Disusun Oleh :
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NM : 202011001
Keluarga Tn. M
TTD Mahasiswa
( )
( ) ( )
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul kemudian tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dengan keadaan saling ketergantungan dan merupakan sistem
pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan
sehat dan sakit (Wiratri, 2018). Gangguan kesehatan pada keluarga akan saling
berhubungan, ketika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga lain. Munculnya gangguan kesehatan
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor keturunan dan
riwayat kesehatan keluarga.
Extended family merupakan keluarga yang tidak hanya terdiri atas keluarga inti
(ayah, ibu, dan anak) tetapi juga kerabat lainnya seperti kakek-nenek, paman,
bibi, dan sepupu yang tinggal bersama (Knox & Schacht, 2010). Keluarga
besar (extended family) masih berkembang di Indonesia sehingga
memungkinkan orang tua lanjut usia untuk tinggal bersama keluarganya
dengan anak, menantu, cucu, atau anggota keluarga lainnya (Riasmini, Sahar,
& Resnayati, 2013). Hal ini terlihat dari persentase penduduk lansia
berdasarkan status tempat tinggal lansia (BPS, 2020).
Lansia merupakan suatu proses tahap akhir dari kehidupan manusia yang akan
dijalani oleh setiap orang. Menua merupakan suatu keadaan dimana seseorang
akan mengalami kemunduran fisik, mental, sosial secara bertahap sehingga
tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari atau terjadinya kemunduran
fisik (Siringo-ringo, Sihombing, & Tumanggor, 2021). Proses penuaaan
ditandai dengan perubahan degenerative pada kulit, jantung, pembuluh darah,
tulang, syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Menurut WHO batasan lansia dibagi
menjadi tiga bagian yaitu usia lanjut (elderly) antara usia 60 -74 tahun, usia tua
(old) 75 -90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas usia lebih 90 tahun.
Penyakit yang sering muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya
yaitu hipertensi (Sufa et al., 2017). Hipertensi merupakan suatu keadaan klinis
ketika pengukuran sistolik dan diastolik lebih dari 140 mmHg dan 90 mmHg
yang dapat diartikan sebagai peningkatan tekanan darah dari batas normal
(Maulidiyah, 2019). Hipertensi dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan renovaskuler dan dapat menjadi
masalah paling berbahaya di Indonesia maupun dunia (Rahma, 2016). Gejala
khas hipertensi yaitu tidak dapat diperkirakan oleh penderita sehingga dapat
beresiko secara diam-diam membunuh penderita atau yang sering disebut silent
killer (Trybahari, Dkk, 2019). Ada beberapa faktor risiko di antaranya meliputi
usia, jenis kelamin, keturunan, obesitas dan mengkonsumsi garam dengan
kadar yang tinggi juga dapat berpengaruh adanya peningkatan tekanan darah
(Sarumaha, 2018).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A.
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau
kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Psikologis,
e. Fungsi Ekonomi
g. Fungsi Pendidikan,
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan
transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan
anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6
minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini
adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan
tumbuh kembang, 9 proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah
mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi
anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak. e.
Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara
komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
B.
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi, atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah suatu
kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan pada pembuluh darah secara terus
menerus. Hipertensi adalah kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung, otak, ginjang, dan penyakit lainnya (WHO, 2019).
Hipertensi adalah kelainan pada sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90
mmHg (Kemenkes RI, 2014). Hipertensi adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan adanya gangguan pada tekanan darah sistolik maupun diastolik yang
meningkat atau naik diatas tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik
adalah tekanan puncak ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah
keluar arteri. Tekanan darah diastolik adalah tekanan ketika jantung rileks dan
mengisi darah kembali (Masriadi, 2016). Hipertensi juga merupakan faktor
utama terjadinya gangguan kardiovaskuler. Apabila tidak ditangani dengan
baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, demensia, gagal jantung, infark
miokard, gangguan penglihatan, dan hipertensi (Andrian, 2016).
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa rerjadi melalui beberapa cara
yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga 26 mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil
(arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf
atau hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat
(Triyanto, 2014).
4. Tanda Gejala
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), tanda dan gejala hipertensi dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1) Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
(Nurarif & Kusuma, 2015) menyatakan bahwa beberapa pasien yang menderita
hipertensi merasakan tanda dan gejala sebagai berikut.
3) Sesak nafas, penyebab sesak nafas yaitu ada gangguan pada jantung,
paru, dan organ lainnya. Jadi, jika tekanan darah tinggi ada
kemungkinan pasien mengalami sesak nafas.
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan