Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU


NIFAS

DISUSUN OLEH :

Devi Nor Laily

NIM P07224313008

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM

SAMARINDA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing

masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan

kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak

orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung

dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti

dari wanita namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan,

bahwa wanita adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan

yang dimilikinya.

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas

dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan

untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan

masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi

kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di

dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan

kesehatan lansia, pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi

keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB.
Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (pra-hamil, hamil,

bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra-sekolah, remaja), keluarga
(wanita dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran

utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu

melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.


2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa

dapat:
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. U
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. U
c. Menentukan diagnosa potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
d. Menentukan antisipasi masalah
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
f. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

3. Waktu dan Tempat

Waktu : 13 Januari 10 Februari 2017

Tempat : Jalan Slamet Riyadi Gang Gotong Royong

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti

"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah (Wikipedia, 2009).


Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), keluarga merupakan unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan

saling ketergantungan.
Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005), keluarga adalah dua

atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

1. Struktur Keluarga
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

dipihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah

dipihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan

ibu.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.

2. Ciri-Ciri Keluarga

Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :

1. Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

2. Ada keterbatasan

Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan

Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya

masing-masing.

3. Bentuk-Bentuk Keluarga
a.Nuclear Family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak.
b. Extendet Family (Keluarga Besar) : keluarga inti di tambah dengan

sanak saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman, bibi, dan sebagainya.


c.Serial Family (Keluarga Berantai) : keluarga yang terdiri dari wanita dan

pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan satu keluarga inti.
d. Single Family (Keluarga Duda atau Janda) : keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.


e.Composite Family (Keluarga Berkomposisi) : keluarga yang

perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.


f. Cahibitation Family (Keluarga habitas) : dua orang yang menjadi satu

keluarga.

4. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai

berikut :

a. Peran Ayah.

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan

mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai

kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.

b. Peran Ibu

Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu

kelompok dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah.

c. Peran Anak

Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat

perkembangan baik,fisik, mental, social , dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga

Menurut Horton dan Hunt, fungsi keluarga sehari-hari terbagi menjadi

8, yaitu:

a. Fungsi pengaturan seksual.

Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama

maupun maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.

b. Fungsi Reproduksi

Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai

penerus keturunan.
c. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan

Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.

d. Fungsi Pendidikan

Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama

dan utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.

e. Fungsi Sosialisasi

Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide

nilai dan tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.

f. Fungsi Toleran dan Efektif

Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat

dirasakan oleh semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan

kesenangan kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan kerasan

tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota

keluarga.

g. Fungsi Ekonomi.

Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang

tua sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai

konsumen.

h. Fungsi Status Sosial

Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi

anggota nya
6. Tugas Keluarga

Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :

a.Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


b. Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
c.Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e.Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang

lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai

berikut :

a.Tahap pembentukan kelurga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam

membentuk rumah tangga.

b. Tahap menjelang kelahiran anak

Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai

generasi penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga

yang merupakan saat-saat yang dinantikan.

c.Tahap menghadapi bayi


Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan

kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat

tergantung pada kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.

d. Tahap menghadapi anak prasekolah

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya,

sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam

masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana

yang bersih. Dalam fase ini anak sangat stress terhadap pengaruh

lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma

kehidupan,norma-norma agama, norma-norma social budaya dan

sebagainya.

e.Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,

mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak

belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan

meningkatkan pengetahuan umum anak.

f. Tahap menghadapi anak remaja

Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini

anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh

karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat

diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua

dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat


Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan

pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak

kemasyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam

tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h. Tahap berdua kembali

Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-

sendiri, tinggalah suami istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan

merasa sepi,dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat

menimbulkan depresi dan stress.

i. Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

8. Gambaran Keluarga Sehat

Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat dan sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas adalah

bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah kondisi yang

mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan, 1996).

Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai

berikut :

a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.


b. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan

kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
B. Konsep Dasar Teori
1. ASI Ekslusif
a. Pengertian ASI Ekslusif
Pengertian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI dari seorang ibu

kepada bayinya sampai dengan 4-6 bulan pertama tanpa tambahan

makanan apapun. Jadi hanya diberikan ASI saja selama 4-6 bulan tanpa

tambahan seperti susu formula, madu, air putih, sari buah, biskuit atau

bubur bayi. Karena manfaat ASI begitu besar baik itu manfaat pemberian

ASI bagi ibu maupun manfaat pemberian ASI bagi bayi itu sendiri.
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang

pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI

dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.


ASI Eksklusif harus diberikan kepada bayi dalam waktu 6 bulan

pertamanya. Setelah itu barulah bayi diperkenankan untuk diberikan

makanan pendamping ASI berupa bubur, sayur ataupun buah. Peranan

awal bidan dalam mendukung pemberian ASI, adalah:


1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari

payudara ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya

sendiri.
b. Manfaat Asi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang

terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga

bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang

dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama

kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan

makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.

Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI).


Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30%

dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena

masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi

manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian/Analisa Masalah
FORMAT PENGUMPULAN DATA KELUARGA

I. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama KK : Tn. U
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 35 tahun
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Makassar
6. Pendidikan : SMP
7. Status Pernikahan : Usia menikah suami : 33 tahun.

Istri 18 tahun
Lama pernikahan : 2 tahun
8. Alamat : Jalan Slamet Riyadi Gang Gotong Royong

II. Anggota keluarga


A. Komposisi Keluarga
N0 Nama Umur L/P Hub.Kel. Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Tn. U 35 thn L suami SMP Swasta
2 Ny. S 20 thn P istri SMP IRT
3 An. P 1,5 thn P anak - -
4 By.Y 12 hari P anak - -
B. Type Keluarga
(Nuclear Family) Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

C. Genogram

Keterangan:

Laki-laki Laki-laki Meninggal

III. Tahap Perkembangan Dan Tugas Kelurga


Perempuan Perempuan Meninggal
A. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini (Carter dan McGoldrick)
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap III yaitu keluarga dengan

anak (bayi hingga prasekolah).


B. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi (Carter dan

McGoldrick)
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah tahap III yaitu

tahap yang berarti keluarga dengan anak (bayi hingga usia sekolah)
C. Riwayat Keluarga Inti
Menikah satu kali dan lama menikah 8 tahun hingga sekarang dikaruniai tiga

orang anak laki-laki.


D. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ayah dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Orang tua dari pihak

suami dan istri tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

IV. Status Kesehatan Keluarga (1 Tahun terakhir)

N0 Nama Umur L/P Gangguan Kesehatan yang Kondisi Saat ini

sedang/pernah diserita, kapan ?


1. Tn. U 35 thn L - sehat
2. Ny. S 20 thn p - sehat
3. An. P 1,5 thn L - sehat
4. By. Y 12 hari L - sehat

V. Kematian Anggota Keluarga (Bila ada, kaji khususnya ibu, bayi, anak

dalam 1 tahun terakhir)


Tidak ada

VI. Status Kesehatan Individu (Anggota Keluarga)


A. Kesehatan Ibu hamil
Tidak ada
B. Kesehatan Ibu Nifas (Post Partum & Post Abortus)
1. Periode ibu nifas 12 hari
2. Apakah ada masalah dalam masa nifas ini :

Ya Tidak
3. Apakah ibu nifas menyusui :

Ya Tidak
Jika ya, ibu hanya memberikan ASI tanpa campuran lainnya
C. Kesehatan Akseptor KB

Tidak ada

D. Riwayat Kesehatan Ginekologi


Tidak ada
E. Kesehatan Bayi, Anak Balita & Anak Usia Sekolah
1. Data Imunisasi & Berat Badan

BB Imunisasi Tempat
Nama/ BC
No DPT Polio Campak Hep. B Pentavalen Pemberian
Umur Lhr Kini
Imunisasi
G
I II III I II III IV I II III
1 1,5 th 3300 g 11 kg v v v v v v v v v v v v v Puskesmas
2 12 hr 3600 g 3700 g Puskesmas

2. Tempat pemeriksaan Kesehatan


2.1. Rumah sakit ()
2.2. Puskesmas (v)
2.3. Dokter Praktek/keluarga ()
2.4. Bidan/Perawat Praktek ()
2.5. Dukun (v)
2.6. ..
3. Frekuensi Pemeriksaan saat sakit
4. Apakah anak di Timbang ? :
Ya (v), Tidak ( )
5. Apakah anak memiliki KMS ? :
Ya (v), Tidak ( )
6. Pertumbuhan dan perkembangan Balita sesuai dengan KMS
6.1. Normal (v)
6.2. Tidak Normal ( )
7. Apakah ada makanan pantang bagi anak ? :
Ya ( ), Tidak (v)
8. Apakah anak diberikan makanan tambahan ? :
Ya ( ) Tidak (v)

F. Kesehatan Remaja
Tidak ada

G. Kesehatan Klimakterium & Menopause


Tidak ada

H. Data Kesehatan Lingkungan Keluarga


1. Perumahan
1.1. Status pemilikan Rumah
1.1.1. Milik Sendiri (v)
1.1.2. Kontrak ( )
1.1.3. Menumpang ( )
1.2. Jenis bangunan
1.2.1. Permanen ( )
1.2.2. Semi Permanen ( )
1.2.3. kayu (v)
1.2.4. Gedek ( )
1.3. Komposisi Ruangan
1.3.1. Ruang Tamu (v)
1.3.2. Ruang Makan ( )
1.3.3. Ruang Tidur (v)
1.3.4. Ruang Keluarga (v)
1.3.5. Dapur (v)
1.3.6. Kamar Mandi (v)
1.3.7. Kakus (v)
1.3.8. Gudang ( )
1.4. Luas Bangunan 5 Meter persegi
1.5. Penerangan
1.5.1. Listrik (v)
1.5.2. Genset ( )
1.6. Ventilasi Rumah : Cukup (v), Kurang

( )
1.6.1. Jendela (v)
1.6.2. Pintu (v)
1.6.3. Ventilasi (v)
1.7. Lantai
1.7.1. Tegel ( )
1.7.2. Semen ( )
1.7.3. Papan (v)
1.7.4. Tanah ( )
1.8. Pengaturan alat rumah tangga
1.8.1. Bersih dan teratur (v)
1.8.2. Kotor dan tidak teratur ( )
1.9. Kebersihan Rumah
1.9.1. Cukup (v)
1.9.2. Kurang ( )
1.10. Denah Rumah :

Kamar tidur Dapur Kamar


mandi
Ruang Keluarga Ruang Tamu

2. Sumber Air
2.1. Sumber air minum
2.1.1. Warung
Ledeng ( PAM ) (v)
2.1.2. Sumur Gali ( )
2.1.3. Sumur Pompa Tangan ( )
2.1.4. Sungai ( )
2.1.5. Mata Air ( )
2.1.6. Penampungan Air Hujan ( )
2.2. Tempat mengambil air untuk mencuci
2.1. Ledeng ( PAM ) (v)
2.2. Sumur Gali ( )
2.3. Sumur Pompa Tangan ( )
2.4. Sungai ( )
2.5. Mata Air ( )
2.6. Penampungan Air Hujan ( )
2.3. Status Pemilikan
2.3.1. Milik Sendiri (v)
2.3.2. Menumpang ( )
2.3.3. Bersama ( )
2.3.4. Umum ( )
1.4. Keadaan Air secara Makroskopis
2.4.1. Untuk Air Minum : Warna

(jernih), Bau (tidak berbau), Rasa

(rasa tawar)
2.4.2. Untuk Cuci : Warna

(jernih), Bau (tidak berbau), Rasa

(rasa tawar)
2.5. Penggunaan Air Minum
2.5.1. Di Masak ( )
2.5.2. Kadang-kadang ( ), Alasan.
2.5.3. Tidak di Masak ( ), Alasan.
2.5.4. Air isi ulang (v)
2.5.5. Mesin Pengolahan air minum
2.6 Keadaan tempat penampungan air : bersih tidak terdapat jentik
3. Jamban Keluarga
3.1. Tempat pembuangan kotoran ( BAB dan BAK ) : kakus
3.2. Status Pemilikan : milik sendiri
3.3. Jenis Jamban : angsa latrine
3.4. Keadaan Jamban : bersih
3.5. Jarak sumber air minum dengan Jamban : lebih dari 10 meter
4. Sampah
4.1. Cara keluarga membuang sampah : tempat pembuangan sampah

umum
4.2. Masalah yang menyangkut sampah : tidak ada
5. Pembuangan Air Limbah
5.1. Jenis Limbah : Rumah Tangga (v), Kandang ( ), Industri ( )
5.2. Pembuangan Limbah : KeSungai ( ), Halaman (),
Bak Penampungan (v)
5.3. Saluran Limbah : Terbuka (v), Tertutup ( )
5.4. Jarak Limbah dengan Sumur : Lebih 10 Meter (v), Kurang 10

Meter()
5.5. Kebersihan : Cukup (v), Kurang ( )
6. Kandang Ternak
Tidak ada
7. Halaman
Tidak ada

I. Kepemilikan
1. Jaminan Sosial Kesehatan : tidak ada
2. Kegiatan/Jaringan Sosial yang diikuti : tidak ada
3. Informasi kesehatan yang pernah diperoleh : Media massa, jenis tv dan

internet
4. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu : sepeda

motor
5. Fasilitas Komunikasi : telepon

J. Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari


1. Pola Makan Keluarga
Makanan Pokok : nasi
Menu Makanan Keluarga : Nasi + Sayur + Lauk
Frekuensi makan/hari : 3 kali
Cara Pengolahan Makanan : Memenuhi Syarat kesehatan
Cara Penyajian Makanan : Sisa kelebihan makanan di buang/di sajikan

kembali/
Makanan Pantang Keluarga : tidak ada
2. Pola Rekreasi dan Hiburan
2.1 . Kesempatan Rekreasi bersama-sama Keluarga : Sebulan Sekali
2.2 . Aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang
2.2.1 Olah raga ( )
2.2.2 Membaca (v)
2.2.3 Ketrampilan ( )
2.2.4 Menonton Televisi (v)
2.2.5 Mendengar Radio ( )

3. Pola Personal Hygiene sehari-hari

Cuci Ganti Kebersihan Tangan & Kaki Ket


Sikat
No Nama Hub L/P Mandi
Gigi pakaian
Rambut Kuku Tangan Kaki
1 Tn. U Suami L v v v v v v v
2 Ny. S Istri P v v v v v v v
3 An. P Anak P v v v v v v v
4 By. Y Anak P v v v v v v

K. Faktor Sosial Ekonomi Budaya


1. Penghasilan dan pengeluaran
1.1. Pekerjaan : Swasta/Ibu Rumah Tangga
1.2. Jam kerja : 07.00-selesai/-
1.3. Penghasilan : Rp. 1.000.000,-
1.4. Apakah Pendapatan dapat memenuhi kebutuhan Keluarga :
Ya (v), Tidak ( )
Bila Tidak, bagaimana cara mengatasi
1.1. Meminjam dari orang lain ( )
1.2. Bantuan dari Family (v)
1.5. Simpanan keuangan : ada
1.6. Siapa yang menentukan Penggunaan Keuangan Keluarga
1.6.1. kepala Keluarga (v)
1.6.2. Isteri ( )
1.6.3. Anak ( )
2. Penentu keputusan dalam keluarga : Suami
3. Apakah ada Pembagian tugas masing-masing anggota Keluarga
Ya ( ), Tidak (v)

L. Pengkajian Psikososial
1. Status emosi
1.1. Bagaimana respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang

berhasil : bangga
1.2. Bagaimana respon keluarga terhadap kehilangan (terangkan) : respon

keluarga terhadap kehilangan yaitu bersabar dan berserah diri kepada Allah

SWT.
2. Konsep diri dan peran
2.1. Konsep diri
2.1.1. Apakah keluarga menerima dirinya sebagai sesuatu yang berharga atau

penting ? iya
2.1.2. Adakah konflik harga diri sehubungan dengan tahapan tumbuh

kembang ?tidak
2.2. Peran
2.2.1. Apakah ada perubahan / konflik / ketidak sesuaian peran dalam

keluarga : tidak ada


3. Pola interaksi :
3.1. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga : tidak menentu
3.2. Dalam situasi apa interaksi terjadi : makan bersama, nonton TV,

rekreasi
3.3. Apa yang dirasakan sebagai masalah keluarga dalam berinteraksi ?

tidak ada
3.4. Sejauh mana interaksi tersebut berlangsung ? diskusi/sharing
3.5. Adakah konflik dalam keluarga tentang pola interaksi ? tidak ada
4. Pola pertahanan dalam keluarga :
4.1. Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga diatasi secara :

bersama-sama
4.2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga

bermasalah dengan pola pertahanannya : membantu mencari jalan keluar


4.3. Jika masalah tidak teratasi bagaimana keluarga menanganinya :

mencari jalan keluar


5. Dalam menghadapi suatu masalah kesehatan, yang mengambil keputusan

untuk pemecahan :
5.1. Kepala Keluarga (v)
5.2. Isteri (v)
5.3. Anak-anak ( )
5.4. Orang lain yang mempunyai Ikatan Keluarga ( )
5.5. Orang lain ( )
6. Apakah ada waktu tertentu untuk berkumpul dengan Keluarga : tidak ada
7. Apakah ada perselisihan atau konflik antar Anggota Keluarga : tidak ada
M. Pemanfaatan Sarana Kesehatan
1. Apabila anggota Keluarga sakit, berobat kemana : puskesmas
2. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan : lebih dari 3 km

BAB IV

PEMBAHASAN

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau

lebih dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam satu

rumah tangga serta dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang mana

berinteraksi diantara sesama anggota keluarga dan setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan suatu

kebudayaan.

1. Dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. U terdiri atas kepala keluarga

yaitu Tn. U, isteri yaitu Ny. S dan 2 anak perempuan yaitu An. P dan By.

Y. pengkajian ini terdiri atas pengkajian data keluarga, meliputi identitas

setiap anggota keluarga, komposisi keluarga Tn. U, tipe keluarga Tn. U

adalah nuclear family atau disebut keluarga inti, silsilah keluarga, tahap

perkembangan dan tahap perkembangan dan tugas dalam keluarga status

kesehatan setiap anggota keluarga Tn. U baik, kesehatan lingkungan

tampak bersih dan memenuhi kriteria rumah sehat, denah rumah,

pemenuhan kebutuhan udara, air, tempat pembuangan akhir telah


terpenuhi kebutuhan dasar udara air dan tempat pembuangan akhir, pola

kebiasaan keluarga sehari-hari seperti pola makan, kebersihan diri, dll.,

pengkajian psikologis, dan jarak rumah dari tempat fasilitas layanan

kesehatan.
2. Pada keluarga Tn. U terdapat ibu nifas yaitu Ny. S dengan nifas normal 10

hari. Dari hasil pemeriksaan ditemukan air susu ibu banyak keluar

sehingga dapat membasahi pakaian ibu.


3. Dari adanya pengkajian subyektif dan masalah yang dialami oleh ibu dan

keluarga maka disusun perencanaan pelaksanaan, pertama setelah

dilakukan pengkajian data keluarga, pengkajian data pribadi berupa data

subjektif dan objektif, dan pemeriksaan fisik maka disusunlah perencanaan

menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu,

memberikan pendidikan kesehatan tentang memerah ASI dan

penyimpanan ASI, Dengan adanya perencanaan tersebut diharapkan

pendidikan kesehatan dapat merubah atau peningkatan dan akan

berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.


4. Setelah melakukan perencanaan pelaksanaan asuhan, dilakukanlah asuhan

berupa pendidikan kesehatan tentang cara memerah ASI dan penyimpanan

ASI meliputi fungsi memerah ASI, cara memerah ASI dengan tangan, cara

menyimpan ASI dan berapa lama ASI dapat disimpan. Pada pelaksanaan

ibu menerima pendidikan kesehatan dengan baik dan memahami

penjelasan yang diberikan.


BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan

Peran serta anggota keluarga lahir dari kesadaran anggota keluarga sendiri.

Namun disisi lain pendekatan oleh petugas kesehatan juga sangat dibutuhkan

untuk itulah mahasiswa politeknik kesehatan kementerian kesehatan Kalimantan

timur prodi DIV Kebidanan Samarinda melakukan pendekatan terhadap keluarga

Tn. L dengan masalah hipertensi pada ibu serta kurangnya pengetahuan ibu

tentang pemberian susu formula pada bayi.

Dengan adanya masalah seperti diatas, mahasisawa telah melakukan

kegiatan seperti penyuluhan kesehatan tentang nutrisi pada hipertensi dan

pemberian susu formula pada bayi dengan baik.

b. Saran

Diharapkan keluarga lebih memperhatikan gaya hidup, istirahat yang

cukup serta mengonsumsi makanan yang bernutrisi, serta dapat menjaga

kebersihan botol sehingga mencegah bayi terserang penyakit.


DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,abdur bari,dkk.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
f.Gari Cunningham,dkk.2012.Obstetri Williams.Jakarta:EGC
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai