum, S.Si.T dan Sujiyatini, S.Si.T, 2011, Panduan
Lengkap Pelayanan KB Terkini, Jogjakarta : Nuha Medika.
Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SPOG(K), MPH, 2010, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : PT BINA PUSTAKA SARWONO
PRAWIROHARDJO
31