Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN TN.

AN
DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DI DESA PURWODESO
RT 02/ RW 02

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :
CITRA LISTYANINGRUM

PROGAM STUDI S1 PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN TN.AN DENGAN


ANAK USIA SEKOLAH DI DESA PURWODESO
RT 02/ RW 02

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembelajaran Stase Keperawatan


Komunitas dan Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas Sruweng Periode 14 Mei
2018 – 07 Juli 2018 Program Pendidikan Profesi Ners B STIKes
Muhammadiyah Gombong

Telah disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Marsito, M.Kep., Sp.Kom) (Pana Agus Subarja, S.Kep., Ns)


NIRA : 33050014023 NIP. 19720807 199402 1 001

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan…………………………………………………... ii
Daftar Isi……………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Teori Keluarga………………………………………………… 2
B. Tahap Perkembangan Usia Sekolah…………………………… 10
C. Diagnosa dan NCP Keluarga………………………………….. 15
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian……………………………………………………... 17
B. Pathway………………………………………………………… 35
C. Analisa Data……………………………………………………. 37
D. Scoring…………………………………………………………. 38
E. NCP……………………………………………………………. 41
F. Implementasi…………………………………………………… 49
G. Evaluasi………………………………………………………… 50
BAB III PEMBAHASAN
A. Judul Jurnal…………………………………………………….. 53
B. Pembahasan……………………………………………………. 53
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA
SEKOLAH

A. Teori Keluarga
1. Definisi
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli:
a. Keluarga adalah unit terecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. (Jhonsons dan Leny, 2010)
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami
istri dan anaknya, atau ibu dan anaknya ( Suprayitno, 2008)
c. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,
2010).
2. Tipe-Tipe Keluarga
Macam-macam tipe keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
Ada beberapa tipe keluarga yakni:
1) Menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga inti,
keluarga orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang
sudah menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti
terdiri dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun
anak adopsi.
2) Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu dan ayah )
dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari
salah satu atau dua pihak orang tua atau Keluarga orientasi (keluarga
asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.

3
3) Selain itu terdapat juga Keluarga luas atau keluarga besar yang ditarik
atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini
yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lainyang masih
mempunyai hubungan darah meliputi hubungan antara paman,bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Menurut (Suprajitno,2008) Keluarga juga dibedakan menjadi keluarga
tradisional dan non tradisional.
1) Tradisional
 Nuclear Family atau Keluarga Inti: Ayah, ibu, anak tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
 Reconstituted Nuclear: Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah
dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru.
 Niddle Age atau Aging Cauple: Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
 Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear: Suami istri tanpa anak.
 Single Parent: Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
 Dual Carrier: Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
 Commuter Married: Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
 Single Adult: Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan
untuk kawin.
 Extended Family: 1, 2, 3 generasi bersama dalam satu rumah tangga.
 Keluarga Usila: Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2) Non Tradisional
 Commune Family: Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu
rumah, sumber yang sama, pengalaman yang sama.

4
 Cohibing Coiple: Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
 Homosexual / Lesbian: Sama jenis hidup bersama sebagai suami
istri.
 Institusional: Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
 Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak.
3. Ciri –ciri Struktur Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga ada 3 yaitu :
a. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing -masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing - masing.
4. Fungsi dan Peran Keluarga
a.Fungsi keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
1) Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
2) Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi
anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
4) Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota kelurga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.

5
5) Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan
kehidupan lain setelah dunia.
6) Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala kelurga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga,
7) Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara menonton TV
bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8) Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan
keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang,
perhatian, dan rasa aman diantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
b. Peran Keluarga menurut Jhonsons dan Leny, 2010
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

6
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

5. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan


Suprajitno (2008) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga.
Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendesain atau

7
memodifikasi lingkungan agar keluarga dimana mereka bertempat bisa
menjaga dan meningkatkan status keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga. Tugas keluarga ini ditekankan pada pemilihan dan
pemanfaatan pelayanan fasilaitas kesehatan disekitar keluarga saat ada
keluarga yang sakit.
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut (Friedman, 2010)
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya.
Tugas perkembangan
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
4) Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
b. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi

8
hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian
pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.

9
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan
dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

10
Tugas perkembangan
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
4) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.
h. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.
Tugas perkembangan:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah
1. Definisi
Anak usia sekolah disebut sebagai amasa akhir anak-anak sejak usia 6
tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya daripada
orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
2. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan.

11
3. Usia bertengkar karena banyak terjadi petengkaran antar
keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik/Guru
1. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberheasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari
berbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupun
ekstrakurikuler.
2. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang
cenderung menetap sampai dewasa.
c. Label yang digunakan oleh psikologi
1. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-temannya sebaya sebagai anggota
kelompok
2. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar
yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dab
berperilaku.
3. Usia kreatif : suatu masa yang akan menetukan apakah anak
akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
4. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain
yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk
bermain.
2. Tugas Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Family With School
Children, oldest child 6-13 years)
a. Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal, keluarga
sangat sibuk.
b. Aktivitas sekolah, anak punya aktivitas masing-masing
c. Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak
dan dirinya.

12
d. Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak pergi ( dengan
teman sebaya).
e. Orang tua mulai merasakan tekanan yang besar dari komunitas di
luar rumah (sistem sekolah)
Tugas Perkembangan Keluarga
a. Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat termasuk biaya kesehatan.
3. Perkembangan Akhir masa Kanak-kanak
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigurst :
- mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan umum.
- membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk
yang sedang tumbuh
- belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
- mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
- mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
- mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
- mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
- mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga.
- mencapai kebebasan pribadi
4. Perkembangan Usia Sekolah (Tugas Mandiri) Masalah Anak Usia
Sekolah
a. Bahaya fisik
1. Penyakit
- penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang
menjadi tanggungjawabnya.

13
- penyakit yang sering di alami adalah yang berhubungan
dengan kebersihan diri
2. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
- anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga
kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social.
- teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga
anak menjadi rendah diri.
3. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati
akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut
dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan
mempengaruhi hubungan social.
4.Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar
untuk rendah diri.
5.Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak
menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat memepngaruhi
konsep diri anak.
b. Bahaya Psikologis
1. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat
pada anak-anak usia sekolah, yaitu :
- Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas
di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain

14
- kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan
membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara
bila perlu saja
- anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan
dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk
berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
- pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh
temannya.
2. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukkan pola-pola
emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang
berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain.
3 Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk memepelajari permainan dan
olahraga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang
berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain
akan menjadi anak penurut yang kaku.
4 Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa
tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap
perlakuan orang lain bila konsep sosialnya didasarkan pada
berbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
5 Bahaya Moral
- tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
- hukum fisik merupakan perilaku agresivitas anak
- disiplin yang tidak konsisten, membuat anak tidak yakin akan
apa yang sebaiknya dilakukan

15
6 Bahaya yang menyangkut minat
- tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh
teman-teman sebaya
- mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang
dapat bernilai bagi dirinya, missal kesehatan dan sekolah.
7. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan
keluarga :
a. Sikap terhadap peran orang tua
b. Harapan orang tua
c. Metode pelatihan anak
d. Status sosial ekonomi
e. Pekerjaan orang tua
f. Perubahan sikap kepada orang tua
g. Pertentangan antara saudara
h. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga
i. Orang tua tiri.

C. DIAGNOSA DAN NCP KELUARGA


1. Diagnosa keperawatan keluarga terdapat dua sifat, yaitu:
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh
kembang secara optimal sesuai usia anak
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada
lima tugas keluarga.
2. Diagnose keperawatan sesuai NANDA NOC NIC :
a. Ketidakefektifan manajemen regimen
teraupetik keluarga
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
d. Gangguan pemeliharaan rumah
e. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua

16
f. Ketidakmampuan menjadi orang tua
g. Hambatan interaksi sosial
3. Tahapan penyusunan NCP adalah :
a. Menetapkan prioritas, yaitu skala prioritas sesuai Maglaya (2009).
b. Tentukan skoring bersama keluarga, denga ketentuan skor tertinggi
kalikan dengan bobot, jumlahkan skor untuk semua kriteris di skala
prioritas.
c. Penetuan prioritas masalah didasarkan dari empat kriteria yaitu,
sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah
untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
4. NOC/NIC
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
- pengetahuan kesehatan
- pengetahuan tentang proses penyakit
- perilaku peningkatan kesehatan
- mencari informasi maslah kesehatan
2. Keluarga mampu memutuskan tindakan dan keyakinan
keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
- berpartsipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan
- keyakinan kesehatan
- kesiapan keluarga dalam perawatan professional
3. Keluarga mampu merawat
- pemeliharaan energy
- manajemen diri
- perilaku kepatuahan
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah,
mengurangi, atau mengontrol ancaman kesehatan
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga

17
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.An
2. Alamat dan telepon : Purwodeso Rt 02/ Rw 02
Pekerjaan KK : Swasta
Pendidikan KK : SLTA
3. Komposisi keluarga : Suami, Istri, anak, Kakek, nenek,
adik
No. Nama Usia JK Hub. dg KK Pekerjaan Pendidikan Imunisasi
1. Ny. Si 31 th P Istri IRT SLTA -
2. An. A 11 th L Anak Pelajar SD -
3. An. An 3 th P Anak Belum SD -
sekolah -
4. Tn. Tur 64 th L Ayah Buruh SD -
5. Ny. S 63 th P Ibu Dagang SD -
6. Sdr. D 25 th L Adik Swasta SLTA -

18
Genogram (2 generasi) :

Keterangan :
: Laki –laki : Perempuan
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Di keluarga Tn. An merupakan tipe keluarga besar (Extendid Family),
karena keluarga Tn. An tinggal serumah dengan kedua orang tua Tn. An
dan adik dari Tn. An.
5. Suku Bangsa
Keluarga Tn. An termasuk dalam suku jawa. Jika ada keluarga yang sakit
tidak langsung berobat ke mantri/puskesmas tetapi dirawat dirumah
dahulu dan dibelikan obat di apotik, jika bertambah parah baru dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat. Di keluarga Tn. An tidak ada kebiasaan
yang menyimpang dengan kesehatan.
6. Agama
Keluarga Tn. An semua beragama islam dan percaya bahwa sakit itu
adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa, harus dijalani dengan ikhlas.
Anak Tn. An setiap sore selalu mengaji di TPA di desa tersebut.
7. Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga merupakan ekonomi menengah Tn. An bekerja
di bengkel las dengan penghasilan setiap minggu diberikan kepada Ny. Si
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berjualan Mi Ayam di depan
rumah. Setiap hari Ny. Si memberikan uang jajan untuk anaknya sekolah

19
sekitar Rp.4000,- dan selalu berpesan agar tidak jajan sembarangan,
karena Ny. Si takut kalau anaknya jajan sembarangan bisa terkena
penyakit diare dan gagal ginjal seperti anak tetangganya yang sering
jajan Mi instan dan Marimas. Karena kalau sampai sakit biaya untuk
berobat mahal walaupun sudah punya kartu Kis. Menurut Ny. Si menjaga
kesehatan lebih penting daripada harus berobat ke rumah sakit dengan
biaya yang mahal. Setiap anaknya pulang sekolah selalu ditanyakan
tentang jajanan apa yang tadi dibeli.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. An dan keluarga senang menonton Televisi bersama-sama,
kadang-kadang pergi rekreasi 1 thn sekali setiap lebaran ke pantai
bersama dengan anak-anaknya. sedangkan An. A kadang-kadang
bermain dengan temannya sepulang sekolah, tapi jika banyak PR An. A
tidak main dengan temannya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan dan tugas perkembangan keluarga Tn. An saat ini
adalah keluarga dengan anak Sekolah dengan tugas keluarga:
a. Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk biaya kesehatan.
10. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga Tn. An meras belum memenuhi secara maksimal dalam
pemenuhan secara ekonomi, karena dengan penghasilan yang pas-pas an,
belum mampu untuk hidup mandiri karena Tn. An mempunyai keinginan
untuk punya rumah sendiri agar perkembangan anak-anak nya bisa selalu
dia awasi, dari mulai prestasi anak sampai kebutuhan anaknya. apalagi
jika anak sudah sakit maka akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
11. Riwayat keluarga inti

20
a. Riwayat keluarga saat ini :
Anggota keluarga Tn An tidak ada yang mempunyai masalah
kesehatan, hanya kadang-kadang batuk pilek yang menyerang anak
balitanya dan Tensi tinggi pada orang tuanya.
b. Riwayat Penyakit Keturunan
Tn An dan istrinya tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan yang
diwariskan dari orang tuanya.
c. Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
Kesehatan (BCG/Polio Kesehatan telah dilakukan
/DPT/HB/
Campak)
1. Tn. An 32 Sehat - Tidak ada Tidak ada
2. Ny. Si 31 Sehat - Tidak ada Tidak ada
3. An. A 11 Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. An. An 3 Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
5. Tn. Tu 64 Sehat - Tidak ada Tidak ada
6. Ny. S 63 Sehat - Tidak ada Tidak ada
7. Sdr. D 25 Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
d. Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan
Keluarga Tn An jika ada anggota keluarganya yang sakit ringan hanya
dirawat di rumah dan membeli obat di Apotik terdekat, karena kalau
obat warung masih ragu-ragu mengkonsumsinya. Akan tetapi jika
sakitnya sudah parah maka akan dibawa ke Dokter ataupun Rumah
Sakit. Tn. An mengatakan dalam keluarganya terkadang terjadi
penyakit batuk dan flu dan darah tinggi pada orang tuanya, tetapi
bukan karena punya riwayat darah tinggi. Hanya kadang-kadang
tensinya tinggi.
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. An dan Ny. Si tidak memiliki riwayat penyakit yang serius
sebelumnya, begitu juga dengan anggota keluarga yang lain.
III. Pengkajian Lingkungan
13. Karakteristik rumah

21
Tipe rumah Tn. An adalah permanen, dengan status rumah masih
milik orang tuanya. Rumah Tn. An menggunakan atap genteng, lantai
ubin lebar rumah kurang lebih 30 ubin. Memiliki beberapa ruang
yaitu 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang dapur, 2 kamar mandi, 1
WC dengan menguras bak mandi 2x seminggu, dengan jumlah jendela
9 buah, sering dibuka, memiliki ventilasi yang cukup, penerangan
cukup terang. Pembuangan sampah di pekarangan dan ada yang
dibakar. Keluarga mempunyai sumber air dari sumur, kualitas air
cukup jernih, tidak berbau dan tawar. WC berada di dalam rumah
dengan penutup dan penampung feses, dengan jarak sumber air dan
penampungan feses lebih dari 10 meter. Keluarga Tn. An mempunyai
saluran pembuangan air limbah, halaman rumah bersih dan terawatt,
namun didepan rumah terdapat saluran air yang kadang berbau jika
airnya tidak mengalir terus atau tersumbat.

14. Denah rumah

Kamr dapur
mandi

Kama

4
r

mandi
WC

ur
tid
r
ma
Ka
u
m
ta
ng
ua
R
r
u
d
i
t

r
a
m
a
K

15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga adalah saudara sendiri, jarak rumah satu dengan yang lain dekat
sekitar 5 meter. Warga memiliki kebiasaan mengadakan arisan RT 1
bulan sekali. Karakteristik tetangga dan komunitas Tn. An sangat baik
dan saling gotong royong dalam hal kegiatan apapun di lingkungannya
dalam berbagai acara. Umumnya penduduk di sekitar rumah Tn. An

22
berprofesi sebagai petani, dagang dan buruh. Komunikasi antar tetangga
sangat baik dan saling menghargai. Tn. An juga aktif mengikuti Ronda
setiap 1 mggu sekali dan ikut dalam kegiatan RT khusus bapak tiap 1 bln
sekali. An A memiliki banyak teman di sekitar rumahnya, An. A sering
bermain dengan teman-temannya setelah pulang sekolah dan jika tidak
ada PR. Dalam bermain An. A diberi waktu oleh Ny. Si jika sudah jam 4
pulang mandi dan mengaji., sepulang mengaji belajar dirumah
didampingi oleh Ny. Si.
16. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. An sebelumnya tingal dengan mengontrak rumah tetapi
sekarang keluarga Tn. An tinggall dengan kedua orang tuanya dan
adiknya. Untuk pergi ke tempat kerja ataupun ke pasar atau kepelayanan
kesehatan Tn. An dan Ny. Si menggunakan sepeda motor sendiri.
Sedngkan untuk An. An dalam berangkat sekolah dan pulang
menggunakan sepeda.
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. An hidup berdampingan dengan tetangga dan terjalin
komunikasi dengan baik antar masyarakat, keluarga Tn. An sering
terlibat dalam kegiatan di desanya terlebih begitu juga dengan anak-
anaknya. Anak Tn. An yaitu An. An sering bermain dengan teman-teman
dari tetangganya denga dibatasi waktu bermain, walaupun ada
kekhawatiran pada Ny. Si sebagai ibu jika anaknya bermain jauh dari
rumah jauh dari pengawasan Ny. Si, takut jika jajan sembarangan,
sehingga bisa menyebabkan sakit dan takut dengan pergaulan anak jaman
sekarang yaitu takut jika terjerumus dengan pergaulan yang tidak baik.
18. Sistem pendukung keluarga
Tn. An dan keluarga saling membantu dalam berbagai hal, jika ada
keluarga yang sakit dibantu berobat.

IV. Struktur Keluarga


19. Pola komunikasi keluarga

23
Sistem komunikasi yang diterapkan Tn. An dalam keluarga termasuk hal
yang umum di lakukan di masyarakat di sekitarnya. Komunikasi yang
digunakan adalah menggunakan bahasa Jawa, komunikasi bersifat
terbuka satu sama lain sehingga apabila ada masalah akan cepat
terselesaikan dan komunikasi yang dilakukan biasa saat selesai bekerja
dan saat bersantai. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap
anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir.
Pengambil keputusan adalah Tn. An selaku kepala rumah tangga. Tn. An
juga kadang-kadang marah kepada anaknya karena tidak belajar, berisik
ataupun bermain terus.
20. Struktur kekuatan keluarga
Tn. San selalu memberi nasihat kepada istri dan anaknya cara menjaga
hubungan baik dengan saudara, orang tua serta orang lain, dan
bagaimana cara menyikapi masalah dengan baik. Keluarga Ibu S masih
memiliki kerabat yang bisa diharapkan bilamana memerlukan bantuan.
21. Struktur peran
a. Peran formal :
Tn. An mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga yaitu
mencari nafkah, Ny. Si mampu menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga yang merawat anak dan mengawasi dalam segala hal,
mengelola keuangan keluarga, An. An sebagai anak tertua menurut
dengan kedua orang tuanya untuk belajar dan tidak jajan
sembarangan, kedua orang tua Tn. An sebagai kakek dan nenek anak-
anaknya sangat mebantu dalam memberikan kasih sayang dan
perhatian pada anak-anaknya, kedua orang tua Tn. An juga bekerja
dengan berdagang, sedang Sdr. D sebagai adik Tn. An bekerja sebagai
buruh dan kadang ikut membantu menjaga anak-anak Tn.An tanpa
ikut campur dengan rumah tangga Tn. An. Masing_masing anggota
keluarga Tn An mampu menempatkan sesuai dengan posisinya di
rumah tersebut.
b. Peran informal :

24
Setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah
satu anggota ada yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua
anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga
yang sedang bersedih ataupun sakit.
22. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga Tn. An adalah saling menghormati antar
anggota keluarga yang satu dengan yang lain, menghormati yang lebih
tua dan menyayangi yang lebih muda. Keluarga mengatakan landasan
agama dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi
keutuhan keluarga.

V. Fungsi Keluarga
23. Fungsi afektif
Keluarga Tn. An sangat harmonis, antar anggota keluarga saling
menghargai dan menghormati serta menjaga nama baik keluarga. Dan
istri memenuhi kewajiban istri dan anak melaksanakan tugasnya
sebagai anak. Menegur anak-anaknya jika tidak benar, dan menegur
adinya jika tidak sesuai dengan norma yang ada, berkomunikasi yang
baik dengan kedua orang tuanya jika ada masalah, terutama dalam hal
kesehatan.
24. Fungsi sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga baik dimana anak dan orang tua,
saudara dan kedua orang tua saling mendukung, dan saling
ketergantungan. Hubungan sosial dengan warga baik, semua anggota
keluarga mudah bergaul. Masing – masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan sopan santun, disiplin dalam
berperilaku.

25. Fungsi perawatan kesehatan


a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

25
Tn. An mengatakan jika merasa sakit maka akan di diobati
semampunya dan dibelikan obat di apotik terdekat tidak langsung
di bawa ke layanan kesehatan. Selalu cuci tangan sebelum makan
dan setelah bepergian untuk menjaga kesehatan berlaku untuk
seluruh anggota keluarganya.
b. Kemampuan keluarga untuk memutuskan tindakan untuk
keperawatan
Keluarga Tn.An sudah mampu mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Hal tersebut dapat
dilihat dari cara menangani apabila ada anggota keluarganya yang
sakit dan tidak sembuh-sembuh setelah diberikan obat yang dibeli
di apotik maka di bawa ke puskesmas atau rumah sakit.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit
maka mereka akan merawat dan memperhatikannya dengan baik,
dan membawanya ke puskesmas atau ke rumah sakit. Jika An. An
sakit maka dia akan cenderung untuk tiduran dan minta ditungguin
ibunya.
d. Kemampuan keluarga untuk menciptakan lingkungan
Anggota keluarga Tn. An setiap hari menyapu halaman, hampir
setiap hari sampah dibakar, membersihkan bak kamar mandi 1
mggu sekali, membersihkan selokan depan rumah jika ada sampah
yang menymbat aliran air, karena dapat menimbulkan
penyakit.mengajarkan dan mewajibkan cuci tangan pada seluruh
anggota keluarga terutama anak-anaknya sebelu makan. Tn. An
adalah perokok.

e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

26
Keluarga Tn.R menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
puskesmas atau bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada.
26. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. An adalah 2 orang, laki-laki dan permpuan. Tn. An
tidak memiliki gangguan reproduksi dan masih ingin memilki anak lagi
sedangkan Ny. Si sudah tidak ingin memiliki anak lagi, Ny. Si
menggunakan KB Inplan.
27. Fungsi ekonomi
Tn. San mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan
yang diperoleh sebagai petani dan tambahan dari istri dan anaknya yang
juga bekerja sebagai petani.

VI. Stress dan Koping Keluarga


28. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek : ingin menyapih anaknya dari makan jeruk
setiap pagi dan jika mau tidur dan takut jika anak pertamanya jajan
sembarangan yang menyebabkan sakit.
b. Stressor jangka panjang : Ny. Si dan Tn. An ingin punya rumah
sendiri, ingin punya tabungan untuk masa depan anak-anaknya.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Ny. Si takut jika anaknya jauh dari pengawasan maka akan berbuat
tidak benar, seperti jajan sembarangan sehingga sakit dan bergaul yang
tidak benar, akan tetapi Ny. Si selalu berdoa agar membuatnya kembali
tenang dan menyerahkan semuanya kepada yang Di Atas.
30. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak menunjukkan sikap maupun tindakan yang maladaptif
dalam menghadapi masalah.

27
VII. Harapan Keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan mutu
pelayanan dan melakukan penyuluhan tentang lingkungan maupun tentang
penyakit yang sewaktu-waktu bisa muncul dan tidak membeda bedakan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dimanapun dengan siapapun..

VIII. Pemeriksaan Fisik


No Head to toe Tn. An Ny. Si Tn. Tur
1 KU Baik Baik Baik
2 Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
3 TTV:
a. TD 120/90mmHg 117/74mmHg 162/98 mmHg
b. N 85 x/mnt 88x/ mnt 82 x/ mnt
c. S 36,5 ºC 37ºC 36,8 ºC
d. RR 20 x/mnt 22x/mnt 21 x/mnt
4 Kepala Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada ben rambut hitam rambut hitam
jolan dan tidak ada dan tidak ada
benjolan benjolan
5 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik, refleks ikterik, refleks ikterik, refleks
cahaya positif cahaya positif cahaya positif
6 Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada perdara ada perdara ada perdara
han, tidak ada han, tidak ada han, tidak ada
sekret, tidak sekret, tidak sekret, tidak
ada polip, ada polip, ada polip,

28
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan dan benjolan dan benjolan dan
fungsi penciu fungsi penciu fungsi penciu
man normal man normal man normal
7 Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada sariawan ada sariawan ada sariawan

8 Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ada serumen, ada serumen, ada serumen,
tidak ada tidak ada tidak ada
perda rahan, perdarahan, perdarahan,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan benjolan benjolan
9 Leher Tidak ada pem Tidak ada pem Tidak ada pem
besaran tyroid, besaran tyroid, besaran tyroid,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada ben tidak ada ben tidak ada ben
jolan jolan jolan
10 Dada :
Paru
I Ekspansi dada Ekspansi dada Ekspansi dada
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat
edema, tidak edema, tidak edema, tidak
ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
ada retrakt si ada retraktsi ada retraktsi
dinding dada dinding dada dinding dada
P Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

29
P

A Tidak ada Tidak ada ron Tidak ada ron


ronchi, tidak chi, tidak ada chi, tidak ada
ada wheezing wheezing wheezing

Jantung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


I ada lesi ada lesi ada lesi
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
P nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
detak jan tung detak jantung detak jantung
teraba teraba teraba

Abdomen
I Supel, tidak Supel, tidak Supel, tidak
ada luka ada luka ada luka

P Tidak ada Tidak ada Tidak ada


nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

P Suara tympani Suara tympani Suara tympani

30
Punggung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan,
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi

Ekstermitas Atas : tidak Atas : tidak Atas : tidak


ada edema, ada edema, ada edema,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, ma benjolan, ma benjolan, ma
sih berfungsi sih berfungsi sih berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Bawah : Tidak Bawah : tidak Bawah : Tidak
ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak
ada edema, ada edema, ada edema,
masih masih masih
berfungsi berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Integumen Warna kulit Warna kulit Warna kulit
sawo matang, sawo matang, sawo matang,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, akral elastis, akral elastis, akral
hangat hangat hangat

No Head to toe Ny. S An. An An. Fe/A


1 KU Baik Baik Baik
2 Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
3 TTV:
a. TD 107/70mmHg 98/74mmHg -
b. N 85 x/mnt 88x/ mnt 98 x/ mnt
c. S 36,5 ºC 37ºC 36,8 ºC

31
d. RR 20 x/mnt 22x/mnt 21 x/mnt
e. LK - - 50 cm
f. BB - - 12,1 kg
g. PB - - 86 m

4 Kepala Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal,


tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada ben rambut hitam rambut hitam
jolan dan tidak ada dan tidak ada
benjolan benjolan
5 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik, refleks ikterik, refleks ikterik, refleks
cahaya positif cahaya positif cahaya positif
6 Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada perdara ada perdara ada perdara
han, tidak ada han, tidak ada han, tidak ada
sekret, tidak sekret, tidak sekret, tidak
ada polip, ada polip, ada polip,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan dan benjolan dan benjolan dan
fungsi penciu fungsi penciu fungsi penciu
man normal man normal man normal
7 Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada sariawan ada sariawan ada sariawan

8 Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ada serumen, ada serumen, ada serumen,

32
tidak ada tidak ada tidak ada
perda rahan, perdarahan, perdarahan,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan benjolan benjolan

9 Leher Tidak ada pem Tidak ada pem Tidak ada pem
besaran tyroid, besaran tyroid, besaran tyroid,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada ben tidak ada ben tidak ada ben
jolan jolan jolan
10 Dada :
Paru
I Ekspansi dada Ekspansi dada Ekspansi dada
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat
edema, tidak edema, tidak edema, tidak
ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
ada retrakt si ada retraktsi ada retraktsi
dinding dada dinding dada dinding dada
P Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
P

A Tidak ada Tidak ada ron Tidak ada ron


ronchi, tidak chi, tidak ada chi, tidak ada
ada wheezing wheezing wheezing

Jantung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


I ada lesi ada lesi ada lesi
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
P nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,

33
detak jan tung detak jantung detak jantung
teraba teraba teraba

Abdomen
I Supel, tidak Supel, tidak Supel, tidak
ada luka ada luka ada luka

P Tidak ada Tidak ada Tidak ada


nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

P Suara tympani Suara tympani Suara tympani

Punggung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan,
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi

Ekstermitas Atas : tidak Atas : tidak Atas : tidak


ada edema, ada edema, ada edema,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, ma benjolan, ma benjolan, ma
sih berfungsi sih berfungsi sih berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik

34
Bawah : Tidak Bawah : tidak Bawah : Tidak
ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak
ada edema, ada edema, ada edema,
masih masih masih
berfungsi berfungsi berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik
Integumen Warna kulit Warna kulit Warna kulit
sawo matang, sawo matang, sawo matang,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, akral elastis, akral elastis, akral
hangat hangat hangat

IX. Harapan Keluarga


Keluarga Tn. An dan Ny. Si berharap keluarganya sehat wal’afiat. Dan
keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
yang baik, tepat dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak
membeda-bedakan seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan,
miskin maupun kaya.

 PATHWAY

Hambatan pemeliharaan Penkes PHBS


rumah

35
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
Ny. Si mengerjakan pekerjaan
rumah sendiri dan kadang2 di
bantu An. An mencuci piring dan Membutuhkan biaya banyak untuk
membersihkan halaman perawatannya dan pengobatannya jika
salah satu terkena terutama An. An

K Ny. Si mengatakan kalau selokan


irigasi depan rumahnya sering ada
sampah dan kadang berbau dan
DIARE GAGAL GINJAL
menggenang sehingga menganggu
kenyamanan dan dibantu An. An
dalam membersihkannya

Ny. Si takut anaknya An. An


jajan sembarangan ketika
Menurut Ny. Si
sekolah dan bermain
perkawinannya sudah
bahagia tapi belum tahu
sebahagia seperti apa

Membantu sosialisasi Memenuhi kebutuhan biaya


Memeprtahankan
anak : meningkatkan yang semakin meningkat
perkawinan bahagia
prestasi belajar anak terutama kebutuhan kesehatan

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

X. Analisa Data
No Data Fokus Problem
1 DS : Hambatan pemeliharaan rumah

36
- Ny. Si mengatakan kalau (00098)
selokan atau saluran
irigasi depan rumah
sering ada sampah dan
kalau airnya surut sering
menimbulkan baud an
menggenang sulit untuk
dibersihkan menunggu
kering dan mengganggu.
- Ny. Si mengatakan kalau
pekerjaan rumahnya
dikerjakan sendiri hanya
kadang-kadang An An
membantu mencuci piring
dan membersihkan
lingkungan rumah jika di
suruh

DO :
- Di halaman rumah terlihat
saluran irigasi yang masih
menggenang dan terdapat
sampah
- Ventilasi cahaya cukup
- Kamar mandi di kuras 2x
seminggu
- Kamar mandi dan WC
perlu pemeliharaan lebih
lanjut
- Terdapat sumber air di
dalam rumah.

37
2 DS : Perilaku Kesehatan Cenderung
- Ny. Si mengatakan Beresiko (00188)
kalau merasa takut jika
anaknya jajan
sembarangan disekolah
yang menyebabkan sakit
diare dan gagal ginjal
seperti tetangganya
- Ny. Si selalu
menanyakan kepada
An.An tiap pulang
sekolah atau bermain
tentang jajannya.
DO :
- Tiap pulang sekolah An.
An langsung masuk
kamar.
- Terlihat raut muka
cemas Ny. Si tiap An
An akan bermain.
- Kadang-kadang An. An
lupa mencuci tangan
setiap mau makan atau
pulang sekolah dan
bermain.

Scorring
1. Hambatan pemeliharaan rumah
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah Bila keadaan

38
a. Aktual 3 tersebut tidak
b. Resiko 2 1 3x1=1 segera diatasi akan
c. Potensial 1 3 mengancam kese
hatan keluarga

2 Kemungkinan masalah Masalah dapat


a. Mudah diubah 2 2 2x2=2 dengan mudah
b. Sebagian 1 2 diubah dengan
c. Tidak dapat 0 memberikan sarana
dan penyuluhan
yang mudah
didapat.

3 Potensial masalah untuk Keluarga mempu


dicegah 2x1 = 2 nyai kesibukan
a. Tinggi 3 1 3 3 yang cukup tinggi,
b. Cukup 2 namun pencegahan
c. Rendah 1 masalah diatasi
dengan cukup baik.

4 Menonjolkan masalah 2 1 0x1= 0 Keluarga meng


a. Segera 1 2 anggap masalah
b. Tidak perlu 0 tersebut harus
c. Tidak dirasakan segera ditangani

Jumlah: 3 2/3

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko


No KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

39
1 Sifat masalah Bila keadaan
Skala: x1= tersebut tidak
ancaman segera diatasi akan
2 1
kesehatan berbahaya akan
timbulnya
penyakit.
2 Kemungkinan Klien
masalah dapat mengakatakan
diubah masalah tersebut
Skala: dapat dicegah
sebagian dengan mengawasi
x 2 = anak dan
1 2
menanyakan
1 jajanan apa yg
dibeli serta
memberitahu
bahaya jajan
sembarangan
3 Potensial Keluarga
masalah untuk mempunyai
dicegah x1= kesibukkan yang
Skala: cukup cukup, tetapi untuk
2 1
kesehatan dan
kebaikan anak
sangat perlu
diperhatikan
4 Menonjolnya 2 1 Keluarga merasa
masalah keadaan tersebut
Skala: 2x1=1 telah berlangsung
masalah tidak 2 lama dan tidak
dirasakan. pernah timbul
penyakit akibat

40
jarang membuka
jendela.
JUMLAH 2 2/3

Prioritas diagnosa :
1. Hambatan pemeliharaan rumah
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

41
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Data Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah keluarga : Hambatan pemeliharaan rumah
DS : 00098 Hambatan Keluarga Mampu Keluarga Mampu
- Ny. Si pemeliharaan rumah Mengenal Mengenal
mengatakan 200906 Pengetahuan tentang 7180 Penkes : Bantuan
kalau selokan kebersihan lingkungan pemeliharaan rumah
atau saluran rumah Keluarga Mampu
irigasi depan Keluarga Mampu Memutuskan
rumah sering 200906 Memutuskan 7180 Kebutuhan
ada sampah Berpartisipasi dalam pemeliharaan rumah
dan kalau memutuskan kebersihan Keluarga Mampu
airnya surut lingkungan rumah Merawat
sering Keluarga Mampu Meningkatkan
menimbulkan Merawat Rumah 7180 pemeliharaan kesehatan
baud an 180518 Perilaku meningkatkan rumah
menggenang kesehatan rumah
sulit untuk Keluarga Mampu Keluarga Mampu
dibersihkan Memodifikasi Memodifikasi
menunggu Lingkungan Lingkungan

42
kering dan 2009 Status kenyamanan 7180 Bantuan pemeliharaan
mengganggu. lingkungan rumah
- Ny. Si
mengatakan
kalau
pekerjaan
rumahnya
dikerjakan
sendiri hanya
kadang-
kadang An
An
membantu
mencuci
piring dan
membersihka
n lingkungan
rumah jika di
suruh

DO :
- Di halaman

43
rumah terlihat
saluran irigasi
yang masih
menggenang
dan terdapat
sampah
- Ventilasi
cahaya cukup
- Kamar mandi
di kuras 2x
seminggu
- Kamar mandi
dan WC perlu
pemeliharaan
lebih lanjut
- Terdapat
sumber air di
dalam rumah.

Data pendukung masalah keluarga : Perilaku kesehatan cenderung beresiko


- Ny. Si 00188 Perilaku kesehatan Keluarga Mampu Mengenal Keluarga mamapu : mengenal

44
mengatakan cenderung masalah kesehatan masalah kesehatan
kalau beresiko 1803 Pengetahuan kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
merasa 1602 Pengetahuan tentang proses - Ajarkan strategi yang
takut jika penyakit dapat digunakan untuk
anaknya 1603 Perilaku peningkatan kesehatan menolak perilaku yang
jajan 1827 Keluarga mampu mencari tidak sehat atau beresiko
sembaranga informasi tentang masalah - Tekankan tentang
n disekolah kesehatnnya pentingnya pola makan
yang yang sehat, olah raga dll
menyebabk
an sakit 5602 Pengajaran tentang proses
diare dan penyakit :
gagal ginjal - Jelaskan mengenai proses,
seperti tanda dan gejala yang
tetangganya umum dari penykit sesuai
- Ny. Si kebutuhan.
selalu - Identifikasi kemungkinan
menanyaka penyebab sesuai
n kepada kebutuhan
An.An tiap
pulang Keluarga mampu memutuskan Keluarga mampu memutuskan
sekolah atau 1606 Partisipasi dalam keputusan 5250 Dukungan pengambilan

45
bermain perawatah kesehatan keputusan :
tentang 1704 Kepercayaan mengenai - Membantu
jajannya. kesehatan ; ancaman yang mengidentifikasi
DO : dirasakan keuntungan dan kerugian
- Tiap pulang dari setiap alternative
sekolah An. pilihan
An
langsung - Komunikasikan tentang
masuk tujuan perawatan
kamar.
- Terlihat raut Keluarga mampu merawat Keluarga mampu merawat
muka cemas 1600 Perilaku patuh (bersifat aktif) 4360 Modifikasi perilaku :
Ny. Si tiap - Berikan dukungan untuk
An An akan mengganti kebiasaan yang
bermain. tidak diinginkan dengan
- Kadang- kebiasaan yang diinginkan
kadang An.
An lupa Keluarga mampu Keluarga mampu memodifikasi
mencuci memodifikasi lingkungan lingkungan untuk mencegah,
tangan untuk mencegah, mengurangi, mengurangi, atau mengontrol
setiap mau atau mengontrol ancaman ancaman kesehatan
makan atau kesehatan

46
pulang 1902 Kontrol resiko 4360 Modifikasi perilaku :
sekolah dan - Mengidentifikasi masalah
bermain. terkait dengan istilah
perilaku
- - Mengidentifikasi
perubahan perilaku

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
1603 Perilaku pencarian kesehatan 74000 Panduan sistem pelayanan
kesehatan :
- Membantu keluarga
memilih professional
perawatan kesehatan yang
tepat
- Berikan penjelasan tentang
jenis layanan kesehatan
yang diperlukan.

47
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
DX Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
1,2 23 23 Juni 2018 - menyampaikan salam, mengingatkan kontrak yang S : Keluarga Ny. Si dan An. An
Pukul 09.30 telah dibuat sebelumnya. menerima kedatangan mahasiwa
WIB - menyampaikan tujuan kedatangan. dengan terbuka
O : Terlihat antusias menerima
kedatangan mahasiswa

1,2 23 Juni 2018 - memberikan penjelasan tentang pentingnya S : Ny. Si dan An An mengatakan
Pukul 09.30 kebersihan rumah agar terhindar dari berbagai senang diberitahu tentang
WIB macam penyakit baik yang menular maupun tidak pentingnya kebersihan rumah
- memberikan penjelasan tentang bahaya jajan O : Keluarga terlihat mengangguggak
sembarangan pada An. An di sekolah dan dirumah. kepala dan memeprhatikan
penjelasan.
2 23 Juni 2018 - memberikan penjelasan ttg bahaya jajan S : an. An terlihat senang melihat
Pukul 09.20 sembarangan melalui video di leptop yang dapat video bahaya jajan sembarngan
WIB menyebabkan penyakit diare dan gagal ginjal O : An. An dan Ny. Si terlihat serius
melihat video
- menanyakan kembali kepada keluarga Ny. Si S : Ny. Si mengatakan sudah
apakah ada pertanyaan atau ada yang belum mengerti tentang penjelasan tadi,
jelastentang penje;asan tadi Ny. Si menanyakan tentang
- memberi kesempatan kepada Ny. Si apakah ada bagaimana membedakan makanan

48
ada pertanyaan lain yang belum mengerti yang mengandung minyak babi dan
tidak.
O : penjelasan dari mahasiswa dan
Dosen dimengerti oleh Ny. Si

EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

DX Tanggal dan Waktu Evaluasi Sumatif Paraf

49
1 23 Juni 2018 S : Ny. Si mengatakan sudah mengerti dan akan selalu menjaga kebersihan
Pukul 10.00 WIB lingkungan rumah dan di dalam rumah, akan mengajak seluruh anggota keluarga
ikut membersihkan link rumah, terutama pada An. An untuk membantu
membersihkan link rumah.
O : Ny. Si terlihat menganangguk –angguk saat diberikan penjelasan tentang
pentingnya kebersihan lingkungan rumah, An. An juga terlihat serius mendengar
penjelasn tersebut.
A : Hambatan pemeliharaan rumah
P : - memberikan pengawasan lingkungan rumah kepada kader di desa tersebut
untuk selalu memantau kondisi lingkungan rumah keluarga Ny. Si.
-

2 23 juni 2018 S : Ny. Si dan An. An mengatakan mengerti tentang bahaya jajan sembarangan di
P Pukul 10.00 WIB sekolah dan dirumah, kekhawatiran Ny. Si pada An. An sedikit berkurang tentang
jajan sembarangan setelah An. An mendapat penjelasan tersebut
O : An. An terlihat antusias saat menonton video bahaya jajan sembarangan
terhadap terjadinya penyakit diare dan gagal ginjal seperti yang di khawatirkan Ny.
Si pada An. An
A : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
P : - untuk Ny. Si agar selalu memantau jajanan An. An dengan menanyakan pada
anaknya, teman2 nya dan guru di sekolah.

50
B - Untuk mengingatkan An. An tentang jangan jajan sembarangan secara terus
menerus agar tidak lupa.
-

51

Anda mungkin juga menyukai