Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

E DI DUSUN TANAK
BEAK DAYE DESA TANAK BEAK LOMBOK BARAT

OLEH

M. LUKMANUL HAKIM
149012204

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAMPIRAN PENGALAMAN BELAJAR PRAKTIK


MAHASISWA SEMESTER II PRODI NERS TAHAP PROFESI DI DUSUN
EMBUNGPAS DESA SIGERONGAN LOMBOK BARAT

Wakt pelaksanaan
9 Maret - 8 April 2022

Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah diperiksa, disetujui dan
dievaluasi oleh pembimbing pendidikan.

Hari : Sabtu
Tanggal : 9 April 2022

Mengetahui,
Pembimbing, Stase KKG

Dr. Agus Supinganto, S.Kep.,Ners.,M.Kes


NIDN:0807087101
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan
identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu.
Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana
keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi
psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan. Keluarga yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan
dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas
dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah
kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota
keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi
lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada. (Ekasari 2012)
dalam (Afrianto, 2017).
Hasil observasi dan pengamatan pada keluarga Tn. D didapatkan
bahwa ada masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga
pasangan baru menikah, seperti Pada tahap keluarga dengan pasangan
baru menikah mempunyai tugas yang harus di penuhi, misalnya membina
hubungan saling percaya, membina hubungan intim yang memuaskan,
dan membina hubungan persaudaran. Keluarga belum mengetahui
mengenai tugas dan perkembangan yang pada saat ini berada pada tahap
perkembangan keluarga pasangan baru menikah serta tugas dan peran
perawat di dalamnya.

Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan


masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok
dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok / keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga
2 menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan
berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota
keluarga. (Mubarak, 2016) dalam (Afrianto, 2017)

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum

Menjelaskan Asuhan Keperawatan keluarga Tn. D Di Dusun

Embungpas Desa Sigerongan Lombok Barat.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian Asuhan keperawatan keluarga Tn. D Di

Dusun Embungpas Desa Sigerongan Lombok barat.

b. Menegakkan dan memprioritaskan diagnosis keperawatan keluarga

Tn. D Di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Lombok barat.

c. Membuat rencana Asuhan keperawatan keluarga Tn. D Di Dusun

Embungpas Desa Sigerongan Lombok barat.

d. Mengimplementasikan Asuhan keperawatan keluarga Tn. D Di

Dusun Embungpas Desa Sigerongan Lombok barat.

e. Melakukan evaluasi Asuhan keperawatan keluarga Tn. D Di

Dusun Embungpas Desa Sigerongan Lombok barat.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang di


ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain. (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas


kepala keluarga dan beberapa orang yang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(setiadi, 2012). Sedangkan menurut friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga
atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa


keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan dan kesepakatan), hubungan
(darah atau adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta
saling ketergantungan.

Tipe-Tipe Keluarga

Menurut Sudiharto (2012), beberapa bentuk keluarga yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena


ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri
dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin)

Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga


tempat asal seseorang dilahirkan.

c. Keluarga besar (extended family)

Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah


keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek,
bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua
tunggal, keluarga tanpa anak, sert keluarga pasangan sejenis (guy /
lesbian families).

d. Keluarga berantai (social family)

Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari


wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
suatu keluarga inti.

e. Keluarga duda atau janda

Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena


perceraian dan kematian pasangan yang dicintai.

f. Keluarga komposit (composite family)

Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari


perkawinan poligami atau perkawinan poliandri dan hidup bersama.

g. Keluarga kobilitasi (cohabitation)

Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu


keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk
keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya orang timur.
Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi ini mulai dapat diterima.

h. Keluarga inses (incest family)

Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak


lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya,
ibu menikah dengan anak kandung laki-laki paman menikah dengan
keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah menikah
dengan anak perempuan tirinya.

i. Keluarga tradisional dan nontradisional

Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga


nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.

2. Bentuk Keluarga

Berbagai bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

a. Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti

Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak
(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Sudiharto (2007), Kelurga
inti adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan
yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga adopsi

Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah


tanggung jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua
kandung ke orangtua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan
yang saling menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak.
Disatu pihak orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan
kasihsayangnya bagi anak adospsinya, sementara anak adopsi
diberi sebuah keluarga yang sangat menginginkan mereka
(Friedman, 2010).

3) Keluarga Besar

Keluarga dengan pasangan dengan pasangan yang berbagi


pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan dengan
orang tua, kakak / adik, dan keluarga dekat lainnya. Anak – anak
kemudian dibesarkan oleh generasi dan memiliki pilihan model
pola perilaku yang akan membentuk pola perilaku mereka
(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Sudiharto (2007),
keluarga besar adalah Keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman,
sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak, serta keluarga dengan pasangan sejenis.

4) Keluarga dengan orang tua tunggal

Keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang bercerai,


ditelantarkan, atau berpisah (Friedman, 2010).

5) Dewasa yang tinggal sendiri

Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari


beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini
tidak terdiri atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman –
teman seperti mereka yang sama – sama tinggal di rumah
pensiun, rumah jompo, atau hidup bertetangga. Hewan
pemeliharaan juga dapat menjadi anggota keluarga yang penting
(Friedman, 2010).

6) Keluarga orang tua tiri

Keluarga yang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang


kompleks dan peneuh dengan stress. Banyak penyesuaian yang
perlu dilakukan dan sering kali individu yang berbeda atau
subkelompok keluarga yang baru terbentuk ini beradaptasi
dengan kecepatan yang tidak sama. Walaupun seluruh anggota
keluarga harus menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang
baru, anak – anak seing kali memiliki masalah koping yang lebih
besar karena usia dan tugas perkembangan mereka (Friedman,
2010).

7) Keluarga binuklear
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak
merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas
dua rumah tangga inti, maternal dan paternal, dengan keragaman
dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam
setiap rumah tangga (Friedman, 2010).

3. Fungsi Keluarga

Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) :

a. Fungsi afektif

Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan


psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama,
membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilitas
keperibadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih
akrab, dan harga diri

b. Fungsi sosial dan status sosial

Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang


diberikan dalam keluarga yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak
tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang
dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi.
Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan
hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola
sebagian besar orang dewasa Amerika.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah


sumber daya manusia.

d. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan


kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi status
kesehatan anggota keluarga secara individul) merupakan bagian
yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.

e. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara


ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

4. Struktur Keluarga

Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah


struktur peran, struktur nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur
kekuasaan dan pengambilan keputusan.

a. Struktur peran

Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang


memegang sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau
tempat seseorang dalam suatu system social.

b. Struktur nilai keluarga

Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan


tentang nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak
sadar mengikat anggota keuarga dalam kebudayaan sehari-hari atau
kebudayaan umum.

c. Proses komunikasi

Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan


proses komunikasi disfungsonal.

1) Proses komunikasi fungsional

Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan


keluarga yang sehat, dan komunikasi funsional didefenisikan
sebagai pengerim dan penerima pesan yang baik isi maupun
tingkat intruksi pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan
antara isi dan tingkai intruksi.
2) Proses komunikasi disfungsional

Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional, gambaran


dari komunikasi disfungsional dari pengirim dan penerima
serta komunkasi disfungsinal juga melibatkan pengirim
dan penerima.

d. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan

Kekuasaan keluarga sebagai arakteristik system keluarga adalah


kemampuan atau potensial, actual dari individu anggota keluarga
yang lain. Terdapat 5 unit berbeda yang dapat dianalisis dalam
karakteristik kekuasaan keluarga yaitu : kekuasaan pernikahan
(pasangan orang dewasa), kekuasaan orang tua, anak, saudara
kandung dan kekerabatan. Sedangkan pengambil keputusan adalah
teknik interaksi yang digunakan anggota keluarga dalam upaya
mereka untuk memperoleh kendali dan bernegosiasi atau proses
pembuatan keputusan.

Lain halnya menurut menurut Padila (2012), struktur keluarga


menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga
dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia
diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam


beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam


beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c. Matriloka

Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ibu

d. Patriloka
Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ayah

e. Keluarga kawin

Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan


beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

5. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sebagai


berikut :

a. Tahap I (keluarga dengan pasangan baru)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru


dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan
intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan
yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis
dengan jaringan kekerabatan, perencanaan keluarga (Friedman,
2010).

b. Tahap II (Childbearing family)

Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut samapi berusia 30


bulan.Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
menjadi siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan tahap II
adalah membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil (
menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki
hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan
dan kebutuhan berbagai keluarga, mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan, memperluas hubungan dengan
keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang tua dan
menjadi kakek/nenek (Friedman, 2010).

c. Tahap III (Keluarga dengan anak pra sekolah)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama


berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga
saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki- laki, dan putri-
saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga tahap III adalah
memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi
dan keamanan yang memadai, menyosialisasikan anak, mengintegrasi
anak kecil sebagai anggota keluarga baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak lain, mempertahankan hubungan yang sehat didalam
keluarga dan diluar keluarga (Friedman, 2010).

d. Tahap IV(Keluarga dengan anak sekolah)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam


waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga pada
tahap ini juga maksimal.Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV
adalah menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan
restasi, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
(Friedman, 2010).

e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20
tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang dewasa muda (Friedman, 2010).

f. Tahap VI (Keluarga melepas anak dewasa muda)

Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak


pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya
rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas
keluarga pada tahap ini adalah memperluas lingkaran keluarga
terhadap anak dewas muda, termasuk memasukkan anggota keluarga
baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan,
membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit
(Friedman, 2010).

g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)

Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika


anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan kepuasan dan hubungan yang
bermakna antara orangtua yang telah menua dan anak mereka,
memperkuat hubungan pernikahan.

h. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun


salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu
kehilangan pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan lain.
Tujuan perkembangan tahap keluarga ini adalah mempertahanka
penataan kehidupan yang memuaskan (Friedman, 2010).

6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut


Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-


perubahan yang dialami anggota keluarga.Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian keluarga dan orang tua.Sejauh mana keluarga mengetahui
dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab yang mempengaruhinya,
serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai


masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.

c. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit

Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,


keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keadaan penyakitnya

2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan

4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang


bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas fisik,
psikososial).

5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat


Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Sumber-sumber yang dimiliki keluarga

2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

3) Pentingnya hiegine sanitasi.

4) Upaya pencegahan penyakit

5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi

6) Kekompakan antar anggota kelompok


e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat. Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keberadaan fasilitas keluarga.

2) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan

3) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.


B. Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru
Menurut Doengoes (2010), pembentukan pasangan
menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan pergerakan dari
membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru.
Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru
menikah saat ini membuat porsi rumah tangga menjadi lebih kecil
daripada beberapa dekade sebelumnya.
Tugas perkembangan keluarga pasangan baru :
1. Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.
2. Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
3. Merencanakan sebuah keluarga.
4. Perhatian kesehatan.

C. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan Keluarga adalah keperawatan kesehatan
yang ditunjukkan atau dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau
satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang
dilakukan oleh perawat profesional dengan proses keperawatan yang
berpedoman pada standart praktek keperawatan dengan
berlandaskan etik atau etika keperawatan dalam lingkup dan
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Setiadi, 2010).
1. Pengkajian
Proses pengakajian keluarga ditandai dengan pengumpulan
informasiterusmenerusdankeputusanprofessionalyangmengandungartiterha
dapinformasiyangdikumpulkan.Pengumpulandatakeluargaberasal dari
berbagai sumber : wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya,
pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga.
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan no telpon
3) Komposisi keluarga
4) Komposisi keluarga
Terdiri dari Genogram 3 generasi
5) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe / jenis keluarga beserta kendala atau
masalah – masalah yang terjadi pada keluarga tersebut.
6) Suku
Mengakaji asal usul suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
7) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
8) StatussosialekonomiKeluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan - kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh
keluarga.

9) AktifitasRekreasiKeluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua
darikeluarga ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi
riwayatpenyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bias
digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri.
c. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah di identifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan /
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluraga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) System pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang dimilk
ikeluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan
fasilitas sosiala tau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan anggota keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluargabaik secara
formal maupun informal.
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai nila dan norma yang dianut oleh keluarga,
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, persaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya.
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta
perilaku
3) Fungsi perawatan keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga
di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,
yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa juamlah anak?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan denganjumlah
anggotakeluarga?
c) Metode yang digunakan keluargadalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga?
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
6) Stress dan koping stress keluarga
a) Stressor jangka pendek
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dar ienam bulan.
b) Stressor jangka panjang
Stressor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari enam bulan.
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Stressor dikaji sejauh mana keluarga berespon terhdap stressor
d) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menhadapi
permasalahan / stress.
e) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan menegnai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan / stress.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode
yang digunakan samadengan pemeriksaan fisik klinik head totoe.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan
diagnosis kesystem keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil
pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk
masalah kesehatan actual dan potensial dengan perawat keluarga yang
memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya
berdasarkan pendidikan dan pengalaman. (Friedman, 2010). Tipologi
dari diagnose keperawatan adalah:
a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi deficit / gangguan
kesehatan).
b. Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan
apabila sudah ada data yang menunjang namun belum
terjadigangguan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan
suatu kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat di tingkatkan.
Skala Priorotas Masalah
No Kriteria Skor Bobot hasil
1. Sifat masalah
Skala
a. Skala : tidak/kurang 3
sehat
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemngkinan masalah
dapat di ubah
Skala
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Rendah 0
3. Potensial masalah untuk
dicegah
Skala
a. tinggi 3
b. cukup 2
c. rendah 1
4. Menonjolnya masaah
Skala
a. masalah berat 2
harus segera
ditangani
b. ada masalah, tapi 1
tidak perlu harus
segera ditangani
c. masalah tidak 0
dirasakan
Total :
Sumber : Fadila, 2012

Total Skor didapatkan dengan : Skor (total nilai kriteria) x Bobot


= Nilai
Angka tertinggi dalam skor

Cara melakukan Skoring adalah :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnose


keperawatan keluarga
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan
keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strateg
iintervensi alternative dansumber, serta menentukan prioritas,
intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang
bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010). Lain halny amenurut Padila (2012) intervensi
keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan
rencana evaluasi yang memuat kriteria standar. Tujuan dirumuskan
secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, rasional dan
menunjukkan waktu.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluargaa dalah suatu proses
aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber
didalam keluargadan memandirikan keluargadalam bidang kesehtan.
Keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang dimiliki
merekadan mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat
memampukan keluarga untuk : mengenal masalah kesehatannya,
mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang
dihadapi, merawat dan membina anggota keluargasesuai kondisi
kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap
anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
terdekat (Sugiharto,2012).
Implementasi asuhan keperawatan keluarga dengan
pendekatan keperawatan transkultural menggunkan tiga strategi
utama, yaitu mempertahankan budaya yang sesuai dengan situasi dan
kondisi kesehatannya saat ini ; negosiasi budaya yang lebih
menguntungkan situasi dan kondisi kesehatannya saat ini ; dan
melakukan restrukturisasi budaya, yaitu dengan menggantikan
budaya yang lebih sesuai dengan situasi kesehatannya saat ini
(Sugiharto, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluargadalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehinga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelimadalam proses
keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan
yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnyadalam
melaksanakan evaluasi. (Sugiharto, 2012).
Salah satu format catatan perkembangan yang diorientasikan ke
arah proses keperawatan adalah metode SOAPIER (Sugiharto, 2012).
Hal ini meliputi sebagai berikut :
S Subjective data (data subyektif) Pernyataan atau interaksi
klien
O Objective data (data obyektif) Pengamatan dan penilaian
perawat
A Analysis (analisis) Status diagnosa keperawatan
P PlanOf Care ( rencana asuhan) Hasil dan tindakan yang
direncanakan
I Implementation (implementasi) Tindakan yang di
implementasikan
E Evaluation (evaluasi) Respon klien terhadap
tindakan /hasil
R Revision (revisi) Perubahan rencana saat
diperlukan

Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi


adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan. Format evaluasi menggunakan :

S Subjektif adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien


setelah tindakan diberikan
O Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan
A Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian atau tidak teratasi.
P Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DI DUSUN TANAK BEAK
DAYE DESA TANAK BEAK LOMBOK BARAT

A. PENGKAJIAN / Tanggal : Sabtu, 17 Desember 2022


1. Data Umum
a. Kepala Keluarga/KK : Tn. E
b. Alamat dan Telepon : Dusun Tanak Beak Daye
c. Pekerjaan KK : Buruh
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi Keluarga : Suami dan istri

Genogrm

Tn. E Ny. E

Keterangan
: Sudah meninggal

: Perempuan

: Laki-laki

: Klien

: Tinggal serumah

No Nama Status Imunisasi Ket.


Hubungan Keluarga

Polio DPT Hepatiti


s
Jenis kelamin

Umur (thn)

Pendidikan

Campak

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
BCG
KK

1 Tn. E Suam Pria 21 SMA * * * * * * * * * * * * Lengkap


i

2 Ny. E Istri Wanita 19 SMA * * * * * * * * * * * * Lengkap

a. Tipe Keluarga
Saat ini keluarga Tn. E berada pada tahap suatu keluarga pasangan baru yang belum
memiliki seorang anak.
b. Suku Bangsa
Tn. E dan Ny. E berasal dari suku sasak atau Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu
bahasa sasak.
c. Agama dan kepercayaan
Tn. E beragama Islam serta Ny. E beragama yang sama, setiap ada kegiatan di masjid
Tn. E dan Ny. E mengikutinya misalnya pengajian, gotong royong.
d. Status social ekonomi keluarga : Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari jasa
bekerja buruh bangunan dan istrinya menjadi ibu rumah tangga.
Penghasilan : Buruh : Rp. 1.200.000
Istri : Rp. 0
Rp. 1.200.000
Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga : Makan : Rp. 550.000
Listrik : Rp. 100.000
Lain-lain : Rp. 300.000
Rp. 950.000
Barang-barang yang dimiliki : televisi, kipas angin, sepeda motor.
e. Aktivitas rekreasi keluarga : Aktivitas rekreasi yang biasa dilakukan keluarga Tn. E
dan Ny. E adalah menonton TV di rumah.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini keluarga Tn. E berada pada tahap suatu keluarga pasangan baru yang belum
memiliki seorang anak.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga Tn.
E dan Ny. E sebagai keluarga baru belum biasa berhubungan secara harmonis di
dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. E dan Ny. E dalam
bekerja. Keluarga Tn. E mengatakan saat Tn. E bekerja dan Ny. E setiap hari
dirumah, waktu untuk menghabiskan waktu bersama hanya ketika hari libur saja.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. E dan Ny. E mengatakan dalam keluarga mereka tidak terdapat penyakit
menular, atau keturunan dan juga tidak pernah mengalami penyaki yang serius,
hanya faktor kelelahan saja.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menurut Tn. D dan Ny. P riwayat keluarga sebelumnya tidak pernah mengalami
sakit berat yang memungkinkan mereka perlu perawatan di rumah sakit ataupun
perawatan di rumah yang lama dan dari riwayat keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit kronis.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Tempat tinggal Tn. D dan Ny. P masih merupakan rumah kedua orang tua Tn. D
Tempat tinggalnya permanen. Dengan luas 100 m 2 - 120 m2. Tembok rumah
sudah disemen, lantai plester, ada 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar
mandi. Kondisi dalam rumah kotor. Semua ruangan terlihat berantakan dan
jendela hanya dibuka kadang - kadang saja. Selain terlihat berantakan
lingkungan rumah klien terlihat tidak nyaman dan tidak terawat. Sumber mata
air menggunakan sumur. Kondisi air jernih tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu sampah ditampung di tempat sampah samping rumah. Penerangan dimalam
hari menggunakan listrik dan kadang pada siang hari juga menggunakan listrik
karena rumah tampak gelap. Kebersihan pekarangan rumah baik. Tetapi
pekarangan begitu sempit karena beberapa rumah mengapit rumah keluarga Tn.
D dan Ny. P.

Luas 110 m2 – 140 m2

6 5

Gambar 4.3 Denah rumah keluarga Tn.


Gambar Denah rumah keluarga Tn. D
Keterangan
1 : Ruang tamu
2 : Kamar 1
3 : Kamar 3
4 : Kamar 2
5 : Kamar mandi
6 : Dapur
7 : Ruang makan

b. Karakteristik tetangga dan komunikasinya


Wilayah tempat tinggal Tn. D dan Ny. P jarak antara satu dengan yang
lainnya cukup baik. Untuk kegiatan seperti arisan atau yang lainnya Ny. P
mengatakan belum mengikuti karena masih pasangan yang baru menikah.
Apabila ada salah satu tetangga yang sakit Tn. D mengatakan mereka segera
menjenguk dan ketika ada tetangga yang mempunyai hajat mereka saling
membatu.
c. Mobilitas geografis keluarga
Tn. D dan Ny. P mengatakan baru mengumpulkan modal untuk membangun
rumah. Untuk sementara Tn. D dan Ny. P tinggal bersama orang tua mereka.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. D dan Ny. P mengatakan biasanya berkumpul pada sore hari sepulang
mereka bekerja. Biasanya berkumpul dan bercengkrama sambil menonton TV
di rumah bersama tetangga yang biasanya bersilahturahmi ke rumah. Untuk di
lingkungan rumah ada kegiatan arisan atau kegiatan lainnya jarang mengikuti
karena kesibukan masing - masing Tn. D dan Ny. P jarang mengikuti kegiatan
tersebut
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. D dan Ny. P mengatakan selama menjadi pasangan baru belum
pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan tentang KB
sehingga klien belum mengetahui tentang KB selain itu keluarga Tn. D dan
Ny. P mengatakan belum memiliki fasilitas jaminan kesehatan yang dapat
digunakan untuk pengobatan dan perawatan di fasilitas kesehatan yang ada.
Klien tidak mempunyai fasilitas jaminan kesehatan karena klien mengatakan
tidak bias dalam menggunakannya. Saat diwawancarai klien tampak bingung.
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
Tn. D sebagai kepala keluarga dan suami Ny. P aktif bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya. Sedangkan Ny. P aktif sebagai ibu rumah tangga
yang menyiapkan keperluan suaminya di rumah dan merangkap perannya
sebagai pencari nafkah di dalam keluarganya.
b. Nilai dan budaya keluarga
Dalam keluarga Tn. D dan Ny. P menekankan etika dan sopan santun dalam
bergaul dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai serta berani
karena benar.
c. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. D dan Ny. P adalah
komunikasi terbuka, jika ada masalah maka akan dirembug bersama namun saat
ini waktu bertemu keduanya hanya sesekali karena kesibukan dari keduanya.
d. Struktur kekuatan keluarga
keluarga Tn. D dan Ny. P sebagai keluarga baru belum bisa berhubungan secara
harmonis di dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. D dan
Ny. P dalam bekerja. Kesibukan Tn. D dan Ny. P membuat mereka jarang
menghabiskan waktu untuk bersama..
1. Fungsi keluarga
A. Fungsi afektif
keluarga Tn. D dan Ny. P sebagai keluarga baru belum bisa berhubungan secara
harmonis di dalam sebuah keluarga. Hal ini dikarenakan kesibukan Tn. D dan
Ny. P dalam bekerja. Kesibukan Tn. D dan Ny. P membuat mereka jarang
menghabiskan waktu untuk bersama.
B. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Tn.D dan Ny. P ditanamkan kedisiplinan hubungan dengan
tetangga baik. Tn. D dan Ny. P mengatakan anggota keluarga yang lain juga
selalu berusaha melakukan sosialisasi dengan lingkungan sesuai dengan nilai
kedisiplinan.
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn D dan Ny. P mengatakan apabila ada salah satu keluarga yang sakit. Klien
menganggap bahwa sakit tersebut dikarenakan masuk angin dan kelelahan saja.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn. D dan Ny. P mengatakan dalam mengambil keputusan mengenai kesehatan
apabila sedang sakit. Klien biasanya menggunakan obat - obat warung.
Sekiranya minum obat warung belum sembuh. Klien baru ke puskesmas untuk
berobat.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Klien mengatakan selain mengandalkan obat-obatan dari warung dan
puskesmas. Cara merawat ketika keluarganya sakit adalah. Klien hanya
menganjurkan dengan beristirahat, atau untuk tidur secukupnya, makan-
makanan yang bergizi dan menjaga kenyamanan saat beristirahat.
d. Dalam memelihara atau memodifikasi kesehatan
Tn. D dan Ny. P mengatakan biasanya untuk memelihara kesehatannya klien
sering jalan jalan santai berkeliling sekitar rumah dikala sore hari. Selain jalan
santai. Klien juga sering bermain badminton bersama tetangga sekitar.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Tn. D dan Ny. P mengatakan ke puskesmas jika salah satu anggota keluarga
belum sembuh setelah mengonsumsi obat - obatan dari warung. Biasanya
apabila 3 - 4 hari belum sembuh.
f. Fungsi reproduksi
Saat ini Tn. D dan Ny. P tidak menggunakan alat kontrasepsi dan berencana
ingin segera memiliki anak. Keluarga Tn. D mengatakan masih belum mengerti
dalam menentukan metode KB apa yang akan diprogramkan. Karena
sebelumnya belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan
tentang KB sehingga klien belum mengetahui tentang KB.
g. Fungsi ekonomi
Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan sehari – hari dan hal -
hal yang tidak terduga. Tn. D dan Ny. P mengatakan apabila kebutuhan
terpenuhi dan masih terdapat sisa. Sisanya digunakan untuk menabung.
2. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek : Menurut Tn. D dan Ny. P mereka ingin sekali
memiliki anak tapi saat ini belum ada tanda - tanda akan kehamilan Ny. P
hamil. Tn. D dan Ny. P mengatakan belum mengerti tentang metode
kontrasepsi Karena sebelumnya belum pernah ada petugas kesehatan yang
memberikan penyuluhan tentang KB sehingga klien belum mengetahui
tentang KB Selain itu adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru
masih dirasa sulit diperankan sesuai apa yang diharapkan.
b) Stresor jangka panjang : Tn. D dan Ny. P mengatakan kebutuhan ekonomi
yang belum sesuai dengan keinginan keluarga.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Tn. D dan Ny. P selalu berusaha belajar jadi suami dan istri yang baik. Selalu
berusaha memenuhi kebutuhan mereka seperti yang Tn. D dan Ny. P inginkan,
tetapi masih kurang mampu mengontrol emosinya jika ada masalah.
c. Strategi koping yg digunakan
Untuk menghadapi stressor Tn. D dan Ny. P banyak belajar dari orang tuanya
dan teman - temannya yang sudah menikah tentang cara mengurusi rumah
tangga.
3. Harapan keluarga
a) Persepsi keluarga terhadap perawat : Bagi keluarga Tn. D dan Ny. P perawat
merupakan tenaga kesehatan yang membantu memberikan penyuluhan -
penyuluhan pendidikan kesehatan selain itu bagi keluarga Tn. D dan Ny. P
perawat mampu menanggulangi dan mengatasi masalah kesehatan.
b) Harapan keluarga terhadap perawat : Dengan adanya perawat yang datang ke
rumahnya menurut klien. Klien mengharapkan supaya petugas kesehatan
khususnya perawat bisa memberikan pengetahuan yang dapat membantu dirinya
mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang
baru.
4. Pemeriksaaan kesehatan tiap individu anggota keluarga (menggunakan tabel)

Pemeriksaan fisik Ny. P Tn. D


Keadaan umum
a. Kesadaran Compos mentis Compos mentis
b. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah 120/ 70 mmHg 130/ 80 mmHg
2) Nadi 88x/ menit
a) Frekuensi 84x/ menit Teratur
b) Irama Teratur Teraba kuat
c) Kekuatan Teraba kuat
3) Pernapasan
a) Frekuensi 22x/ menit 22x/ menit
b) Irama Teratur Teratur
c) Kekuatan Teraba kuat Teraba kuat
4) Suhu 36,7 °C 36,8 °C
Kepala
a. Bentuk kepala Mesochepal Mesochepal
b. Rambut Hitam Hitam
c. Kulit Bersih tidak ada ketombe Bersih tidak ada ketombe
kepala Muka
a. Mata Simetris dan tidak ada Simetris dan tidak ada
1) Palbebra perubahan warna perubahan warna
2) Konjungtiva Berwarna merah cerah Berwarna merah cerah
3) Sklera Warna putih Warna putih
4) Pupil Warna hitam isokor Warna hitam isokor
5) Reflek terhadap +/ + +/ +
cahaya Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
Penggunaan alat bantu bantu
bantu
b. Hidung Bersih tidak ada sekret Bersih tidak ada sekret
c. Mulut Bibir tampak lembab Bibir tampak lembab
d. Gigi Tidak berlubang warna Tidak berlubang warna
e. Telinga putih bersih putih bersih
Leher Simetris tidak teraba Simetris tidak teraba
membesar membesar
Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran tiroid
Dada tiroid
a. Paru - paru
Tidak terkaji Tidak terkaji
1) Inspeksi
Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi
Tidak terkaji Tidak terkaji
3) Perkusi
Tidak terkaji Tidak terkaji
4) Auskultasi
b. Jantung
Tidak terkaji Tidak terkaji
1) Inspeksi
Tidak terkaji Tidak terkaji
2) Palpasi
Tidak terkaji Tidak terkaji
3) Perkusi
Tidak terkaji Tidak terkaji
4) Auskult
Tidak terkaji Tidak terkaji
Abdomen
Tidak terkaji Tidak terkaji
Genetalia
Tidak terkaji Tidak terkaji
Rektum
Ekstremitas
a. Atas
5/5 kekuatan otot penuh 5/5 kekuatan otot penuh
1) Kekuatan otot
Gerakan persendian aktif Gerakan persendian aktif
2) ROM
Tidak adaperubahan Tidak ada perubahan bentuk
3) Perubahan
bentuk tulang tulang
bentuk tulang
Teraba hangat Teraba hangat
4) Perabaan akral
Tidak ada pitting edema Tidak ada pitting edema
5) Pitting edema
b. Bawah
5/5 kekuatan otot penuh 5/5 kekuatan otot penuh
1) Kekuatan otot
Gerakan persendian aktif Gerakan persendian aktif
2) ROM
Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan bentuk
3) Perubahan
bentuk tulang tulang
bentuk tulang
Teraba hangat Teraba hangat
4) Perabaan akral
Tidak ada pitting edema Tidak ada pitting edema
5) Pitting edema
A. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Analisis dan sintetis data

Symptom Etiologi Problem


Data Subjektif : Kurang terpapar informasi Defisit pengetahuan
Keluarga Tn. D dan Ny. P
mengatakan selama menjadi
pasangan baru belum pernah ada
petugas kesehatan yang
memberikan penyuluhan tentang
KB sehingga klien belum
mengetahui tentang KB selain itu
keluarga Tn. D dan Ny. P
mengatakan belum memiliki
fasilitas jaminan kesehatan yang
dapat digunakan untuk
pengobatan dan perawatan di
fasilitas kesehatan yang ada.
Klien tidak mempunyai fasilitas
jaminan kesehatan karena klien
mengatakan tidak biasa dalam
menggunakannya.
Data Obyektif :
Klien tampak bingung.
Data Sbjektif : Ketidak mampuan proses keluarga Ketidak mampuan koping
Keluarga Tn. D dan Ny. P keluarga
mengatakan karena masih
pasangan baru menikah.
Klien belum mengikuti kegiatan
lingkungan masyarakat, Tn. D
dan Ny. P mengatakan kebutuhan
ekonomi yang belum sesuai
dengan keinginan keluarga,
keluarga belum mampu
mengontrol emosinya saat
marah.
Data Obyektif :
Klien tampak bingung
Belum adanya komunikasi
terbuka.
Keluarga kurang memberikan
dukungan emosi.

Skoring klien Kurang terpapar informasi berhubungan dengan defisit pengetahuan.

Skoring prioritas masalah keperawatan keluarga


Kriteria Skor Bobot Rumus Pembenaran
menghitung
Sifat masalah Aktual 3 1 3/3 x 1 = 1 Karena selama menjadi pasangan
baru belum pernah ada petugas
kesehatan yang memberikan
penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.

Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 = 1 Karena selama menjadi pasangan


dapat diubah sebagian baru klien belum pernah ada petugas
kesehatan yang memberikan
penyuluhan tentang KB sehingga
klien belum mengetahui tentang KB.
Kemungkinan masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Karena kesibukan klien cukup tinggi
dapat dicegah cukup sehingga untuk berlangsungnya
penyuluhan terkendala oleh waktu
kesibukan klien yang tinggi.

Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 Karena jika tidak segera diberikan


dirasakan dan harus segera penyuluhan KB klien akan
ditangani kebingungan dalam membentuk
keluarga
yang sejahtera.

Total 3 2/ 3

Skoring klien Ketidakmampuan proses keluarga berhubungan dengan


Ketidakmampuan koping keluarga.
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
Kriteria Skor Bobot Rumus Pembenaran
menghitung
Sifat masalah Aktual 3 1 3/ 3 x 1 = 1 Karena klien masih pasangan baru.
Klien belum mengikuti kegiatan
dengan lingkungan
masyarakat
Kemungkinan 1 2 1/2 x 1 = ½ Karena masih pasangan baru klien
masalah dapat diubah masih harus beradaptasi
sebagian
Kemungkinan masalah dapat 2 1 2/ 3 x 1 = 2/ 3 Karena masih pasangan baru klien
dicegah cukup masih bingung terhadap perubahan
peran dalam
Keluarganya
Menonjolnya masalah 2 1 2/ 2 x 1 = 1 Karena klien masih pasangan baru
dirasakan dan harus segera belum mengetahui perannya
Ditangani sebagai keluarga inti.
Total 3 1/ 3
B. Perumusan diagnosis keperawatan
No Diagnosa Keperawatan (PES)

1. Kurang terpapar informasi berhubungan dengan defisit pengetahuan di


tandai dengan Keluarga Tn. D dan Ny. P mengatakan selama menjadi
pasangan baru belum pernah ada petugas kesehatan yang memberikan
penyuluhan tentang KB sehingga klien belum mengetahui tentang KB selain
itu keluarga Tn. D dan Ny. P mengatakan belum memiliki fasilitas jaminan
kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan di
fasilitas kesehatan yang ada. Klien tidak mempunyai fasilitas jaminan
kesehatan karena klien mengatakan tidak biasa dalam menggunakannya.

2 Ketidakmampuan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan


koping keluarga di tandai dengan Keluarga Tn. D dan Ny. P mengatakan
karena masih pasangan baru menikah. Klien belum mengikuti kegiatan
lingkungan masyarakat.

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnose Tujuan Intervensi Sasaran Waktu


keperawatan kriteria hasil
1 Defisit Setelah dilakukan Observasi: Keluarga Senin
pengetahuan tindakan 3x24 jam a. Identifikasi kesiapan dan Tn. D 20 iuni
diharapkan tingkat kemampuan menerima 2022
pengetahuan keluarga informasi
meningkat, dengan b. Identifikasi pengetahuan
kriteria hasil : dan pemahaman klien
1) Kemampuan terhadap pilihan
menjelaskan suatu kontrasepsi.
topik cukup meningkat c. Bina hubunga saling
2) Pertanyaan tentang percaya
masalah yang di Trapeutik
hadapi cukup a. Sediakan materi dan
meningkat media pendidikan
3) Perilaku cukup kesehatan
meningkat. b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk
bertanya.
Edukasi
a. Jelaskan factor rirsiko
yang dapat
mempengaruhi kesehatan
b. Informasikn kemajuan
pasien secara berkala
c. Informasikan fasilita
perawatan kesehatan
yang tersedia
kolaborasi
a. Rujuk untuk terapi
keluarga,jika perlu

2 Ketidakmampu Setelah di lakukan Observasi Keluarga Senin


an koping tindakan 3x 24 jam a. Bina hubungan saling Tn. D 20 juni
keluarga diharapkan percaya 2022
ketidakmampuan koping b. Identifikasi kemampuan
keluarga membaik dengan adaptasi koping keluarga
kriteria hasil : c. Berikan dukungan dalam
1) Kekhawatiran tentang mengembangkan suatu
anggota keluarka hubungan
cukup menurun d. Bantu berikan model
2) Kemampuan koping keluarga terhadap
memenuhi kebutuhan perilaku - perilaku baru
anggota keluarga dengan cara yang tepat
cukup meningkat e. Ajarkan perilaku -
3) Komunikasi antara perilaku baru yang
keluarga cukup diperlukan untuk
meningkat memenuhi koping
keluarga.
Terapeutik
a. hargai privasi keluarga
b.hargai kunjungan keluarga
c. fasilitasi keluarga
melakukan pengambilan
keputusan dan pemecaha
masalah
d. fasilitasi komunikasi
terbuka natar setiap
anggota keluarga

edukasi
a. informasikan kondisi
pasien secara berkala
b.anjurkan anggota keluarga
mempertahankan
keharmonisan keluarga

kolaborasi
a. rujuk untuk terapi
keluarga , jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Diagnos Hari
a
keperaw
atan
Senin, 20 juni 2022 selasa, 21 Juni 2022 Rabu , 22 Juni 2022
Defisit Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
pengeta 15.00 Membina 10.00 Mendiskusikant 14.30 Memonitor
huan hubungan entang metode- kemampuan klien
saling percaya metode terhadap
kontrasepsi pemahaman
termasuk metode-metode
efektifitas efek kontrasepsi
samping nya termasuk
15.10 Mengidentifik 10.10 Membantu klien efektifitas dan
asi dalam efek sampingnya
pengetahuan menentukan
dan kemampuan
pemahaman danmotivasi
klien terhadap penggunaaan
pilihan metode
kontrasepsi kontrasepsi
Ketidak 15.40 Mengidentifik 10.40 Menganjurkan 16.00 Mendiskusikan
mampu asi klienuntuk kembali
an kemampuan memenuhi kemampuan
koping adaptasi pencahayaan adaptasi
keluarg perubahan guna perubahan peran
a peran klien memenuhi klien.
kebutuhan
klien

15.50 10.50 mendiskusikan


Memberikan kembali dalam
dukungan pemberian
dalam kenyamanan
mengembangk dalam
an suatu lingkungan
hubungan
klien
No Jenis program Agregat Metode Jumlah Hasil Kegiatan Hambatan Saran
kesehatan Hadir
Peserta
1 Edukasi dan keluarga pemateri 10 orang Setelah kurangnya diharapka
penyuluhan Tn. D menggunak anggota melakuk jumlah n keluarga
kesehatan an metode keluarga an Edukasi dan anggota mampu
ceramah Tn. D dan Pelayanan keluarga meningka
dan lefleat tetangga kesehatan dikarenakan kan
tentang KB Ds : keluarga sibuk komunika
,. mengetahui bekerja si terbuka
membuatka tentang KB, antar
n lefleat mngetahui keluarga,
tentang tentang peran keluarga
tugas dan fungsi dapat
perkemban keluarga serta mengerti
gan mengetahui peran dan
keluarga tugas fungsi
tahap 1 perkembangan keluarga
dan leafleat keluarga tahap sera tugas
fungsi dan 1 perkemba
peran ngan
keluarga Do : keluarga
- diskusi - keluarga Tn D tahap 1,
Tanya melakukan KB keluarga
jawab sebagian. Tn D
keluarga - keluarga dapat
dan mempunyai meningka
pemateri harapan yang kan
besar untuk manajeme
perubahan n
keluarganya kesehaan
- hubungan keluarga
dengan
masyarakatt
terjalin psoitif
- keluarga Tn.
D akan
memeriksakan
kesehatannya
ke pelayanan
kesehatan
terdekat
- keluarga Tn.
D peduli
dengan sesama
anggota
keluarga
2 pelayanan keluarga pemeriksaa 8 orang setelah pelayanan keluarga
kesehatan Tn D n kesehatan anggota melakukan kesehatan Tn. D
dilakukan keluarga pemeriksaan
secara Tn. D kesehatan
langsung Ds :
terdiri dari - keluarga Tn D
pengecekka mengetahui
n TTV dan tentang
pemberian penyakit yang
Vitamin dideritanya dan
dan rencana KB.
konseling - keluarga Tn.
seputar D ingin segera
kesehatan memeriksakan
dan KB kesehatannya
ke pelayanan
kesehatan

Do :
- kepala
keluarga Tn. D
dan istri
khawatir
dengan kondisi
penyakit yang
dialami
- keluarga Tn.
D berencana
akan segera
memeriksakan
kesehantannya
- keluarga Tn.
D akan lebih
sering berobat
ke pelayanan
kesehatan dan
tidak ke dukun
- didapatkan 8
orang yg
memeriksakan
kesehatanya 2
orang
mengalami
rematik yakni
Tn. D dan
isterinya
E. Evaluasi Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


1 Rabu, 22 Defisit S: santriana
juni 2022 pengetahua Setelah dilakukan kunjungan rumah dan konseling
n selama 3x24 jam, Pelayanan kesehatan 3x24 jam,
edukasi dan penyuluhan kesehatan 1x1 jam keluarga
dapat mengetahui manfaat KB, dan kesehatan
reproduksi. pada keluarga baru menikah, keluarga
mampu berkomunikasi secara terbuka dengan anggota
keluarga, keluarga mengerti peran masing-masing dan
mengerti tentang tugas perkemabngan keluarga tahap 1,
Keluarga Tn D belum puas dengan kesehatan
keluarganya sekarang.

O:
- keluarga mengetahui tentang pentingnya kesehatan
reproduksi. mngetahui tentang peran dan fungsi
keluarga serta mengetahui tugas perkembangan
keluarga tahap 1.

A : Masalah defisit pengetahuan keluarga teratasi


sebagian

p : lakukan konseling keluarga

2 Rabu, 22 Ketidakma S: Santriana


juni 2022 mpuan Setelah dilakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan
koping tentang “kesehatan reproduksi dan keluarga berencana”
keluarga 3x24 jam keluarga mengetahui tentang cara mengatasi
masalahnya, mngetahui tentang peran dan fungsi
keluarga serta mengetahui tugas perkembangan keluarga
tahap 1.

O:
- Anggota Keluarga Tn.D bertanya tentang tugas
perkembangan keluarga tahap 1 dan pertanya tentang
peran dan fungsi keluarga
- Keluarga mampu memahami semua materi yang
disampaikan
- Peserta yang mampu menjawab pertanyaan pemateri.
- Jawaban ditambahkan oleh pemateri
A : Masalah pengetahuan teratasi sebagian
P : lakukan penyuluhan kesehatan dan membuat lefleat
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2016. Keperawatan Keluarga Konsep Teori Proses Dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anggraeni & Martini. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohma Press.

Arum & Sujiyatini. 2016. Panduan Lengkap Pelayanan Keluarga Berencana Terkini.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Biran, Affandi, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta

: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Bria, Eurusia. 2014. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dalam Memberikan Konseling
KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di
Puskesmas Rafae Kabupaten Belu NusaTenggara Timur Vol. 4 No. 2

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi
dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Bulechek, Gloria, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification. Lanford Lane : Elsev

Anda mungkin juga menyukai