LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA
SEKOLAH DI RT 05 DUSUN KADIRESA, PAJANGAN BANTUL
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
( ) ( ) ( )
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PRA
SEKOLAH
A. Teori Keluarga
1. Definisi
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli:
a. Keluarga adalah unit terecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Jhonsons dan Leny, 2010)
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri
dan anaknya, atau ibu dan anaknya ( Suprayitno, 2010)
c. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010).
2. Tipe-Tipe Keluarga
Macam-macam tipe keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
Ada beberapa tipe keluarga yakni:
a. Menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga inti, keluarga
orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah
menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri
dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun anak
adopsi.
b. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu dan ayah )
dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari
salah satu atau dua pihak orang tua atau Keluarga orientasi (keluarga
asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
c. Selain itu terdapat juga Keluarga luas atau keluarga besar yang ditarik
atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini
yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lainyang masih
mempunyai hubungan darah meliputi hubungan antara paman,bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Menurut Friedman (2010), Keluarga juga dibedakan menjadi keluarga
tradisional dan non tradisional.
1) Tradisional
a) Nuclear Family atau Keluarga Inti: Ayah, ibu, anak tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear: Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah
dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru.
c) Niddle Age atau Aging Cauple: Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
d) Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear: Suami istri tanpa anak.
e) Single Parent: Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
f) Dual Carrier: Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter Married: Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
h) Single Adult: Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan
untuk kawin.
i) Extended Family: 1, 2, 3 generasi bersama dalam satu rumah tangga.
j) Keluarga Usila: Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2) Non Tradisional
a) Commune Family: Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu
rumah, sumber yang sama, pengalaman yang sama.
b) Cohibing Coiple: Dua qorang / satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
c) Homosexual / Lesbian: Sama jenis hidup bersama sebagai suami
istri.
d) Institusional: Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
e) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak.
3. Ciri –ciri Struktur Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga ada 3 yaitu :
a. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing -masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing - masing.
4. Fungsi dan Peran Keluarga
a. Fungsi keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
1) Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
2) Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi
anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
4) Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota kelurga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5) Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
6) Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala kelurga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga,
7) Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara menonton TV
bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8) Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan
keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang,
perhatian, dan rasa aman diantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
b. Peran Keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
5. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
a. Mangenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggungjawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kepan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan teratasi.
c. Memberikan perawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu diri nya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) (Harnilawati,
2013).
6. Bahasa :
Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat
dengan tiga atau empat kata dan berbicara terus menerus.Rata-rata anak
usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita yang dilebih-
lebihkan, dan bernyanyi lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakan
usia puncak untuk pertanyaan "mengapa".Rata-rata anak usia 5 tahun
dapat mendapatkan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih, dan
dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu atau bulan
7. Moral
Anak usia prasekolah berada pada tahap prakovensial dalam
perkembangan moral, yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini,
perasaan bersalah muncul, dan penekanannya adalah pada pengendalian
eksternal. Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain, dan
anak mengamati mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan
penghargaan.Pada orientasi hukuman dan kepatuhan, anak (berusia sekitar
2 sampai 4 tahun) menilai berapakah suatu tindakan baik atau buruk
bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan.
Apabila anak dihukum , maka tindakan tersebut berarti buruk, apabila
anak tidak dihukum maka tindakan tersebut berarti baik, tanpa
memperhitungkan tindakan tersebut.
8. Spiritual
Pengetahuan anak tentang keyakinan dan agama dipelajari dari orang
lain yang bermakna dalam lingkungan mereka, biasanya dari orang tua
dan praktik keagamaan mereka (Kenny, 1999). Namun pemahaman anak
kecil mengenai spiritualitas dipengaruhi oleh tingkat kognitifnya. Anak
prasekolah memiliki konsep konkret mengenai Tuhan dengan
karakteristik fisik, yang sering kali menyerupai teman imajiner mereka.
Mereka mengerti kisah sederhana dari kitab suci dan menghafal doa-doa
yang singkat, tetapi pemahaman mereka mengenai makna ritual ini masih
terbatas. Mereka memperoleh manfaat dari penjelasan konkret yang
diberikan oleh pemuka agama, seperti gambar kitab suci dan cerita
tentang kelahiran utusan Tuhan mereka.
Perkembangan kesadaran sangat terkait dengan perkembangan
spiritual. Pada usia ini anak mempelajari kebenaran dari kesalahan dan
berperilaku dengan benar untuk menghindari hukuman. Perbuatan salah
menimbulkan perasaan bersalah, dan anak prasekolah sering salah
mengartikan penyakit sebagai hukuman akibat pelanggaran mereka yang
nyata atau khayalan. Penting bagi anak untuk memandang Tuhan sebagai
pemberi cinta tanpa syarat, bukan sebagi hakim dari perilaku baik atau
buruk. Berdoa kepada Tuhan dan mengobservasi tradisi keagamaan
(mis,berdoa sebelum makan atau tidur) dapat membantu anak melalui
periode stres, seperti hospitalisasi.
9. Psikoseksual
Anak usia prasekolah berada pada fase phalik yaitu kepuasan anak
berpusat pada genetalia dan masturbasi. Anak mengalami apa yang
disebut oleh Freud sebagai konflik odipus. Anak prasekolah membentuk
kelekatan yang kuat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin
sambil mengidentifikasi orang tua yang berjenis kelamin sama (Electra
complek), dan dalam beberapa kasus juga dapat terjadi Oedipus Complex
yaitu mencintai orang tua yang berlawanan jenis kelamin. Konflik ini
biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah.
2. Potensial Umum :
peningkatan Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling percaya
aktualitasi diri tindakan keperawatan perawat dengan anggota
berhubungan selama 3 kali kunjungan keluarga dalam rangka
dengan diharapkan dapat perencanaan tindak lanjut.
Kemampuan meningkatkan aktualisasi 2. Beri motivasi pada untuk
keluarga dalam dirinya sesuai denga menjaga pola pergaulan yang
mengenal tahap perkembangannya. sehat di masyarakat dan sekolah.
masalah Khusus : 3. Beri motivasi pada klien untuk
kesehatan - dapat menjelaskan ciri- mempertahankan atau
ciri pergaulan yang sehat meningkatkan prestasinya
pada tahap usia remaja disekolah
- dapat mempertahankan 4. Beri reinforcement positif
prestasinya disekolah kepada klien setiap Kliendapat
menunjukkan sikap yang positif