Oleh:
NI KADEK RIKA ZENI PRANAWATI
NIM. 2214901063
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik keluarga
Kunjungan dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2022 pada keluarga Tn. R.
Pada kunjungan ini keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan dari kunjungan
serta memperkenalkan diri. Untuk dapat mengidentifikasi data-data terkait keluarga
maka diperlukan pengkajian keperawatan keluarga, seperti pengkajian struktur
keluarga, tipe keluarga, fungsi keluarga, koping keluarga serta melakukan pengkajian
fisik. Identifikasi masalah-masalah dalam keluarga dapat berupa masalah kesehatan
yang dirasakan secara pasti maupun masalah kesehatan yang berisiko dan juga
masalah kesehatan yang berpotensial untuk terjadi. Hasil dari kunjungan tersebut
didapatkan bahwa Tn. R berperan sebagai kepala keluarga tinggal bersama istri dan
adik Tn. R. Istri Tn. R yaitu Ny. S menderita penyakit diabetes melitus, terdapat
dukungan dari keluarga kepada Ny. S untuk melakukan pemeriksaan di
bidan/puskesmas terdekat. Ny. S mengatakan menderita Diabetes sudah 1 tahun,
terkdang Ny. S lupa meminum obat. Tn. R dan keluarga tidak mengetahui tentang
penyakit diabetes melitus.
Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang di dalamnya ada
individu - individu yang saling berinteraksi dan mempunyai hubungan emosional,
psikososial, budaya dan spiritual. Setiap individu di dalam keluarga inilah yang
mempunyai andil besar dalam upaya memelihara kesehatan, namun ada kalanya
keluarga tersebut mengalami keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan kemauan,
sehingga memerlukan bantuan orang lain, dalam hal ini tenaga kesehatan termasuk
tenaga keperawatan berupaya utuk membantu keluarga dalam memandirikan individu
maupun keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Adapun data – data yag perlu dikaji lebih lanjut untuk membantu dalam
merumuskan diagnosa yaitu, tahap perkembangan keluarga, status sosial ekonomi
keluarga, kedaan lingkungan, kebiasaan menggunakan obat-obatan, riwayat penyakit
sebelumnya, pemeriksaan kesehatan secara teratur dan keyakinan, nilai dan perilaku
keluarga mengenai penyakit.
3. Masalah keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual, resiko
dan potensial.
1. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan).
2. Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu kedaan
dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Dalam pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. R didapatkan bahwa
masalah keperawatan yang muncul yaitu Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak
Efektif.
B. KONSEPN DASAR KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,2011). Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2013) struktur keluarga terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
a. Dominasi struktur keluarga
Dominasi jalur hubungan darah patrilineal yaitu keluarga yang
dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah, suku-suku di Indonesia
rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal. Setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
b. Elemen struktur keluarga
a) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua,
orang tua dan anak, diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.
3. Tipe Keluarga
Menurut Widagdo (2016) tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
A. Tipe keluarga tradisional
a) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
b) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak.
c) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak
yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
d) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidak menikah.
e) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya.
f) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah
dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
g) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
B. Tipe keluarga non tradisional
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan
jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan.
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku darri keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga yaitu :
A. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
B. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
C. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
D. Peran Kakek/Nenek
Peran kakek/nenek dalam keluarga adalah
a. Semata-semata hadir dalam keluarga
b. Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan)
c. Menjadi hakim (arbritrator), negosiasi antara anak dan orang tua
d. Menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkkaitan antara, masa lalu
dengan sekarang serta masa yang akan dating
E. Peran Formal
Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang
standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk posisi
sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai provider (penyedia):
pengatur rumah, memberikan perawatan, sosialisasi anak, rekreasi
persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal)
F. Peran Informal
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan
emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga,
peran-peran informal mempunyai tuntunan yang berbeda, tidak perlu dan
didasarkan pada atribut-atribut kepribadian anggota keluarga individual.
Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah
pelaksanaan peran-peran formal.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2015) fungsi keluarga terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
A. Fungsi biologis
a) Meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
B. Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
C. Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
D. Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
mendatang
E. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan mianat yang
dimilikinya
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
A. Tahap perkembangan keluarga menurut friedman (1998) :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpinndahan
dari keluarga asal atau lajang ke hubngan baru yang intim.
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak berumur 30 bulan.
Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayinya
biasanya berkurang setelah bebehari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran
tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi
orang tua baru.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga di mulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan
posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan-
saudari. Keluarga majemuk dan berbeda.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun
dan mulai masuk sekoolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal
dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
4) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stressor jaangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
h. Stress dan Koping Keluarga
a) Stress Jangka Pendek dan Jangka
b) Kemampuan Keluarga Keluarga Berespon Terhadap Stressor
c) Strategi Koping Yang Digunakan
d) Strategi Adaptasi Disfungsional
2. Rumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan
pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan
dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah
keperawatan keluarga (Setiadi, 2008).
3. Skoring
Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :
a. Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan potensial
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan kebersihan
untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi keperawatan dan kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan atau kesehatan.
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan atau kesehatan.
Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu disusun skala
prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :
Tabel 3 : Skoring Masalah Keperawatan
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus segera ditangani 2
b. Masalah yang tidak perlu segera 1 1
Ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 5
Skor
x bobot
Nilai Tertinggi
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan diagnosa kepeawatan keluarga yang dapat muncul pada
keluarga dengan Diabetes Melitus yaitu:
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
c. Nutrisi kuranh dar kebutuhan
5. Intervensi
Evaluasi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Kriteria Standar
1. Manajemen Tupan : Respon Keluarga dapat - Jelaskan pada keluarga
kesehatan keluarga Setelah diberikan asuhan Verbal menyebutkan: pengertian, penyebab dan
tidak efektif keperawatan keluarga a. Pengertian Diabetes gejala diabetes
selama 3 kali kunjungan melitus yaitu kumpulan - Motivasi keluarga untuk
diharapkan manajemen gejala yang timbul pada menyebutkan kembali
kesehatan pada keluarga seseorang yang pengertian, penyebab dan
efektif. disebabkan karena gejala diabetes
Tupen 1 : meningkatnya kadar - Berikan pujian atas
Setelah satu kali gula dalam darah karena jawaban yang tepat
kunjungan selama 30 kekurangan insulin.
menit keluarga mampu
mengenal masalah b. Menyebutkan 3 dari 5
Diabetes Melitus dengan penyebab DM
cara: - Faktor keturunan
a. Menyebutkan - Obesitas/kegemukan
pengertian diabetes - Faktor lingkungan
b. Menyebutkan (gaya hidup yang
penyebab diabetes kurang sehat,
c. Menyebutkan gejala merokok, stress,
diabetes alkohol)
- Makanan
- - Faktor penuaan (usia)
c. Menyebutkan 3 dari 6
tanda dan gejala
- Sering BAK
- Banyak minum
- Banyak makan
- Cepat lelah walau
aktivitas ringan
- Penurunan berat badan
- Kesemutan dan gatal-
gatal
Tupen 2: Respon a. Keluarga dapat - Kaji keputusan yang
Setelah satu kali Verbal menyebutkan komplikasi diambil keluarga
kunjungan selama 30 dari diabetes: - Jelaskan pada keluarga
menit keluarga mampu - Hipoglikemi atau tentang komplikasi diabetes
mengambil keputusan kadar gula darah - Motivasi keluarga untuk
untuk merawat anggota rendah mengambil keputusan
keluarga yang menderita - Hiperglikemi atau dalam menangani masalah
Diabetes Melitus dengan kadar gula dara diabetes
cara: tinggi - Berikan pujian atas
a. Menyebutkan akibat - Masalah jawaban yang tepat
lanjut atau komplikasi kardiovaskuler
diabetes bila tidak seperti penyakit
diobati. jantung
Tupen 3: Respon a. Keluarga dapat - Identifikasi pengetahuan
Setelah satu kali Motorik menyediakan menu pasien dan keluarga
kunjungan selama 30 makanan untuk penderita tentang diet untuk
menit keluarga mampu DM dengan kurangi penderita diabetes
merawat anggota keluarga kalori, kurangi lemak, melitus
yang menderita Diabetes konsumsi karbohidrat - Jelaskan tujuan
Melitus dengan cara: komplek, hindari kepatuhan diet terhadap
a. Memberi diet yang makanan yang manis, kesehatan
tepat untuk penderita perbanyak konsumsi - Jelaskan makanan yang
diabetes serat. diperbolehkan dan perlu
b. Menjaga aktivitas dan b. Keluarga mampu dibatasi
istirahat pasien menjaga aktivitas dan - Berikan penjelasan
istirahat bagi klien tentang pentingnya
i. aktivitas dan istirahat.
Black & Hawk. (2014). Medikal Surgical Nursing Clinical Management for Positive
outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.
Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Dion,Y & Betan,Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Friedman, Marilyn M dkk. (2010). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &Praktik.
Jakarta : EGC
Gayton, AC, Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Koes Irianto. (2014). Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: IKAPI
Kowalak, Wels, Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Mubarrak, dkk. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Nissa, Uchil. 2014. Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus dengan Kualitas Hidup
pada Lansia di Puskesmas Pajang Kota Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Nugroho, Agus. 2015. Diabettes Mellitus. Indian J Med Res; 125: 504 – 507
Defisiensi insulin
Pembatasan diet
Penurunan BB
Kurang pengetahuan
tentang diet Kurang nutrisi dalm tubuh Resiko ketidakstabilan
glukosa darah
Kompleksitas program
perawatan/ pengobatan
Manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif