Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA

ANC, INC, NIFAS, BBL,

BAYI DAN BALITA

ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

DISUSUN OLEH Kelompok III Irdayanti Zahratul Hayana

KELAS A KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING Siti Qomariah,SST,M.Kes

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS


KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemampuan akal pikiran kepada
seluruh manusia, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Komunitas pada ANC, INC, Nifas, BBL, Bayi dan
Balita”.
Tujuan penulisan makalah ini untuk sebagai pencapaian KRS yang telah
ditetapkan oleh dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, selain itu
makalah ini sebagai sarana pengetahuan bagi seluruh kalangan mahasiswa
khususnya prodi kebidanan.
Dalam penulisan makalah ini, kami tentu menemukan hambatan baik dari
luar maupun dari dalam. Adapun hambatan itu adalah keterbatasan pengetahuan
kami, sumber informasi dan keterbatasan waktu yang membuat kurang
maksimalnya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini banyak mendapat arahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami, dosen
pembimbing, serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan terhadap
penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan penulis.
Pekanbaru, Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Asuhan kebidanan di komunitas pada antenatal .................................... 3
B. Asuhan kebidanan di komunitas pada Intranatal .................................... 11
C. Asuhan kebidanan di komunitas pada postnatal ..................................... 14
D. Asuhan kebidanan di komunitas pada BBL ........................................... 16
E. Asuhan kebidanan di komunitas pada bayi dan balita ............................. 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes
no.900/Menkes/SK/VII/2002).
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat
Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia
adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan di Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Bidan yg bekerja di komunitas harus mengenal
kondisi kesehatan di masyarakat yangg selalu mengalami perubahan, sehingga
bidan harus tanggap terhadap perubahan tersebut.
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari sudut pandang
yang berbeda. WHO mendefinisikan komunitas sebagai kelompok social yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,
serta adanya saling mengenal dan berinteraksi Antara anggota masyarakat yang
satu dengan yang lainnya. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan
dalam melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan
komunitas adalah bidan yang melayani keluarga dan masyarakat di luar rumah
sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut
adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan komunitas
sebagai sarana pelayanan, ilmu dan teknologi kebidanan, serta factor yang
mempengaruhi seperti lingkungan, masing-masing usnur memiliki karekteristik.
Pendekatan baru mengenai kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan
pelayanan kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi target peencapaian
menjadi berorientasi penjagaan mutu pelayanan. Pendekatan semacam ini
mengharuskan pihak pengelola program untuk mengoordinasi semua kegiatan
yang berbasis klinik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, swasta atau yang
berbasis pada masyarakat seperti posyanddu, polindes, bidan di desa, petugas
penyalur kontrasepsi (CBD), dan lainnya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan kebidanan komunitas antenatal.
2. Untuk mengetahui asuhan kebidanan komunitas intranatal.
3. Untuk mengetahui asuhan kebidanan komunitas postnatal.
4. Untuk mengetahui asuhan kebidanan komunitas bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui asuhan kebidanan komunitas bayi dan balita.

BAB II PEMBAHASAN
2
A. Asuhan Kebidanan Di Komunitas pada Antenatal
1. Pengertian Asuhan Antenatal
Menurut Karwati 2013, asuhan kebidanan adalah proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang
lingkup prktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Pemeriksaan kehamilan
untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara
berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim .
2. Tujuan Asuhan Antenatal
a. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai dengan
kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi
dapat lahir dengan sehat.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2) Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janin.
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi.
5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif
3. Standar Pelayanan Antenatal Di Komunitas
Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut
meliputi :
a. Standar 3 : identifikasi ibu hamil.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota

3
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
dini dan secara teratur. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
2) Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan kehamilan
secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
b. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka
harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama
kehamilan.
2) Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
c. Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan
palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke dalam rongga panggul,
untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Hasil yang
diharapkan adalah :

1) Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.


2) Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

4
3) Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai
dengan kebutuhan.
d. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
2) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR
e. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Hasil yang diharapkan
adalah :
1) Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai
dan tepat waktu.
2) Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.
f. Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya
pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman
dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap
rumah ibu hamil untuk hal ini. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan
yang bersih dan aman.
2) Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan
pertolongan bidan terampil.
3) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika
perlu.

4) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

5
4. Standar Minimal Asuhan Antenatal 7t
a. Timbang berat badan. Kunjungan dilakukan :
1) Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali.
2) 28-36 minggu : 2 minggu sekali.
3) Diatas 36 minggu: satu minggu sekali
b. Ukur tekanan darah.
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya preeklamsi dan
eklamsi
c. Ukur tinggi fundus uteri.
Untuk memantau perkembangan janin
d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid.
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus. TT1 diberikan
saat ANC pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1.
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum
( 3 tahun ). Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum dalam kurun waktu 3
tahun.
e. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet
mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500µg.
Pemberian dimulai dengan dosis satu tablet sehari pada saat ibu tidak
merasa mual, dan pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90
tablet.
f. Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS).
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan
pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang
pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu
hamil, sangat penting karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan.
Upaya diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis

6
pendekatan gejala, memberikan terapi sesuai dengan gejala yang muncul,
dan memberikan konseling untuk rujukan.
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang
memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk memberikan konsuultasi
atau melakukan kerja sama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan
adalah :
1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat untuk konsultasi.
2) Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat
hasil rujukan.
4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
5) Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
6) Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.
7) Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana kelahiran.
8) Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke tempat
persalinan.
5. Standar Minimal Peralatan Antenatal
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan tidak
steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan. a.
Peralatan tidak steril
1) Timbangan dewasa
2) Pengukur tinggi badan
3) Sphygmomanometer (tensi meter)
4) Stetoskop
5) Funduskup
6) Thermometer aksila
7) Pengukur waktu
8) Senter
9) Reflex hamer

7
10) Pita lila
11) Pengukur hb
12) Metline
13) Bengkok
14) Handuk kering
15) Tabung urin
16) Lampu spiritus
17) Reagen untuk urin
18) Tempat sampah
b. Peralatan steril
1) Bak instrument
2) Spate lidah
3) Sarung tangan
4) Spuit
c. Nahan habis pakai
1) Kasa bersih
2) Kapas
3) Alcohol 70%
4) Larutan klorin
d. Formulir
1) Buku KIA
2) Kartu status
3) Formulir rujukan
4) Buku register
5) Alat tulis kantor
6) Kartu penapisan dini
7) Kohort ibu atau bayi
e. Obat-obatan
1) Golongan roborantia (vit B6 dan B kompleks)
2) Tablet zat besi
3) Vaksin TT
4) Kapsul iodium
8
5) Obat KB.
6. Manajemen Asuhan Antenatal
Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah
alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan
kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam
manajemen asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama
dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran,
penolong persalinan, tempat bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan
mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi. Upaya yang harus dilakukan
bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:
a. Melakukan kunjungan rumah;
b. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan
pemeriksaan;
c. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari
pemencahannya;
d. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1) Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14.
2) Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14
sampai minggu ke -28.
3) Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36 Kunjungan ideal selama
kehamilan:
a) Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan
terlambat haid 1 bulan.
b) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan.
c) Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan.
d) Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan.
e) Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah. Bidan dapat melakukan
beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
1) Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya.

9
2) Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan teratur.
3) Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak
merasakan kehamilannya.
4) Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang
waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil
agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
5) Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah
apabila ibu mempunyai rencana melahirkan dirumah.
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat
kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini,
pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur,
kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan
dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau
dokter.
2) Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan
percaya terhadap orang yang menolong. Tempat persalinan harus
direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan
secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada
semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang
berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining
antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu
muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.
7. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Managemen Asuhan Antenatal Di
Komunitas
a. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah
mungkin dan membuatnya merasa nyaman.
b. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip
mendengarkan efektif.

10
c. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan
kebidanan
d. Melakukan peeriksaan seperlunya.
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb).
f. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan
tindakan darurat
g. Memberikan konseling sesuai kebutuhan.
h. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman
dirumah.
i. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada
tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya,
gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri
abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya.
j. Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu.
k. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc.
l. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
m. Mendokumentasikan hasil kunjungan.

B. Asuhan Kebidanan Di Komunitas pada Intranatal


1. Pengertian Asuhan Intranatal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran adalah akhir
kehamilan dan titik dimulainya kehidupan diluar Rahim.
2. Tujuan Asuhan Intranatal
a. Memastikan persalinan yang telah direncanakan.
b. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman dan dalam suasana yang
menyenangkan.
c. Mempersiapkan tranfortasi, serta biaya rujukan bila diperlukan.
3. Standar minimal pelayanan intranatal
Standar pelayanan asuhan intranatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 9 – standar 12.

11
a. Standar 9 : asuhan persalinan kala I tujuannya untuk memberikan
pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
b. Standar 10 persalian kala II yang aman, tujuannya untuk memastikan
persalinan yang bersih dan aaman untuk ibu dan bayi
c. Standar 11 penatalaksanaan aktif persalinan kala III tujuannya untuk
membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan.
d. Standar 12 penanganan kala II dengan gawat janin melalui efisiotomi,
tujuannya mempercepat persalinan dengan melakukan efisiotomi jika ada
tanda-tanda gawad janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
4. Pelayanan kebidanan komunitas
a. Persiapan
1) Persiapan bidan
a) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan.
b) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman
untuk persalinan dan kelahiran bayi.
c) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan dan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan
yang diperlukan serta dan dalam keadaan siap pakai pada setiap
persalinan dan kelahiran bayi.
d) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya.
e) Memberikan asuhan sayang ibu.
2) Persiapan rumah dan lingkungan
a) Tersedia ruangan yang bersih dan layak.
b) Tersedia sumber air bersih, air panas, dan air dingin.
c) Tersedia penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakkan di
tengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun
kanan, dan cahay sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan.

12
d) Tersedia fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi
ambulans jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersediannya
mobi yang bisa digunakan saat diperlukan untuk merujuk.
3) Persiapan alat/bidan kit
a) Tensimeter
b) Stetoskop
c) Jam yang mempunyai detik
d) Thermometer
e) Partus set
f) Heating set
g) Bahan habis pakai (injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kassa)
h) Set kegawatdaruratan
i) Bengkok
j) Tempat sampah medis, non medis, dan tajam
k) alat-alat pelindung diri 4) persiapan ibu dan keluarga
a) kendil atau kwali untuk ari-ari
b) baju berkancing
c) kain panjang/sewek
d) handuk
e) celana dalam
f) pembalut
g) perlengkapan pakaian bayi
h) selimut bayi
5. intranatal di rumah
a. Asuhan persalinan kala I bertujuan untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan
aman.
b. Asuhan persalianan kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun
bayi. Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila
diperlukan rujukan.

c. Asuhan persalinan kala III


13
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam
melakukan manajemen aktif kala III untuk mencegah kejadian perdarahan.
d. Asuhan persalinan kala IV
Asuhan persalianan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam
setelah plasenta lahir. Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal
yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.

C. Asuhan Kebidanan Di Komunitas pada Postnatal


1. Pengertian masa nifas
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Asuhan kebidanan di
komunitas adlah pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu
nifas akan tetapi pemberian asuhan yang melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat di sekita ibu nifas. Pelayanan masa nifas merupakan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Tujuan asuhan masa nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining secara kompreensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
e. Mendapatkan kesehatan emosi
3. Manajemen Ibu Post Partum
a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama mas nifas
b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

14
c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
d. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan
dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman.
g. Melakukan managemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas
h. Memberikan asuhan secara professional
4. Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kebijakan program nasional masa nifas (kemenkes RI 2015), yaitu paling
sedikit 3 kali melakukan kunjungan pada masa nifas/ KF 1- KF 3 dengan tujuan:
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adannya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. Mendeteksi adannya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya
e. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas.
1) KF 1 (6 jam-3 hari post partum)
a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilicus, tidak ada tanda-tanda perdarahan normal
b) Menilai adannya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
abnormal
c) Memastikan ibu dapat istirahat yang cukup
d) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan

15
e) Memastikan ibu menyusui denganbaik dan benar serta tidak
ada tanda-tanda kesulitan menyusui
f) Memberikan kinseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
2) KF 2 (4-28 hari postpartum)
a) Asuhan pada KF 2 sama dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan KF 1
b) Perikasa pengeluaran asi dan keadaan payudara
c) Periksa keadaan tali pusat (biasanya sudah lepas)
3) KF 3 (29 – 42 hari post partum)
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami
b) Memberikan konseling KB secara dini, imunisasi, senam nifas,
dan tanda-tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi
c) Periksa TTV, KU, fisik : perdarahan pervaginam, lochia,
perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, TFU, fungsi
berkemih, penyembuhan luka
d) Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya bagaimana
dukungan yang didapat dari keluarga, pasangan dan masyarakat
untuk perawatan bayinya.

D. Asuhan Kebidanan Di Komunitas pada Bayi Baru Lahir (BBL) 1. Definisi


BBL
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik
agar bayi diluar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
2. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal
a. Penilaian
1) bayi cukup bulan
2) air ketuban jernih, tidak bercampur meconium
3) bayi menangis atau bernafas/tidak magap-megap
4) tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif
b. Asuhan Bayi Baru Lahir
1) Jaga kehangatan
16
2) Bersihkan jalan nafas (jika perlu)
3) Keringkan
4) Pemantauan tanda bahaya
5) Klem,potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2
menit setelah lahir
6) Lakukan IMD
7) Berikan suntikan vitamin K, 1 mg intramuscular di paha kiri
anterolateral setelah IMD
8) Berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
9) Pemeriksaan fisik
10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha anterolateral,
kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelyanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terjadi
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Pelayanan kesehatan neonatal dasr
dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan
BBL dan pemeriksaan menggunakan pendekatan manajemen terpadu bayi muda
(MTBM)
a. Kunjungan Neonatal ke 1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
setelah lahir. Hal yang dilaksanakan:
1) Jaga kesehatan tubuh bayi.
2) Berikan ASI ekslusif.
3) Rawat tali pusat
b. Kunjungan neonatal ke 2 (KN II) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3
sampai hari ke 7 setelah lahir.
1) Jaga kehangatan tubuh bayi.
2) Berikan ASI ekslusif.
3) Cegah infeksi.
4) Rawat tali pusat
c. Kunjungan neonatal ke 3 (KN III) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

1) Periksa ada/tidak bahaya dan atau gejala sakit.


17
2) Lakukan : jaga kehangatan, beri ASI ekslusif, rawat tali pusat.

E. Asuhan Kebidanan Di Komunitas pada Bayi dan Balita


1. Definisi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29
hari sampai dengan 11 bulan
a. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kunjungan bayi pada umur 3 – 5 bulan
c. Kunjungan bayi pad umur 6-8 bulan
d. Kunjungan bayi pada umur 9 – 11 bulan
2. Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman asuhan
persalinan normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanann asuhan bayi baru
lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan, atau perawat. Pelaksanaan asuhan
bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat
gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu
selama 24 jam).
3. Asuhan Bayi dan Balita
a. Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal, meliputi:
1) Pertolongan persalinan bersih dan aman
2) Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
3) Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
4) Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah lahir
5) Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
6) Merawat tali pusat
7) Pencegahan kehilangan panas
8) Pencegahan infeksi
9) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
10) Imunisasi
b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0-28 hari
(kunjungan neonatus).

18
c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif untuk bayi
dibawah 6 bulan.
d. Pemantauan tumbuh kembang bayi untukk meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak melalui seteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
e. Pemberian obat yang bersifat semesntara pada penyakit ringan sepanjang
sesuai dengan obat-obatan pada dokter
Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan
balita, yaitu :
1) Persiapan anak yang berkualitas, maka sejak terjadi pembuahan sampai
dewasa haruslah diakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama
agar tumbuh kembang anak tidak mengalami kegagalan
2) Pemenuhan kebutuhizi seimbang
3) Pemberian kapsul vitamin A
4) Pencegahan muntaber
5) Pencegahan infeksi saluran nafas akut
6) Vaksinasi/ imunisasi
7) Posyandu
8) Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) B
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita
Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkorelasi dengan
pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar mempunyain pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan. Oleh karenanya stimulasi yang diberikan kepada
anak balita dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
dilakukan sesuai dengan pembagian kelompok umur anak berikut ini:
No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur
1. Masa prenatal, janin dalam Masa Prenatal
kandungan

2. Masa bayi Umur 0-12 bulan


3. Masa anak balita Umur 12-60 bulan (2-5

19
tahun)
Umur 60- 72 bulan (5 -6
4. Masa pra sekolah
tahun)

20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang lingkup prktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
2. Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8.
3. Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan
tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan
obatobatan.
4. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
5. Standar pelayanan asuhan intranatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 9 – standar 12.
6. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
7. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian
fisiologik agar bayi diluar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
8. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan

21
DAFTAR PUSTAKA

Tombekon, Sandra Gerce, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas. IN Media:


Bogor.
Kepmenkes no.900/Menkes/SK/VII/2002
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Citramaya: Yogjakarta.
Yulifah, Rita, Tri Johan. 2013. Asuhan Kebidanan Komunitas. Selemba Medika:
Jakarta.
Vesra, Elita. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas. CV. Trans Media: Jakarta
Timur.
Lia Kurnia Sari. 2107. Jurnak Kesehatan Masyarakat Buku KIA dan Pemanfaatan
Untuk Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak. Kesmas Wigama. Vol. 3,
No. 1.
Lukman Hakim. 2018. Jurnal Paradigma Pelaksanaan Program Keluarga
Berencana Di Kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat. Fisip Unmul.
Vol. 7, No. 2.
Yuwono, Dwi Ismantoro. 2018. Memahami Etika Profesi dan Pekerjaan.
Madpress Digital: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai