Anda di halaman 1dari 47

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga
atau komunitas.Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,
2011).  Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-
unsur  yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai


kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber
daya masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan
kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan
anak pemerintah mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6
pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana,
asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal,
pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan
memberdayakan wanita.
2

Keluarga Tn.J merupakan salah satu keluarga yang mempunyai


masalah kesehatan. Keluarga Tn.J merupakan keluarga kecil yang sederhana..
Dalam satu rumah Keluarga Tn.J hanya ada satu KK, yang terdiri dari Ayah,
Ibu dan 5 Anak. Permasalahan kesehatan keluarga Tn.J yang paling menonjol
adalah Ny D kurangnya pengetahuan tentang masa premenopause.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Membantu Keluarga Binaan dalam mengupayakan hidup sehat dan
mencapai derajat yang optimal.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga
b. Menemukan masalah dan prioritas masalah
c. Merumuskan berbagai alternative pemecahan masalah.
d. Implementasi dari hasil alternative pemecahan masalah.
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga
dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan,
serta menanamkan hidup sehat.

Setelah selesai mengikuti penyuluhan selama 10 menit, peserta


mampu :
a. Memahami pengertian dan pemahaman mengenai menopause
b. Mehamami gejala yang menyertai
c. Memahami cara menghadapi menopause
d. Memahami tentang bahaya merokok
e. Memahami tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar

C. SASARAN
Keluarga binaan yang dipilih yaitu keluarga Tn “ S “
3

D. MANFAAT
1. Bagi Keluarga Binaan
Sebagaisarana untuk meningkatakan kesehatan ibu mengenai pengeta-
huan ibu tentang premenopause dan meningkatkan kesehatan bapak
atau Tn.S mengenai pengetahuan bahaya merokok
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan komunitas di dalam praktik kerja lapangan yang
telah di dapatkan di perkuliahan.
3. Bagi Akademik
Menambah wacana dan wawasan tentang masalah kebidanan di
komunitas bagi pembaca secara keseluruhan dan sebagai sarana untuk
memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
keluarga melalui Praktik Kerja Lapangan.

E. METODE
Ceramah dan Tanya jawab mengenai tanda Premenopause, PHBS
F. LANGKAH KERJA
1. Pengkajian data
2. Analisis data
3. Diagnosa masalah
4. Prioritas masalah
5. Perencanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi

BAB II
4

TINJAUAN TEORI

A. Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Kebidanan adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat diwilayah tertentu. ( JH.Syahlan,SKM 2015).
Kebidanan Adalah praktisi bidan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif.
Kebidanan adalah orang yang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang telah diakui pemerintah setempat yang telah
menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar / mendapat ijin
melakukan praktik kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat
diwilayah tertinggal.(WHO).
Kebidanan berasal dari kata ‘Bidan” yang artinya adalah seseorang
yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
dapat izin melakukan praktik kebidanan. (Meilani ,niken dkk, 2009 : 8).
Komunitas adalah sekelompok orang yang berada disuatu wilayah
tertentu.Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak yang berada
dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas
dilakukan diluar pelayanan kesehatan, tetapi merupakan kelanjutan dari
pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu dari kegiatan bidan
komunitas. . (Syarifudin dan hamidah, 2009 : 1).
Kebidanan Komunitas adalah seorang bidan yang melayani
sekelompok orang yang berada di suatau wilayah tertentu yang berperan
secara langusung terhadap masyarakat untuk melayani kesehatan
masyarakat tersebut ( hamidah dkk 2014 )

B. Konsep Keluarga
5

a. Pengertian Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang
berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah (Wikipedia, 2015).
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2016 ), keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Anita L. Vangelis.
2012 : 349)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan. (Syarifudin dan hamidah, 2010 : 1).

Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup


bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil,dan
biasanyan ,tetapi tidak selalu ada hubungan darah,ikatan perkawinan atau
ikatan –ikatan lain,mereka hidup bersama dalam satu rumah(tempat
tinggal),biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan
dari satu periuk (Dep Kes RI, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. (Dep Kes RI, 2015).
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka
hidup dalam suati rumah tangga dan berinteraksi satu sama lain dan
6

didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta memperhatikan


suatu kebudayaan (Dep Kes RI, 2015).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu
adalah:
Unit terkecil masyarakat, terdiri dari dua orang atau lebih, adanya
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam suatu rumah tangga,
dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,
setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing,
menciptakan dan mempertahankan.

b. Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah  yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e) Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami dan istri (DepKes RI, 2015)
c. Ciri- ciri Struktur Keluarga
7

a) Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b) Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c) Ada Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing (Dep Kes RI, 2015).
d. Ciri-ciri keluarga
a) Diikat dalam suatu tali perkawinan
b) Ada hubungan darah
c) Ada ikatan batin
d) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e) Ada pengambilan keputusan
f) Kerjasama diantara anggota keluarga
g) Komunikasi diantara anggota keluarga
h) Tinggal dalam satu rumah (Dep Kes RI, 2015).

e. Ciri –ciri keluarga Indonesia


a) Suami sebagai pengambilan keputusan
b) Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c) Berbentuk monogram
d) Bertanggung jawab
e) Pengambilan keputusan
f) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g) Ikatan kekeluargaan yang sangat erat
h) Mempunyai semangat gotong – royong (Lestari, 2012).

f.Tipe / bentuk keluarga


8

a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
c) Keluarga Berantai (Serial Family)adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satukali dan merupakan inti.
d) Keluarga Dada / Janda (Single Family)adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e) Keluarga Berkomposisi (Composite)adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f) Keluarga Kabitas (Cohabitation)adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
g) Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Lestari,
2012).
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga merupakan proses yang
kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama
dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang bidan mengambil informasi
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Hal-hal yang di kaji dalam keluarga adalah :
a) Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
pendidikan,kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari
nama,jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan
status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga serta genogram.
9

Type keluarga, menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta


kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta


mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.

Agama , mengkaji agama yang di anut oleh keluarga serta


kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga di


tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya.

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh
anak tertua dari kelompok inti. Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
c) Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah,jumlah ruangan ,jumlah jendela,pemanfaat
ruangan,peletakan perabotan rumah dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,lingkungan
fisik,aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
10

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


Menjelaskan mengenai waktu yang di gunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung
adalah jumlah anggota keluarga keluarga yang sehat, fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas
fisik , psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan masyarakat setempat.
d) Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga . struktur kekuatan keluarga.
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang di anut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan
e) Fungsi keluarga
Fungsi efektif. Mengkaji gambaran dari anggota keluarga,perasaan
memiliki dan miliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,norma atau
budaya dan prilaku.
2. Analisa data
Untuk menganalisa data perlu diperhatikan ketika melihat
perkembangan kesehatan keluarga yang meliputi keadaan fisik, mental,
sosial, interaksi dan kebiasaan.
a. Penjajakan tahap I
11

Dalam menyusun masalah kebidanan keluarga seorang bidan


mengacu pada tipologi masalah kesehatan yang didalamnya ada tiga
masalah benar yaitu:
1) Ancaman Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
penyakit kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
2) Kurang / tidak sehat Adalah kegagalan dalam menetapkan
kesehatan.
3) Krisis Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal
sumber daya mereka.
b. Penjajakan tahap II
Setelah dilakukan penjajakan tahap I kemudian ditentukan masalah
kebidanannya didukung oleh data-data yang ada.
1) Ketidaksanggupan mengenal masalah
2) Ketidaksanggupan merawat atau menolong anggota keluarga
3) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah
4) Ketidaksanggupan merawat atau menolong anggota keluarga
5) Ketidaksanggupan menggunakan sumber dimasyaarakat guna
memelihara kesehatan,
3. Perumusan masalah
Rumusan masalah kesehatan dan status kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan keluarga karena merupakan hasil
pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan
keluarga, norma dan kultur yang dianut keluarga.
4. Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah
menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan prioritas masalah ini adalah :

a. Sifat masalah dikelompokkan ( bobot 1 )


12

1) Skala ancaman :3

2) kurang sehat / keadaan sakit :2

3) Skala krisis :1

b. Kemungkinan masalah dapat diubah(bobot 2)

1) Skala dengan mudah :2

2) Skala hanya sebagian :1

3) Skala tidak dapat :0

c. Potensial masalah untuk dicegah ( bobot 1)

1) Skala tinggi :3

2) Skala cukup :2

3) Skala rendah :1

d. Menonjolnya masalah ( bobot 1 )

1) Skala masalah berat harus di tangani :2

2) Skala ada masalah tetapi tidak perlu ditangani :1

3) Skala masalah tidak dirasakan :0

Skoring

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot (Skor :
angka) x bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot


5. Perencanaan
13

Rencana asuhan kebidanan keluarga adalah sekumpulan tindakan


yang ditentukan bidan untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan kebidanan yang telah didefinisikan.
Kualitas rencana asuhan kebidanan sangat tergantung kepada
penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasatkan
kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah dan situasi keluarga.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kesehatan terhadap keluarga didasarkan kepada
rencana asuhan kesehatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan
tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam perluasan
tujuan tidak tercapai maka perlu dicari penyelesaiannya. Halam ini dapat
terjadi karena tujuan yang tidak realistis, asuhan kebidanan yang tidak
dapat dan sebab lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional, yaitu :
S : Subyektif, data berupa pernyataan keluarga
O : Obyektif, data yang dapat diukur
A : Assesment, sejauh mana kita dapat mengatasi masalah
P : Planning, rencana asuhan kebidanan sebelumnya

D. Pre-Menopause
14

a. Pengertian Pre-Menopause
Sebelum menopause terjadi (pre menopouse) biasanya didahului oleh
berbagai gejala seperti haid tidak teratur,gangguan vasomotor seperti sulit
tidur, mudah tersinggung, sakit kepala, berdebar dan lain-lain. Keadaan ini
akan semakin dirasakan pada saat menopouse telah terjadi hingga beberapa
tahun setelah menopause (post menopouse) (Ali, 2015).
b. Penyebab pre menoupouse
Pre menopause terjadi bila wanita mengalaminya kurang dari usia 47
tahun atau bahkan kurang dari 40 tahun. Petras (2015) menyebutkan
beberapa penyebab biologis dari pre menopause antara lain:
a. Kemoterapi (perawatan kanker)
b. Operasi ovarium (hysterectomy)
c. Konsumsi tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara)
d. Ketidak teraturan kromosom
e. Penyebab lainnya adalah gaya hidup seperti konsumsi alkohol, rokok,
faktor stres dan factor
c. Permasalahan akibat pre menoupose
a. Masalah Fisik
Secara fisik biologis, keluhan yang sering diutarakan wanita
menopause adalah :
1) Semburan panas
2) Sakit kepala
3) Cepat lelah
4) Rematik
5) Sakit pinggang
6) Sesak napas
7) Susah tidur dan
8) Osteoporosis, berkurangnya cairan vagina sehingga timbul iritasi
dan rasa nyeri saat berhubungan intim.
9) Dengan bertambahnya usia, tubuh membutuhkan lebih sedikit
lemak dari sebelumnya. Hal ini karena kemampuan tubuh untuk
15

mengolah lemak berkurang dan memerlukan waktu lebih lama


untuk masuk dalam darah. Akibatnya, wanita menopause berisiko
kelebihan berat badan yang bisa berujung pada penyakit jantung
koroner dan penyempitan pembuluh darah. Namun, diet bebas
lemak bukan langkah yang tepat karena tubuh masih memerlukan
lemak jenis tertentu untuk membangun sel-sel baru,
mengembangbiakkan bakteri positif di pencernaan dan bahan
pembentuk estrogen secara alami. Resiko penyakit lainnya adalah
kanker dengan berbagai jenis yaitu :
a) Endometrial
b) Cervix
c) Uterine dan
d) Payudara
Faktor yang memicu kanker endometrial yaitu: tekanan darah
tinggi, kegemukan, diabetes dan nullparity atau tidak pernah
melahirkan (Reitz 2009, 217).

Satu hal yang penting adalah sejarah pemakaian alat KB


oleh wanita menopause. Beberapa wanita menghubungkan
cepatnya menga-lami menopause dan resiko perdarahan yang
panjang dengan pemakaian IUD. Sebagian wanita yang
menggunakan alat KB suntik dan pil mengalami masa haid yang
tidak teratur. Akibatnya mereka ragu-ragu untuk menggunakan
kontrasepsi dan mereka menghadapi resiko kehamilan tidak
diinginkan (Ali, 2015).

b. Masalah Psikis
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tekanan psikis yang
timbul dari nilai sosial mengenai wanita menopause memberikan
kontribusi terhadap gejala fisik selama periode pre dan pasca
menopause. Gejala fisik yang dirasakan dapat memicu munculnya
masalah psikis. Perasaan yang biasa muncul pada fase ini antara lain:
16

1) Rapuh
2) Sedih
3) Tertekan
4) Depresi
5) Tidak konsentrasi bekerja dan\
6) Mudah tersinggung.
Namun, dalam masyarakat Bugis fase menopause dinilai
sebagai sesuatu yang positif karena wanita menopause merasa
tubuhnya lebih bersih dan dapat menjalankan ibadah dengan
penuh.

d. Upaya pencegahan dan pengobatan pre menoupouse


Petras (2015) dalam bukunya menyatakan bahwa Hormon
Replacement Therapy (HRT) dalam jangka pendek memberi lebih banyak
manfaat bagi mereka yang mengalami menopause prematur. Pengobatan
HRT tersedia dalam berbagai bentuk, beberapa yang sudah ada yaitu secara
oral (pil, kapsul, tablet), koyo dan cream. Namun, Petras mengingatkan
bahwa pemakaian HRT harus didasarkan atas konsultasi dokter dan
memperhatikan sejarah kesehatan pasien. Ada beberapa orang yang tidak
boleh melakukan HRT antara lain:
a. Yang memiliki penyakit diabetes
b. Lupus
c. Tekanan darah tinggi
d. Penyakit hati
e. Kanker payudara dan
f. Endometriosis.

Studi paling mutakhir dari JAMA (Journal of the American


Medical Association) dan WHI (Women Health Initiatives) menjelaskan
bahwa HRT meningkatkan risiko inkontensia, stroke, kanker payudara,
17

penyakit hati dan dementia. Keuntungan dari HRT yaitu mengurangi


kemungkinan kanker colon dan patah tulang (Napoli, 2005).Pencegahan
yang dianggap ampuh justru berasal dari nasehat turun temurun dan sangat
murah dan mudah untuk dilakukan. Beberapa di antaranya:

a. Selalu berdiri, duduk dan berjalan dengan tegak.

b. Mengurangi pemakaian garam untuk menghindari penumpukan air


oleh jaringan.

c. Berolahraga, mulai dari berjalan jauh atau senam jantung.


Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin (A, B, C, E complex, D,
Bioflavonoid) dan kalsium atau jenis makanan yang mengandung
keduanya.

d. Jangan merokok, minum alkohol dan minum banyak air putih.


Memeriksakan kesehatan secara berkala (Petras, 2015).

e. Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena
kurangnya cairan vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau
lubricant yang banyak dijual di apotek.

Hal lain yang perlu dipahami adalah pemahaman mengenai sistem


metabolisme tubuh manusia. Dengan berhentinya menstruasi tidak berarti
produksi estrogen juga berhenti. Tubuh manusia adalah satu kesatuan, bila
yang satu tidak dapat melakukan fungsinya ada kemungkinan organ lain
mengambil alih tugas itu, walau dengan jumlah yang berbeda (Ali, 2015).

e. Pelayanan Kesehatan bagi Wanita Menopause


Hal ini dilakukan sebagai cara termudah dan teraman yang dapat
mereka usahakan Dalam menghadapi menopause, wanita perlu
memeriksakan tubuhnya. Untuk memeriksa penyakit arteriosklerosis dan
osteoporosis datanglah ke dokter penyakit dalam. Sementara untuk
mengidentifikasi kelainan pada alat reproduksi dan payudara bisa datang ke
dokter kandungan. Seorang psikolog juga dapat membantu mempersiapkan
18

mental dalam menghadapi perubahan kondisi tubuh. Tetapi memang tidak


semua wanita menopause mau mengkonsultasikan gangguan yang dialami
kepada dokter kandungan atau penyakit dalam. Alasannya bisa karena rasa
malu, tidak menganggap penting masalah kesehatan, diremehkan oleh
dokter dan tidak mempunyai biaya (Dakroni, 2012).
Dalam masa menopause hendaknya wanita memeriksakan dirinya
secara berkala paling sedikit 6 bulan sekali. Sementara Reitz menekankan
bahwa lebih dari 90% kanker ditemukan oleh wanita sendiri daripada oleh
dokter. Dapat disimpulkan bahwa deteksi kelainan secara dini menentukan
kualitas kesehatan dan pengobatan efektif bagi wanita menopause. Wanita
menopause di Indonesia biasa menggunakan ramuan tradisional dan obat
yang dijual bebas (obat warung) sebagai bagian dari pemeliharaan
kesehatan mereka. Tindakan bagi tubuh mereka sendiri (Ali, 2015).

E. PHBS
1. Pengertian PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat (Dep Kes RI, 2015).
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang
Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul
Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan (Dakroni, 2012).
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua
perilaku kesehatan (Dakroni, 2012).
2. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
19

masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah


Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan
10 Indikator PHBS di Rumah Tangga yaitu :

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan karena,


b. Memberi bayi ASI eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita
d. Menggunakan air bersih,
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat.
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan buah dan sayur setiap hari,
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari,
j. Tidak merokok di dalam rumah (Dep Kes RI, 2015).
3. Manfaat Rumah Tangga Sehat
a. Bagi Rumah Tangga
i. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
ii. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
iii. Anggota keluarga giat bekerja
iv. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah
masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin,
arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
5) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
20

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,


dokter, dan tenaga para medis lainnya. Alasan persalinan
dianjurkan oleh tenaga kesehatan karena:

a) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam


membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi
lebih terjamin.
b) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
c) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya (Dep Kes RI,
2015).
6) Memberi bayi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberi-
kan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkem-
bang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening ber-
warna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit (Dep Kes RI, 2015).
7) Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita
dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
Posyandu (Dep Kes RI, 2015).
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat
(KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik
(lihat perkembangannya) (Dep Kes RI, 2015).
8) Menggunakan air bersih,
21

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk


minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai,
mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar
kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit (Dep Kes RI,
2015).
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara
lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):

a) Air tidak berwarna harus bening/jernih.


b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya.
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak
payau, dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau
belerang (Dep Kes RI, 2015).
9) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke
tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit (Dep Kes RI, 2015).
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,
karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Waktu mencuci tangan

a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang,


memegang binatang, berkebun, dll).
b) Setelah buang air besar.
c) Setelah menceboki bayi atau anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak.
e) Sebelum memegang makanan.
f) Sebelum menyusui bayi (Dep Kes RI, 2015).
10) Menggunakan jamban sehat.
22

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas


pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok
atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
dan air untuk membersihkannya (Dep Kes RI, 2015).
11) Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.
PJB Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam
rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di
luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bamboo, dll yang dilakukan secara teratur
setiap minggu (Dep Kes RI, 2015).
12) Makan buah dan sayur setiap hari,
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur
dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
b) Mengandung serat yang tinggi (Dep Kes RI, 2015).
13) Melakukan aktivitas fisik setiap hari,
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Apa jenis
aktivitas fisik yang dapat dilakukan?
a) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki,
berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil,
mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
23

b) Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain


bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat
beban/ berat (Dep Kes RI, 2015).
14) Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam
rumah.Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok
yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya,
di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan
Carbon Monoksida (CO) (Dep Kes RI, 2015).
15) Pengelolaan Sampah
1. Pengertian Sampah
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat. Secara umum sampah dapat diartikan sebagai material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses (Dep
Kes RI, 2015).
2. Jenis-Jenis Sampah
a. Sampah organic
Adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga
mudah membusuk dan dapat hancur secara alami.
Contoh : Sayuran, Dagin, Ikan, Nasi,Potongan rumput/
daun/ ranting dari kebun.

b. Sampah non organik/ an-organik


Adalah sampah yang tidak mudah busuk
Contohnya: Botol, Gelas, Plastik,Tas plastik, Kaleng,
dan besi atau logam Sampah non-organik tidak mudah
24

diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama sekali tidak


bisa terurai.
c. Jenis Sampah Lama Hancur
Contoh : Kertas (2-5 bulan), Dus Karton (5 Bulan),
Filter Rokok (10-12 Tahun), Kantong Plastik (25-40 Tahun),
Kulit Sepatu (30-40 Tahun), Pakaian/Nylon (50-80 Tahun),
Plastik Alumunium dan Styrofoam (80-100 Tahun)
(Kumalasari dkk, 2011).
3. Dampak Jika Sampah Tidak Di Olah
a. Terjadinya banjir
b. Berjangkitnya penyakit
c. Bencana alam lainya (Kumalasari dkk, 2011).
4. Cara Mengelola Sampah
a. Memilah Sampah
Sampah di pisah antara organik dan an organic

b. Pembuatan kompos
Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang
mudah membusuk seerta sangat berguna dalam penyuburan
tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan nilai
ekonomis dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan
sebagai pupuk untuk tanaman (Kumalasari dkk, 2011).
5. Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse
dan Recycle. (3R) yaitu :
a. Reduce artinya mengurangi.
Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian
barang. Misalnya dengan membawa tas belanja saat ke
pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik dan
mencegah pemakaian styrofoam.
b. Reuse artinya pakai ulang.
25

Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung


dibuang, tetapi sebisa mungkin gunakanlah kembali
berulang-ulang. Misalnya menulis pada kedua sisi kertas dan
menggunakan botol isi ulang.
c. Recycle artinya daur ulang.
Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian
pula dengan sampah kemasan plastik mie instan, sabun,
minyak, dll (Kumalasari dkk, 2011).
26

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELURGA Tn. S
DESA BAPANGGANG RAYA KECAMATAN MB. KETAPANG
KOTAWARINGIN TIMUR

I. Pengkajian Data
A. Struktur dan sifat Keluarga
1. Instrukturkeluarga
b. Identitas KK
Nama : Tn. Samlan
Umur : 42 Tahun
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani

Hubung
No Nama an Umur L/P Pendidika Agama Pekerjaa Suku
dengan n n Ket
KK
1. Tn. “Samlan“ Suami 42 Tahun L SD Islam Petani Banjar
2. Ny. “Murjiah” Istri 42 Tahun P SD Islam IRT Banjar
3. An. “Rahmadi” Anak 18 Tahun L SMA Islam pelajar Banjar
4. An. “Ridho” Anak 10 Tahun L SD Islam Pelajar Banjar

8.
Alamat : Jl.Bapanggang Raya Rt 07/RW 02
a. Tipe Keluarga : Keluarga kecil
b. Genogram/garis keturunan : Terlampir
c. Hubungan antar anggota keluarga
27

1) Hubungan komunikasi serta pemecahan masalah dan


bertukar pikiran antara suami dan isrti harmonis. Hubungan
komunikasi, kasih sayang orang tua dan anak baik serta
sangat harmonis
2) Hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat harmonis
(komunikasi antar warga, gotong royong bersama)
2. Sifat Keluarga
a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil
keputusan yaitu ayah
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1). Kebiasaan makan
a). Waktu makan teratur.
b). Sehari 3 kali
c). Satu piring rata
d). Jenis makanan nasi, lauk pauk berupa tempe dan tahu,
sayuran seperti oseng kacang, sayur bening, sayur
santan, serta buah-buahan juga kadang-kadang
ditambah selingan berupa kue basah.
e). Sudah mengkonsumsi garam yang beryodium
f). Sebelum dan sesudah makan keluarga mencuci tangan
dengan air.
g). Makanan pantangan dalam keluarga tidak ada
h). Keluarga suka dengan semua makanan.
i). Minum kurang lebih 1500 cc berupa air putih, air teh.
2) Kebiasaan istirahat dan Tidur Keluarga
Waktu tidur biasanya malam hari jam 20.30 -04.30 wib dan
kadang-kadang juga tidur siang. Waktu tidur cukup.
3) Sarana hiburan keluarga
Sarana hiburan keluarga ada berupa TV.
4) Pemanfaataan Waktu Senggang
28

Waktu senggang digunakan untuk istirahat dengan suasana


senang dan gembira.
5) Kebiasaan Eliminasi Keluarga
a) Kebiasaan eliminasi keluarga miksi/BAK di WC berada
dibelakang rumah. Frekuensi 4-5 / hari dan waktu tidak
tentu.
b) BAB atau defekasi di WC belakang rumah frekuensi ±
2x/ hari setiap pagi dan sore hari.
6) Hygiene perorangan keluarga
Mandi biasanya 2x sehari dengan menggunakan sabun
menggosok gigi 2x sehari dengan pasta gigi. Kebiasaan
mencuci rambut 2x seminggu menggunakan sampo dan
semua anggota keluarga menggunakan alas kaki setiap hari.
7) Kebiasaan Keluarga yang merugikan
Di dalam rumah, tidak ada yang memiliki kebiasaan
minuman keras dan berjudi dll.

B. Faktor Ekonomi dan Sosial Budaya


1. Penghasilan
Penghasilan rata-rata satu bulan ± Rp. 2.000.000. Tambahan
dana keluarga tidak ada, biaya tersebut digunakan untuk kebutuhan
pokok sehari-hari, biaya untuk berobat, dan membeli pakaian.
2. Kegiatan Sosial kemasyarakatan
Kedudukan kepala keluarga dalam masyarakat sebagai
anggota masyarakat dan tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
masyarakatan. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga dan
masyrakat sekitarnya harmonis. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan
dengan budaya yaitu mandi 7 bulan untuk ibu hamil pertama,
puputan tali pusat untuk bayi baru lahir dan selamatan orang
meninggal.
29

C. Faktor Rumah dan Lingkungan.


1. Rumah
Status kepemilikan Rumah adalah rumah sendiri.
2. Sampah
Sampah di kumpulkan kemudian dibakar di depan rumah.
3. Perabotan rumah
Memasak menggunakan kompor gas, tempat menyimpan peralatan
dapur di rak piring, dan kebersihan cukup.
4. Sumber air
Menggunakan air sumur, berwarna dan tidak berbau
5. Penampungan air minum
Tempat penampungan air minum di tong/drum plastik yang tertutup.
6. Jamban keluarga
Keluarga menggunakan WC
7. Pembuangan air limbah
Jenis limbah berupa limbah rumah tangga dan tidak ada bak
limbahnya, limbah rumah tangga dikumpulkan disamping rumah
kemudian di bakar, bau limbah tidak ada dan kebersihan cukup.
8. Halaman
Rumah mempunyai halaman dan terdapat beberapa pohon
9. Kamar Mandi
Keluarga mempunyai kamar mandi didalam rumah, bak mandinya
ada, kebersihan kamar mandi cukup, keadaan bak mandi tidak
berlumut dan tidak ada jentik
10. Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah cukup bersih, letak rumah di desa. Jarak dengan
tetangga dekat, suasana sepi lokasi rumah dekat rumah tetangga.
11. Fasilitas Pendidikan
Dari rumah jarak SD 200 km
12. Fasilitas Perdagangan
Jarak dari rumah dengan warung ± 150 km.
30

13. Fasilitas Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang ada dekat dengan rumah adalah Pustu
dengan jarak dari rumah + 50 m.
14. Fasilitas Peribadatan
Dari rumah jarak ke masjid + 200 km.
15. Sarana Hiburan
Sarana hiburan yang ada di rumah berupa TV.
16. Fasilitas Transportasi Keluarga
Fasilitas Transfortasi yang ada di rumah adalah motor
17. Fasilitas Jalan
Dapat di lewati kendaraan motor roda dua.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang mengalami penyakit kronis,
menular . Dan ada yang memilki penyakit menurun seperti tekanan
darah tinggi.
2. Kebiasaan Memeriksakan Diri
Bila ada anggota keluarga yang sakit di bawa berobat ke tempat
puskesmas/pustu terdekat.
a. Pengetahuan keluarga tentang dana
sehat :
Ibu tidak mengetahui tentang dana sehat
b. Keikutsertaan keluarga dalam dana
sehat :
Keluarga tidak mengikuti dana sehat
3. Usaha pemeliharaan kesehatan mandiri :
Dirumah ibu menyediakan obat – obatan yang disimpan didalam
lemari.
4. Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan
31

Saat melakukan kunjungan keadaan kesehatan keluarga kurang baik,


keluarga ada yang mengalami sakit kepala.
5. Pemeriksaan Fisik
A. Tn. “ S “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi tidak
berlubang
Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : Datar, tidak ada pembesaran abdomen
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : Tidak di lakukan
Ketuk Costa Vertebra : Tidak di lakukan
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi
B. Ny. “ M “
d. Keadaan Umum : Baik
e. Kesadaran : Composmentis
f. Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
32

Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan
Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : Tidak di lakukan
Ketuk Costa Vertebra : Tidak di lakukan
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi
C. An “ R “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 19 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi tidak
berlubang.
33

Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis, kelenjar


tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : Datar, tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : Tidak di lakukan
Ketuk Costa Vertebra : Tidak di lakukan
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi
D. Nn.“ R “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : -mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi tidak
berlubang.
Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris
Perut : Datar, tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia : Tidak di lakukan
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi.
34

c. Identitas KK
E. Persepsi Dan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga tidak merasakan adanya masalah
2. Tanggapan/ mekanisme koping keluarga terhadap masalah baik

II. Analisa Data


1. Penjajakan Tahap 1
Sesuai dengan data yang didapatkan pada saat pengkajian muncul
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan : ibu kurang mengerti tentang tanda pre-
menopause
b. Keadaan tidak / kurang sehat : tidak ada
c. Krisis : tidak ada
2. Penjajakan tahap 2

NO. DATA MASALAH

1. DS : Kurangnya pengetahuan
Mengatakan tidak mengerti dan tidak ibu tentang pre-menopause
mengetahui tentang pre-enopouse
DO :
dari Tanya jawab dan wawancara
diketahui ibu kurang mengerti masalah
pre-menopouse

III. Daftar Masalah


Masalah yang terjadi pada keluarga binaan Tn.” S “ RT 07 RW 02 Desa
Bapanggang Kecamatan MB. Ketapang kurangnya pengetahuan ibu
dengan tanda pre-menopause,
35

KRITERIA
No HITUNGAN SKOR PEMBENARAN

1. Sifat Masalah 3/3x1 1 Ibu kurang mengetahui


Ancaman tentang pre-menopouse

2. Kemungkina
n masalah 2/2x2 2 Dengan adanya
dapat diubah penyuluhan ibu dapat
mengetahui tentang pre-
menopouse.
3.
Potensial Ibu mau menerapkan
masalah 2/3x1 2/3 cara penangan masalah
untuk di ubah yang di hadapi
: Cukup
4.
Menonjolnya
masalah :
tidak 0/2x1 0 Ibu merasa tidak ada
dirasakan. masalah.

Jumlah 3 2/3

IV. Prioritas Masalah


1. Ny. M dengaan kurangnya pengetahuan tentang tanda gejala pre-
menopause
36

Berdasarkan Prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan pada Tn.
“ S “ adalah sebagai berikut :
1. Prioritas 1 : Kurangnya pengetahuan ibu tentang
tanda pre-menopause.

A. Perencanaan
Tujuan Rencanaevaluasi
No. Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurangnya Keluarga Tn. S Setelah di beri Verbal Keluarga Berikan
Pengetahuan penyuluhan mampu penyuluhan
keluarga keluarga dapat menjelaskan tentang PHBS
tentang PHBS mengetahui tentang PHBS
tentang PHBS

2. Kurangnya Ny.M Setelah di beri Verbal Ibu mampu Berikan


pengetahuan ibu penyuluhan menjelaskan penyuluhan
tentang tanda pre- Ibu dapat tentang tanda tentang tanda
menopause mengetahui pre-menopause Pre-menopause
tentang
Tanda pre-
menopause
37

B. Pelaksanaan dan evaluasi


Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
kebidanan
38

1. Kurangnya 27 November Memberikan penyuluhan Tanggal : 27


pengetahuan 2019 kepada keluarga tentang November 2019
keluarga tentang PHBS S : Keluarga
PHBS mamp
umenjelaskan
tentang PHBS
O : Keluarga
memperhatikan
dan dapat
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
A : Keluarga
dengan
kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
PHBS
P :Motivasi untuk
dapat
membudayaka
n pola hidup
bersih dan
sehat dalam
kegiatan
sehari-hari.
39

28 November Memberikan penyuluhan Tanggal : 28


2. Kurangnya 2019 kepada ibu tentang Tanda November 2019
pengetahuan ibu Pre-Menopause S : ibu mamp
tentang tanda pre- umenjelaskan
menopause tentang Tanda
Pre-
Menopause
O : ibu
memperhatikan
dan dapat
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
A : Ny. D dengan
kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
Tanda Pre-
Menopause
P :Motivasi untuk
tetap melaku-
kan kegiatan
sehari-hari
seperti biasa
dan menye-
suaikan dengan
perubahan
yang ada.
40
41
42

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pada BAB ini penulis akan membahas pelaksanaan Asuhan Kebidanan


pada keluarga Tn. S di RT 07 RW 02 Desa Bapanggang Raya Kecamatan MB.
Ketapang yang dilaksanakan pada tanggal 29 November 2018.

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan di rumah Tn.S di RT 07 RW 02 Desa Bapanggang
Raya Kecamatan MB. Ketapang, meliputi pengkajian data umum (nama
kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan
KK, umur, pendidikan dan genogram serta denah rumah). Data-data yang
didapatkan dari wawancara dan pengamatan wawancara berkaitan dengan hal
yang diperlukan baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, lingkungan
dan pengamatan secara langsung meliputi aspek fisik dan ekonomi. Dalam
pengkajian data, didapatkan data subjektif bahwa keluarga Tn.S
1. Keluarga Tn.S masih sering membuang sampah dengan cara dibakar di
pekarangan rumah, baik itu sampah dapur yang organik sepeti sisa
makanan, sayur dan buah, maupun sampah plastik. Kleuarga Tn.J juga
mengatakan hal ini dikarenakan kebiasaan keluarga sedari dulu yang
membuang sampah dengan cara dibakar.
2. Ny. M sering mengalami sakit kepala, merasa panas pada malam hari serta
tangannya sering kesemutan. Sumber utama adalah status kesehatan dan
latar belakang usia dari Ny.M, analisis dari sumber tersebut akan
menggambarkan penyimpulan data.

B. ANALISIS DATA
Seluruh data yang dikumpulkan adalah sebagai bahan untuk
dianalisis, Penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga. Masalah tersebut ditemukan dalam 2 tahap, yaitu :
43

A. Tahap I
Dari hasil pengkajian ditemukan berbagai masalah kesehatan yang
mengancam disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketidak
mampuan masyarakat dalam mengenali dan menangani masalah
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Tahap II
Setelah dilakukan pengkajian tahap I kemudian penjajakan II ini
penulis menemukan faktor resiko yang terjadi di masyarakat
sehubungan dengan masalah yang ada :
1. Resiko kurangnya pendidikan kesehatan tentang PHBS,
Pengelolaan sampah yang baik dan benar.
2. Resiko kurangnya pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala
pre-menopause.

C. PERUMUSAN DAN PRIORITAS MASALAH


Setelah penulis menganalisa masalah maka bersama keluarga
merumuskan masalah dan memprioritaskan masalah sesuai dengan
perhitungan tertinggi dengan skala scoring didapatkan penyusunan
prioritas masalah. Dari hasil diatas dapat diprioritaskan masalah :
Resiko kurangnya pendidikan kesehatan tentang tanda gejala pre-
menopause.

D. PERENCANAAN
Perencanaan kebidanan komunitas dalam keluarga merupakan
tindakan yang ditentukan bersama keluarga dalam menyelesaikan masalah
yang telah teridentifikasi. Penulis bersama keluarga menetapkan rencana,
kriteria yang akan dicapai sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di
keluarga, perencanaan dan tujuan yang ditetapkan dengan melihat
kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dengan
memperhatikan sumber daya keluarga, tenaga, kesediaan waktu yang telah
disepakati bersama.
44

E. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan dari rencana
kebidanan yang telah ditetapkan bersama keluarga dirumah Ny. Murjiah di
RT 07 RW 02 Desa Bapanggang Raya Kecamatan MB. Ketapang.
Tindakan kebidanan komunitas sebagian besar adalah penyuluhan
tentang:
1. PHBS, cara mengelola sampah yang baik dan benar
2. Tanda dan gejala pre-menopause

F. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan kebidanan komunitas pada keluarga
Ny.Murjiah maka keberhasilan managemen kebidanan yaitu :
A. Diagnosa
1. Resiko kurangnya
pendidikan kesehatan tentang PHBS, Pengelolaan sampah yang
baik dan benar, Evaluasi hasil :
Setelah dilakukan penyuluhan tentan PHB dan pengelolaan
sampah keluarga Tn. S dapat mengetahui apa itu PHBS, apa saja
macam-macam PHBS, PHBS dalam aktivitas sehari-hari, cara
mengelola sampah yang benar, serta macam-macam sampah.
Keluarga memahami penyuluhan tentang PHBS dan
pengelolaan sampah yang ditandai dengan keluarga dapat
menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
45

2. Resiko kurangnya
pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala Pre-Menopause.
Evaluasi hasil :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang tanda dan gejala pre-
menopause Ny. M dapat mengetahui apa itu pre-menopause, tanda
dan gejala pre-menopause, penyebab, faktor resiko dan upaya
penanganannya. Ny. M memahami penyuluhan tentang pre-
menopause yang ditandai
46

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hasil pembinaan pada keluarga Tn.S di RT 07 RW 02 Desa
Bapanggang Raya Kecamatan MB. Ketapang, dengan melakukan studi
kasus asuhan kebidanan komunitas dan mengadakan pembinaan kesehatan
pada keluarga Tn.S dapat disimpulkan bahwa perlu ditingkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dalam mengidentifikasi,
menganalisa, dan menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Pembinaan pada keluarga Tn.S dapat membawa keluarga kearah
peningkatan derajat kesehatan dan dapat membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang berkaitan dengan pengetahuan keluarga dan ibu
mengenai PHBS, Pengelolaan sampah, dan tanda dan gejala pre-
menopause.

B. SARAN
1. Kepada keluarga dan ibu agar dapat mencari sumber informasi
mengenai PHBS, pengelolaan sampah, dan tanda dan gejala pre-
menopause.
2. Petugas kesehatan setempat diharapkan untuk bisa memberikan
pendidikan kesehatan tentang PHBS, pengelolaan sampah, serta tanda
dan gejala pre-menopause terutama pada warga dan lansia yang ada di
desa.
47

DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Sri. 2012.Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik


dalam Keluarga. Jakarta : Penada Media Group DepKes RI,2015

http://www.academia.edu/31213359/MAKALAH_KELUARGA_FAMILY_.pdf.
Diakses pada tanggal 17 November 2018 pukul 19:30 WIB
Ali Baziad,2013.Menopause dan Andropause.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai