BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
masyarakat (komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga
atau komunitas.Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,
2011). Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-
unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
C. SASARAN
Keluarga binaan yang dipilih yaitu keluarga Tn “ S “
3
D. MANFAAT
1. Bagi Keluarga Binaan
Sebagaisarana untuk meningkatakan kesehatan ibu mengenai pengeta-
huan ibu tentang premenopause dan meningkatkan kesehatan bapak
atau Tn.S mengenai pengetahuan bahaya merokok
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan komunitas di dalam praktik kerja lapangan yang
telah di dapatkan di perkuliahan.
3. Bagi Akademik
Menambah wacana dan wawasan tentang masalah kebidanan di
komunitas bagi pembaca secara keseluruhan dan sebagai sarana untuk
memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
keluarga melalui Praktik Kerja Lapangan.
E. METODE
Ceramah dan Tanya jawab mengenai tanda Premenopause, PHBS
F. LANGKAH KERJA
1. Pengkajian data
2. Analisis data
3. Diagnosa masalah
4. Prioritas masalah
5. Perencanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
BAB II
4
TINJAUAN TEORI
A. Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Kebidanan adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat diwilayah tertentu. ( JH.Syahlan,SKM 2015).
Kebidanan Adalah praktisi bidan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif.
Kebidanan adalah orang yang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang telah diakui pemerintah setempat yang telah
menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar / mendapat ijin
melakukan praktik kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat
diwilayah tertinggal.(WHO).
Kebidanan berasal dari kata ‘Bidan” yang artinya adalah seseorang
yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
dapat izin melakukan praktik kebidanan. (Meilani ,niken dkk, 2009 : 8).
Komunitas adalah sekelompok orang yang berada disuatu wilayah
tertentu.Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak yang berada
dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas
dilakukan diluar pelayanan kesehatan, tetapi merupakan kelanjutan dari
pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu dari kegiatan bidan
komunitas. . (Syarifudin dan hamidah, 2009 : 1).
Kebidanan Komunitas adalah seorang bidan yang melayani
sekelompok orang yang berada di suatau wilayah tertentu yang berperan
secara langusung terhadap masyarakat untuk melayani kesehatan
masyarakat tersebut ( hamidah dkk 2014 )
B. Konsep Keluarga
5
a. Pengertian Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang
berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah (Wikipedia, 2015).
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2016 ), keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Anita L. Vangelis.
2012 : 349)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan. (Syarifudin dan hamidah, 2010 : 1).
b. Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e) Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami dan istri (DepKes RI, 2015)
c. Ciri- ciri Struktur Keluarga
7
a) Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b) Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c) Ada Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing (Dep Kes RI, 2015).
d. Ciri-ciri keluarga
a) Diikat dalam suatu tali perkawinan
b) Ada hubungan darah
c) Ada ikatan batin
d) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e) Ada pengambilan keputusan
f) Kerjasama diantara anggota keluarga
g) Komunikasi diantara anggota keluarga
h) Tinggal dalam satu rumah (Dep Kes RI, 2015).
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
c) Keluarga Berantai (Serial Family)adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satukali dan merupakan inti.
d) Keluarga Dada / Janda (Single Family)adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e) Keluarga Berkomposisi (Composite)adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f) Keluarga Kabitas (Cohabitation)adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
g) Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Lestari,
2012).
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga merupakan proses yang
kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama
dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang bidan mengambil informasi
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Hal-hal yang di kaji dalam keluarga adalah :
a) Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
pendidikan,kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari
nama,jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan
status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga serta genogram.
9
1) Skala ancaman :3
3) Skala krisis :1
1) Skala tinggi :3
2) Skala cukup :2
3) Skala rendah :1
Skoring
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot (Skor :
angka) x bobot
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan
tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam perluasan
tujuan tidak tercapai maka perlu dicari penyelesaiannya. Halam ini dapat
terjadi karena tujuan yang tidak realistis, asuhan kebidanan yang tidak
dapat dan sebab lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional, yaitu :
S : Subyektif, data berupa pernyataan keluarga
O : Obyektif, data yang dapat diukur
A : Assesment, sejauh mana kita dapat mengatasi masalah
P : Planning, rencana asuhan kebidanan sebelumnya
D. Pre-Menopause
14
a. Pengertian Pre-Menopause
Sebelum menopause terjadi (pre menopouse) biasanya didahului oleh
berbagai gejala seperti haid tidak teratur,gangguan vasomotor seperti sulit
tidur, mudah tersinggung, sakit kepala, berdebar dan lain-lain. Keadaan ini
akan semakin dirasakan pada saat menopouse telah terjadi hingga beberapa
tahun setelah menopause (post menopouse) (Ali, 2015).
b. Penyebab pre menoupouse
Pre menopause terjadi bila wanita mengalaminya kurang dari usia 47
tahun atau bahkan kurang dari 40 tahun. Petras (2015) menyebutkan
beberapa penyebab biologis dari pre menopause antara lain:
a. Kemoterapi (perawatan kanker)
b. Operasi ovarium (hysterectomy)
c. Konsumsi tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara)
d. Ketidak teraturan kromosom
e. Penyebab lainnya adalah gaya hidup seperti konsumsi alkohol, rokok,
faktor stres dan factor
c. Permasalahan akibat pre menoupose
a. Masalah Fisik
Secara fisik biologis, keluhan yang sering diutarakan wanita
menopause adalah :
1) Semburan panas
2) Sakit kepala
3) Cepat lelah
4) Rematik
5) Sakit pinggang
6) Sesak napas
7) Susah tidur dan
8) Osteoporosis, berkurangnya cairan vagina sehingga timbul iritasi
dan rasa nyeri saat berhubungan intim.
9) Dengan bertambahnya usia, tubuh membutuhkan lebih sedikit
lemak dari sebelumnya. Hal ini karena kemampuan tubuh untuk
15
b. Masalah Psikis
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tekanan psikis yang
timbul dari nilai sosial mengenai wanita menopause memberikan
kontribusi terhadap gejala fisik selama periode pre dan pasca
menopause. Gejala fisik yang dirasakan dapat memicu munculnya
masalah psikis. Perasaan yang biasa muncul pada fase ini antara lain:
16
1) Rapuh
2) Sedih
3) Tertekan
4) Depresi
5) Tidak konsentrasi bekerja dan\
6) Mudah tersinggung.
Namun, dalam masyarakat Bugis fase menopause dinilai
sebagai sesuatu yang positif karena wanita menopause merasa
tubuhnya lebih bersih dan dapat menjalankan ibadah dengan
penuh.
e. Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena
kurangnya cairan vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau
lubricant yang banyak dijual di apotek.
E. PHBS
1. Pengertian PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat (Dep Kes RI, 2015).
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang
Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul
Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan (Dakroni, 2012).
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua
perilaku kesehatan (Dakroni, 2012).
2. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
19
b. Pembuatan kompos
Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang
mudah membusuk seerta sangat berguna dalam penyuburan
tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan nilai
ekonomis dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan
sebagai pupuk untuk tanaman (Kumalasari dkk, 2011).
5. Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse
dan Recycle. (3R) yaitu :
a. Reduce artinya mengurangi.
Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian
barang. Misalnya dengan membawa tas belanja saat ke
pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik dan
mencegah pemakaian styrofoam.
b. Reuse artinya pakai ulang.
25
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELURGA Tn. S
DESA BAPANGGANG RAYA KECAMATAN MB. KETAPANG
KOTAWARINGIN TIMUR
I. Pengkajian Data
A. Struktur dan sifat Keluarga
1. Instrukturkeluarga
b. Identitas KK
Nama : Tn. Samlan
Umur : 42 Tahun
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubung
No Nama an Umur L/P Pendidika Agama Pekerjaa Suku
dengan n n Ket
KK
1. Tn. “Samlan“ Suami 42 Tahun L SD Islam Petani Banjar
2. Ny. “Murjiah” Istri 42 Tahun P SD Islam IRT Banjar
3. An. “Rahmadi” Anak 18 Tahun L SMA Islam pelajar Banjar
4. An. “Ridho” Anak 10 Tahun L SD Islam Pelajar Banjar
8.
Alamat : Jl.Bapanggang Raya Rt 07/RW 02
a. Tipe Keluarga : Keluarga kecil
b. Genogram/garis keturunan : Terlampir
c. Hubungan antar anggota keluarga
27
Respirasi : 21 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan
Leher : Tidak terlihat pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Simetris,
Perut : tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia : Tidak di lakukan
Reflexs patella : Tidak di lakukan
Ketuk Costa Vertebra : Tidak di lakukan
Punggung : Normal
Ekstermitas : Tidak odema
Postur tubuh : Tinggi
C. An “ R “
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Vital : Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 19 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Muka : Tidak ada oedema
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada polip dan tidak ada pengeluaran secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan dan gigi tidak
berlubang.
33
c. Identitas KK
E. Persepsi Dan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah
1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga tidak merasakan adanya masalah
2. Tanggapan/ mekanisme koping keluarga terhadap masalah baik
1. DS : Kurangnya pengetahuan
Mengatakan tidak mengerti dan tidak ibu tentang pre-menopause
mengetahui tentang pre-enopouse
DO :
dari Tanya jawab dan wawancara
diketahui ibu kurang mengerti masalah
pre-menopouse
KRITERIA
No HITUNGAN SKOR PEMBENARAN
2. Kemungkina
n masalah 2/2x2 2 Dengan adanya
dapat diubah penyuluhan ibu dapat
mengetahui tentang pre-
menopouse.
3.
Potensial Ibu mau menerapkan
masalah 2/3x1 2/3 cara penangan masalah
untuk di ubah yang di hadapi
: Cukup
4.
Menonjolnya
masalah :
tidak 0/2x1 0 Ibu merasa tidak ada
dirasakan. masalah.
Jumlah 3 2/3
Berdasarkan Prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan pada Tn.
“ S “ adalah sebagai berikut :
1. Prioritas 1 : Kurangnya pengetahuan ibu tentang
tanda pre-menopause.
A. Perencanaan
Tujuan Rencanaevaluasi
No. Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurangnya Keluarga Tn. S Setelah di beri Verbal Keluarga Berikan
Pengetahuan penyuluhan mampu penyuluhan
keluarga keluarga dapat menjelaskan tentang PHBS
tentang PHBS mengetahui tentang PHBS
tentang PHBS
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan di rumah Tn.S di RT 07 RW 02 Desa Bapanggang
Raya Kecamatan MB. Ketapang, meliputi pengkajian data umum (nama
kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan
KK, umur, pendidikan dan genogram serta denah rumah). Data-data yang
didapatkan dari wawancara dan pengamatan wawancara berkaitan dengan hal
yang diperlukan baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, lingkungan
dan pengamatan secara langsung meliputi aspek fisik dan ekonomi. Dalam
pengkajian data, didapatkan data subjektif bahwa keluarga Tn.S
1. Keluarga Tn.S masih sering membuang sampah dengan cara dibakar di
pekarangan rumah, baik itu sampah dapur yang organik sepeti sisa
makanan, sayur dan buah, maupun sampah plastik. Kleuarga Tn.J juga
mengatakan hal ini dikarenakan kebiasaan keluarga sedari dulu yang
membuang sampah dengan cara dibakar.
2. Ny. M sering mengalami sakit kepala, merasa panas pada malam hari serta
tangannya sering kesemutan. Sumber utama adalah status kesehatan dan
latar belakang usia dari Ny.M, analisis dari sumber tersebut akan
menggambarkan penyimpulan data.
B. ANALISIS DATA
Seluruh data yang dikumpulkan adalah sebagai bahan untuk
dianalisis, Penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga. Masalah tersebut ditemukan dalam 2 tahap, yaitu :
43
A. Tahap I
Dari hasil pengkajian ditemukan berbagai masalah kesehatan yang
mengancam disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketidak
mampuan masyarakat dalam mengenali dan menangani masalah
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Tahap II
Setelah dilakukan pengkajian tahap I kemudian penjajakan II ini
penulis menemukan faktor resiko yang terjadi di masyarakat
sehubungan dengan masalah yang ada :
1. Resiko kurangnya pendidikan kesehatan tentang PHBS,
Pengelolaan sampah yang baik dan benar.
2. Resiko kurangnya pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala
pre-menopause.
D. PERENCANAAN
Perencanaan kebidanan komunitas dalam keluarga merupakan
tindakan yang ditentukan bersama keluarga dalam menyelesaikan masalah
yang telah teridentifikasi. Penulis bersama keluarga menetapkan rencana,
kriteria yang akan dicapai sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di
keluarga, perencanaan dan tujuan yang ditetapkan dengan melihat
kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dengan
memperhatikan sumber daya keluarga, tenaga, kesediaan waktu yang telah
disepakati bersama.
44
E. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan dari rencana
kebidanan yang telah ditetapkan bersama keluarga dirumah Ny. Murjiah di
RT 07 RW 02 Desa Bapanggang Raya Kecamatan MB. Ketapang.
Tindakan kebidanan komunitas sebagian besar adalah penyuluhan
tentang:
1. PHBS, cara mengelola sampah yang baik dan benar
2. Tanda dan gejala pre-menopause
F. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan kebidanan komunitas pada keluarga
Ny.Murjiah maka keberhasilan managemen kebidanan yaitu :
A. Diagnosa
1. Resiko kurangnya
pendidikan kesehatan tentang PHBS, Pengelolaan sampah yang
baik dan benar, Evaluasi hasil :
Setelah dilakukan penyuluhan tentan PHB dan pengelolaan
sampah keluarga Tn. S dapat mengetahui apa itu PHBS, apa saja
macam-macam PHBS, PHBS dalam aktivitas sehari-hari, cara
mengelola sampah yang benar, serta macam-macam sampah.
Keluarga memahami penyuluhan tentang PHBS dan
pengelolaan sampah yang ditandai dengan keluarga dapat
menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
45
2. Resiko kurangnya
pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala Pre-Menopause.
Evaluasi hasil :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang tanda dan gejala pre-
menopause Ny. M dapat mengetahui apa itu pre-menopause, tanda
dan gejala pre-menopause, penyebab, faktor resiko dan upaya
penanganannya. Ny. M memahami penyuluhan tentang pre-
menopause yang ditandai
46
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil pembinaan pada keluarga Tn.S di RT 07 RW 02 Desa
Bapanggang Raya Kecamatan MB. Ketapang, dengan melakukan studi
kasus asuhan kebidanan komunitas dan mengadakan pembinaan kesehatan
pada keluarga Tn.S dapat disimpulkan bahwa perlu ditingkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dalam mengidentifikasi,
menganalisa, dan menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Pembinaan pada keluarga Tn.S dapat membawa keluarga kearah
peningkatan derajat kesehatan dan dapat membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang berkaitan dengan pengetahuan keluarga dan ibu
mengenai PHBS, Pengelolaan sampah, dan tanda dan gejala pre-
menopause.
B. SARAN
1. Kepada keluarga dan ibu agar dapat mencari sumber informasi
mengenai PHBS, pengelolaan sampah, dan tanda dan gejala pre-
menopause.
2. Petugas kesehatan setempat diharapkan untuk bisa memberikan
pendidikan kesehatan tentang PHBS, pengelolaan sampah, serta tanda
dan gejala pre-menopause terutama pada warga dan lansia yang ada di
desa.
47
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/31213359/MAKALAH_KELUARGA_FAMILY_.pdf.
Diakses pada tanggal 17 November 2018 pukul 19:30 WIB
Ali Baziad,2013.Menopause dan Andropause.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo