Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.S.

D DENGAN
“HIPERTENSI”
DI RT 002 RW 02 KELURAHAN KOTA UNENG KABUPATEN SIKKA

Oleh

EUGENIUS MEO
011100053

SEMESTER VI A

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2012
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR TEORI KELUARGA


1. Pengertian
a. Menurut Depkes RI (1998), keluarga adalah unit terkecil yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989, keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing serta
mempertahankan kebudayaan.
c. Marilyn M. Friedmen (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

2. Struktur keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara dala beberapa
generasi, dimana hubungan disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama saudara sedarah
isteri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubugnan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau isteri.
f. Patriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak isteri.
g. Matriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

3. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
c. Kelaurga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi(compositive) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cohabitation) adalh dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Tugas-tugas keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antaranggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

5. Ciri-ciri keluarga
a. Didikat dalam suatu tali perkawinan.
b. Ada hubungan darah.
c. Ada ikatan batin.
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya.
e. Ada pangambil keputusan.
f. Kerjasama diantara anggota keluarga.
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
h. Tinggal dalam satu rumah.

6. Keluarga sebagai sasaran pelayanan keperawatan


Stuart (2001) memberikan batasan mengenai siapa yang disebut keluarga. Lima sifat
keluarga yang dijabarkan antara lain sebagai berikut :
a. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu system.
b. Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap perlindungan,
makanan, dan sosialisasi anggotanya.
c. Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota keluarga.
d. Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapt saling berhubungan dan dapat atau
tidak dapat tinggal dalam satu atap.
e. Keluarga bisa memiliki anak atau tidak.
Berikut ini merupakan latar belakang mengapa keluarga dijadikan sebagai sasaran
pelayanan keperawatan :
a. Keluarga dipandang sebagaiu sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan.
b. Keluarga sebagai satu kesatuan.
c. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya.
d. Keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini.
e. Individu dipandang dalam konteks keluarga.
f. Keluarga sebagai sumber dukungan social bagi anggota keluarga lainnya.

7. Prinsip-prinsip keperawatan keluarga


Beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan keperawatan keluarga, sehat merupakan
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga.
g. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan keluaga
adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar atau perawatan di
rumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk kelompok resiko tinggi.

8. Tugas kesehatan keluarga menurut Bailon & Maglaya


a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat.

9. Tahap perkembangan keluarga


a. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus.
c. Tahap menghadapi anak pra sekolah : pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
mana yang bersih. Oleh karena itu, tugas keluarga dalam fase ini adalah mulai
menanmkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma social
budaya, dsbnya.
d. Tahap menghadapi anak sekolah : tugas keluarga dalam fase ini adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas
sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
e. Tahap menghadapi anak remaja : tahap ini adalah tahap yang paling rawan,
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tuanya sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling mengerti antara kedua orangtua perlu
dipelihara dan dikembangkan.
f. Tahap melepaskan anak ke masyarakat : setelah melalui tahap remaja dan anak
telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
g. Tahap berdua kembali : setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggalah suami isteri berdua saja Dalam tahap ini keluarga akan
merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
h. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

10. Tingkat kemandirian keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (2006)


a. Keluarga mandiri tingkat satu (KM-I)
1). Menerima tugas perawatan kesehatan komunitas.
2). Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.

b. Keluarga mandiri tingkat dua (KM-II)


1). Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2). Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3). Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4). Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.

c. Keluarga mandiri tingkat tiga (KM-III)


1). Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2). Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3). Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4). Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
5). Memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
6). Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.

d. Keluarga mandiri tingkat (KM-IV)


1). Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2). Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3). Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4). Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
5). Memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
6). Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
7). Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.
B. KONSEP DASAR ASKEP KELUARGA

1. Tahap pengkajian
Pengkajian di lakukan pada hari,tgl,bulan,tahun,jam
1. Identitas kepala keluarga
2. Nama kepala keluarga, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, komposisi keluarga,
jenis kelamin, dll.
3. Komposisi keluarga
4. Tipe keluarga, menjelaskan tipe keluarga dan masalah yang terjadi dengan jenis
tipe keluarga tersebut.
3). Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik) : mengkaji asal suku bangsa
kelaurga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan
kesehatan.
4). Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan.
5). Status social ekonomi keluarga.
6). Aktivitas rekreasi keluarga.

a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1). Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2). Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.’
3). Riwayat keluarga inti
4). Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

b. Pengkajian lingkungan
1). Karakteristik rumah.
2). Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal.
3). Mobilitas geografis keluarga.
4). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
5). System pendukung keluarga.

c. Struktur keluarga
1). Pola komunikasi keluarga
2). Struktur kekuatan keluarga
3). Struktur peran ( peran masing-masing anggota keluarga )
4). Struktur nilai atau norma keluarga

d. Fungsi keluarga
1). Fungsi afektif
2). Fungsi sosialisai
1. Kerukunan hidup dalam keluarga
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
4. Kegiatan keluarga waktu senggang
5. Partisipasi dalam kegiatan sosial
3). Fungsi perawatan kesehatan
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasititas kesehatan di masyarakat
4). Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak
b. Akseptor KB
5). Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat

e. Stress dan koping keluarga


1). Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stresor jangka pendek
b. Stresor jangka panjang
3). Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
4). Situasi koping yang di gunakan
5). Strategi adaptasi disfungsional
f. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

2. Tahap perumusan diagnosis keperawatan keluarga


Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem (P), etiology (E), sign (S).
Tipologi dari diagnosis keperawatan yaitu :
a. Diagnosis actual
b. Diagnosis resiko tinggi
c. Diagnosis potensial
Daftar daiagnosis keperawatan keluarga berdasarkan NANDA tahun 1995
adalah sebagai berikut :
a. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
b. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
c. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran
d. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif
e. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
f. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan.
g. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
Menurut Bailon & Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan proses scoring, sbb :

No. Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah :
a. Tidak/kurang sehat. 3 1
b. Ancaman kesehatan. 2
c. Krisis atau keadaan sejahtera. 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
a. Dengan mudah. 2 2
b. Hanya sebagian. 1
c. Tidak dapat. 0
3. Potensial masalah untuk di cegah :
a. Tinggi. 3 1
b. Cukup. 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah :
a. Masalah berat, harus segera ditangani. 2 1
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani. 1
c. Masalah tidak dirasakan. 0
d.

Skor x Bobot
Angka tertinggi

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara


berikut :
a. Tentukan skor untuk setiap criteria yang telah dibuat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot:

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan selurh
bobot.
Empat criteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah, yaitu :
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat di ubah
c. Potensi masalah bisa dicegah
d. Menonjolnya masalah

3. Tahap perencanaan
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga :
a. Menentukan sasaran atau gagal.
b. Menentukan tujuan atau objektif.
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
d. Menentukan criteria dan standar criteria.
4. Tahap implementasi
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang
sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidntifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap
tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas
yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat
dengan menemukan sumber-sumber yang dapat di gunakan keluarga dan
melakukanb perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keuarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan dan membantu keluarga
cara menggunakan fasiitas tersebut.

5. Tahap evaluasi
Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu :
a. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau
kegiatan yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif jumlah kegiatan
dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan.

b. Evaluasi kualitatif
1). Evaluasi struktur
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau bahan-bahan
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Upaya keperawatan yang tetkait
antara lain :
a). Kecakapan atau kualifikasi perawat.
b). Minat atau dorongan
c). Waktu atau tenaga yang digunakan
d). Macam dan banyaknya peralatan yang digunakan.
e). Dana yang tersedia

2). Evaluasi proses


Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.

3). Evaluasi hasil


Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas keshatan
KONSEP DASAR TEORI HIPERTENSI
a. Pengertian
a) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan distoliknya sedikitnya 90mmHg.
b) Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg.
Berdasrkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hippertensi esensial / hipertensi primer
2. Hipertensi renal / hipertensi sekunder

b. Etiologi
a) Hipertensi esensial / hipertensi primer
Faktor yang mempengaruhinya seperti:
1. Lingkungan
2. Peningkatan natrium
3. Obesitas
4. Alkohol
5. Merokok
6. Stres dan emosional

b) Hipertensi renal / sekunder


Penyakit yang merupakan penyakit hipertensi antara lain:
1. Penyakit ginjal
2. Heperadosteronisme
3. Sindrom cusing
4. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
5. Penyakit jantung
6. Penyakit endokrin

c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medula di otak dan dari pusat vasomotor ini bermula dari
saraf simpatis yang berlanjut ke bawah kapada spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglion simpatis pada titik ini. Namun preganglion ke pembuluh
darah dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Pada saat bersamaan dimana
sistem saraf simpatik merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi.
Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortison dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon.
Vasokontriksi pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan alliran darah
ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiontensin II, suatu vasokontriktor kuat yang pada alirannya merangsang sekresi
aldesteron olek korteks adrena. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.

d. Manifestasi klinis
a) Sakit kepala
b) Epistaksis
c) Telinga berdenging
d) Rassa berat / tegang di tengkuk
e) Mata berkunang-kunang
f) Kelelahan
g) Mual, muntah
h) Sesak napas
i) Gelisa
j) Susah tidur
k) Pusing

e. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
 Urinalisis
Makroskopik
Warna…………………………….
Kejernian…………………………
Kimia
PH………………………………….( 5,0-8,0 )
Berat jenis…………………………( 1.005-1.030 )
Protein …………………………….( neg )
Glukosa……………………………( neg )
Keton………………………………( neg )
Darah / HB…………………………( neg )
Bilirubin……………………………( neg )
Urobilinogen………………………. EU / dl ( 0,1-1,0)
Nitrit………………………………...(neg)
Leokosit est…………………………(neg )
Sedimen
Epitel………………………………..+
Eritrosit……………………………/ LPB 0-2
Leokosit…………………………../ LPB 0-5
Silinder……………………………
Kristal…………………………….
Bakteri……………………………
Lain-lain………………………….

 Darah perifer lengkap


Malaria………………………………H/P…../200 WBC
Hemoglobin…………………………g/dl ( lk:13-16 ; pr:12-14 )
Hematokrit………………………….% ( lk: 40-48 ; pr: 37-43 )
Laju endapan darah…………………mm ( lk: 0-10 ; pr: 0-15 )
Leokosit…………………………….u/ul 5.000-10.000
Trombosit……………………………u/ul 150.000-400.000
Basofil………………………………% 0-1
Eusinofil……………………………% 1-3
Batang………………………………% 2-6
Segmen……………………………..% 50-70
Limfosit……………………………% 20-40
Monosit…………………………….%2-8
Golongan darah…………………….
Kalium…………………………….mmυL /L ( 3,5-5,3 )
Natrium……………………………mmυL /L ( 135-145 )
Kreatinin…………………………..mg / dL ( lk: <1,5 ; pr: <1,2 )
b) Radiologi
EKG ( Elektrokardiografi )
f. Komplikasi
a) Pembesaran jantung
b) Infark miokardium
c) Gangguan neurologi
d) Gangguan pada mata, berupa perdarahan pada retina sampai dengan kebutaan
e) Perdarahan pada otak

g. Penatalaksanaan
a) Medis
1. Spironolactone
Spironolactone merupakan obat golongan potassium sparing diuretic.
Indikasi: 1) Untuk mengobati edema pada penderita gagal jantung kongesif
2) Untuk mengobati / mencegah hipokalimea kadar potassium rendah
dalam darah.
3) Untuk membantu keseimbangan darah dalam tubuh.
2. Chorolthalidone
Chorolthalidone merupaka obat golongan thiazine diuretik
Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi
3. Metroprolol
Metroprolol merupakan obat golongan blocker
Indikasi: Untuk mengobati tekanan darah tinggi
4. Methyldopa
Methyldopa merupakan obat golongan alpha-2 receptor agonist
Indikasi : untuk mengobati tekanan darah tinggi
b) Keperawatan
1. Penurunan berat badan
2. Membatasi/ pembatasan alkohol, natrium dan tembakau
3. Latihan dan relaksasi, merupakan intervensi wajib yang harus di lakukan
untuk terahi hipertensi.
KONSEP DASAR ASKEP

a. Pengkajian
a) Identitas klien
b) Riwayat kesehatan
1. Adanya faktor resiko:
 Obesitas
 Genetik
 Merokok
 Peminum alkohol
 Asupan natrium
2. Penyakit yang pernah di derita.
c) Pemeriksaan fisik
Sistem kardiovaskuler:
Inspeksi : Mengamati atau melihat ada tidaknya debaran.
Palpasi : Meraba ada tidaknya ictus cordis, kalau teraba 1 cm dan putarannya
kuat dan letaknya bergerak ke kiri. Sedangkan hipertensi ventrikel
kanan akan menimbulkan gerak naik turun di daerah lienalis kiri.
Auskultasi: Untuk mendengar suara jantung
d) Data Dasar Pengkajian
1. Aktivitas istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton,.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung koroner,
episode palpitasi.
Tanda: Kenaikan tekanan darah
3. Integritas ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi.
Tanda: Letupan suasana hati, gelisa, otot muka tegang, gerakan fisik ccepat,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini / yang lalau ( obsi / infeksi / riwayat
penyakit ginjal.
5. Makanan dan cairan
Gejala: Makanan tinggi garam,lemak, beralkohol, kolesterol, mual-muntah,
peningkatan berat badan.
Tanda: Berat badan meningkat, adnya udema, kongesti vena.
6. Neurosensori
Gejala: Pening/ pusing, sakit kepala, penglihatan kabur
Tanda: Dispnea, adanya bunyi nafas tambahan, sianosis

b. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan pola napas b/d Dispnea
b) Gangguan perfusi jaringan b/d Penurunan curah jantung
c) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Hipoksia jaringan otak
d) Intoleransi aktivitas b/d Kelemahan fisik
e) Gangguan istirahat tidur b/d Sakit kepala

c. Intervensi Keperawatan
 Dx 1: gangguan pola nafas b/d Dispnea
Tujuan: Klien akan mempertahankan pola nafas yang efektif dengan kriteria
hasil:
 Tidak ada bunyi nafas tambahan
 Frekuensi dan irama pernafasan dalam batas normal.
Intervensi:
1. Kaji atau pantau frekuensi pernafasan
R/ mengetahui perbandingan frekuensi inspirasi dan ekspirasi
2. Bantu klien dalam posisi uamg nyaman ( semi fowler )
R/ Mempermudah fungsi jantung
3. Kolaborasi
Berikan O2 sesuai indikasi
R/ Memaksimalkan ketersediaan O2 untuk menurunkan beban kerja jantung.
 Dx II: Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan curah jantung
Tujuan: Klien akan memperlihatkan atau menunjukkan frekuensijantung stabil
dalam rentangg normal, dengan kriteria hasil:
 Daerah tengkuk tidak tegang
 Tekanan darah dalam batas normal
Intervensi:
1. Pantau TD, ukur pada kedua lengan, tangan atau paha untuk evaluasi awal.
R/ Perbandingan dari tekanan memberi gambaran lebih lengkap tentang
keterlibatan / bidang masalah vaskular.
2. Catat keberadaan kualitas denyutan sentral dan perifer.
R/ Denyutan karotik, jugularis, radialis dan femoralis mungkin reramati /
terpalpasi.
3. Amati warna kulit, kelembaban dan masa pengisian perifer.
R/ Adanya pucat dinding, kulit lembab dan masa pengisian perifer lambat,
mungkin berkaitan dengan vasokontriksi, atau mencerminkan dekompensasi /
penurunan curah jantung.
4. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imaginasi, aktivitas-aktivitas pengalihan.
R/ Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek
tenang sehingga akan menurunan TD.
5. Kolaborasi
Berikan obat-obat sesuai indikasi
( Diuretik, tiezid, hidrotiazid )
R/ Untuk menurunkan tekanan darag pasien dengan fungsi ginjal yang relatif
normal.

 Dx III: Gangguan nyaman nyeri b/d hipoksia jaringan otak.


Tujuan: Klien akan menunjukkan nyerinya berkurang/ hilang dengan kriteria
hasil:
 Tidak pusing/ sakit kepala
 Nadi normal ( 60- 100X/ menit )
 Klien terlihat rileks
Intervensi:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
R/ Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi
2. Berikan tindakan non farmakologi, untuk menghilangkan sakit kepala.
( Kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, teknik relaksasi )
R/ Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular cerebral yang
memperlambat atau memblok respon simpatis, efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya.
3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokontriksi yang menyebabkan sakit
kepala.
R/ Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala
karena adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
R/ pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.
5. Kolaborasi
Berikan sesuai indikasi
 Analgetik: menghilangkan/ mengontrolkan nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf simpatis.
 Anti ansietas ( Lorozepam, Diazepam )
R/ Dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang di perberat
`oleh stres.
 Dx IV: Intoleransi aktivitas b/d keemahan fisik
Tujuan: Klien akan berpartisimpati dalam aktivitas yang diinginkan dan
diperlukan,dengan kriteria hasil:
 Frekuensi jantung dalam batas normal
Intervensi:
1. Kaji respon terhadap aktivitas, peningkatan tekanan darah yang nyata selama/
sesudah aktivitas, dispne/ seak nafas, keletihan dan kelemahan yang
berlebihan.
R/ Menyebutkan parameter membantu dalan mengkaji respon fisiologis
terhadap stres aktivitas.
2. Instruksikan pasien dengan teknik penghemtan energi ( melakukan aktivitas
dengan perlahan )
R/ Teknik menghemat energi, mengurangi penggunaan energi, membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, jika dapat di
toleransi.
R/ Kemajuan aktivitas bertahan mencegah peningkatan kerja jantung.
 Dx: Gangguan istirahat tidur b/d sakit kepala
Tujuan: Pola tidor klien kembali normal dengan kriteria hasil:
 Klen dapat tidur dengan nyaman.
Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga.
R/ Dapat memperlancar pemberian askep
2. Kaji pola tidur
R/ Sebagai barometer untuk menentukan intervensi lanjut.
3. Batasi mengkonsumsi makanan / minuman yang mengandung kafein.
R/ Kafein mempengaruhi pola tidur yang sama
4. Kolaborasi
Berikan analgetik / sedatif sebelum tidur sesuai indikasi
R/ Pemberian obat yang sesuai dan tepat waktu dapat meningkatkan istirahat.

d. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi

e. Evalusi
Disesuaikan dengan tujuan
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DI KELUARGA Tn. K.P

DENGAN HIPERTENSI

 PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Senin 23April 2012

Waktu : 10.00 WIB

Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksaaan Fisik

A. Data Keluarga
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. K.P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 59 Tahun
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : Petani
f. Alamat : Rt 5 Dusun Sari, kecamatan kangae
2. Susunan Anggota Keluarga
Se Umu Pendidika Ket
No. Nama Hubungan Agama
x r n .

1. Ny. M.S Istri L 56 th SD Khatoli


k

2. Ny.M.A Anak kandung P 36 th SD Khatoli


k

3. Tn. R.A Menantu L 32 SMA Khatoli


k

3. An. F.R Cucu L 1 thn - khatoli


k
C.Genogram

Keterangan

:Laki – laki : Tinggal Serumah

: Perempuan : Pasien

: Laki – laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal


1. Type Keluarga : Keluarga besar (extended family)
2. Suku / Kebangsaan : Flores(Sikka)
3. Agama : Katholik
4. Status Sosial Ekonomi

1. Anggota keluarga yang mencari nafkah:


Yaitu anak mantu yang bekrja sebagai Ojek. Penghasilan:
Setiap bulan peghasilan yang di dapat tidak menentu ± Rp.300.000
2. Upaya lain:
Keluarga menambah penghasilan dengann memelihara babi yang sekali
waktu dapat di jual untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
3. Harta benda yang di miliki(perabot,transportasi dll)
Tidak ada.
4. Kebutuhan yang di keluarkan tiap bulan:
Pengeluarna keluarga tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari ±
Rp.200.000 untuk membeli kebutuhan rumah tangga.

d.Tipe keluarga
a) Jenis tipe keluarga : Keluarga besar (extended family)
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
 Pemenuhan kebutuhan spritual untuk mempersiapkan diri menghadap
Tuhan.
 Penurunan diri, penurunan kekuatan fisik dan kesehatan.
 Menjaga hubungan baik dengan keturunan (menjaga ikatan keturunan).

e.Suku
a). Asal suku bangsa :
Flores(Sikka)
b). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Tidak ada budaya –budaya yang menghambat bidang kesehatan. ( Adat kebiasaan
sehari-hari ) tidak ada yang bertentangan dengan masalah kesehatan ).
f. Agama dan kepercayaaan yang mempengaruhi kesehatan :
Anggota keluarga menganut agama Katholik, tidak ada yang bertentangan dengan
masalah kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a). Anggota Keluarga Yang Mencari Nafkah :
Tn. R.A sebagai mencari nafkah keluarga dibantu Tn.K.P dan istrinya
b). Penghasilan :
± 300.000 perbulan kadang-kadang tidak sampai 300.000 atau bahkan lebih
c). Upaya Lain :
jualan hasil kebun,iris moke,menjual hasil tenun serta memelihara babi dan
Anjing
d). Harta Benda yang dimiliki
HP dan Emas
e). Kebutuhan yang di keluarkan tiap bulan :
Beli air tanki untuk air minum dan kebutuhan yang lain tidak tentu, tergantung
kebutuhan yang di perlukan.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Mendengar radio dari HP kadang-kadang berkunjung ke rumah keluarga.

 RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga dengan anak dewasa ( anak pertama sudah berkeluarga dan tetap tinggal di
rumah ).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
 Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
 Perubahan sistem dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
c. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
a). Riwayat kesehatan saat ini :
Tn. K.P mengatakan tengkuk kadang-kadang terasa tegang, mata berkunang-
kunang, dan susah tidur. Gejalahnya hilang timbul dan tidak tentu.
b). Riwayat penyakit keturunan
Keluarga mengatakan tidaka ada penyakit keturunan
c). Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Imunisasi
Masala Tindakan
N Keadaan BCG, h yang
Nama Umur BB Polio,
o. Kesehatan Kesehat telah di
DPT,Cam an lakukan
pak

1. Tn. K.P 59 Tidak di Sakit Lengkap Tengkuk Ke


timbang kadang- polindes
kadang dan
terasa mengontr
tegang ol tekanan
dan mata darah
berkuna tetapi
ng- jarang
kunang
serta
susah
tidur

2. Ny. M.S 56 thn Tidak di Baik Lengkap


timbang

3. Tn. A.S 26 thn Tidak di Baik Lengkap


timbang

4 Ny.A.R 24 thn Tidak di Baik Lengkap


timbang

5 An. F.R 1 thn Tidak di Baik Lengkap


timbang

c). Sumber pelayanan kesehatan yang di manfaatkan :


Puskesmas, dan polindes
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Batuk pilek biasa

111. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah
 Denah Rumah Kamar
Kamar
L Tidur
Tidur Wc Km
Kamar Kamar Dapur
O
Tidur Tidur
R Tempat
lumbung Ruang Tamu
Kamar O Ruang Panen Bak Air
Tidur N Keluarga

Pintu Masuk

a) Luas rumah :
6 * 5 meter = 48 m persegi (ada dua bangunan rumah yang berdampingan)
b) Tipe rumah :
Darurat
c) Kepemilikan :
Rumah sendiri atau tetap
d) Jumlah dan ratio kamar atau ruangan :
4 ruangan terdiri atas 2 kamar di gunakan untuk tempat tidur, 1 ruangan yang
disunakan untuk dapur juga hasil panen
e) Ventilasi atau jendela :
Pencahayaan di dalam rumah baik karena banyak memiliki jendela atau ventilasi.
Cahaya matahari dapat masuk dan menyinari ruangan di dalam rumah.
f) Pemanfaatan ruangan :
2 kamar atau ruangan untuk tempat tidur, 1 ruang tamu, dapur yang juga di gunakan
sebagai ruang makan, kamar mandi dan wc menjadi 1.
g) Septictank : ada / tidak ada, letak :
Ada dan letak ± 5 m dari rumah.
h) Sumber air minum
Beli air tanki dan penampungan air hujan
i) Kamar mandi atau WC :
Ada, jarak dari rumah dengan WC ± 5 m jenisnya yaitu WC cemplung
j) Sampah :
Tempat pembuangan sampah di timbun di lubang sampah lalu di bakar.
Limbah RT buang di sembarang tempat namun di bakar.
k) Kebersihan lingkungan :
Rumah cukup bersih dan cukup rapi

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a. Kebiasaan :
Karena sudah ada rumah yang berdekatan sehingga antar keluarga cenderung
saling berkumpul dan ngobrol pada waktu luang dan saling mengenal satu sama
lain. Hubungan dengan tetangga dan komunitas RW baik, rasa kekurangan dan
kegotong royongan tinggi tetapi Tn. K.Psering mengikuti posyandu lansia.
b. Aturan atau kesepakatan :
Kebiasaan kerja bakti harus di lakukan bersama sebulan sekali, gotong royong
dalam membersihkan lingkungan sekitar atau kebun.
c. Budaya :
Saling mengunjungi antar tetangga dan kerabat bila hari raya atau hari libur.
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Keluarga Tn. K.P sudah lama tinggal di rumah tersebut dan tidak pernah pindah.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga Tn. K.P aktif dalam kegiatan perkumpulan karena Tn.K.P merupakan kepala
dusun, kelurga juga mengikuti kegiatan desa seperti PKK di desa, kegiatan kelompok
tani.
Sistem Pendukung Keluarga :
Jika ada keluarga yang sakit atau ada masalah kesehatan dalam keluaga Tn.K.P selalu
di bawa ke polinndes atau puskesmas waipare.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola atau cara Komunikasi Keluarga :
Baik, hubungan keluarga harmonis.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Antar anggota keluarga saling mendukung.
c. Struktur Peran ( peran masing-masing anggota keluarga ) :
 Tn. K.P sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah yang juga dibantu
oleh anak mantunya dan pengambilan keputusan.
 Tn. R.A sebagai suami dari anak pertama juga menjadi tulang punggung
keluarga.
 Ny.A.S sebagai anak perempuan tua bertugas mengurus rumah,membantu
anaknya Ny. M.S menyiapkan makan minum untuk seluruh anggota keluarga
dan serta mengurus anak,suami dan kedua orang tuanya.
 Ny.M.S membantu anaknya menyiapkan makanan untuk keluarga.
 An.F.R sebagai sebagai cucu yang masih balita.
d. Nilai dan norma Keluarga
Keluarga menerapkan aturan-aturan yang yang sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.

V. FUNGSI KELUARGA.
a. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan saling membantu dalam pemenuhan
kebutuhan ataupun penyelesaian masalah yang ada dalam keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
a). Kerukunan hidup dalam keluarga :
Hidup rukun, saling membantu antar anggota keluarga.
b). Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Keluarga Tn. K.P saling terbuka dalam berinteraksi dan hubungan dalam keluarga
baik.
c). Anggota Keluarga dominan dalam pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan yang dominan oleh Tn.K.P sebagai kepala keluarga.
d). Kegiatan Keluarga waktu senggang :
Berkumpul bersama keluarga.
e). Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Keluarga Tn.K.P mengikuti kelompok tani bersama anggota keluarga lain.
c. Fungsi keperawatan kesehatan
a). Pengetahuan dan Persepsi Keluarga tentang penyakit / masalah kesehatan
keluarga:
Keluarga hanya beristirahat di rumah, apabila sakit yang di rasakan lebih serius
maka keluarga mengambil keputusan berobat ke puskesmas atau polindes.
Keluarga menyatakan tidak tahu penyebab dan pengobatan tekanan darah tinggi.

b). Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :

Jika ada anggota keluarga yang sakit hanya di belikan obat-obatan di jual di kios,
kadang-kadang juga berobat di polindes ( Bidan ).

c). Kemampuan Keluarga merawat anggota keluatga yang sakit :


cukup baik karena keluarga cepat menangani anggota keluarga yang sakit dengan
beli obat-obatan di kios atau pergi berobat ke puskesmas.
d). Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga Tn. K.P kurang mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat
karena rumah tampak kotor dan tidak di tata dengan rapi.Tampak barang – barang
berserakan di mana – mana.
e). Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
jika ada keluarga yang sakit dapat di bawa ke Bidan polindes atau di bawa ke
puskesmas waipare.
d.Fungsi Reproduksi.
a). Perencanaan jumlah anak :
Tn.K.P tidak. berencana lagi untuk punya karena ia dengan istrinya sudah tua
b). Akseptor :
Tidak ada.
d). Keterangan lain :
Keluarga Tn. K.P di karuniai 3 orang anak perempuan yang sekarang juga sudah
berkeluarga.
e. Fungsi ekonomi.
a). Upaya pemenuhan sandang pangan :
Sandang pangan di peroleh dari hasil kerja kebun oleh T. K.P
b). Pemanfaatan sumber di masyarakat :
 Sarana Kesehatan:Polindes sebagai tempat berobat dan posyandu sebagai
tempat penimbangan BB dan ppengukuran tinggi badan.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA.


a. Stressor jangka pendek :
Tn.K.P merasa cemas dengan keadaannya yang semakin tua dan sering sakit.
b. Stressor jangka panjang:
Belum bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari dengan baik.
c. Respon Keluarga terhadap stressor
Ketika ada masalah keluarga selalu membicarakan bersama – sama untuk mencari
jalan keluar yang baik.
d. Strategi koping
Berdiskusi untuk mencari pemecahan masalah.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
a. Pemenuhan gizi :
Cukup, kebutuhan sandang pangan keluarga terpenuhi.
b. Upaya lain :
Tidak ada.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas
Nama : Tn. K.P
Umur : 59 tahun
L/ P :L
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
b. Keluhan / Riwayat Penyakit saat ini
Tn.K.P mengatakan kadang-kadang tengkuk terasa tegang, mata berkunang, dan
susah tidur serta sakit kepala dan pusing. ( gejala yang di rasakan ini hilang
timbul) sehingga Tn.K.P kadang - kadang tidak mengontrol tekanan darah.

c.Riwayat penyakit sebelumnya

 Batuk pilek biasa dan biasanya pasien membeli obat di kios.


 Sudah pernah menderita tekanan darah tinggi sebelumnya.
c. Tanda – tanda vital :
Td : 200/120 mmHg
N : 80 kali menit
S : 36 c
RR : 24 kali menit
d. Sistem Cardiovaskuler
Irama jantung reguler, SI / S2 tunggal, jantung normal, akral hansat, CRT < 2
detik.
e. Sistem Respirasi
Klien Tn.K.P tidak mengeluh sesak, RR : 20 kali/ menit.
Tidak ada suara napas tambahan.
Tidak ada pernapasan cuping hidung.

f. Sistem Gastrointestinal :
Nafsu makan baik, frekuensi tidak tentu 2-3 kali perhari, peristaltik usus 16 kali
menit, tidak ada pembesaran hepar dan klien tidak ada asites.
g. Sistem Persarafan
Pupil isokor, istirahat tidur ± 7 jam / hari.
Kesadaran composmentis, GCS : 15
Anggota tubuh tidak ada yang mengalami kekakuan.
h. Sistem muskuluskeletal
Turgor kulit baik, edema berkurang, tidak ada luka atau lecet kekuatan otot.
i. Sistem Genitalia
Tidak terkaji
IX. HARAPAN KELUARGA
a). Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga Tn. K.P berharap tekanan darahnya dapat kembali normal sehingga
dapat beraktifitas tanpa gangguan.
b). Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Tn. K.P berharap sesekali petugas kesehatan mau berkunjung rumah –
rumah bukan hanya di posyandu saja.

X.PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA


a. Pemeriksaan fisik Tn.K.P
1) Keadaan umum:Baik
2) Keasadaran :komposmentis,GCS:15
3) Tanda – tanda Vital:
a. TD:200/120 mmHg
b. N :80 x/mnt
c. RR :24 x/mnt
d. S :36 c
4) Kepala:
a. Rambut:distribusi kurang dan sudah botak ,sudah beruban serta
berminyak.
b. Mata : Simetris antara mata kiri dan kanan,konjungtiva tidak
anemis,tidak terdapat secret,sclera tidak ikterik,penglihatan masih
normal.
c. Hidung : simetris,tidak ada polip,tidak ada secret,tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : simetris antar telinga kiri dan kanan,tidak ada
benjolan,keadaan telinga bersih.
e. Mulut : Bibir tampak lembab,gigi masih lengkap.

5) Dada / Thorax :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris antara kiri dan kanan,
RR : 24x/mnt, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan, tidak ada nyeri
tidak ada edema

Perkusi : Bunyi perkusi paru resonan, bunyi perkusi jantung redup.


Auskultasi : Tidak dapat bunyi napas tambahan, bunyi napas normal sonor,
bunyi
jantung s1 dan s2 tunggal
6) Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, simetris kiri dan kanan.
Auskultasi: peristaltic usus 16 x/mnt
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa dan
tidak ada nyeri tekan pada ginjal
Perkusi : Bunyi perkusi timpani.
7) Ekstremitas:
Kedua kaki tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada daerah
kedua persendian siku dan kaki, pergerakan cukup bebas, kekuatan otot

5 5

5 5

Keterangan :
0 (zero) : tidak ada kontraksi saat di palpasi

1 (brance) : terasa ada kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) :dengan bantuan penyangga atau sendi dapat melakukan ROM penuh

3 (pair) :dapat melakukan ROM penuh dengan melawan gravitasi tetapi tidak

dapat melawan tahanan

4 (good) : dapat melakukan ROM penuh dan dapat melawan tahanan yang
sedang

5 (normal) : gerakan ROM penuh

b. Pemeriksaan Fisik Ny.M.S


1) Keadaan umum:Baik
2) Keasadaran :komposmentis,GCS:15
3) Tanda – tanda Vital:
a. TD:120/80 mmHg
b. N :76 x/mnt
c. RR :22 x/mnt
d. S :36,5
4) Kepala:
a. Rambut:distribusi lebat,panjang,warna hitam , serta berminyak.
b. Mata : Simetris antara mata kiri dan kanan,konjungtiva tidak
anemis,tidak terdapat secret,sclera tidak ikterik,penglihatan masih
normal.
c. Hidung : simetris,tidak ada polip,tidak ada secret,tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : simetris antar telinga kiri dan kanan,tidak ada
benjolan,keadaan telinga bersih serta tidak ada serumen
e. Mulut : Bibir tampak lembab,gigi masih lengkap.

5) Dada / Thorax :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris antara kiri dan kanan,
RR : 20x/mnt, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan, tidak ada nyeri
tidak ada edema

Perkusi : Bunyi perkusi paru resonan, bunyi perkusi jantung redup.


Auskultasi : Tidak dapat bunyi napas tambahan, bunyi napas normal sonor,
bunyi
jantung s1 dan s2 tunggal

6) Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, simetris kiri dan kanan.
Auskultasi: peristaltic usus 5x/mnt
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa dan
tidak ada nyeri tekan pada ginjal
Perkusi : Bunyi perkusi timpani.
7) Ekstremitass
Kedua kaki tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada daerah
kedua persendian siku dan kaki, pergerakan cukup bebas, kekuatan otot

5 5
5 5

Keterangan :
0 (zero) : tidak ada kontraksi saat di palpasi

1 (brance) : terasa ada kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) :dengan bantuan penyangga atau sendi dapat melakukan ROM


penuh

3 (pair) :dapat melakukan ROM penuh dengan melawan gravitasi tetapi


tidak dapat melawan tahanan

4 (good) : dapat melakukan ROM penuh dan dapat melawan tahanan


yang sedang

5 (normal) : gerakan ROM penuh

c. Ny. A.S
1) Keadaan umum:Baik
2) Keasadaran :komposmentis,GCS:15
3) Tanda – tanda Vital:
a. TD:100/90 mmHg
b. N :72 x/mnt
c. RR :22 x/mnt
d. S :36,5
4) Kepala:
a. Rambut:distribusi lebat,panjang,warna hitam , serta berminyak.
b. Mata : Simetris antara mata kiri dan kanan,konjungtiva tidak
anemis,tidak terdapat secret,sclera tidak ikterik,penglihatan masih
normal.
c. Hidung : simetris,tidak ada polip,tidak ada secret,tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : simetris antar telinga kiri dan kanan,tidak ada
benjolan,keadaan telinga bersih serta tidak ada serumen
e. Mulut : Bibir tampak lembab,gigi masih lengkap.

5) Dada / Thorax :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris antara kiri dan kanan,
RR : 22x/mnt, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan, tidak ada
nyeri ,tidak ada edema

Perkusi : Bunyi perkusi paru resonan, bunyi perkusi jantung redup.


Auskultasi : Tidak dapat bunyi napas tambahan, bunyi napas normal sonor,
bunyi
jantung s1 dan s2 tunggal
6) Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, simetris kiri dan kanan.
Auskultasi: peristaltic usus 5x/mnt
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa dan
tidak ada nyeri tekan pada ginjal
Perkusi : Bunyi perkusi timpani.
7) Ekstremitas
Kedua kaki tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada
daerah kedua persendian siku dan kaki, pergerakan cukup bebas, kekuatan
otot

5 5

5 5

Keterangan :
0 (zero) : tidak ada kontraksi saat di palpasi

1 (brance) : terasa ada kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) :dengan bantuan penyangga atau sendi dapat melakukan ROM


penuh

3 (pair) : dapat melakukan ROM penuh dengan melawan gravitasi tetapi


tidak dapat melawan tahanan

4 (good) : dapat melakukan ROM penuh dan dapat melawan tahanan


yang sedang

5 (normal) : gerakan ROM penuh


d. Tn. R.S
6) Keadaan umum:Baik
7) Keasadaran :komposmentis,GCS:15
8) Tanda – tanda Vital:
e. TD:110/80 mmHg
f. N :72 x/mnt
g. RR :22 x/mnt
h. S :36,5
9) Kepala:
f. Rambut:distribusi lebat,panjang,warna hitam , serta berminyak.
g. Mata : Simetris antara mata kiri dan kanan,konjungtiva tidak
anemis,tidak terdapat secret,sclera tidak ikterik,penglihatan masih
normal.
h. Hidung : simetris,tidak ada polip,tidak ada secret,tidak ada nyeri tekan.
i. Telinga : simetris antar telinga kiri dan kanan,tidak ada
benjolan,keadaan telinga bersih serta tidak ada serumen
j. Mulut : Bibir tampak lembab,gigi masih lengkap.

10) Dada / Thorax :


Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris antara kiri dan kanan,
RR : 22x/mnt, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kiri dan kanan, tidak ada
nyeri ,tidak ada edema

Perkusi : Bunyi perkusi paru resonan, bunyi perkusi jantung redup.


Auskultasi : Tidak dapat bunyi napas tambahan, bunyi napas normal sonor,
bunyi
jantung s1 dan s2 tunggal

8) Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada bekas luka, simetris kiri dan kanan.
Auskultasi: peristaltic usus 5x/mnt
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limpa dan
tidak ada nyeri tekan pada ginjal
Perkusi : Bunyi perkusi timpani.
9) Ekstremitas
Kedua kaki tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada
daerah kedua persendian siku dan kaki, pergerakan cukup bebas, kekuatan
otot

5 5

5 5

Keterangan :
0 (zero) : tidak ada kontraksi saat di palpasi

1 (brance) : terasa ada kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) :dengan bantuan penyangga atau sendi dapat melakukan ROM


penuh

3 (pair) : dapat melakukan ROM penuh dengan melawan gravitasi tetapi


tidak dapat melawan tahanan

4 (good) : dapat melakukan ROM penuh dan dapat melawan tahanan


yang sedang

5 (normal) : gerakan ROM penuh

e. An.F.R tidak di lakukan pemeriksaan fisik karena pada saat pengkajian An.F.R
sedang ke rumah tantenya.
PRE PLANING ASKEP KELUARGA
KUNJUNGAN KEDUA

1. Fase Persiapan
Latar belakang kegiatan
Menindaklanjuti pertemuan atau kunjungan pertama mahasiswa yang di lakukan
terhadap keluarga Tn. K.P pada hari senin 23 april 2012 mengenai pengumpulan data
awal, maka di rencanakan pertemuan kedua untuk membahas permasalahan yang di
rasakan oleh keluarga Tn. K.P berkaitan dengan penyakit yang di derita sehingga dapat
di temukan permasalahan yang akan di jadikan prioritas dalam perencanaan intervensi
keperawatan antara mahasiswa dengan keluarga Tn.K.P
Analisa situasi
 klien dan keluarga
klien telah mengenal mahasiswa dan mengetahui identitas mahasiswa lebih dekat,
serta mahasiswa juga telah mengenal klien dengan intensif. Pada pertemuan
pertama, klien telah menerima mahasiswa dengan tangan terbuka dan mau
memberikan informasi serta data yang menunjang permasalahan yang di rasakan
oleh klien sendiri yang dapat di gunakan untuk melengkapi data mahasiswa. Klien
juga memahami tujuan kunjungan mahasiswa ketempat klien.
 Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan atau komunitas di sekitar tempat tinggal klien telah mengenal
mahasiswa dan mulai memahami maksud kunjungan mahasiswa berkunjung ke
rumah klien. Masyarakat di sekitar tempat tinggal klien banyak membantu
mahasiswa dalam proses perkenalan dengan klien.
Tujuan umum
Setelah kegiatan, maka keluarga Tn.K.P mampu membuat perencanaan terhadap
permasalahan yang di hadapinya.
Tujuan khusus
Setelah kegiatan pada kunjungan kedua, maka keluarga Tn.K.P mampu mengenal
masalah kesehatan dan mampu menentukan prioritas perencanaan keperawatan.

2. Fase pendahuluan
Tujuan kunjungan
a. Menyampaikan kepada Tn.K.P akan kontrak asuhan yang berlaku.
b. Menentukan permasalahan yang akan di jadikan prioritas asuhan keperawatan.
3. Fase kerja
Kegiatan yang akan dilaksanakan :
a. Menetukan permasalahan bersama keluarga
b. Menentukan prioritas permasalahan bersama keluarga
c. Menetukan waktu implementasi bersama keluarga
Uraian kegiatan :

TAHAP WAKTU KEGIATAN

Pembukaan 5 menit o Mengucapkan salam


o Mengingatkan kontrak kegiatan yang
lalu
Pengembangan 20 menit
o Menanyakan klien mengenai
permasalahan yang di hadapi
o Mendata permasalahan yang di hadapi
oleh klien
o Bersama klien membuat prioritas
permasalahan
o Menyepakati kontrak waktu
selanjutnya
o Meminta keterlibatan keluarga secara
Penutup
5 menit aktif dalam kegiatan implementasi

o Menyepakati kontrak keluarga


selanjutnya
o Meminta keterlibatan keluarga secara
aktif dalam kegiatan implementasi
o Mengakhiri kunjungan

4. Fase terminasi
Kriteria evaluasi
a. Struktur
 Kontrak dengan keluarga tempat dan sesuai rencana
 Menggunakan alat bantu dan media
b. Proses
 Proses sesuai waktu dan strategi
 Keluarga aktif dalam proses kegiatan
c. Hasil
 Di dapatkan data-data permasalahan yang di hadapi
 Di dapatkan prioritas permasalahan
 Dapat di sepakatinya kegiatan yang akan di laksanakan selanjutnya

FORMAT ANALISA DATA


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Margaretha Kortona Soka
Tanggal Analisa :2, Mei 2012

A. Analisa data
Tgl Data Diagnosa keperawatan

2 Mey Subjektif: Ketidak efektifan


2012 manajemen regimen
 Klien Tn.K.P engatakan tidak tahu
terapeurik keluarga
penyebab dan pengobatan hipertensi.
berhubungan dengan
 Klien Tn.K.P mengatakan belum tahu
ketidakmampuan keluarga
tentang makanan dan minuman yang tidak
mengenal masalah kesehatan
di perbolehkan untuk penderita hipertensi.
keluarga, dan kurang
 Klien Tn.K.P mengatakan tengkuk kadang-
pengetahuan keluarga
kadang terasa tegang dan mata berkunang-
tentang masalah kesehatan
kunang dan susah tidur, gejalanya hilang
yang sedang di derita.
timbul.

Objektif:

 Keadaan umum baik


 Kesadaran komposmentis
 TD : 200 / 120 mmHg
 N : 80 kali per menit
 RR : 24 x/ menit
S : 36 derajat celcius
 Pendidikan Tn.K.P adalah SD.
 Jarak dari rumah ke puskesmas atau rumah
sakit cukup jauh

2 Mey Subjektif: Peningkatan


2012 ketidakmampuan klien
 Klien Tn.K.P mengatakan tengkuk terasa
berhubungan dengan
tegang, mata berkunang-kunang dan susah
penyakit yang sedang di
tidur. Tn.K.P Gejalanya hilang timbul.
derita.
 Klien mengatakan tidak bisa melakukan
pekerjaan terlalu berat.
Objektif :

 TD : 200/120 mmHg
 N : 80 x/mnt
 RR : 24 x/mnt
 S : 36 derajat celcius

FORMAT SCORING / PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Ketidakmampuan manajemen regimen terapeutik


keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga, dan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah
kesehatan yang sedang di derita.
Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1  Tn.K.P tidak tahu penyebab dan


Tidak sehat. pengobatan hipertensi
 Tn.K.P belum tahu tentang makanan
dan minuman yang tidak di
perbolehkan untuk penderita hipertensi
 Tn.K.P gejala tekanan darah tinggi
hilang timbul, bahkan tidak di rasakan
2. Kemungkinan masalah
½x2=1 Masalah dapat diatasi sebagian karena
dapat diubah.
keluarga kurang memiliki pengetahuan
Sebagian.
tentang cara merawat anggota keluarga yang
menderita tekanan darah tinggi.

3. Potensi masalah untuk Masalah dapat diubah karena penyakit


dicegah. hipertensi merupakan suatu penyakit yang
2/3 x 1 = 2/3
Cukup dapat dicegah dengan menjaga keseim bangan
tekanan darah.

4. Menonjolnya masalah.
Masalah di rasakan, dan Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya
perlu penanganan segera. menjaga kestabilan tekanan darah pada
½x1=½
penderita hipertensi

Total skor 3¼

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Peningkatan ketidakmampuan klien berhubungan dengan


penyakit yang sedang di derita.

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3  tidak bisa melakukan pekerjaan yang


Ancaman kesehatan. terlalu berat.
 Tn.K.P gejala tekanan darah tingginya
hilang timbul bahkan tidak di rasakan.
2. Kemungkinan masalah  Tn.K.P kadang tidak mengontrol
½x2=1
dapat diubah. tekanan darah tinggi ke bidan dan
puskesmas sehingga tekanan darahnya
Sebagian. tetap meningkat.
 Jarak dari rumah Tn.K.P ke puskesmas
atau rumah sakit cukup jauh.

Tn.K.P mengkonsumsi minuman beralkohol


3. Potensi masalah untuk dan sering mengkonsumsi labu.
dicegah.
2/3 x 1 = 2/3
Cukup
Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya
4. Menonjolnya masalah.
menjaga kestabilan tekanan darah pada
Masalah di rasakan, dan
penderita hipertensi.
perlu penanganan
½x1=½
segera.

Total skor 3

Diagnosa Prioritas

Berdasarkan hasil scoring yang di dapatkan adalah sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan manajemen resimen terapeutik keluarga berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang sedang di derita.
2. Peningkatan ketidakmampuan klien berhubungan dengan penyakit yang sedang di
derita.
INTERVENSI KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N
o Kriteria Standar
Tum Tuk Intervensi
D Evaluasi Evaluasi
x

1 Setelah di Keluarga Verbal Keluarga  Jelaskan pada


lakukan mampu psikomot mampu keluarga tentang
perawatan memahami or menyebutkan : pengertian, tanda dn
kunjungan dan gejala, faktor yang
 Minimal
2 kali di mengenal : mempengaruhi
3 tanda
harapkan hiertensi,
1. Hipertensi dangejala
keluarga pencegahan,
itu sendiri hipertensi
mampu makanan untuk
2. Tanda dan  Minimal
mengenal pendrita hipertensi,
gejala 3 faktor
masalah 3. Faktor- yang dan makanan yang
kesehatan faktor yang mempeng tidak di perbolehkan
yang di mempenga aruhi untuk penderita
derita oleh ruhi terjadinya hipertensi.
Ny.M.L terjadinya hipertensi  Jelaskan dan
hipertensi  Cara anjurkan keluarga
4. Pencegaha pencegah untuk membatasi
n an intake makanan
5. Makanan hipertensi yang tinggi garam
yang di  Minimal3 dan tinggi lemak.
berikan makanan  Jelaskan pentingnya
untuk yang mengontrol tekanan
pasien tidak di darah di tempat
hipertensi perbolehk pelayanan
6. Makanan an untuk kesehatan.
yang tidak penderita
di hipertensi
perbolehka
n untuk
pasien
hipertensi

 Anjurkan dan
mengajarkan teknik
distraksi dan
relaksasi
mesalnya,membaca
koran,menarik nafas
dalam dan
menghembuskan
lewat mulut untuk
mengurangi rasa
nyeri.

N Tum Tuk Kriteria Standar Evaluasi Intervensi


o Evaluasi
D
x
2. Setelah di Keluarga Verbal Keluarga mampu  Jelaskan pada
lakukan mampu psikomot menyebutkan : keluarga
perawatan memahami or tentang tanda
 Tanda dan
kunjungan 2 dan dan gejala
gejala
kali di mengenal : hipertensi
hipertensi
harapkan  Jelaskan pada
Tanda dan  Cara
keluarga keluarga
gejala dari pencegahan
mampu tentang cara
hipertensi, dari hipertensi
mengambil pencegahan
cara
keputusan hipertensi
pengobatan
mengenai  Berikan
dan
tindakan dorongan
pencegahan
yang harus di untuk
hipertensi.
lakukan melakukan
terhadap aktivitas
masalah bertahap jika
penyait yang dapat di fokelir
sedang di
derita oleh
Tn. K.P

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

IMPLEMENTASI
1. Ketidak efektifan manajemen regimen terapuetik keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga dan
kurang pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang sedang di derita.
IMPLEMENTASI
Hari/tgl EVALUASI

Senin,2
3 April  Kunjungan pertama dan pengkajian Tn.K.P menceritakan
S
2012  Memberikan penjelasan kepada klien keadaannya, dan mengeluh
sering pusing.
tujuan kedatangan.
 Memberikan penjelasan kepada klien
O
gambaran tentang penyakit  Keadaan umum baik

Hipertensi  Tn.K.P kelihatan


Lemah
 TD: 200/ 120 MmHg,
N: 80 kali per-menit

Masalah teratasi sebagian

Intervensi Dilanjutkan

Tn.K.P menceritakan bahwa


Jumat,4
dia sudah tahu kalau tekanan
Mey
darah tingginya mulai turun
2012
dari 200/120 menjadi
 Kunjungan kedua dan perkenalan
150/100 mmHg.
 Menjelaskan pada keluarga O
pengertian, tanda dan gejala, faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadi
 Keadaan umum baik
hipertensi, pencegahan, makanan
 Klien Tn.K.P masih
untuk penderita hipertensi, dan
makanan yang pantang untuk lemah
penderita hipertensi.  TD : 150/100 mmHg, N :
A
 Menjelaskan dan menganjurkan 80 kali per menit.
keluarga untuk membatasi intake
makanan yang tinggi garam dan
Masalah teratasi sebagian
tinggi lemak.
 Menjelaskan pentingnya mengontrol P
tekanan darah ke tempat pelayanan
kesehatan.
 Menganjurkan kepada keluarga Intervensi di lanjutkan
untuk selalu melakukan kontrol atau
cek tekanan darah setiap 3 minggu.
 Memberikan liflet tentang hipertensi
kepada keluarga klien.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

IMPLEMENTASI
2. Peningkatan ketidaknyamanan klien berhubungan dengan penyakit yang
sedang di derita.

Hari/
IMPLEMENTASI EVALUASI
tgl
Jumat,  Menjelaskan kepada keluarga S Tn.K.P mengatakan
4 Mey tentang tanda dan gejala hipertensi badannya masih lemah dan
2012  Menjelaskan kepada keluarga masih pusing
tentang cara pencegahan hipertensi
 Keadaan umum baik
 Memberikan dorongan untuk
O  Klien Tn.K.P masih
melakukan aktifitas secara bertahap
lemah dan pusing
jika dapat di tolerir
 TD : 140/100 mmHg, N :
 Melatih dan melakukan bersama
80 kali per menit.
gerakan atau senam ayunan tangan
untuk penderita hipertensi

Masalah teratasi sebagian

Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai