Anda di halaman 1dari 72

34

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau
komunitas.Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan
dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Menurut UU No.23 tahun 1992 yang dimaksud dengan keluarga adalah
suami istri, anak dan anggota keluargalainnya kelompok di masyarakat adalah
kelompok bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu nifas, ibu meneteki.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010 ).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2011).

Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur  yang
tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai


kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

I
34

Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan


peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dalam
pembangunan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam
mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe
motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan
keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan
obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer
dengan memberdayakan wanita.

Latar belakang kelurga adalah kurangnya pengetahuan Ibu mengenai


tanda, gejala, dan penyebab dari anemiad an kurangnya pengetahuan ibu
mengenai cara mencegah dan mengobati anemia secara dini.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Membantu Keluarga Binaan dalam mengupayakan hidup sehat dan mencapai
derajat yang optimal.
2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga


b. Menemukan masalah dan prioritas masalah
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
d. Implementasi dari hasil alternative pemecahan masalah.
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga
dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta
menanamkan hidup sehat.

2
34

C. SASARAN
Keluarga binaan yang dipilih yaitu keluarga Ny “ S“
D. MANFAAT
1. Bagi Keluarga Binaan
Sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan keluarga dalam mengetahui
pengertian, ciri-ciri, macam-macam, penatalaksanaan atau pencegahan,
dan mengajarka ibu cara minum tablet fe yang benar.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan komunitas di dalam praktik kerja lapangan yang telah di
dapatkan di perkuliahan.
3. Bagi Akademik
Menambah wacana dan wawasan tentang masalah kebidanan di
komunitas bagi pembaca secara keseluruhan dan sebagai sarana
untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
kebidanan keluarga melalui Praktik Kerja Lapangan.
E. METODE
Ceramah dan Tanya jawab mengenai Anemia
F. LANGKAH KERJA
1. Pengkajian data
2. Analisis data
3. Diagnosa masalah
4. Prioritas masalah
5. Perencanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
34

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kebidanan Komunitas
Kebidanan adalah seorang bidan yang bekerjamelayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu ( JH.Syahlan, SKM 2015).
Kebidanan adalah praktisi bidan oleh wanita selama masa kehamilan,
persalinan, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif.
Kebidanan adalah orang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan
yang telah diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan pendidikan
dan lulus serta terdaftar / mendapat ijin melakukan praktik kebidanan yang
melayani keluarga atau masyarakat diwilayah tertinggal (WHO).
Kebidanan berasal dari kata ‘Bidan” yang artinya adalah seseorang yang
telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau dapat izin
melakukan praktik kebidanan (Meilani ,nikendkk, 2009 : 8).
Komunitas adalah sekelompok orang yang berada disuatu wilayah
tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak yang berada dalam
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar
pelayanan kesehatan, tetapi merupakan kelanjutan dari pelayanan kesehatan
yang merupakan salah satu dari kegiatan bidan komunitas (Syarifudin dan
hamidah, 2009 : 1).
Kebidanan Komunitas adalah seorang bidan yang melayani sekelompok
orang yang berada di suatau wilayah tertentu yang berperan secara langusung
terhadap masyarakat untuk melayani kesehatan masyarakat tersebut ( hamidah
dkk 2014 ).
34

4
B. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan(Anita L. Vangelis. 2012 : 349)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Syarifudindan
hamidah, 2010 : 1).
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang
hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang
terkecil,dan biasanyan ,tetapi tidak selalu ada hubungan darah,ikatan
perkawinan atau ikatan –ikatan lain,mereka hidup bersama dalam satu
rumah(tempat tinggal),biasanya dibawah asuhan seorang kepala
rumah tangga dan makan dari satu periuk (Dep.Kes.RI. 2010)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Dep.kes.RI.2008)
34

5
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan
mereka hidup dalam suati rumah tangga dan berinteraksi satu sama
lain dan didalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
memperhatikan suatu kebudayaan.
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga itu adalah:
Unit terkecil masyarakat, terdiri dari dua orang atau lebih,
adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam suatu
rumah tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, setiap anggota keluarga menjalankan
peranannya masing-masing, menciptakan dan mempertahankan.
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah  yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
f. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
g. Patrilokal
34

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah


suami.
6
h. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami dan istri.
Ciri- ciri Struktur Keluarga ( Meilani dkk 2009 )
a. Terorganisasi
i. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
j. Ada keterbatasan
k. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
l. Ada Perbedaan dan Kekhususan
m. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
3. Ciri-ciri keluarga( Meilani dkk 2009 )
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
n. Ada hubungan darah
o. Ada ikatan batin
p. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
q. Ada pengambilan keputusan
r. Kerjasama diantara anggota keluarga
s. Komunikasi diantara anggota keluarga
t. Tinggal dalam satu rumah
4. Ciri –ciri keluarga Indonesia( Meilani dkk 2009 )
a. Suami sebagai pengambilan keputusan
u. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
34

v. Berbentuk monogram
w. Bertanggung jawab

7
x. Pengambilan keputusan
y. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
z. Ikatan kekeluargaan yang sangat erat
aa. Mempunyai semangat gotong – royong
5. Tipe / bentu keluarga( Meilani dkk 2009 )
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.
bb. Keluarga Besar (Extended Family)adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
cc. Keluarga Berantai (Serial Family)adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satukali dan merupakan inti.
dd. Keluarga Dada / Janda (Single Family)adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian
ee. Keluarga Berkomposisi (Composite)adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama
ff. Keluarga Kabitas (Cohabitation)adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
gg. Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang
sangat kuat.
C. Konsep Teori Anemia
1. Pengertian
34

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar


hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering
disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai
normal (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010).
8
2. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia menurut Hermawan Wibisinono (2009),
yaitu:

Bisanya ibu hamil dengan mengeluhkan sebagian atau keseluruhan


ciri-ciri dibawahini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb
dalam darah. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Pucat dan bibir, konjungtiva, lidah, gusi dan kulit
b. Lemah, letih, lesu dan lunglai
c. Nafas tereengah-engah
d. Nyeri dada
e. Ikterus

3. Macam-macam anemia pada ibu hamil menurut Arisman yaitu,:

a. Anemia defissienssi besi/karena kekuragan zat besi


Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai
hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada
kehamilan berikutnya.
Kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh
penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
34

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama


trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.

9
Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak
terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan
massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besiyang sekarang
disalurkan kepada janin.
Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara
normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak
menderita anemia defisiensi besi (Arisman, 2007).
b. Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau
setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan
sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan
molahidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk
memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital
walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit
hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai,
anemia yang tersisa seyogyanya diterapi dengan besi.
Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya lebih dari
7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan
serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak
34

demam, terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik


dibandingkan dengan transfusi darah (Sarwono, 2008).

4. Akibat anemia pada ibu hamil menurut Wibisono Hermawan (2009) yaitu:
a. Abortus
b. Persalinan preterm/sebelum waktunya
10
c. Proses persalinan lama
d. Perdarahan setelah persalinan
e. Syok
f. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
g. Bayi lahir prematur
h. Bayi cacat bawaan
i. Kekurangan cadangan zat besi
j. Kematian ibu dan janin
5. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil menurut Sodikin
(2009) yaitu:
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan
pemberian suplemenzat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-
turut selama masa kehamilan. Pemeriksaankadar Hb semua ibu hamil
dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada minggu ke-28.
Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali
1 tablet perhari dandisarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai
4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamiltrimester 3 dengan anemia
perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk
bersalin di rumah sakit.
Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan
memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi
34

seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupunsapi, sayur


bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah
organik).

11
Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat
diperlukan oleh sel-seldarah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan
dapat terhindar dari. Periksakan sedini mungkin apabila terdapat tanda-
tanda anemia, agar langkah-langkah antisipasi bisa segeradilakukan.
6. Cara meminum Tablet zat besi menurut Ai Yeyeh Rukiyah (2014) yaitu:
1. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk
mengurangi rasa mual
2. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12,
misalnya dengan jusjeruk atau air lemon untuk membantu proses
penyerapan.
3. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu
karena dapat menghambat proses penyerapan.
7. Makanan yang meningkatkan hemoglobin pada ibu hamil yaitu:
1. Zat besi, makanan penambah Hb ibu hamil yang kaya zat besi antara
lain daging merah, telur, sayuran hijau seperti, bayam dan brokoli,
tahu, kacang poolong, biji-bijian utuh dan kerang
2. Asam folat, makanan penambah Hb ibu hamil yang kaya asam folat
antara lain daging, kacang kedelai, kacang polong, bayam, brokoli,
jeruk, buat bit, anggur, leon atau jeruk, pepaya, pisang,telur, dan
alpukat
34

3. Vitamin B12, makanan yang kaya akan vitamin B12 adalah jeruk,
kacang polong, kedelai, sayuran hijau, gandum, daging, bayam, telur,
susu, dan sereal yang diperkaya vitamin B2.
4. Vitamin C, selain memenuhi asupannya, ibu hami pun perlu
memaksimalkan penyerapannya ke dalam tubuh dengan cara
mengkonsumsi makanan dan minuman.

12
D. PHBS mengelola sayur
1. Pengertian
Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari mentah
menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi
penerapan panas maupun tidak. Dalam uraian ini bisa disimpulkan bahwa
tidak semua mengolah itu memerlukan panas, sebagai contohnya kalau
kita mengolah sayuran dalam bentuk terancam atau salad, mengolah
buah-buahan menjadi rujak.
Pengolahan makanan harus bervariasi. Disetup, tim, goreng, tumis,
cah, panggang, bakar, rebus. Proses pengolahan yang bervariasi akan
berpengaruh terhadap aroma, penampilan, warna dan terkstur masakan.
Ini akan berdampak terhadap selera makan seseorang.
a. Merebus
Merebus adalah memetangkan bahan makanan dalam cairan yang
sedang mendidih (100oc) dengan tujuan agar bahan makanan itu
menjadi lunak. Dalam proses ini kematangan juga harus ditentukan,
tidak boleh terlalu lunak aaupun masih keras. Karena hal ini akan
membuat nilai gizinya berkurang.
b. Mengukus
34

Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air panas.


Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan
disekeliling bahan makanan yang dikukus.
c. Membakar
Membakar adalah memasak bahan makanan diatas lempengan besi
panas yang diletakkan di atas perapian.

13
d. Menumis
Menumis adalah mengolah bahan makanan dengan miyaksedikit
sambil diaduk dan dilakukan secara cepat. Teknik ini banyak
dilakukan pada masakan cina, dan dipakai sebagai teknik
menyelesaikan pada masakan continental
e. Menggoreng
Menggoreng adalah memasak bahan makanan dengan minyak banyak
hingga memperoleh hasil yang crispy atau kering dan berwarna
kecoklatan.
2. Tujuan serta Tahap Pengolahan Bahan Makanan
Tujuan memasak ialah membuat makan yang mudah dicerna oleh
tubuh kita, membuat makanan untuk aman dimakan, meningkatkan rasa
dan aroma pada makanan, meningkatkan penampilan dan warna pada
makanan tersebut, serta melengkapi atau menyeimbangkan kandungan
gizi jika dicampur dengan bahan makanan lain. Sebelum memasak kita
juga harus mempersiapkan diri, dan juga menyiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan. Tahapan ini bisa saja tidak terlewati semua atau bahkan
34

berhenti pada tahap tertentu. Adapun tahap-tahap persiapan memasak


yaitu :
a. Penimbangan
b. Pencucian
c. Pengupasan atau penyiangan
d. Pemotongan
e. Memeras

14

f. Menyaring
g. Mengocok
h. Mencampur

Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dalam mengolah makanan


menjadi asupan yang berguna untuk kesehatan tubuh, diperlukan
pengetahuan mendasar tentang baik buruknya ragam metode pengolahan
pada makanan. Bahan terbaik untuk sayuran dan buah adalah yang
ditanam secara organik (tanpa pestisida).

Buah dan sayuran semacam ini sudah bisa didapatkan secara mudah di
beberapa pasar swalayan. Pilihlah daging yang paling segar. Hindari
daging yang sudah berwarna kebiru-biruan, apalagi yang sudah
mengeluarkan aroma sedikit busuk. Untuk pemilihan ikan, pilihlah ikan
yang paling segar, begitu juga dengan daging ayam. Walau tidak menjadi
jaminan, daging yang lebih segar bebas dari bakteri dan kuman, dengan
pengolahan yang tepat, volume bakteri dan kuman pada daging bisa
34

dikurangi. Setidak-tidaknya belum ada proses pembusukkan yang


mengandung kuman serta bakteri yang jauh lebih berbahaya bagi
kesehatan.Sebelum melakukan pengolahan bahan makanan, hendaknya
kita tahu bagaimana ciri-ciri bahan makanan yang baik itu. Ciri-ciri bahan
makanan itu diantaranya :

1. Sayuran :
a. Warna masih segar
b. Tekstur masih kokoh
c. Tidak memar (cacat)
d. Tidak ada tanda-tanda dimakan serangga

15

e. Untuk biji dan polong pilih yang padat berisi


f. Harus bersih dari kotoran
2. Daging unggas
a. Dagingnya kenyal
b. Dagingnya tidak pucat
c. Tidak berlendir
d. Kaki bersih
e. Tidak patah tulang atau biru memar
f. Kulit tidak sobek
g. Bersih dari bulu
h. Bila ayam potong bebas dari jerohan, dan tanpa kepala leher serta kaki
i. Berbau segar dan dalam keadaan bersih.
3. Ikan :
a. Dagingnya padat (bila ditekan tidak meninggalkan bekas)
b. Insang masih merah dan segar
c. Matanya bening, menonjol keluar, dan penuh
34

d. Sisiknya mengkilap dan tidak mudah lepas


e. Kondisi umum perut tidak kembung, serta daging tidak tercabik
f. Baunya segar
g. Tidak berlendir berlebihan atau bahkan kering
4. Daging
a. Berbau khas dan tidak busuk
b. Tekstur daging lembut dan berserat halus
c. Apabila dipegang tidak lengket di tangan
d. Warna daging cerah
Disamping pemilihan bahan makanan, satu hal yang perlu diwaspadai
ialah pemilihan alat masak.
16
Jangan asal memilih dan menggunakan peralatan masak. Pastikan
peralatan masak yang digunakan tidak terlapisi bahan kimia. Setelah
pemilihan bahan makanan yang tepat, masih ada beberapa kiat untuk
menghindari makanan yang ada untuk dikunjungi bakteri dan kuman selama
pengolahan makanan berlangsung.
1. Pisahkanlah bahan makanan mentah berupa daging ternak, unggas serta
ikan dari bahan makanan lain. Simpan bahan-bahan makanan di dalam
wadah tertutup rapat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak kontak
bahan makanan mentah dengan makanan jadi dan yang telah dimasak.
Karena bahan makanan mentah masih mengandung mikroorganisme
berbahaya yang dapat mencemari bahan makanan lain yang siap saji.
Proses kontaminasi dapat terjadi dimana saja, termasuk diantaranya pada
saat proses pemasakan maupun pada proses penyimpanan.
2. Pada saat proses pengolahan makanan, gunakanlah alat masak yang
berbeda setiap kali mempersiapkan bahan mentah. Seperti halnya alat
potong dan papan alas. Begitupun air yang digunakan untuk melumuri
34

daging mentah tidak boleh digunakan untuk bahan makanan yang telah siap
untuk dikonsumsi.
3. Untuk mempersiapkan makanan yang berkuah, pastikan air kuah termasak
hingga mendidih mencapai suhu 70°C. Pada khususnya pengolahan masak
daging ternak dan unggas, pastikan kaldu termasak berwarna jernih dan
tidak lagi merah muda. Hal ini untuk menjaga makanan aman dari bakteri.
Karena pada suhu 70°C-lah mikroorganisme dapat mati dalam waktu hanya
30 detik.
4. Bagian dalam dari daging mentah pada umumnya bebas dari kuman.
Bakteri umumnya hidup di bagian luar daging.

17
Memakan bagian dalam daging yang masih merah tidaklah berbahaya
(contoh: daging yang terolah dengan metode panggang). Namun pada
daging cincang, daging panggan gulung dan unggas, terdapat bakteri di
keseluruhan sisinya.
5. Jangan tinggalkan makanan yang telah dimasak pada temperatur kamar
lebih dari 2 jam. Masukkan segera makanan yang telah dimasak ataupun
makanan yang mudah rusak ke dalam lemari pendingin. Panaskan makanan
yang telah dimasak hingga matang (di atas suhu 60°C) pada saat akan
dihidangkan.
Janganlah menyimpan makanan dalam lemari pendingin terlalu
lama. Jika hendak mencairkan makanan yang telah membeku, hindarilah
mencairkan makanan yang telah dimasak pada suhu kamar sebab
mikroorganisme dapat berkembang biak sangat cepat pada suhu
kamar.Dari semua hal, yan terpenting adalah persiapan awal untuk
mengolah makanan. Pastikan seluruh alat-alat masak yang akan digunakan
haruslah bersih dan steril.
34

1. Hindarilah mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor.


2. Jangan memasak sambil bermain dengan hewan peliharaan.
3. Hindari menggunakan lap yang sudah kotor untuk membersihkan meja
dan perabotan makan.
4. Lindungi dengan baik makanan jika hendak disimpan dalam waktu yang
lama
5. Makanan yang tersaji besar sekali terkontaminasi kotoran kuman dan
bakteri akibat hewan yang berkeliaran di sekitarnya.
3. Proses Pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu:

18
a. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai
peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
b. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Pengolah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam
proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah
besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk
menularkan penyakit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu
dalam keadan sehat dan terampil.
c. Cara pengolahan makanan
34

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-


kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik.
4. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikuti kaida atau prinsip-prinsip higienis dan sanitasi yang baik
a. Pengaruh pengolahan makanan terhadap zat gizi
a) Protein
Dapat dihasilkan senyawa kompeks yang berwarna coklat yang
dikenal dengan reaksi Maillard, yakni reaksi antara asam amino
dengan karbohidrat
19
(gula pereduksi, misalnya : glukosa)Pada pembuatan roti, reaksi
maillard dapat menyebabkan kehilangan lysin 10-15%.Pemanasan
yang terlalu lama dan tinggi dapat menyebabkan protein dalam
bahan makanan rusak.
b) Lemak
Pemanasan lemak dengan suhu yang terlalu tinggi dan dalam jangka
waktu yang lama (>180 derajat Celcius) dapat menyebabkan
perubahan warna hitam.Pada kondisi perubahan warna ini, asam
lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dapat
menghasilkan peroksida yang bersifat karsinogenik (pemicu sel
kanker).
c) Vitamin
Pada vitamin yang larut air, kehilangan juga dapat terjadi saat
perendaman pangan (karena terbawa air pada saat pencucian atau
perendaman).Vitamin yang sensitif terhadap panas adalah vitamin
34

C, asam folat dan thiamin (jika vitamin ini terpapar pada suhu panas
maka vitamin ini akan hilang dari bahan makanan atau terurai,
disamping itu vitamin ini juga rentan terhadap cahaya matahari
karena cahaya matahari juga mengandung panas)
d) Mineral
Umumnya stabil oleh panas (pada pemaparan panas yang ekstrim
>100 derajat celcius mineral ini juga dapat rusak), tetapi dapat
hilang karena larut saat proses pencucian (karena mineral juga
mudah larut dalam air).

20
5. Cara mencuci sayur yang benar
1. Sayuran yang lebih awal muncul dipasaran, dikarenakan tidak sesuai
dengan iklim udara dan tidak tepat musimnya,pada umumnya obat
pembunuh hama yang digunakan dalam jumlah besar harus dicuci
berulang kali
2. Membasuh sayur sebaiknya menggunakan air PDAM. sayuran yang
menggunakan obat pembunuh hama golongan liposolunility, tidak
mudah umtuk dibersihkan dengan air garam
3. Sayuran sebaikya tidak dicuci setelah dipotong-potong, hal ini karena
menghindari hanyutnya gizi yang terkandung.
4. Sayurannya sebaiknya tidak dimakan mentah, kalau harus dimakan
mentah perlu dicuci berulang kali
5. Saat membasuh sayuran, sebaiknya dicuci sambil direndam dalam air
baskom kemudian baru disiram sambil dicuci perlembar
34

6. Cara memotong sayur yang benar


Cara terbaik mengoptimalkan nutrisi dalam sayur ialah memotong
sayur dalam ukuran besar atau memasaknya secara utuh. Saat dimasak
dalam potongan besar kandungan nutrisi dalam sayur tidak akan berkurag
banyak,terlebih jika ibu membiarkannya utuh.
Potongan sayur amat mempengaruhi kandungan nutrisi
didalamnya,hal itu disebabkan kandungan vitamin dan nutrisi dalam
sayur bisa larut dalam air. Semakin banyak potongan sayuran yang
tercuci dan terkena panas,semakin banyak juga nutrisi yang terbuang. Hal
itulah yang menyebabkan sayuran dipotong kecil akan kehilangan nutrisi.
Hasilnya saat menyantapnya tidak mendaptakan kandungan nutrisi yang
utuh dari sayuran.

21
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELURGA Tn. D
DESA TANAH MAS DI RT 04 RW 01 KECAMATAN BAAMANG
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

I. Pengkajian Data
A. Struktur dan sifat Keluarga
I. Identitas KK

Nama : Tn. D
Umur : 36 Tahun
Suku/bangsa : Madura/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
34

Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Tanah Mas

Hubungan
No Nama dengan Umur L/P Pendidikan Agama Pekerjaan Suku
KK
1. Tn. “ D “ Suami 24 Tahun L SMA Islam Swasta Madura
2. Ny. “ S “ Istri 23 Tahun P SMA Islam IRT Madura

a. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


b. Genogram / garis keturunan : Terlampir

22
c. Hubungan antar anggota keluarga
1) Hubungan komunikasi serta pemecahan masalah dan bertukar
pikiran antara suami dan istri harmonis.
2) Hubungan komunikasi, kasih sayang orang tua dan anak baik
serta sangat harmonis
3) Hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat harmonis
(komunikasi antar warga, gotong royong bersama)
2. Sifat Keluarga
a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
yaitu ayah
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1). Kebiasaan makan
34

a). waktu makan teratur.


b). sehari 3 kali
c). satu piring rata
d). jenis makanan nasi, lauk pauk berupa tempe dan tahu,
sayuran seperti oseng kacang, sayur bening, sayur santan
jagung dan labu kuning serta buah-buahan juga kadang-
kadang ditambah selingan berupa kue kering.
e). sudah mengkonsumsi garam yang beryodium
f). sebelum dan sesudah makan keluarga mencuci tangan
dengan air.
g). makanan pantangan dalam keluarga tidak ada
h). keluarga suka dengan semua makanan.
i). Minum kurang lebih 1500 cc berupa air putih, air teh.
2) Kebiasaan istirahat dan Tidur Keluarga
Waktu tidur biasanya malam hari jam 20.30 - 04.30 wib dan
kadang-kadang juga tidur siang. Waktu tidur cukup.
23
3) Sarana hiburan keluarga
Sarana hiburan keluarga ada berupa TV.
4) Pemanfaataan Waktu Senggang
Waktu senggang digunakan untuk istirahat dengan suasana
senang dan gembira.
5) Kebiasaan Eliminasi Keluarga
a) Kebiasaan eliminasi keluarga miksi / BAK di wc berada
dibelakang rumah. Frekuensi 5-6 / hari dan waktu tidak
tentu.
b) BAB atau defekasi di wc belakang rumah frekuensi ± 2x/
hari setiap pagi dan sore hari.
34

6) Hygiene perorangan keluarga


Mandi biasanya 2x sehari dengan menggunakan sabun
menggosok gigi 2x sehari dengan pasta gigi. Kebiasaan
mencuci rambut 2x seminggu menggunakan sampo dan semua
anggota keluarga menggunakan alas kaki setiap hari.
B. Faktor Ekonomi dan Sosial Budaya
1. Penghasilan
Penghasilan rata-rata satu bulan Rp. 3.000.000. Tambahan dana
keluarga tidak ada, biaya tersebut digunakan untuk kebutuhan pokok
sehari-hari, biaya untuk berobat, dan membeli pakaian.
2. Kegiatan Sosial kemasyarakatan
Kedudukan kepala keluarga dalam masyarakat sebagai anggota
masyarakat dan tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakatan.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga dan masyrakat sekitarnya
harmonis.

24
C. Faktor Rumah dan Lingkungan.
1. Rumah
Status kepemilikan Rumah adalah rumah sendiri.
2. Sampah
Sampah di kumpulkan kemudian dibuang ke TPS.
3. Perabotan rumah
Memasak menggunakan kompor, tempat menyimpan peralatan dapur di
rak piring, dan kebersihan cukup.
4. Sumber air
Sumber air dari sumur, tidak berbau, dan tidak berwarna.
34

5. Penampungan air minum


Tempat penampungan air minum di galon yang tertutup.
6. Jamban keluarga
Keluarga menggunakan WC
7. Pembuangan air limbah
Jenis limbah berupa limbah rumah tangga dan tidak ada bak limbahnya,
limbah rumah tangga dikumpulkan didepan rumah kemudian di buang
ke TPS, jarak limbah dengan sungai ± 10 m, bau limbah tidak ada dan
kebersihan cukup.
8. Halaman
Rumah mempunyai halaman dan terdapat beberapa pohon dan tanaman
buah
9. Kamar Mandi
Keluarga mempunyai kamar mandi, bak mandinya ada, kebersihan
kamar mandi cukup, keadaan bak mandi tidak berlumut dan tidak ada
jentik

25
10. Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah cukup bersih, letak rumah di desa. Jarak dengan
tetangga dekat, suasana ramai lokasi rumah dekat dengan rumah
tetangga.
11. Fasilitas Pendidikan
Dari rumah jarak TK 200 m, jarak SD 40 m, jarak SMP ± 20 Km
12. Fasilitas Perdagangan
Jarak dari rumah dengan warung ± 6 m.
13. Fasilitas Kesehatan
34

Fasilitas kesehatan yang ada dekat dengan rumah adalah Pustu dengan
jarak dari rumah + 100 m.
14. Fasilitas Peribadahan
Dari rumah jarak ke langgar/ mushola + 200m.
15. Sarana Hiburan
Sarana hiburan yang ada di rumah berupa TV.
16. Fasilitas Transfortasi Keluarga
Fasilitas Transfortasi yang ada di rumah adalah motor
17. Fasilitas Jalan
Dapat di lewati kendaraan motor roda dua dan roda empat
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang mengalami penyakit kronis, menular
maupun penyakit menurun seperti asma, penyakit jantung, DM, TBC,
hypertensi dll.
2. Kebiasaan Memeriksakan Diri
Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa berobat ke tempat
puskesmas, dan kedokter praktek terdekat.

26
Dana Sehat
a. Pengetahuan keluarga tentang dana sehat
:
Ibu tidak mengetahui tentang dana sehat
b. Ke ikut sertaan keluarga dalam dana
sehat :
Keluarga tidak mengikuti dana sehat
3. Usaha pemeliharaan kesehatan mandiri :
34

Dirumah ibu menyediakan obat – obatan yang disimpan didalam lemari.


4. Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan
Saat melakukan kunjungan keadaan kesehatan keluarga baik keluarga
tidak ada yang mengalami sakit
5. Pemeriksaan Fisik
A. Tn. “ D “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : 120 / 90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi
tidak berlubang
Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba
27
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : tidak dilakukan
Ketuk Costa Vertebra : ka/ki (-) (-) tidak ada nyeri.
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
34

B. Ny. “ S “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala :Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : tidak ada pengeluaran secret
Mulut :Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi
tidak berlubang
Leher :Tidak terlihat pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : Simetris, hati dan limfe tidak teraba
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : ka/ki (+) (+)
Ketuk Costa Vertebra : ka/ki (-) (-) tidak ada nyeri.
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi
28
E. Persepsi Dan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga tidak merasakan adanya masalah
2. Tanggapan / mekanisme keluarga terhadap masalah baik
34

II. Analisa Data


1. Penjajakan Tahap 1
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai tanda, gejala Anemia dan cara
mencegah anemia pada ibu.
Sesuai dengan data yang didapatkan pada saat pengkajian muncul masalah-
masalah sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan : ibu kurang mengerti tentang anemia
b. Keadaan tidak / kurang sehat : tidak ada
c. Krisis : tidak ada
2. Penjajakan tahap 2

NO. DATA MASALAH


1. DS : ( Ny. “ S “) Resiko ibu tidak mengetahui apa
Mengatakan kurang mengetahui apa itu anemia, itu
ciri-ciri, macam-macam, pencegahan ibu hamil untuk mengetahui tentang
dengan anemia pengertian, ciriciri, macam-
DO :Dari Tanya jawab dan wawancara diketahui ibu macam, pencegahan ibu hamil
kurang mengerti masalah apa itu anema, ciri- dengan anemia, deteksi dini ada
ciri, macam-macam, pencegahan ibu hamil atau tidak komplikasi yang terjadi
dengan anemia pada ibu.

29
III. Daftar Masalah
Masalah yang terjadi pada keluarga binaan Tn.” D “ RT 04 RW 01 Desa Tanah Mas
Kecamatan Baamang kurangnya pengetahuan ibu dalam mengetahui apa itu anemia,
ciri-ciri, macam-macam, pencegahan ibu hamil dengan anemia
34

30
IV. Prioritas Masalah
1. Ny. “ S “ dengan Anemia Ringan
34

No KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1 Sifat Masalah Ancaman 3/3x1 1 Sifat masalah merupakan


ancaman kesehatan karena
kehamilan dengan anemia
mempengaruhi keeselamatan
ibu dan bayi

Kemungkinan masalah
dapat diubah 2/2x2 2 Dengan adanya penyuluhan ibu
dapat mengetahui tentang
masalah anemia padaibu hamil.

Potensial masalah untuk Masalah ibu hamil dengan


dicgah: Cukup 2/3x1 2/3 anemia dapat dicegah dengan
memerikan KIE pada ibu
mengenai gizi ibu hamil, untuk
meningkatkan kadar
hemoglobin. Selain itu masalah
ibu hamil dengan resiko tinggi
dapat dicegah dengan rutin
melakukan pemeriksaan

Ibu merasa tidak ada masalah.


Menonjolnya masalah :
tidak dirasakan. 0/2x1 1
Jumlah 4 2/3

31
2. Kebiasaan N. “S” mengelola sayur
No. KRITERIA HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah Ancaman 3/3x1 1 Ibu mengetahui cara mengelola


34

sayut yang benar tetapi


langkahnya belum tepat

Kemungkinan Masalah
dapat di ubah 2/2/x2 2 Dengan adanya penyuluhan ibu
dapat mengetahui tentang
mengelola sayur yang tepat
sebelum dimasak
Potensi Masalah untuk
dicegah : Cukup 2/3x1 2/3 Ibu ingin mencegah terjadinya
penguraan vitamin akibat salah
cara megelola sayur
Menonjolnya Masalah :
tidak di rasakan. 3/3x1 0 Ibu merasa penguraia vitamin
karena salah mengelola sayur
dapat dicegah

Jumlah 3 2/3

Berdasarkan Prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan pada Ny. “
T “ adalah sebagai berikut :
1. Prioritas 1 : Kurangnya pengetahuan ibu tentang Anemia
2. Prioritas 2 : Resiko terjadinya pengurangan vitamin pada kebiasaan cara
mengelola sayur

32
III. Perencanaan
Tujuan Rencana evaluasi
No. Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1

34

Kurangnya pengetahuan
Ny S Setelah di beri penyuluhan Verbal Ibu mampu menjelas kan tentang
Berikan penyuluhan
ibu tentang Anemia Ibu dapat mengetahui tentang macam-macam dan pencegahantentang Anemia
Anemia anemia pada ibu hamil
2.

kurang Ny.T Setelah di berikan penyuluhan Verbal Ibu sudah paham dan mengerti Berikan
mengetahui cara Ny. T dapat mengetahui tntang mencuci an memotong penyuluhan tentang
mencuci sayur yang tentang cara mencuci dan sayur yang benar cara memotong dan
benar memotong sayur yang benar mencuci sayur
yang benar

33
1. Pelaksanaan dan Evaluasi
Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
kebidanan
34

1. Kurangnya 1 April, 2021 Memberikan S: ibu mampu


pengetahuan ibu penyuluhan kepada ibu menjelaskan tentang
tentang Anemia tentang Anemia anemia
O : ibu
memperhatikandan
dapat menjawab
pertanyaan yang
diberikan
A : Ny. T dengan
kurangnya
pengetahuan ibu
tentang Anemia
P : Motivasi untuk cara
pencegahan dan
mengobati anemia
secara dini dan mau
memakan makanan
yang meningkatkan
haemoglobin pada
ibu hamil.

2. Ny.S sudah 29 Maret, 2021 Memberikan S : ibu sudah mengerti


mengetahui cara penyuluhan kepada tentang cara mengelola
mengelola sayur yang ibu tentang cara sayur
34

benar tapi langkahnya menglola sayur O : ibu memperhatikan


belum tepat yang benar dan dapat menjawab
pertanyaan yang di
berikan.
A : Ny. T dengan
kurang mengetahui
cara memotong
sayur yang baik dan
benar
P : Motivasi untuk
mengaplikasikan
Cara memotong
sayur

35
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
34

Pada BAB ini penulis akan membahas pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada
Tn.”D“ Desa Tanah Mas RT 04 RW 01, Kecamatan Baamang, yang dilaksanakan
pada tanggal 01 April 2021.

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dirumah bapak “D” di RT 04 Kecamatan Baamang,
meliputi mengkajian data umum (nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status imunisasi dari
masing - masing anggota keluarga serta genogram ). Data – data yang
didapatkan dari wawancara dan pengamatan wawancara berkaitan dengan hal
yang di perlukan baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi,
lingkungan, dan pengamatan secara langsung meliputi aspek fisik, ekonomi.
Sumber utama adalah status kesehatan dari seluruh keluarga, analisis dari
sumber tersebut akan menggambarkan penyimpulan data tersebut dapat
melakukan keterampilan khusus.
II. ANALISIS DATA
Seluruh data yang dikumpulkan adalah sebagai bahan untuk dianalisis,
Penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga.
Masalah ini ditemukan dalam II tahap, yaitu:
1.Tahap I
Dari hasil pengkajian tidak ditemukan berbagai masalah kesehatan yang
mengancam dari keadaan ibu sekarang maupun keluarga baik itu masalah
dari Anemia, maupun PHBS dalam rumah tangga.

36
2. Tahap II
34

Setelah dilakukan pengkajian tahap I kemudian penjajakan II ini penulis


menemukan faktor resiko dari anemia terhadap ibu yaitu perdarahan
sebelum maupun saat melahirkan
A. PERUMUSAN
Setelah penulis menganalisa masalah maka bersama keluarga
merumuskan masalah dan memprioritaskan masalah sesuai dengan
perhitungan tertinggi dengan skala skorsing didapatkan penyusunan prioritas
masalah. Dari hasil diatas dapat diprioritaskan masalah : kurangnya
pengetahuan ibu tentang anemia pada ibu hamil, dan cara mengelola sayur
B. PRIORITAS MASALAH
Ibu tidak mengetahui tentang anemia
C. PERENCANAAN
Perencanaa kebidanan komunitas dalam keluarga merupakan tindakan
yang ditentukan oleh bersama keluarga dalam menyelesaikan masalah yang
telah teridentifikasi. Penulis bersama keluarga menetap rencana, kriteria yang
akan dicapai sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di keluarga,
perencanaan dan tujuan yang ditetapkan dengan melihat kemampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan dengan memperhatikan sumber daya
keluarga, tenaga, kesediaan waktu yang telah disepakati bersama.
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencaan dari rencana kebidanan
yang telah ditetapkan bersama keluarga dirumah bapak “D” di RT 04 Desa
Tanah Mas tanggal 25 Maret 2021. Tindakan kebidanan komunitas sebagian
besar adalah penyuluhan tentang kurangnya pengetahuan tentang teknik
pemeriksaan sadari.

37
34

E. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan kebidanan komunitas pada keluarga bapak
“D” maka keberhasilan managemen kebidanan yaitu:
a. Diagnosa
kurangnya pengetahuan tentang Anemia
Evaluasi hasil:
Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia dan PHBS keluarga
dapat mengetahui tentang anemia,ciri-ciri ibu hamil dengan anemia,macam-
macam anemia,komplikasi anemia pada ibu hamil,penatalaksanaan atau
pencegahan anemia pada ibu hamil, cara meminum tablet zat besi yang benar,
dan makanan yang menngkatkan hemoglobin pada ibu.
34

38
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Hasil pembinaan keluarga Ny.” S ” di RT 04 RW 01 desa Tanah Mas
Kecamatan Baamang . Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pembinaan
keluarga intensif pada keluarga Tn “ D ” dan Ny ” S ” dapat membawa keluarga
kearah peningkatan derajat kesehatan dan dapat membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga tersebut, yaitu: kurang
mengetahuan tentang Anemia dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya
merokok, dan PHBS mencuci dan memotong sayur yang baik dan benar.
Permasalahan di atas yang dapat penulis dan keluarga berhasil di atasi bersama
adalah kurang pengetahuan tentang Anemia.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan dalam rangka pembangunan masyarakat,
penulis belum mampu mengubah sepenuhnya perilaku keluarga menjadi perilaku
bersih dan sehat. Hal ini disebabkan karena:
1. Keterbasatasan waktu yang di sediakan untuk membina keluarga
intensif
2. Faktor ketidak tahuan keluarga tentang kesehatan
3. Faktor kebiasaan yang tidak mudah untuk diubah
Penulis hanya bisa memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan
memberikan kesadaran pada keluarga agar mau melakukan penerapan
penanganan anemia dan menerapkan PHBS ( mencuci dan memotong sayur )
B. SARAN
Diharapkan setelah diberikan penyuluhan, ibu dapat mengetahui tentang
anemia bagaimana ciri-ciri, macam-macam dan cara mencegah anemia serta ibu
dapat mengetahui tentang cara mencuci dan memotong sayur yang benar
34

39
DAFTAR PUSTAKA

Arisman.(2009). GiziDalamDaurKehidupan.EGC. Jakarta

Ilmu-dunia dan akhirat.co.id/2013/01/zat-zat;makanan;dan kandunganya

Lestari,Sri. 2012.Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik


dalam Keluarga. Jakarta : Penada Media Group

Mansjoer, A., 2004, KapitaSelektaKedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Media


Aeskulapius, Jakarta.

Rukiyah, dkk.(2009). AsuhanKebidanan I (Kehamilan).CV.Trans Info Media.


Jakarta.

health.kompas.com/read/2021/10/29/12594044/10.Tip.Dapur.Sehat.Keluarga.

Saifuddin, abdul bari. (2006). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah Brunner


&Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
34

40

LAMPIRAN
34

41
LAMPIRAN 1

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Asuhan pada ibu hamil


Sub Pokok Bahasan : Anemia pada ibu hamil
Sasaran : Ny.S umur 24 tahun
Hari/Tanggal : Maret 2021
Jam : -
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Tn.D RT 04 RW 01 Desa Tanah Mas
Penyuluh : Rifki Fimandasari

A. Tujuan penyuluhan
I. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
ibu (sasaran) dapat mengetahui mengenai anemia.
II. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan Ibu mampu
menjelaskan tentang :
1. Pengertian anemia dengan Tepat
2. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3. Macam-macam pada ibu hamil
4. Penatalaksanaan dan penegahan anemia padda ibu hamil
34

5. Menjelaskan cara minum tablet zat besi yang benar


42
B. Materi Penyuluhan
Terlampir
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahapan KegiatanPenyuluhan Respon
5 menit Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
c. Menjelaskan maksud dan b. Mendengarkan
tujuan
15 menit Pemberian a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarka
materi anemia pada ibu hamil. b. Menanggapi
b. Ciri-ciri anemia pada ibu c. Bertanya
hamil
c. Macam-macam anemia
d. Akibat anemia pada ibu
hamil
e. Penatalaksanaan dan
pengobatan anemia
f. Cara meminum tablet zat besi
yang benar
5 menit Evaluasi a. Menggali pengetahuan a. Menjawab
34

sasaran dengan memberi


pertanyaan
5 menit Penutup a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Penutup

F. Evaluasi
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Dengan memberikan pertanyaan :
1. Apayang dimaksud dengan anemia pada ibu hamil?
2. Apa saja ciri-ciri anemia pada ibu hamil?
3. Sebutkan macam-macam anemia dan penyebabnya?
4. Apa akibat anemia pada ibu hamil?
5. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil?
6. Bagaimana cara minum tabletzat besi yang benar?
34

44
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin
dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan
kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai
Yeyeh, dkk, 2010).
Ibu hamil adalah kondisi dimana seorang wanita mengandung bayi hasil
hubungan seksual antara pria dan wanita (D.S Soewito M, 2010).
B. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia menurut Hermaawan WIbisinono
(2009), yaitu:
Bisanya ibu hamil dengan mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-
ciri dibawahini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam
darah. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Pucat dan bibir, konjungtiva, lidah, gusi dan kulit
b. Lemah, letih, lesu dan lunglai
c. Nafas terengah-engah
d. Nyeri dada
e. ikterus
C. Macam-macam anemia pada ibu hamil menurut Arisman yaitu,:
1. Anemia defissienssi besi/karena kekuragan zat besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dankehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darahyang berlebihan disertai
hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada
suatukehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi
pada kehamilan berikutnya.
34

45
Padagestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang
dipicu oleh kehamilannya rata-ratamendekati 800 mg; sekitar 500 mg,
bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar200 mg atau
lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas
melebihicadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila
perbedaan antara jumlah cadanganbesi ibu dan kebutuhan besi selama
kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi olehpenyerapan
besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, makakekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.Walaupun pada trimester
ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhanakan
besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu
berlanjut dan banyak besiyang sekarang disalurkan kepada janin. Karena
jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yangsecara normal dialihkan,
neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemiadefisiensi
besi ( Arisman, 2007 ).
2. Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau
setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan
sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan
molahidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk
memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital
34

walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit


hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas.

46
Secara umum apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan
hemostasis tercapai, anemia yang tersisaseyogyanya diterapi dengan
besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya lebih
dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan
perdarahan serius, dapatberobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan,
dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3bulan merupakan
terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono, 2008 ).
D. Akibat anemia pada ibu hamil menurut Wibisono Hermawan (2009)
yaitu:
a. Abortus
b. Persalinan preterm/sebelum waktunya
c. Proses persalinan lama
d. Perdarahan setelah persalinan
e. Syok
f. Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
g. Bayi lahir prematur
h. Bayi cacat bawaan
i. Kekurangan cadangan zat besi
j. Kematian ibu dan janin
E. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil menurut
Sodikin (2009) yaitu:
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan
pemberian suplemenzat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut
34

selama masa kehamilan. Pemeriksaankadar Hb semua ibu hamil dilakukan


pada kunjungan ANC pertama dan pada minggu ke-28.
Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali
1 tablet perhari dandisarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6
bulan setelah persalinan. Pada ibu hamiltrimester 3 dengan anemia perlu
diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untukbersalin di
rumah sakit.
Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi
makanan yangmengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan
memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti
hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupunsapi, sayur bayam dan
juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik).
Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat
diperlukan oleh sel-seldarah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat
terhindar dari. Periksakan sedinimungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia,
agar langkah-langkah antisipasi bisa segeradilakukan.
F. Cara meminum Tablet zat besi menurut Ai Yeyeh Rukiyah (2014) yaitu:
1. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk
mengurangi rasa mual
2. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya
dengan jusjeruk atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.
3. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu
karena dapatmenghambat proses penyerapan.
G. Makanan yang meningkatkan hemoglobin pada ibu hamil yaitu:
1. Zat besi, makanan penambah Hb ibu hamil yang kaya zat besi antara lain
daging merah,telur,sayuran hijau seperti, bayam dan brokoli, tahu,kacang
polong, biji-bijian utuh dan kerang
34

2. Asam folat,makanan penambah Hb ibu hamil yang kayanasam folat antara


lain : daging,kacang kedelai,kacang polong, bayam,brokoli, jerukbuah bit,
anggur, lemon atau jeruk,pepaya, psang, telur dan alpukat

47
PENUTUP

Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian bertemu
spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang kemudian
menghasilkan janin.
Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin yang menurun dibawah
batas normal, dan ibu hamil didiagnisis anemia jika kadar hemoglobinya kurang dari
11%.
Dengan disusunya makalah satuan acara penyuluhan ini penulis berharap para
pendengar dapat mengerti apa yang disebut dengan anemia dan dapat mewaspadai
terjadinya anemia khususnya pada ibu hamil agar angka komplikasi yang terjadi pada
ibu hamil akibat penyakit anemia dapat berkurang.
34

48
DAFTAR PUSTAKA

Arisman.(2009). GiziDalamDaurKehidupan.EGC. Jakarta


saifuddin, abdul bari. (2006). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Rukiyah, dkk.(2009). AsuhanKebidanan I (Kehamilan).CV.Trans Info Media. Jakarta.
34

49
LAMPIRAN II

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : PHBS mencuci sayur


Sub Pokok Bahasan : Cara mencuci dan memotong sayur yang benar

Sasaran : Keluarga dan klien


Hari/Tanggal : Maret 2021
Jam : -
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Tn. D RT 04 RW 01 Desa Tanah Mas
Penyuluh : Rifki Fimandasari

B. Tujuan penyuluhan
II. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
keluarga (sasaran) dapat mengetahui mengenai cara mencuci dan memotong
sayur yang benar sebelum dimasak.
34

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu
menjelaskan tentang :
1. keluarga dapat mengetahui cara mencuci sayur yang benar
2. keluarga dapat mengetahui caramemotong sayur yang benar

50
B. Materi Penyuluhan
Pengetahuan tentang cara mencuci dan memotong sayur yang benar sebelum
masuk.
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
H. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
34

51
I. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahapan KegiatanPenyuluhan Respon
5 menit Pembukaan d. Mengucapkan salam c. Menjawab
e. Memperkenalkan diri salam
f. Menjelaskan maksud dan d. Mendengarkan
tujuan
15 menit Pemberian g. Pengertian sayur d. Mendengarka
materi h. Manfaat sayur e. Menanggapi
i. Kandungan nutrisi dalam
sayur
j. Menjelaskan cara mencuci
sayur yang benar
k. Menjelaskan cara memotong
sayur yang benar
l. Menjelaskan pengaruh
pengolah makanan terhadap
zat gizi
5 menit Evaluasi b. Menggali pengetahuan b. Tanya jawab
sasaran dengan memberi
34

pertanyaan
5 menit Penutup c. Memberi salam a. Menjawab salam
d. Penutup

52
J. Evaluasi
Jenis evaluasi : Tanya Jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan sayur?
2. Apa saja kandungan nutrisi dalam sayuran?

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Pengolahan Bahan Makanan yang Baik
Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari mentah
menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi penerapan
panas maupun tidak. Dalam uraian ini bisa disimpulkan bahwa tidak semua
mengolah itu memerlukan panas, sebagai contohnya kalau kita mengolah sayuran
dalam bentuk terancam atau salad, mengolah buah-buahan menjadi rujak.
Pengolahan makanan harus bervariasi. Disetup, tim, goreng, tumis, cah,
panggang, bakar, rebus. Proses pengolahan yang bervariasi akan berpengaruh
terhadap aroma, penampilan, warna dan terkstur masakan. Ini akan berdampak
terhadap selera makan seseorang.
a. Merebus
34

Merebus adalah memetangkan bahan makanan dalam cairan yang sedang


mendidih (100oc) dengan tujuan agar bahan makanan itu menjadi lunak.
Dalam proses ini kematangan juga harus ditentukan, tidak boleh terlalu lunak
aaupun masih keras. Karena hal ini akan membuat nilai gizinya berkurang.
b. Mengukus
Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air panas. Bahan
makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan disekeliling
bahan makanan yang dikukus.

53
c. Membakar
Membakar adalah memasak bahan makanan diatas lempengan besi panas
yang diletakkan di atas perapian.
d. Menumis
Menumis adalah mengolah bahan makanan dengan miyaksedikit sambil
diaduk dan dilakukan secara cepat. Teknik ini banyak dilakukan pada
masakan cina, dan dipakai sebagai teknik menyelesaikan pada masakan
continental
e. Menggoreng
Menggoreng adalah memasak bahan makanan dengan minyak banyak
hingga memperoleh hasil yang crispy atau kering dan berwarna kecoklatan.
B. Tujuan serta Tahap Pengolahan Bahan Makanan
Tujuan memasak ialah membuat makan yang mudah dicerna oleh tubuh
kita, membuat makanan untuk aman dimakan, meningkatkan rasa dan aroma
pada makanan, meningkatkan penampilan dan warna pada makanan tersebut,
serta melengkapi atau menyeimbangkan kandungan gizi jika dicampur dengan
bahan makanan lain. Sebelum memasak kita juga harus mempersiapkan diri,
dan juga menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Tahapan ini bisa saja
34

tidak terlewati semua atau bahkan berhenti pada tahap tertentu. Adapun tahap-
tahap persiapan memasak yaitu :

54
34

a. Penimbangan
b. Pencucian
c. Pengupasan atau penyiangan
d. Pemotongan
e. Memeras
f. Menyaring
g. Mengocok
h. Mencampur
Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dalam mengolah makanan
menjadi asupan yang berguna untuk kesehatan tubuh, diperlukan pengetahuan
mendasar tentang baik buruknya ragam metode pengolahan pada makanan.
Bahan terbaik untuk sayuran dan buah adalah yang ditanam secara organik
(tanpa pestisida). Buah dan sayuran semacam ini sudah bisa didapatkan secara
mudah di beberapa pasar swalayan. Pilihlah daging yang paling segar. Hindari
daging yang sudah berwarna kebiru-biruan, apalagi yang sudah mengeluarkan
aroma sedikit busuk. Untuk pemilihan ikan, pilihlah ikan yang paling segar,
begitu juga dengan daging ayam. Walau tidak menjadi jaminan, daging yang
lebih segar bebas dari bakteri dan kuman, dengan pengolahan yang tepat,
volume bakteri dan kuman pada daging bisa dikurangi. Setidak-tidaknya
belum ada proses pembusukkan yang mengandung kuman serta bakteri yang
jauh lebih berbahaya bagi kesehatan.Sebelum melakukan pengolahan bahan
makanan, hendaknya kita tahu bagaimana ciri-ciri bahan makanan yang baik
itu. Ciri-ciri bahan makanan itu diantaranya :
1. Sayuran

55
34
34

a. Warna masih segar


b. Tekstur masih kokoh
c. Tidak memar (cacat)
d. Tidak ada tanda-tanda dimakan serangga
e. Untuk biji dan polong pilih yang padat berisi
f. Harus bersih dari kotoran
2. Daging unggas
a. Dagingnya kenyal
b. Dagingnya tidak pucat
c. Tidak berlendir
d. Kaki bersih
e. Tidak patah tulang atau biru memar
f. Kulit tidak sobek
g. Bersih dari bulu
h. Bila ayam potong bebas dari jerohan, dan tanpa kepala leher serta kaki
34
3. Ikan :
a. Dagingnya padat (bila ditekan tidak meninggalkan bekas)
b. Insang masih merah dan segar
c. Matanya bening, menonjol keluar, dan penuh
d. Sisiknya mengkilap dan tidak mudah lepas
e. Kondisi umum perut tidak kembung, serta daging tidak tercabik
f. Baunya segar
g. Tidak berlendir berlebihan atau bahkan kering
4. Daging
a. Berbau khas dan tidak busuk
b. Tekstur daging lembut dan berserat halus
c. Apabila dipegang tidak lengket di tangan
d. Warna daging cerah
Disamping pemilihan bahan makanan, satu hal yang perlu diwaspadai
ialah pemilihan alat masak. Jangan asal memilih dan menggunakan
peralatan masak. Pastikan peralatan masak yang digunakan tidak terlapisi
bahan kimia. Setelah pemilihan bahan makanan yang tepat, masih ada
beberapa kiat untuk menghindari makanan yang ada untuk dikunjungi
bakteri dan kuman selama pengolahan makanan berlangsung.
1. Pisahkanlah bahan makanan mentah berupa daging ternak, unggas serta
ikan dari bahan makanan lain. Simpan bahan-bahan makanan di dalam
wadah tertutup rapat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak kontak
bahan makanan mentah dengan makanan jadi dan yang telah dimasak.
Karena bahan makanan mentah masih mengandung mikroorganisme
berbahaya yang dapat mencemari bahan makanan lain yang siap saji.
Proses kontaminasi dapat terjadi dimana saja, termasuk diantaranya pada
saat proses pemasakan maupun pada proses penyimpanan.

56
2. Pada saat proses pengolahan makanan, gunakanlah alat masak yang
berbeda setiap kali mempersiapkan bahan mentah. Seperti halnya alat
potong dan papan alas. Begitupun air yang digunakan untuk melumuri
daging mentah tidak boleh digunakan untuk bahan makanan yang telah
siap untuk dikonsumsi.
3. Untuk mempersiapkan makanan yang berkuah, pastikan air kuah
termasak hingga mendidih mencapai suhu 70°C. Pada khususnya
pengolahan masak daging ternak dan unggas, pastikan kaldu termasak
berwarna jernih dan tidak lagi merah muda. Hal ini untuk menjaga
makanan aman dari bakteri. Karena pada suhu 70°C-lah mikroorganisme
dapat mati dalam waktu hanya 30 detik.
4. Bagian dalam dari daging mentah pada umumnya bebas dari kuman.
Bakteri umumnya hidup di bagian luar daging. Memakan bagian dalam
daging yang masih merah tidaklah berbahaya (contoh: daging yang
terolah dengan metode panggang). Namun pada daging cincang., daging
panggan gulung dan unggas, terdapat bakteri di keseluruhan sisinya.
5. Jangan tinggalkan makanan yang telah dimasak pada temperatur kamar
lebih dari 2 jam. Masukkan segera makanan yang telah dimasak ataupun
makanan yang mudah rusak ke dalam lemari pendingin. Panaskan
makanan yang telah dimasak hingga matang (di atas suhu 60°C) pada
saat akan dihidangkan.
Janganlah menyimpan makanan dalam lemari pendingin terlalu lama.
Jika hendak mencairkan makanan yang telah membeku, hindarilah
mencairkan makanan yang telah dimasak pada suhu kamar sebab
mikroorganisme dapat berkembang biak sangat cepat pada suhu kamar.Dari
semua hal, yan terpenting adalah persiapan awal untuk mengolah makanan.
Pastikan seluruh alat-alat masak yang akan digunakan haruslah bersih dan
steril.

57
1. Hindarilah mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor.
2. Jangan memasak sambil bermain dengan hewan peliharaan.
3. Hindari menggunakan lap yang sudah kotor untuk membersihkan meja
dan perabotan makan.
4. Lindungi dengan baik makanan jika hendak disimpan dalam waktu yang
lama.
5. Makanan yang tersaji besar sekali terkontaminasi kotoran kuman dan
bakteri akibat hewan yang berkeliaran di sekitarnya.
Penting adanya untuk meninjau kembali metode memasak. Teknik
pengolahan makanan atau memasak juga memengaruhi mutu makanan.
Pilihlah makanan yang telah melalui proses pengolahan termasak kukus,
rebus atau tumis dengan sedikit minyak. Kurangilah memasak olah makanan
dengan metode menggoreng, memanggang dan dibakar. Karena selain
mengandung banyak lemak, metode memasak ini juga merusak nilai gizi
makanan akibat panas yang terlalu tinggi dari batas normal pengolahan.
C. Proses Pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu
mendapat perhatian Yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai
peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
b. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Pengolah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian.

58
Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan
sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit. Oleh sebab itu penjamah makanan
harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
c. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik.
D. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikuti kaida atau prinsip-prinsip higienis dan sanitasi yang baik
a. Pengaruh pengolahan makanan terhadap zat gizi
a) Protein
Dapat dihasilkan senyawa kompeks yang berwarna coklat yang
dikenal dengan reaksi Maillard, yakni reaksi antara asam amino
dengan karbohidrat (gula pereduksi, misalnya : glukosa)Pada
pembuatan roti, reaksi maillard dapat menyebabkan kehilangan lysin
10-15%.Pemanasan yang terlalu lama dan tinggi dapat menyebabkan
protein dalam bahan makanan rusak.
b) Lemak
Pemanasan lemak dengan suhu yang terlalu tinggi dan dalam
jangka waktu yang lama (>180 derajat Celcius) dapat menyebabkan
perubahan warna hitam.Pada kondisi perubahan warna ini, asam
lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dapat
menghasilkan peroksida yang bersifat karsinogenik (pemicu sel
kanker).

59
c) Vitamin
Pada vitamin yang larut air, kehilangan juga dapat terjadi saat
perendaman pangan (karena terbawa air pada saat pencucian atau
perendaman).Vitamin yang sensitif terhadap panas adalah vitamin C,
asam folat dan thiamin (jika vitamin ini terpapar pada suhu panas
maka vitamin ini akan hilang dari bahan makanan atau terurai,
disamping itu vitamin ini juga rentan terhadap cahaya matahari
karena cahaya matahari juga mengandung panas)
d) Mineral
Umumnya stabil oleh panas (pada pemaparan panas yang
ekstrim >100 derajat celcius mineral ini juga dapat rusak), tetapi
dapat hilang karena larut saat proses pencucian (karena mineral juga
mudah larut dalam air).
E. Cara mencuci sayur yang benar
1. Sayuran yang lebih awal muncul dipasaran, dikarenakan tidak sesuai
dengan iklim udara dan tidak tepat musimnya,pada umumnya obat
pembunuh hama yang digunakan dalam jumlah besar harus dicuci
berulang kali
2. Membasuh sayur sebaiknya menggunakan air PDAM.sayuran yang
menggunakan obat pembunuh hama golongan liposolunility, tidak
mudah umtuk dibersihkan dengan air garam
3. Sayuran sebaikya tidak dicuci setelah dipotong-potong, hal ini karena
menghindari hanyutnya gizi yang terkandung.
4. Sayurannya sebaiknya tidak dimakan mentah, kalau harus dimakan
mentah perlu dicuci berulang kali
5. Saat membasuh sayuran, sebaiknya dicuci sambil direndam dalam air
baskom kemudian baru disiram sambil dicuci perlembar

60
F. Cara memotong sayur yang benar
Cara terbaik mengoptimalkan nutrisi dalam sayur ialah memotong
sayur dalam ukuran besar atau memasaknya secara utuh. Saat dimasak
dalam potongan besar kandungan nutrisi dalam sayur tidak akan berkurag
banyak,terlebih jika ibu membiarkannya utuh.
Potongan sayur amat mempengaruhi kandungan nutrisi didalamnya,hal
itu disebabkan kandungan vitamin dan nutrisi dalam sayur bisa larut dalam
air. Semakin banyak potongan sayuran yang tercuci dan terkena
panas,semakin banyak juga nutrisi yang terbuang. Hal itulah yang
menyebabkan sayuran dipotong kecil akan kehilangan nutrisi. Hasilnya
saat menyantapnya tidak mendaptakan kandungan nutrisi yang utuh dari
sayuran.
Jika memang menyukai sayuran dalam bentuk potongan kecil,
sebaiknya cuci dan rebus sayuran dalam ukuran yang utuh. Kita bisa
memotong sayuran itu setelah matang. Cara itu tidak akan membuang
nutrisi pada sayuran

61
PENUTUP

Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari


mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi
penerapan panas maupun tidak. Dalam uraian ini bisa disimpulkan bahwa
tidak semua mengolah itu memerlukan panas, sebagai contohnya kalau kita
mengolah sayuran dalam bentuk terancam atau salad, mengolah buah-buahan
menjadi rujak. Pengolahan makanan harus bervariasi. Disetup, tim, goreng,
tumis, cah, panggang, bakar, rebus. Proses pengolahan yang bervariasi akan
berpengaruh terhadap aroma, penampilan, warna dan terkstur masakan. Ini
akan berdampak terhadap selera makan seseorang.

62
DAFTAR PUSTAKA

health.kompas.com/read/2021/10/29/12594044/10.Tip.Dapur.Sehat.Keluarga.
Ilmu-dunia dan akhirat.co.id/2013/01/zat-zat;makanan;dan kandunganya

63
LAMPIRAN IIII

Genogram keluarga Tn.D

GAMBAR – GAMBAR KEGIATAN

KETERNGAN :

= Ayah

= Ibu

64

Anda mungkin juga menyukai