Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA R DENGAN

DIABETES MELITUS PADA Ny. S DI BANJAR DUKUH PESIRAHAN


KELURAHAN PEDUNGAN, Kec. DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR,
WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

Oleh:
NI KADEK RIKA ZENI PRANAWATI
NIM. 2214901063

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik keluarga
Kunjungan dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2022 pada keluarga Tn. R.
Pada kunjungan ini keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan dari kunjungan
serta memperkenalkan diri. Untuk dapat mengidentifikasi data-data terkait keluarga
maka diperlukan pengkajian keperawatan keluarga, seperti pengkajian struktur
keluarga, tipe keluarga, fungsi keluarga, koping keluarga serta melakukan pengkajian
fisik. Identifikasi masalah-masalah dalam keluarga dapat berupa masalah kesehatan
yang dirasakan secara pasti maupun masalah kesehatan yang berisiko dan juga
masalah kesehatan yang berpotensial untuk terjadi. Hasil dari kunjungan tersebut
didapatkan bahwa Tn. R berperan sebagai kepala keluarga tinggal bersama istri dan
adik Tn. R. Istri Tn. R yaitu Ny. S menderita penyakit diabetes melitus, terdapat
dukungan dari keluarga kepada Ny. S untuk melakukan pemeriksaan di
bidan/puskesmas terdekat. Ny. S mengatakan menderita Diabetes sudah 1 tahun,
terkdang Ny. S lupa meminum obat. Tn. R dan keluarga tidak mengetahui tentang
penyakit diabetes melitus.
Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang di dalamnya ada
individu - individu yang saling berinteraksi dan mempunyai hubungan emosional,
psikososial, budaya dan spiritual. Setiap individu di dalam keluarga inilah yang
mempunyai andil besar dalam upaya memelihara kesehatan, namun ada kalanya
keluarga tersebut mengalami keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan kemauan,
sehingga memerlukan bantuan orang lain, dalam hal ini tenaga kesehatan termasuk
tenaga keperawatan berupaya utuk membantu keluarga dalam memandirikan individu
maupun keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Adapun data – data yag perlu dikaji lebih lanjut untuk membantu dalam
merumuskan diagnosa yaitu, tahap perkembangan keluarga, status sosial ekonomi
keluarga, kedaan lingkungan, kebiasaan menggunakan obat-obatan, riwayat penyakit
sebelumnya, pemeriksaan kesehatan secara teratur dan keyakinan, nilai dan perilaku
keluarga mengenai penyakit.
3. Masalah keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual, resiko
dan potensial.
1. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan).
2. Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu kedaan
dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Dalam pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. R didapatkan bahwa
masalah keperawatan yang muncul yaitu Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak
Efektif.
B. KONSEPN DASAR KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,2011). Keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2013) struktur keluarga terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
a. Dominasi struktur keluarga
Dominasi jalur hubungan darah patrilineal yaitu keluarga yang
dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah, suku-suku di Indonesia
rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal. Setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
b. Elemen struktur keluarga
a) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua,
orang tua dan anak, diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.
3. Tipe Keluarga
Menurut Widagdo (2016) tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
A. Tipe keluarga tradisional
a) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
b) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak.
c) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak
yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
d) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidak menikah.
e) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya.
f) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah
dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
g) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
B. Tipe keluarga non tradisional
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan
jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan.
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku darri keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga yaitu :
A. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosial, serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
B. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
C. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
D. Peran Kakek/Nenek
Peran kakek/nenek dalam keluarga adalah
a. Semata-semata hadir dalam keluarga
b. Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan)
c. Menjadi hakim (arbritrator), negosiasi antara anak dan orang tua
d. Menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkkaitan antara, masa lalu
dengan sekarang serta masa yang akan dating
E. Peran Formal
Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang
standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk posisi
sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai provider (penyedia):
pengatur rumah, memberikan perawatan, sosialisasi anak, rekreasi
persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal)
F. Peran Informal
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan
emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga,
peran-peran informal mempunyai tuntunan yang berbeda, tidak perlu dan
didasarkan pada atribut-atribut kepribadian anggota keluarga individual.
Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah
pelaksanaan peran-peran formal.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2015) fungsi keluarga terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
A. Fungsi biologis
a) Meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
B. Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
C. Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
D. Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
mendatang
E. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan mianat yang
dimilikinya
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
A. Tahap perkembangan keluarga menurut friedman (1998) :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpinndahan
dari keluarga asal atau lajang ke hubngan baru yang intim.
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak berumur 30 bulan.
Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayinya
biasanya berkurang setelah bebehari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran
tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi
orang tua baru.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga di mulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan
posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan-
saudari. Keluarga majemuk dan berbeda.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun
dan mulai masuk sekoolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal
dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.

e. Tahap V : dengan anak remaja


Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima
dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama
6 hingga 7 tahun meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
adda dalam rumah atau barapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah.
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuah dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan dari bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan pada tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga diimulai dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal.
B. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembanga keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
a. Tahap I : Keluarga pemula
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b) Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuan anggota keluarga.
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek-nenek
c. Tahap III : Keluarga dengan usia pra sekolah
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anaka yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d) Memperhatikan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas)
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
a) Membantu sosialisasi annak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
b) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d) Meningkatnya komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak- anak
f. Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan
b) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman dll
c) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e) Melakuakan “Live Review”
7. Peran perawat keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga
perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga
e. Menekankan dengan kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :
A. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan
B. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keeperawatan yang berkesinambungan diberikan
untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan
kesehatan (puskesmas dan rumah sakit).
C. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan diberikan
kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang
sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota
keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
D. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervisi
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara
teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atauu secara
mendadak.
E. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga
untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
F. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.
G. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga.
C. Konsep Penyakit Diabetes Melitus
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa
dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon
yang diproduksi pancreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan
mengatur produksi dan penyimpanannya.( Brunner & Suddarth, 2015).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
ketidakadekuatan penggunaan insulin (Barbara Engram;1999,532 dalam
Wijaya & Putri, 2013).
Jadi Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormone insulin sesuai kebutuhan tubuh.
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus dibagi menjadi 4 yaitu diabetes tipe-1 (diabetes
bergantung insulin) dan diabetes tipe-2 (diabetes tidak bergantung insulin),
diabetes tipe lain, serta diabetes karena kehamilan. (Perkeni, 2006 dalam Aini,
N. dan Aridiana, L., 2016)
a) Diabetes tipe-1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM))
Merupakan kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel β
pankreas sehingga timbul defisiensi insulin absolut. Pada DM tipe-1 sistem
imun tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel
penghasil insulin yang terdapat pada pankreas.
b) Diabetes tipe-2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Merupakan bentuk diabetes yang paling umum. Penyebabnya
bervariasi mulai dominan resistansi insulin disertasi defisiensi insulin
relative sampai defek sekresi insulin disertai resistansi insulin.
c) Diabetes tipe lain
1) Defek genetik fungsi sel β (maturity onset diabetes of the young
(MODY) 1,2,3 dan mitokondria)
2) Defek genetik kerja insulin
3) Penyakit eksokrin pankreas (pancreatitis, tumor/pankreatektomi dan
pankreatopati fibrokalkulus)
4) Infeksi (rubella congenital, sitomegalovirus)
d) Diabetes mellitus gestational (DMG)
Diabetes ini disebabkan karena terjadi resistansi insulin selama
kehamilan dan biasanya kerja insulin akan kembali normal setelah
melahirkan.
3. Etiologi
a) Pada DM Tipe 1 (IDDM)
Berkaitan dengan ketidaksanggupan, kerusakan, atau gangguan fungsi
pankreas untuk memproduksi insulin sehingga tidak dapat menghasilkan
cukup insulin.  Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan
cukup insulin pada penderita diabetes tipe I ini adalah sebagai berikut:
1) Keturunan dan Genetik
Jika salah satu atau kedua orangtua dari seorang anak
menderita diabetes, maka anak tersebut akan beresiko terkena diabetes.
2) Autoimunitas
Autoimunitas adalah tubuh mengalami alergi terhadap salah
satu jaringan atau jenis sel nya sendiri. Dalam kasus ini alergi yang ada
dalam pankreas. Oleh sebab itu, tubuh kehilangan kemampuan untuk
membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-
sel yang memproduksi insulin.
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau
sel atau kelompok sel dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin
banyak sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang
menderita diabetes.
b) Pada DM Tipe II (NIDDM)
Diabetes tipe 2 disebabkan karena pankreas tidak bisa memproduksi
insulin yang cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi pankreas
dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak
baik. Karena pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi
kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik. Beberapa
penyebab utama diabetes tipe II sebagai berikut:
1) Faktor Keturunan
Apabila orangtua atau saudara sekandung yang mengalami
penyakit ini, maka resiko diabetes tipe 2 lebih tinggi.
2) Pola Makan dan Gaya Hidup
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu
utama pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara maksimal.
Mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan
makanan berlemak dan tidak sehat merupkan penyebab utama. Kurang
olahraga dan istirahat yang tidak mencukupi juga berpengaruh
terhadap munculnya penyakit ini.
3) Kadar Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi akan menyerap
insulin yang diproduksi oleh pankreas. Pada akhirnya, tubuh tidak
dapat menyerap insulin ini untuk merubahnya menjadi energi.
4) Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan disebabkan oleh timbunan
lemak yang tidak positif bagi tubuh. Seperti kolesterol, lemak juga
akan menyerap produksi insulin pankreas secara habis-habisan
sehingga tubuh tidak kebagian insulin untuk diproduksi sebagai energi.
c) Pada DM Jenis Lain
Misalnya disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang
gizi, obat, hormon atau hanya timbul pada saat hamil.
4. Patofisiologi
Faktor pencetus diabetes seperti faktor genetic, infeksi genetic, infeksi
virus, dan penurunan imunologik mengakibatkan kerusakan pada sel beta yang
mengakibatkan ketidakseimbangan prosuksi insulin. Kurangnya produksi
insulin berakibat pada gula darah yang tidak dapat dibawa massuk ke dalam
sel yang dapat mengakibatkan hiperglikemia dan menurunnya anabolisme
protein. Hiperglikemia dapat menyebabkan vikositas darah meningkat, syok
hiperglikemia yang melebihi ambang batas ginjal dapat menyebabkan gluko
uria. Syok hiperglikemi dapat menyebabkan koma diabetic, peningkatan
vikositas darah dapat menyebabkan aliran darah lambat dan menyebabkan
iskemik pada jaringan yang dapat menimbulkan ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer.
Glukosuria dapat menyebabkan dieresis osmotic dan kehilangan kalori.
Dieresis osmotic dapat menyebabkan poli uri hingga retensi urin yang
mengakibatkan hilangnya elektrolit dalam sel, hilangnya elektrolit dalam sel
dapat mengakibatkan dehidrasi, dehidrasi yang tidak ditangani dapat
menimbulkan resiko syok. Kehilangan kalori mengakibatkan sel mengalami
kekurangan bahan makanan untuk metabolism, sel akan merangsang
hipotalamus bagian pusat lapar dan haus yang mengakibatkan munculnya rasa
lapar dan haus yang berlebihan (polidipsia, polipagia), selain itu sel juga akan
melakukan katabolisme lemak dan pemecahan protein.
Katabolisme lemak menghasilkan aam lemak dan pemeahan protein
menghasilkan keton dan ureum. Keton dan asam lemak yang berikatan dapat
menyebabkan ketosidosis. Sel juga akan melakukan pembakaran lemak dan
protein yang akan digunakan untuk metabolism, hal ini dapat mengakibatkan
berat badan menurun dan menimbulkan masalah keletihan.
Anabolisme protein menurun dapat menyebabkan kerusakann terhadap
antibodi yang berakibat pada penurunan sistem kekebalan tubuh. Sistem
kekebalan tubu menurun dapat menyebabkan resiko infeksi dan neuropati
sensori perifer. Neuropati sensori perifer dapat menyebabkan klien tidak
merasakan sakit dan mengakibatkan nekrosis pada luka, yang mengakibatkan
luka akan menjadi gangrene dan menimbulkan masalah kerusakan intergritas
jaringan (Amin Huda N dan Hardi Kusuma, 2015).
5. Manifestasi Klinis
Menurut Fauzi ( 2014) pada permulaan gejala Diabetes Melitus yang
ditunjukan meliputi :
a) Polidipsia (banyak minum)
Rasa haus dan ingin minum terus. Kadang hal ini sering ditafsirkan
karena udara yang panas dan banyak kerja berat, padahal tanda-tanda ini
muncul sebagai awal gejala penyakit DM.
b) Polifagia (banyak makan)
Penderita sering makan (banyak makan) ini terjadi akibat kadar gula
yang tinggi namun tidak dapat masuk kedalam seluntuk digunakan dalam
proses metabolisme. Ketika kadar gula darah tidak dapat masuk kedalam
sel, tubuh berpikir belum mendapatkan asupan makanan sehingga
mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa lebih banyak agar sel-
sel dapat berfungsi.
c) Poliuria (banyak kencing)
Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan
volume urine yang banyak kencing yang sering pada malam hari terkadang
sangat mengganggu penderita. Pada kondisi ini ginjal bekerja sangat aktif
untuk menyingkirkan kelebihan glukosa didalam darah.
d) Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat, merupakan gejala
awal yang sering dijumpai, selain itu rasa lemah dan cepat capek kerap di
rasakan.
Gejala kronik yang sering timbul adalah :
1) Kesemutan
2) Kulit terasa panas seperti tertusuk jarum, gatal dan kering
3) Rasa tebal di kulit
4) Kram
5) Mudah lelah dan marah
6) Mudah ngantuk
7) Mata kabur
8) Gatal di sekitar kemaluan (keputihan)
9) Seksual menurun
10) Pada ibu hamil mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi BB lahir lebih dari 4 kg.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a) Pemeriksaan gula darah
1. Gula darah puasa : Glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x
tes
2. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
3. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
b) Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta
satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
c) HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
d) Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan
enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa
dalam urin.
7. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas
hidup penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
a) Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki
kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
b) Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
c) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak
dalam darah), melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan
disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2- 4
minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi
kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi
farmakologik dengan obat - obat anti diabetes oral atau suntikan insulin sesuai
dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya
ketoasidosis, DM dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat,
insulin dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes
juga dapat digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk
dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan
sendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus untuk itu (PERKENI,
2015)
Menurut Smeltzer dan Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan
terapi pada diabetes melitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar
glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari
terjadinya komplikasi.
Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes.
Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu:
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit
diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya
diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes, serta
pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari
pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya
hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa
mereka mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes bukanlah suatu
penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita
diabetes bukan berarti akhir dari segalanya. Edukasi (penyuluhan)
secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah
merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.
2. Pengaturan makan (Diit)
Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk
mengendalikan gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta
berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat
dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu
sendiri. Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar
merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip sehat umum, makanan
untuk penderita diabetes sebaiknya rendah lemak terutama lemak
jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk sayur
dan buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori
yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari penderita.
3. Olahraga / Latihan Jasmani
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga
membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga
memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh
penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi
olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat
sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah.
Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas
ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap.
Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti
berjalan, berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga
perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti
lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga,
sebaiknya penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan
darah yang tinggi dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.
4. Obat / Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula
darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba
menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan atas
pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada
komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang
terlampau tinggi.
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Melitus
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008):

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga


mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota


keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
e. Fungsi keluarga :
1) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
4) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stressor jaangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
h. Stress dan Koping Keluarga
a) Stress Jangka Pendek dan Jangka
b) Kemampuan Keluarga Keluarga Berespon Terhadap Stressor
c) Strategi Koping Yang Digunakan
d) Strategi Adaptasi Disfungsional
2. Rumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan
pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan
dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah
keperawatan keluarga (Setiadi, 2008).
3. Skoring
Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :
a. Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan potensial
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan kebersihan
untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi keperawatan dan kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan atau kesehatan.
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan atau kesehatan.
Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu disusun skala
prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :
Tabel 3 : Skoring Masalah Keperawatan
No Kriteria Nilai Bobot

1 Sifat masalah
Skala :
a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

4 Menonjolnya masalah

Skala :
a. Masalah berat harus segera ditangani 2
b. Masalah yang tidak perlu segera 1 1
Ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

TOTAL 5

Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat diprioritaskan suatu masalah.


Masing-masing masalah keperawatan diskoring terlebih dahulu. Kemudian
dari hasil skoring tersebut dijumlahkan nilainya. Adapun rumus untuk
mendapatkan nilai skoring tersebut adalah :

Skor
x bobot
Nilai Tertinggi

4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan diagnosa kepeawatan keluarga yang dapat muncul pada
keluarga dengan Diabetes Melitus yaitu:
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
c. Nutrisi kuranh dar kebutuhan
5. Intervensi

Evaluasi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Kriteria Standar
1. Manajemen Tupan : Respon Keluarga dapat - Jelaskan pada keluarga
kesehatan keluarga Setelah diberikan asuhan Verbal menyebutkan: pengertian, penyebab dan
tidak efektif keperawatan keluarga a. Pengertian Diabetes gejala diabetes
selama 3 kali kunjungan melitus yaitu kumpulan - Motivasi keluarga untuk
diharapkan manajemen gejala yang timbul pada menyebutkan kembali
kesehatan pada keluarga seseorang yang pengertian, penyebab dan
efektif. disebabkan karena gejala diabetes
Tupen 1 : meningkatnya kadar - Berikan pujian atas
Setelah satu kali gula dalam darah karena jawaban yang tepat
kunjungan selama 30 kekurangan insulin.
menit keluarga mampu
mengenal masalah b. Menyebutkan 3 dari 5
Diabetes Melitus dengan penyebab DM
cara: - Faktor keturunan
a. Menyebutkan - Obesitas/kegemukan
pengertian diabetes - Faktor lingkungan
b. Menyebutkan (gaya hidup yang
penyebab diabetes kurang sehat,
c. Menyebutkan gejala merokok, stress,
diabetes alkohol)
- Makanan
- - Faktor penuaan (usia)

c. Menyebutkan 3 dari 6
tanda dan gejala
- Sering BAK
- Banyak minum
- Banyak makan
- Cepat lelah walau
aktivitas ringan
- Penurunan berat badan
- Kesemutan dan gatal-
gatal
Tupen 2: Respon a. Keluarga dapat - Kaji keputusan yang
Setelah satu kali Verbal menyebutkan komplikasi diambil keluarga
kunjungan selama 30 dari diabetes: - Jelaskan pada keluarga
menit keluarga mampu - Hipoglikemi atau tentang komplikasi diabetes
mengambil keputusan kadar gula darah - Motivasi keluarga untuk
untuk merawat anggota rendah mengambil keputusan
keluarga yang menderita - Hiperglikemi atau dalam menangani masalah
Diabetes Melitus dengan kadar gula dara diabetes
cara: tinggi - Berikan pujian atas
a. Menyebutkan akibat - Masalah jawaban yang tepat
lanjut atau komplikasi kardiovaskuler
diabetes bila tidak seperti penyakit
diobati. jantung
Tupen 3: Respon a. Keluarga dapat - Identifikasi pengetahuan
Setelah satu kali Motorik menyediakan menu pasien dan keluarga
kunjungan selama 30 makanan untuk penderita tentang diet untuk
menit keluarga mampu DM dengan kurangi penderita diabetes
merawat anggota keluarga kalori, kurangi lemak, melitus
yang menderita Diabetes konsumsi karbohidrat - Jelaskan tujuan
Melitus dengan cara: komplek, hindari kepatuhan diet terhadap
a. Memberi diet yang makanan yang manis, kesehatan
tepat untuk penderita perbanyak konsumsi - Jelaskan makanan yang
diabetes serat. diperbolehkan dan perlu
b. Menjaga aktivitas dan b. Keluarga mampu dibatasi
istirahat pasien menjaga aktivitas dan - Berikan penjelasan
istirahat bagi klien tentang pentingnya
i. aktivitas dan istirahat.

Tupen 4: Psikomotor Keluarga mampu - Gali tingkat pengetahuan


Setelah satu kali mendukung kesehatan keluarga tentang
kunjungan selama 30 lingkungan terutama bagi penataan lingkungan
menit keluarga mampu anggota keluarga yang sakit yang sehat
memodifikasi lingkungan - Diskusikan tentang
yang mendukung memodifikasi lingkungan
kesehatan anggota yang mendukung
keluarga yang menderita kesehatan anggota
Diabetes. keluarga yang menderita
diabetes melitus
- Jelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya
lingkungan yang sehat
- Motivasi keluarga agar
dapat mempertahankan
lingkungan yang sehat
Tupen 5: Keluarga dapat - Informasikan mengenai
Setelah satu kali menyebutkan manfaat pengobatan dan
kunjungan selama 30 kunjungan fasilitas pendidikan kesehatan
menit keluarga mampu kesehatan: yang dapat diperoleh
memanfaatkan fasilitas a. Mendapatkan keluarga di
kesehatan dengan cara: Respon pelayanan kesehatan klinik/puskesmas
a. Menyebutkan Verbal dan pengobatan diabetes - Motivasi keluarga untuk
kembali manfaat Motorik melitus, Mendapatkan menyebutkan kembali
kunjungan ke fasilitas pendidikan kesehatan hasil diskusi
kesehatan tentang diabetes melitus - Memotivasi keluarga
b. Memanfaatkan b. Keluarga membawa untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan anggota keluarga yang fasilitas kesehatan untuk
dalam merawat menderita hipertensi ke kontrol secara rutin
anggota keluarga pelayanan kesehatan - Berikan pujian atas hasil
yang menderita secara rutin setiap yang dicapai
diabetes melitus bulan, adanya kartu
berobat
2. Resiko Tupan : Respon Keluarga dapat - Jelaskan pada keluarga
ketidakstabilan Setelah diberikan asuhan Verbal menyebutkan: pengertian, penyebab dan
kadar glukosa keperawatan keluarga a. Pengertian Diabetes gejala diabetes
darah selama 3 kali kunjungan melitus yaitu kumpulan - Motivasi keluarga untuk
diharapkan keluarga gejala yang timbul pada menyebutkan kembali
mampu mengenak dan seseorang yang pengertian, penyebab dan
memahami bagaimana disebabkan karena gejala diabetes
perawatan diabetes meningkatnya kadar - Berikan pujian atas
melitus. gula dalam darah jawaban yang tepat
Tupen 1 : karena kekurangan
Setelah satu kali insulin.
kunjungan selama 30
menit keluarga mampu b. Menyebutkan 3 dari 5
mengenal masalah penyebab DM
Diabetes Melitus dengan - Faktor keturunan
cara: - Obesitas/kegemukan
a. Menyebutkan - Faktor lingkungan
pengertian diabetes (gaya hidup yang
b. Menyebutkan kurang sehat,
penyebab diabetes merokok, stress,
c. Menyebutkan gejala alkohol)
diabetes - Makanan
- Faktor penuaan (usia)
-
c. Menyebutkan 3 dari 6
tanda dan gejala
- Sering BAK
- Banyak minum
- Banyak makan
- Cepat lelah walau
aktivitas ringan
- Penurunan berat badan
- Kesemutan dan gatal-
gatal

Tupen 2: Respon Keluarga memberi - Kaji keputusan yang


Setelah satu kali Motorik keputusan untuk merawat diambil oleh keluarga
kunjungan selama 30 anggota keluarga dengan - Diskusikan dengan
menit keluarga mampu masalah diabetes mellitus keluarga tentang
mengambil keputusan komplikasi dari diabetes
untuk merawat anggota mellitus
keluarga yang menderita - Bimbing dan motivasi
Diabetes Melitus dengan keluarga untuk mengambil
cara: keputusan dalam
a. Keluarga mampu menangani masalah
mengambil keputusan diabetes mellitus
dalam merawat - Evaluasi kembali tentang
anggota keluarga keputusan yang telah
dengan diabetes dibuat
mellitus - Beri pujian atas keputusan
yang diambil keluarga
untuk mengatasi masalah
diabetes mellitus pada
keluarga
Tupen 3: Respon Keluarga mampu memahami - Kaji pengetahuan keluarga
Setelah satu kali Motorik bagaimana perawatan tentang cara merawat
kunjungan selama 30 diabetes melitus dan mampu anggota keluarga dengan
menit keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara diabetes mellitus
merawat anggota keluarga mengatasi masalah diabetes - Diskusikan dengan
yang menderita Diabetes yaitu manajemen diet, keluarga tentang merawat
Melitus dengan cara: aktivitas dan olahraga anggota keluarga dengan
a. Keluarga mampu (senam DM dan senam diabetes mellitus
merawat anggota kaki), pengobatan, - Menjelaskan dan
keluarga dengan manajemen stress dan mendemonstrasikan pada
diabetes melitus dan pemeriksaan berkala kadar keluarga mengenai cara
mampu gula darah. mengatasi masalah
mendemonstrasikan diabates mellitus
bagaimana cara - Evaluasi kembali tentang
mengatasi diabetes cara merawat dan cara
melitus mengatasi diabetes
mellitus
- Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
Tupen 4: Psikomotor Keluarga mampu - Kaji pengetahuan keluarga
Setelah satu kali memodifikasi lingkungan tentang lingkungan yang
kunjungan selama 30 untuk merawat anggota nyaman untuk anggota
menit keluarga mampu keluarga dengan memelihara keluarga dengan diabetes
memodifikasi lingkungan kebersihan rumah (jangan mellitus
yang mendukung meletakkan barang - Diskusikan bersama
kesehatan anggota sembarang), menggunakan keluarga bagaimana
keluarga yang menderita alas kaki saat berjalan keluar lingkungan nyaman dan
Diabetes. dari rumah. sehat untuk anggota
keluarga dengan diabetes
mellitus
- Evaluasi kembali tentang
bagaimana lingkungan
yang dapat menunjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit
- Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga.
Tupen 5: Keluarga dapat - Kaji pengetahuan keluarga
Setelah satu kali menyebutkan manfaat tentang apa saja fasilitas
kunjungan selama 30 kunjungan fasilitas kesehatan yang ada dan
menit keluarga mampu kesehatan: apa manfaat fasilitas
memanfaatkan fasilitas a. Mendapatkan pelayanan kesehatan tersebut.
kesehatan dengan cara: Respon kesehatan pengobatan - Diskusikan bersama
a. Menyebutkan kembali Verbal dan diabetes melitus, keluarga apa saja fasilitas
manfaat kunjungan ke Motorik Mendapatkan pendidikan kesehatan yang ada ada
fasilitas kesehatan kesehatan tentang dan bagaimana
b. Memanfaatkan diabetes melitus memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan b. Keluarga membawa pelayanan kesehatan
dalam merawat anggota keluarga yang tersebut.
anggota keluarga yang menderita hipertensi ke - Evaluasi kembali apa saja
menderita diabetes pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan yang
melitus secara rutin setiap bulan, bisa digunakan dan
adanya kartu berobat bagaimana memanfaatkan
fasilitas kesehatan pada
semua anggota keluarga
- Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga
3 Nutrisi kurang dari Tupan : Respon a. Diit pada pasien diabetes - Gali pengetahuan keluarga
kebutuhan tubuh Setelah diberikan asuhan Verbal adalah pengaturan jenis tentang pengertian diit
keperawatan keluarga dan jumlah makanan diabetes mellitus
selama 3 kali kunjungan dengan maksud - Diskusikan dengan
diharapkan keluarga mempertahankan keluarga tentang
mampu mengenal dan kesehatan serta status pengertian diit diabetes
memahami bagaimana nutrisi dan membantu mellitus dengan
pengaturan diit pada menyembuhkan serta menggunakan lembar balik
pasien diabetes melitus. pencegahan terjadinya dan leaflet
Tupen 1 : komplikasi. - Beri kesempatan keluarga
Setelah satu kali untuk bertanya •Berikan
kunjungan selama 30 reinforcement positif
menit keluarga mampu
mengenal dan memahami
diit pada Diabetes Melitus b. Tujuan diit diabetes
dengan cara: antara lain mencapai dan - Gali pengetahuan
a. Menyebutkan definisi mempertahankan kadar keluarga tentang tujuan
diit diabetes melitus glukosa darah mendekati diit diabetes mellitus
b. Menyebutkan tujuan normal, mencapai dan - Diskusikan dengan
diit diabetes melitus mempertahankan lipid keluarga tentang tujuan
c. Menyebutkan macam- mendekati normal, diit diabetes mellitus
macam makanan yang mencapai berat badan dengan menggunakan
baik dikonsumsi normal, mencegah lembar balik dan leaflet
penderita diabetes komplikasi kronik, - Beri kesempatan keluarga
melitus meningkatkan kualitas untuk bertanya
hidup sehingga dapat - Berikan reinforcement
melakukan pekerjaan positif
sehari-hari seperti biasa.

c. Makanan yang baik - Gali pengetahuan keluarga


dikonsumsi penderita tentang makanan yang baik
diabetes antara lain untuk penderita diabetes
makanan yang terbuat mellitus
dari biji-bijian utuh atau - Diskusikan dengan
karbohidrat kompleks keluarga makanan yang
seperti nasi merah, baik untuk diabetes
kentang panggang, mellitus dengan
oatmeal, roti dan sereal menggunakan lembar balik
dari biji-bijian utuh; dan leaflet
daging tanpa lemak yang - Beri kesempatan keluarga
dikukus, direbus, untuk bertanya
dipanggang, dan - Berikan reinforcement
dibakar; sayursayuran positif
yang diproses dengan
cara direbus, dikukus,
dipanggang atau
dikonsumsi mentah.
Sayuran yang baik
dikonsumsi untuk
penderita diabetes di
antaranya brokoli dan
bayam; buah-buahan
segar; kacang-kacangan,
termasuk kacang kedelai
dalam bentuk tahu yang
dikukus, dimasak untuk
sup dan ditumis;
popcorn tawar; produk
olahan susu rendah
lemak dan telur; ikan
seperti tuna, salmon,
sarden dan makarel
Tupen 2: Respon Keluarga memberi - Kaji keputusan yang
Setelah satu kali Motorik keputusan untuk merawat diambil oleh keluarga
kunjungan selama 30 anggota keluarga dengan - Diskusikan dengan
menit keluarga mampu masalah diabetes mellitus keluarga tentang
memutuskan untuk komplikasi dari diabetes
merawat anggota keluarga mellitus
dengan diabetes mellitus - Bimbing dan motivasi
keluarga untuk
mengambil keputusan
dalam menangani
masalah diabetes mellitus
- Evaluasi kembali tentang
keputusan yang telah
dibuat
- Beri pujian atas keputusan
yang diambil keluarga
untuk mengatasi masalah
diabetes mellitus pada
keluarga
Tupen 3: Respon Keluarga mampu memahami - Kaji pengetahuan
Setelah satu kali Motorik bagaimana perawatan keluarga tentang cara
kunjungan selama 30 diabetes mellitus dan mampu merawat anggota
menit keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara keluarga dengan diabetes
merawat anggota keluarga mengatasi masalah diabetes mellitus
dengan diabetes mellitus mellitus, yaitu manajemen - Diskusikan dengan
dan mampu diet, aktivitas dan olah raga keluarga tentang merawat
mendemonstrasikan (senam DM dan senam anggota keluarga dengan
bagaimana cara mengatasi kaki), pengobatan, diabetes mellitus
diabetes mellitus manajemen stress, dan - Menjelaskan dan
pemeriksaan berkala kadar mendemonstrasikan pada
gula darah. keluarga mengenai cara
mengatasi masalah
diabates mellitus
- Evaluasi kembali tentang
cara merawat dan cara
mengatasi diabetes
mellitus
- Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
Tupen 4: Respon Keluarga mampu - Kaji pengetahuan
Setelah satu kali Motorik dan memodifikasi lingkungan keluarga tentang
kunjungan selama 30 Psikomotor untuk merawat anggota lingkungan yang nyaman
menit keluarga dapat keluarga dengan memelihara untuk anggota keluarga
menciptakan dan kebersihan rumah (jangan dengan diabetes mellitus
memodifikasi lingkunagn meletakkan barang - Diskusikan bersama
yang dapat membantu sembarang), menggunakan keluarga bagaimana
dalam perawatan anggota alas kaki saat berjalan keluar lingkungan nyaman dan
keluarga dengan diabetes dari rumah. sehat untuk anggota
mellitus keluarga dengan diabetes
mellitus
- Evaluasi kembali tentang
bagaimana lingkungan
yang dapat menunjang
kesehatan anggota
keluarga yang sakit
- Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga.
Tupen 5: Respon Keluarga mampu - Kaji pengetahuan
Setelah satu kali Motorik dan memanfaatkan fasilitas keluarga tentang apa saja
kunjungan selama 30 Psikomotor kesehatan yang ada dalam fasilitas kesehatan yang
menit keluarga mampu melakukan perawatan pada ada dan apa manfaat
menggunakan dan keluarga dengan masalah fasilitas kesehatan
memanfaatkan fasilitas diabetes mellitus yaitu tersebut.
kesehatan yang ada. dengan membawa anggota - Diskusikan bersama
keluarga untuk kontrol dan keluarga apa saja
berobat ke puskesmas, fasilitas kesehatan yang
rumah bidan dan RS serta ada ada dan bagaimana
keluarga memahami apa memanfaatkan fasilitas
keuntungannya. pelayanan kesehatan
tersebut.
- Evaluasi kembali apa
saja fasilitas kesehatan
yang bisa digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan fasilitas
kesehatan pada semua
anggota keluarga
- Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
- Berikan pujian pada
keluarga
6. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan yang di implementasikan
yaitu tindakan observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi (Friedman, 2010).
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program
kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait program
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai (Komang Ayu Henny
Achjar, 2012). Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi
kepada perencana program dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan
efisiensi program. Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan
untuk menentukan apakah program sudah sesuai rencana dan tuntutan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press

Black & Hawk. (2014). Medikal Surgical Nursing Clinical Management for Positive
outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.

Dion,Y & Betan,Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Friedman, Marilyn M dkk. (2010). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &Praktik.
Jakarta : EGC

Gayton, AC, Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Hamid. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipertensi. Konawe

Koes Irianto. (2014). Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: IKAPI
Kowalak, Wels, Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Masriadi . (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM

Mubarrak, dkk. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Nissa, Uchil. 2014. Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus dengan Kualitas Hidup
pada Lansia di Puskesmas Pajang Kota Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Nugroho, Agus. 2015. Diabettes Mellitus. Indian J Med Res; 125: 504 – 507

Saferi W, Andra., Mariza P, Yessie. (2013). KMB 2 :Keperawatan Medikal Bedah


(Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha Medika.
Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Stanley. 2013. Diabetes mellitus and anorexia nervosa: another view. The British Journal of
Psychiatry, 144(6), 640-642.
Steele, dkk. 2016. Panduan Pengobatan Diabetes Mellitus Pola Hidup Sehat Rendah Gula.
EGC: Jakarta.
Sudiharto. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transtruktual. Jakarta : EGC
Suprajitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Syamsudin. (2011). Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
Tandra, Kristina. 2015. Dasar – Dasar keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara


Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WOC
DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi autoimun Idiopatik, usia, genetik, dll

Sel Beta pankreas hancur Jumlah sel Beta pankreas menurun

Defisiensi insulin

Hiperglikemi Katabolisme protein Liposis meningkat


meningkat

Pembatasan diet
Penurunan BB

Kurang pengetahuan
tentang diet Kurang nutrisi dalm tubuh Resiko ketidakstabilan
glukosa darah

Nutrisi kurang Penurunan daya tahan tubuh


dari kebutuhan

Keluarga kurang memahami


kesehatan yang diderita pasien

Kompleksitas program
perawatan/ pengobatan

Manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai