Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

Pengembangan Forum PSM Dalam Kebidanan Komunitas


Ambulans Desa
Dosen Pengampu : Rahayu Sumaningsih, SST, M.Kes
\

Disusun Oleh :
Kelompok 7/III-A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2018
TUGAS KELOMPOK
Pengembangan Forum PSM Dalam Kebidanan Komunitas
Ambulans Desa
Dosen Pengampu : Rahayu Sumaningsih, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 7/III-A

1. Ulfah Afista (P27824216007)


2. Wahyu Tiara R (P27824216008)
3. Amalia Firdayati (P27824216013)
4. Sinta Mustika A (P27824216016)
5. Vivi Vebristy P (P27824216034)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan dengan
judul “”
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah promosi
kesehatan. Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Teta Puji Rahayu , SST, M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Kampus
Magetan.
2. Ibu Rahayu Sumaningsih, SST, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
Kebidanan Komunitas
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Magetan, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
2.1 Pengertian ....................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Ambulance Desa ................................................................................ 5
2.3 Sasaran Ambulance desa ................................................................................ 6
2.4 Kriteria Ambulance desa ................................................................................ 6
2.5 Indikator Proses Pembentukan Ambulance Desa ........................................... 6
2.6 Pengelolaan Ambulan Desa............................................................................ 6
2.7 Pembiayaan Ambulan Desa ............................................................................ 7
2.8 Peran Bidan dalam pengelolaan Ambulance Desa ......................................... 7
2.9 Pembinaan Peran Serta Masyarakat ............................................................... 8
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ambulans desa adalah mobil milik warga yang secara sukarela disiagakan
untuk membantu ibu hamil yang telah tiba masa persalinannya atau ibu hamil yang
diharuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas yang lebih memadai dari apa yang
ada di tempat ia tinggal. Dan menurut Maternity, Dainty (2017) Ambulan desa adalah
suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan warga yang
membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan.
Kehadiran ambulans desa ini dinilai cukup membantu kelancaran proses
persalinanwarga dan dapat digolongkan dalam Gerakan Sayang Ibu.Selain mobil
Sepeda motor juga disebut ambulans karena memiliki fungsi sepertimobil ambulans
yaitu membawa pasien. Ojek ambulans diutamakan untuk mengantar ibu hamil ke bidan di
Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes). Para pengojek di desa terpencil secara sukarela
siap menjaga dan mengantar para ibu yang hamil memeriksakan kandungannya
ke bidan hingga pada waktu menjelang kelahiran. Tim sukarelawan ini selalu Siaga
(siap antar dan jaga) selama 24 jam bagi ibu hamil dengan kata lain para tukang ojek
turut serta dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang sudah dimulai sejak tahun 2002. .
Keberadaan ojek ambulans sudah pasti sangat menolong masyarakat karena di
daerahterpencil belum ada alat transportasi umum yang memadai kecuali kendaraan.
Keberadaan ojek ambulans sudah pasti sangat menolong masyarakat karena di daerah
terpencil belum ada alat transportasi umum yang memadai kecuali kendaraan Cidomo
yaitu sejenis delman yang ditarik kuda. Beberapa lokasi permukiman penduduk pun
masih ada yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat karena hanya
berupa jalan setapak.Oleh karena itu, wajar jika sebelum ada program GSI banyak ibu
melahirkan tidak tertolong sehingga angka kematian ibu dan anak banyak
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari ambulans desa?

1
2

2. Apa tujuan dari ambulans desa?


3. Apa sasaran dari ambulans desa?
4. Apa kriteria dari ambulans desa?
5. Apa indikator proses pembentukan ambulans desa?
6. Apa saja pengolahan dari ambulans desa?
7. Apa saja pembiayaan dari ambulans desa?
8. Apa peran bidan dalam pengelolaan dari ambulans desa?
9. Apa saja peran serta masyarakat dalamambulans desa?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang tujuan dari
ambulans desa dan peran bidan dalam pengelolaan dari ambulans desa.
Tujuan khusus
a Menjelaskan pengertian dari ambulans desa
b Menjelaskan tujuan dari ambulans desa
c Menjelaskan siapa saja sasaran dari ambulans desa
d Menjelaskan kriteria dari ambulans desa
e Menjelaskan indikator proses pembentukan ambulans desa
f Menjelaskan pengolahan dari ambulans desa
g Menjelaskan pembiayaan dari ambulans desa
h Menjelaskan peran bidan dalam pengelolaan dari ambulans desa
i Menjelaskan peran serta masyarakat dalamambulans desa
1.4 Manfaat
1. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang tujuan dan peran serta masyarakat dalam
ambulan desa.
2. Bagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang tujuan
ambulan desa dan sasaran ambulans desa.
3

3. Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang ambulans desa khususnya bagi
institusi kesehatan agar dapat mengetahui tentang ambulans desa
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Ambulans desa adalah mobil milik warga yang secara sukarela disiagakan
untuk membantu ibu hamil yang telah tiba masa persalinannya atau ibu hamil yang
diharuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas yang lebih memadai dari apa yang
ada di tempat ia tinggal.
Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan saling
peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit rujukan kesehatan
yang berbentuk alat transportasi.
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk
mengantarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat
pelayanan kesehatan (Maternity, Dainty. 2017:83).
Kehadiran ambulans desa ini dinilai cukup membantu kelancaran proses
persalinanwarga dan dapat digolongkan dalam Gerakan Sayang Ibu.Selain mobil
Sepeda motor juga disebut ambulans karena memiliki fungsi sepertimobil ambulans
yaitu membawa pasien. Ojek ambulans diutamakan untuk mengantar ibu hamil ke bidan di
Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes). Para pengojek di desa terpencil secara sukarela
siap menjaga dan mengantar para ibu yang hamil memeriksakan kandungannya
ke bidan hingga pada waktu menjelang kelahiran. Tim sukarelawan ini selalu Siaga
(siap antar dan jaga) selama 24 jam bagi ibu hamil dengan kata lain para tukang ojek
turut serta dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang sudah dimulai sejak tahun 2002.
Keberadaan ojek ambulans sudah pasti sangat menolong masyarakat karena di
daerahterpencil belum ada alat transportasi umum yang memadai kecuali kendaraan.
Keberadaan ojek ambulans sudah pasti sangat menolong masyarakat karena di daerah
terpencil belum ada alat transportasi umum yang memadai kecuali kendaraan Cidomo
yaitu sejenis delman yang ditarik kuda. Beberapa lokasi permukiman penduduk pun
masih ada yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat karena hanya
berupa jalan setapak. Oleh karena itu, wajar jika sebelum ada program GSI banyak

4
5

ibu melahirkan tidak tertolong sehingga angka kematian ibu dan anak banyak. Ojek
ambulans bukanlah milik pemerintah desa tetapi milik perorangan. Sepedamotor ini
milik sendiri (pribadi -Red). Untuk lokasi yang hanya dapat dicapai dengan
berjalankaki, tak jarang pengojek bersama warga lainnya menandu dengan
menggunakan kain yang diikat pada bambu hingga menyerupai ayunan dan ibu naik
di atas kain tersebut. Ada yang ditandu (digotong) pakai kain itu dan harus berjalan
lama sampai dua jam baru sampai ke jalan. Sepeda motor yang biasanya hanya boleh
ditumpangi dua orang, tetapi ojek ambulans bisa dinaiki tiga orang yakni pengojek,
ibu hamil, dan pengantar. Selain suami, dukun beranak juga sering diminta mengantar
ibu hamil. Tetapi jika tidak ada bisa mengantar, maka ibu hamil tersebut
membonceng dengan cara badan si ibu diikat dengan kain panjang ke badan
pengojek.
2.2 Tujuan Ambulance Desa

Gambar 1.1 Ambulance Desa


Sumber : Maternity, Dainty. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Andi
6

1. Tujuan Umum
Membantu mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan.
2. Tujuan Khusus
Mempercepat pelayanan kegawat daruratan masalah kesehatan, bencana serta
kesiapsiagaan mengatasi masalah kesehatan yang terjadi atau mungkin terjadi.
2.3 Sasaran Ambulance desa
Pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perubahan prilaku individu dan
keluarga yang dapat menciptakan suasana yang kondusif terhadap perubahan
perilaku tersebut. Semua individu dan keluarga yang tanggap dan peduli terhadap
permasalahan kesehatan dalam hal ini kesiapsiagaan memenuhi sarana
transportasi sebagai ambulan desa.
2.4 Kriteria Ambulance desa
1. Kendaraan yang bermesin yang sesuai standart ( mobil sehat ).
2. Mobil pribadi, perusahaan, pemerintah pengusaha .
3. Online (siap pakai)
4. Ambulan desa dapat berupa alat alat transportasi yang dimiliki di Desa seperti
becak, gerobak, andong, perahu, motor, mobil dan lain sebagainya.
2.5 Indikator Proses Pembentukan Ambulance Desa
1. Ada forum kesehatan yang aktif
2. Gerakan bersama atau gotong royong oleh masyarakat dalam upaya mencegah
dan mengatasi masalah kesehatan, bencana serta kegawatdaruratan kesehatan
dengan pengendalian faktor resikonya
3. UKBM berkualitas
4. Pengamatan dan pemantauan masalah kesehatan
5. Penurunan kasus masalah kesehatan bencana atau kegawatdaruratan kesehatan
2.6 Pengelolaan Ambulan Desa
Ambulan desa dikelola oleh masyarakat sendiri baik termasuk toma, toga, dan
forum masyarakat lainnya dimana sasarannya adalah warga yang memiliki
kendaraan/alat transportasi serta siap bersiaga dalam jadwal yang ditentukan
7

(setiap harinya) untuk mengantarkan masyarakat yang mengalami kegawat


daruratan ketempat pelayanan kesehatan/rujukan.
Penempatan kendaraan ambulan desa dibalai desa, sementara jika desa tidak
memiliki ambulan. maka bisa memakai mobil bidan atau lurah yang sudah
disediakan ketika melakukan rujukan.
2.7 Pembiayaan Ambulan Desa
Pembiayaan ambulan desa bisa berasal dari dana sehat ataupun dari Dasolin
(Dana sosial bersalin) ataupun iuran rutin yang dibuat khusus oleh masyarakat,
hal tersebut dapat dimusywarahkan oleh masyarakat untuk disepakati bersama
agar alat transportasi yang digunakan sebagai ambulan desa dapat berjalan baik
dan bertahan lama digunakan dalam menolong kesehatan masyarakat.
2.8 Peran Bidan dalam pengelolaan Ambulance Desa
Peran bidan desa di dalam desa siaga yang salah satunya terdapat ambulance
desa terdiri dari fasilitator, motivator, dan katalisator.
1. Peran fasilitator
Peran utama fasilitator adalah menjadi pemandu proses, ia selalu mencoba
proses yang terbuka, inklusif dan adil sehingga setiap individu berpartisipasi
secara seimbang. Fasilitator juga menciptakan ruang aman dimana semua
pihak bisa sungguhsungguh berpartisipasi. Pendamping mempunyai tanggung
jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis,
serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
2. Peran motivator
Peran motivator adalah peran untuk menyadarkan dan mendorong kelompok
untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Menurut george R. Terry, dalam dasar-dasar motivasi motivator yang biasanya
memberikan hasil yang sangat memuaskan memiliki 10 ciri yaitu :
1. Melakukan perluasan dan perputaran pekerjaan
2. Meningkatkan partisipasi dan peran serta
3. Menerapkan manajemen berdasarkan hasil
8

4. Melakukan sentuhan perilaku manajerial pada setiap tingkatan secara bertahap


5. Memiliki kemampuan berfikir yang kuat
6. Membangun hubungan antar manusia yang realistik
7. Melakukan akomodasi lingkungan kerja
8. Memiliki waktu kerja yang fleksibel
9. Bersedia menerima kritik secara efektif
10. Berusaha membangun sistem kerja yang solid
3. Peran katalisator
Katalisator adalah orang-orang yang menjadikan segalanya terlaksana,
karakteristik. Seorang katalisator antara lain : intuitif, komunikatif,
bersemangat, berbakat, kreatif, menginisiatifkan, bertanggung jawab, murah
hati dan berpengaruh. Seorang katalisator akan membantu anggota tim lain
untuk saling mendukung dan memberi semangat. Dalam peran bidan ini dapat
dengan melakukan aktivitas sebagai penghubung antara kelompok
pendampingan dengan lembaga di luar kelompok maupun lembaga tekhnis
lainnya, baik tehnis pelayanan permodalan maupun pelayanan keterampilan
berusaha dalam rangka pengembangan jaringan.
2.9 Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu serta bayinya, bidan
harus bekerjasama dengan masyarakat. Bentuk Pembinaan peran serta masyarakat
(PSM) yang dapat dilakukan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Pencatatan kelahiran dan kematian ibu serta bayinya.
3. Penggerakan sasaran agar mau menerima pelayanan KIA
4. Pengaturan transportasi setempat yang siap pakai untuk rujukan (ambulance
desa)
5. Pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu
6. Pengorganisasian donor darah berjalan.
7. Pelaksanaan pertemuan rutin gerakan saying ibu dalam promosi Suami, bidan,
dan desa siaga
9

Pengembangan peran serta masyarakat yaitu menghidupkan tenaga


masyarakat, untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara
swadaya sebatas kemampuannya.
Ciri ciri pengembangan PSM yaitu
a. Langkah berantai
b. Intensitas tiap langkah bisa berbeda. Hal ini tergantung situasi dan kondisi
masyarakat.
c. Tiap langkah memiliki dasar rasional.
d. Mempunyai tujuan rasional.
e. Secara kumulatif akan menghasilkan perubahan yang diharapkan
f. Hakikatnya merupakan rangkaian yang mencerminkan lingkaran
pemecahan masalah dan proses perubahan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk
mengantarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat
pelayanan kesehatan
Ambulan desa dikelola oleh masyarakat sendiri yang sasarannya adalah warga
yang memiliki kendaraan atau alat transportasi serta siap siaga dalam jadwal yang
ditentukan atau setiap hari untuk mengantarkan masyarakat yang mengalami
kegawatdaruratan ketempat pelayanan kesehatan atau rujukan.
3.2 Saran
Penulis sadar akan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang

10
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna, S.Sit dan Y Sriati Rismintari,S.Sit. 2009. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Numed : Yogyakarta.
Karwati, SST,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan V ( Kebidanan Komunitas ). Jakarta :
Trans Info Media.
Maternity, Dainty. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Andi

Syafrudin, Hamidah. 2009 Kebidanan Komunitas. Jakarta :EGC

11

Anda mungkin juga menyukai