Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

1. Bayu Aji Nugroho (2019040706)

2. Endang Sriwati (2019040712)

3. Lukmanul Hakim (2019040723)

4. Nosi Andriyani (2019040733)

5. Nety Ayuningtyas Maryono (2019040727)

6. Nurul Apriyani (2019040736)

7. Uswatun Afifah (2019040745)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

TAHUN 2019/202

1
BAB I

PENDAHULAUAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu


rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
( Mubarak, 2012). Menurut Suprajitno (2014), keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing- masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara
umum bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh pertalian darah, kelahiran, perkawinan dan adopsi yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan ditinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan yang mempunyai peran masing- masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

A. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut Jhonson L & Leny R (2010), adalah

a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu dihubung
melalui jalur garis bapak.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu dihubung
melalui jalur garis ibu.

2
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
saudara istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara
suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena danya hubungan- hubungan dengan suami istri.

B. Karakteristik Keluarga

Menurut Mubarak (2012) karakteristik keluarga adalah :


a. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah , perkawinan, atau adopsi.

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah

tetap memperhatikan satu sama lain.

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-

masing mempunyai peran sosial, sebagai suami, istri, anak,

kakak, dan adik.

d. Mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaaya,

meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial

anggota.

3
C. Tipe keluarga

Friedman ( 2010), Pembagian tipe keluarga bergantung pada


konteks keilmuan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional
keluarga dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga Inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari Ayah, Ibu,dan anak yang diperoleh dari keturunannyaatau
adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar ( ektended family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan
darah
(kakek – nenek, paman – bibi)

Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa


individualisme, pengelompokan tpie keluarga selain kedua diatas
berkembang menjadi :
1). Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi trenkarena
adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang
sekali ditemui sehingga orang yang cerai atau ditinggal mati
pasangannya cenderung hidup sendiri ubtuk membesarkan ank –
anaknya.
2). Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang
terdiri dari salah satu orang tua dengan anak – anak akibat perceraian
atau ditinggal pasangannya.
3). Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried tenage mother)

4). Orang dewasa laki – laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak maudirepotkan oleh.

4
Yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu, tak
ada dominasi.
D. Peranan dalam Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat


perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Berbagai peranan dalam keluarga menurut Jhonson R – Leny R
(2010) adalah sebagai berikut:
E. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
a. Peranan ibu
Ny. Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai pernan penting untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak, pelindung dan sebagai salah satu
anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping peranan sosialnya serta sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
b. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5
F. Fungsi Keluarga

Jhonson L & Leny R (2010), Ada beberapa fungsi keluarga


yang dapat dijalankan keluarga yaitu sebagai berikut:
a.Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatunya untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi dan temat bersosialisasi

Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk


berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan manjaga kelangsungan


keluarga.
d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara


ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan

Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga


agar tetap memiliki produktifitas tinggi dan kebutuhan fisik, pangan,
papan dan pemenuhan kesehatan.
G. Tahap Perkembangan Keluarga

Jhonson L & Leny R (2010) tahapan perkembangan keluarga


dengan anak dewasa (pelepasan):
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meniggalkan rumah
dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya

6
tahap ini tergntung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki


masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat.

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

H. Tugas – Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas pokok keluarga menurut Jhonson L & Leny


R (2010) ada 8 yaitu:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan


kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antara anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih


luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

7
B.Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Kepala Keluarga :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan KK :
5. Pendidikan Keluarga KK :
6. Komposisi Keluarga : 6.1 Tabel Komposisi
Keluarga

No Nama JK Hub Pen Status Imunisasi Ket


BCG Polio DPT Hepatitis campak
Kel. didi
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
klg kan

I.2 Status Imunisasi


Bila status imunisasi tidak lengkap atau belum memasuki jadwal
imunisasi sesuai usianya, lanjutkan dengan pengkajian berikut ini.

8
-Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan perilaku
pencegahan penyakit infeksi (00186/00162)
-Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengenalan
terhadapkemungkinan masalah terkait imunisasi( 00186/00162)
- Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengenalan
terhadap pemberian imunisasi( 00186/00162)
-Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi
(00186/00162)
-Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang standart imunisasi (00186/00162)

1.3 Genogram minimal 3 garis keturunan


7 . Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Batasan
-The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami ,
istri, dan anak kandung/ angkat
-The extended family ( keluarga besar ) Keluarga yang terdiri dari 3 generasi
atau lebih yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti keluarga inti
ditambah neenk, kakek, keponaan ,
paman
-The Dyad family ( keluarga tanpa anak) Keluarga yang terdiri dari suami istri
( tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
- The single percant family Keluarga yang terdiri dari satu oraang
( ayah /ibu) dengan anak, hal ini
terjadi karena perceraian, kematian
dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
-Blanded family Keluarga yang terbentuk oleh duda
dan janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.

9
- Dan Lain lain

B. SUKU/BANGSA
-Asal suku bangsa
-Pengaruh suku terhadap keyakinan- keyakinan yang tidak sesuai norma
kesehatan ( baik kebiasaan perilaku, makanan ).
- Apakah keluarga menggunakan jasa- jasa pelayanan kesehatan
tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional kaitannya dengan
kesehatan.
-Apakah semua anggota keluarga menggunakan bahasa indonesia/ bahasa
daerah.
-Apakah perilaku dan kebiasaan tersebut beresiko munculnya masalah
kesehatan (00188).
1. Agama

- Agama kepalakeluarga : bila, agama kepala keluarga adalah islam,


lanjutkan pertanyaan dibawah ini:
-Apakah keluarga aktif adalam kegiatan ibadah dimasjid dan kegiatan
keagamaan yang lainnya.
-Mengungkapkan kesulitan mematuhi keyakinan agama yang
diprogramkan (00169)
-Mengungkapkan kesulitan dalam mematuhi ritual keagamaan yang di
programkan misalnya (sholat lima waktu berjamaah dimasjid atau
dimushola , membaca alquran).
2. Status social ekonomi keluarga
3. Aktivitas rekreasi keluarga

C. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat kesehatan inti

10
D. Data Lingkungan
1. Karakterstik Rumah
a. Denah rumah
b. Karakteristik lingkungan rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
3. Mobilitas geografis keluarga
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5. System pendukung keluarga

E. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai dan norma keluarga

F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosial
3. Fungsi perawata keluaraga
a. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
4) Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan
yang sehat.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan
b. Kebutuhan nutrisi keluarga
c. Kebiasaan tidur, ostrahat, latihan.
4. Fungsi reproduksi

11
5. Fungsi ekonomi

G. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3. Strategi kping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional

H. Pemeriksaan fisik tiap individu anggota keluarga


I. Harapan keluarga

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


A. DATA FOKUS
No Hari/Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1 Ds: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan( 00099)
Do: Definisi : ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengelola, dan mencari bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
2 Ketidakefektifan management kesehatan diri
(00078)

12
Definisi : Pola pengaturan dan pengintegrasian ke
dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari- hari untuk
pengobatan penyakit skuelnya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan
spesifik
Beda dengan ketidakefektifan management
regiment terapeutik: suatu program untuk
pengobatan penyakit
3 Hambatan pemeliharaan rumah (00098)
Definisi : ketidakmampuan mempertahankan secraa
mandiri lingkungan yang meningkatkan
pertumbuhan secara aman.
4 Ketidakefektifan management regimen terapeutik
keluarga (00080)
Definisi : Pola pengaturan dan pengintegrasian ke
dalam proses keluarga, suatu program untuk
pengobatan penyakit dan sekuelnya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan
kusus
5 Kesiapan meningkatkan manajement kesehatan diri
(00162)
Definisi : suatu pola pengaturan dan
pengintegrasian ke dalam kehidupan sehari- hari
suatu regimen terapeutik untuk pengobatan
penyakit dan skuelnya yang cukup untuk emmenuhi
tujuan terkait kesehatan dan dapat ditingkatkan
6 Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188)
Definisi : hambatan kemampuan untuk mengubah
gaya hidup/ perilaku dalam cara yang memperbaiki
status kesehatan.
7 Kesiapan meningkatkan status imunisasi (00186)
Definisi: suatu pola penyesuaian pada standart
imunisasi lokal, nasional, atau internasionaluntuk
mencegah penyakit infeksi yang tepat untuk
melindungi keluarga dan komunitas dan dapat
ditingkatkan.
8 Konflik peran orang tua (00064)
Definsi: Pengalaman kebingungan peran pada orang
tua dan konflik dalam berespons terhadap krisis.
9 Kesiapan meningkatkan proses kehamilan –
melahirkan (00208)
Definisi : pola mempersiapkan, mempertahankan
dan menguatkan proses kehamilan dan persalinan
serta pemgasuhan bayi baru lahir yang sehat.
10 Resiko , ketidakefektifan proses kehamilan
melahirkan (00227)

13
Definisi: resiko suatu kehamilan dan proses
melahirkan serta asuhan bayi baru lahir yang tidak
sesuai dengan konteks , norma, harapan lingkungan,
11 Ketidakmampuan koping keluarga (00073)
Definisi : perilaku orang terdekat (anggota keluarga
) yang membatasi kapasitas kemampuannya dan
kemampuan klien untuk secara efektif menangani
tugas penting mengenai adaptasi keduanya terhdap
masalah kesehatan.
12 Hambatan religiositas (00169)
Definisi : gangguan kemampuan untuk melatih
ketergantungan pada keyakinan dan atau
berpartisipasi dalam kegiatan ritual keagamaan dan
tradisi kepercayaan tertentu.
13 Resiko ketidakseimbangan nutrisi :lebih dari
kebutuhan tubuh (00003)
Definisi : beresiko pada asupan nutrien melebihi
kebutuhan metabolik.
14 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00179)
Definisi : resiko terhadap variasi kadar glukosa /
darah dari rentang normal yang terjadi pada anggota
keluarga.
15 Difungsi proses keluaraga (00063)
Definisi : disorganisasi kronik fungsi psikososial,
spiritual, dan fisiologis keluarga yang menimbulkan
konflik, penyangkalan masalah, keenganan untuk
berubah, ketidakefektifan pencegahan masalah, dan
rangkaian krisis yang tidak berujung.
16 Gangguan pola tidur ( 00192)
Definisi : gangguan kualitas dan kuantitas waktu
yang terjadi pada anggota keluarga karena faktor
eksternal lingkungan rumah.
17 Kesiapan meningkatkan koping keluarga
Definisi : penatalaksanaan efektif tugas- tugas
adaptif oleh anggota keluarga yang melibatkan
tantangan kesehatan klien, yang saat ini
menunjukkan keinginna dan kesiapan untuk
meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
mengenai diri sendiri dan dalam kaitannya dengan
klien.

14
15
B. Penilaian (scoring ) diagnosa keperawatan
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah Rasionalisasi yang menjelaskan tentang pilihan sifat masalah yang
1) Actual 3 1 ditunjang dengan data –data yang mendukung dan relevan.
2) Resiko 2
3) Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat Adakah faktor dibawah ini, semakin lengkap semakin mudah masalah
diubah yang diubah:
1) Mudah 2 2 -Pengetahuan yang ada , teknologi, tindakan untuk menangani masalah.
2) Sebagian 1 -Sumber daya keluarga : fisik, keuangan dan tenaga
3) Tidak dapat 0 -Sumber daya tenaga kesehatan: pengetahuan, ketrampilan, dan waktu
-Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan sosial
3. Potensial masalah untuk dicegah Adakah faktor dibawah ini, semakin kompleks, semakin lama semakin
1) Tinggi rendah pontensi untuk dicegah
2) Cukup 3 1 -Kepelikan/kompleksitas masalah berhubungan dengan penyakit dan
3) Rendah 2 masalah kesehatan
1 -Lamanya masalah ( jangka waktu masalah )
-Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk perbaikan
masalah.
-Adanya kelompok resiko untuk dicegah agar tidak aktual atau semakin
parah.
4. Menonjolnya masalah Rasionalisasi yang menjelaskan tentang pilihan –pilihan menonjolnya
1) Masalah berat harus segera 2 1 masalah yang ditunjang dengan data – data yang mendukung dan rlevan
ditangani baik data subjektif maupun data obyektif.
2) Ada masalah tetapi tidak 1
perlu ditangani
3) Masalah tidak dirasakan 0

16
C. Prioritas diagnosa keperawatan

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

17
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung masalah : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Do 00080 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi primer
Ds Managemen Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
Kesehatan tentang pengetahuan kesehatan masalah : psikososial dan
Keluarga dan perilaku sehat perubahan gaya hidup
1831 Managemen arthritis 5602 Pengajaran proses penyakit
1802 Anjuran pengaturan diet 5510 Pankes manajemen kesehatan
1813 Regimen Pengobatan 5614 Pengajaran :diet yang tepat
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Keluarga mampu memutuskan Keluarga mampu memutuskan
untuk merawat, meningkatkan untuk merawat anggota
atau memperbaiki kesehatan keluarga yang sakit, membantu
diri sendiri, beradaptasi dengan
perubahan fungsi.
1606 Berpartisipasi dalam 5250 Dukungan membuat keputusan
memutuskan perawatan
kesehatan
2203 Kesiapan care Give 5270 Dukungan emosional
2605 Partisipasi keluarga 7040 Dukungan Care give

18
IV. IMPLEMENTASI
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Formatif TTD
S:

O:

V. EVALUASI
No Diagnosia Tanggal/Jam Evaluasi Sumatif TTD
S:

O:

A:

P:

19
C.Konsep dasar Hipertensi
I. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002)

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan


tekanan darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran
darah tepi dengan tanda dan gejala yang khas.

Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :


a. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg
b. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110
mmHg
c. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg
1. Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang
dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih
banyak menyerang wanita dari pada pria Penyebab hipertensi yaitu
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini,
tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.

20
2. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah
ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.

3. Manifestasi klinis
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit
arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai
hipertensi. Hipertofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan
sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan
peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan
nitrogen urea darah dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak
dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik trasien yang
termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia)
atau gangguan ketajaman penglihatan.

21
4. Pathways
Umur, Jenis kelamin, Gaya hidup, Obesitas

HIPERTENSI

Otak Ginjal Retina Pemblh darah

Suplai O2 otak Vasokonstrik Spasmus Sistemik


Resistensi
arteriole
pemb. drh si pemblh. Vasokontriksi
Kesadaran Diplopia
otak darah
Koroner jantung
afterload
Resiko injuri Resiko
ginjal
COP invark miokard
injuri
Gx. Blood flow
CVA Suplai darah Nyeri dada

rasa KeNutrisi
jaringan
Respon KAA

nyaman
` Vasokonstriksi metabolisme sel

Rangsang
aldosteron Lemah
Gx. Keseimbangan
Intoleransi aktivitas
cairan

5. Diagnosa keperawatan

22
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan pembuluh darah otak.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload vasokontriksi.
c. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
e. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium
sekunder penurunan GFR.

23
6. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang - Teliti keluhan nyeri, catat  Mengidentifikasi
nyaman : nyeri setelah dilakukan tindakan intensitasnya, lokasinya dan karakteristik nyeri merupakan
kepala berhubungan keperawatan selama 2 X 24 lamanya. faktor yang penting untuk
dengan peningkatan jam dengan KH : menentukan terapi yang cocok
tekanan pembuluh - Pasien mengatakan nyeri serta mengevaluasi kefektifan dari
darah otak. berkurang. terapi.
- Ekspresi wajah klien  Meminimalkan
rileks. stimulasi/ meningkatkan relaksasi.
- Pertahankan tirah baring  Aktivitas yang
selama fase akut. meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada
adanya peningkatan tekanan
- Minimalkan aktivitas vaskuler serebral.
vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala.  Menurunkan/
mengontrol nyeri.

24
 Untuk mengetahui
- Kolaborasi pemberian derajat hipertensi.
analgetik.  Adanya pucat, dingin,
kulit lembab mungkin berkaitan
dengan vasokontriksi/
- Pantau tekanan darah. mencerminkan penurunan COP.
Penurunan curah TD dalam rentang normal  Membantu menurunkan
jantung berhubungan setelah dilakukan tindakan - Amati warna kulit, kelembaban rangsang simpatis, meningkatkan
dengan peningkatan keperawatan selama 2 X 24 dan suhu. relaksasi.
afterload jam.  Menurunkan stress dan
vasokontriksi. ketegangan yang mempengaruhi
tekanan darah.
 Mengontrol tekanan
darah.
- Berikan lingkungan tenang dan  Menurunkan resiko
nyaman. injuri.

25
- Pertahankan pembatasan
aktivitas.
- Anjurkan teknik relaksasi.  Mengetahui respon
fisiologi terhadap stress aktivitas.
- Kolaborasi pemberian obat
antihipertensi.
- Atur posisi pasien agar aman.
Resiko injuri Resiko injuri berkurang - Batasi aktivitas.
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan - Bantu dalam ambulasi.
kesadaran menurun. keperawatan selama 2 X 24
jam dengan KH:  Mengurangi
Pasien merasa tenang dan penggunaan energi juga
tidak takut jatuh. - Kaji respon pasien terhadap membantu keseimbangan antara
aktivitas, perhatikan frekuensi suplai dan kebutuhan oksigen.
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan nadi lebih dari 20 kali per  Kemajuan aktivitas
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 menit di atas frekuensi bertahap mencegah peningkatan
kelemahan tubuh. jam dapat meningkatakan istirahat, peningkatan TD kerja jantung tiba-tiba.

26
toleransi aktivitas pasien selama/ sesudah aktivitas,
dengan kriteria hasil : dispnea, diaforesis, pusing.
- Dapat memenuhi - Instruksikan klien tentang  Haluaran urine
kebutuhan perawatan teknik penghematan energi. mungkin sedikit dan pekat karena
sendiri. penurunan perfusi ginjal.
- Menurunnya kelemahan  Menentukan kehilangan
dan kelelahan. cairan tiba- tiba /berlebihan.
- Tanda vital dalam rentang - Berikan dorongan untuk
normal. melakukan aktivitas perawatan  Meningkatkan laju
diri bertahap. urine dan menghambat reabsorbsi
natrium pada tubulus ginjal

- Pantau haluaran urin, jumlah


dan warna saat terjadi diuresis

- Hitung masukan dan keluaran


Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan cairan selama 24 jam.

27
cairan berhubungan keperawatan selama 2 x 24
dengan retensi jam dengan kriteria hasil : - Kolaborasi pemberian diuretik
natrium sekunder - cairan dalam keadaan
penurunan GFR. seimbang.
- TTV dalam rentang
normal
- Tidak ada oedem.

28
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol
2. Jakarta: EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai