Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS DIABETES MILITUS

Oleh
M.HASANAIN
019020956

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2020

24
BAB 1

PENDAHULUAN

1 . Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara


terus menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju.
Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi
hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat,
masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu
masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang
agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini
akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di
Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga
merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada
keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah
untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota
keluarga.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah
sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris
dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan


memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai
dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Maka dari itu penulis akan

25
meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi teori teori dasar
mengenai kosep dasar keluarga.

2  Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :

a. Apa yang dimaksud keluarga ?


b. Apa saja Tipe/Bentuk Keluarga ?
c. Siapa Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga ?
d. Apa saja Tugas Perkembangan Keluarga ?
e. Bagaimana Struktur Keluarga itu ?
f. Apa sajakah Peranan Keluarga ?
g. Apa saja Fungsi Keluarga ?

3  Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan memahami arti/definisi dari keluarga


b. Untuk mengetahui dan memahami  tipe/bentuk dari keluarga
c. Untuk mengetahui dan memahami siapa pemegang kekuasaaan tertinggi
dalam keluarga
d. Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga

26
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1  Definisi  Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat


anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya
anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).

Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih


individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.

Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang


pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan
negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh
terhadap belajar.

Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005), keluarga


adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2  Tipe/Bentuk Keluarga

27
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh
karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat,
perawat harus memahami tipe keluarga yang ada yaitu sebagai berikut :

1.Tradisional

a.      The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak

b.      The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.

c.       Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.

d.      The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.

e.       The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan

f.       The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah
atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)

g.      Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi


salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”

h.      Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau


kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

28
i.        Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)

j.        Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah


kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

k.      The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(perceraian atau ditinggal mati)

2.Non-Tradisional

a.      The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b.      The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri

c.       Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang


tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.

d.      The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yan ghidup


bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e.       Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex


hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”

f.       Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan


pernikahan karena beberapa alasan tertentu

g.      Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan


alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan
anak.

29
h.      Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-
nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya

i.        Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan


keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j.        Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai


perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k.      Gang  : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda


yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3  Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Pemegang kekuasaaan dalam keluarga dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga dalah


pihak ayah
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu
c. Equlitarian, yang memegang dalam keluarga adalah ayah dan ibu

4  Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang


dianggap stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga
melalui tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yangsama. Tahap perkembangan keluarga menurut
Duvall dan Milller (Friedman, 1998).

1        Pasangan Baru

30
            Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa
berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
denganorang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya.

Adapun tugas perkembangan, yaitu :

a.       Membina hubungan intim danmemuaskan.

b.      Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

c.       Mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga, istri dan keluarga sendiri.

2. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut


sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga
yang penting pada tahap ini adalah:

a.    Persiapan menjadi orang tua.

b.    Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan


sexual dan kegiatan.

c.    Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

           Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang
tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi
dan orang tuadapat tercapai.

31
3. Keluarga dengan anak pra sekolah

     Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :

a.    Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat


tinggal, privasi dan rasa aman.

b.    Membantu anak untuk bersosialisasi.

c.    Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain


juga harus terpenuhi.

d.   Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga


maupun dengan masyarakat.

e.    Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

f.Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g.    Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah

     Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah,
masing-masinganak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai
aktivitas yangberbeda dengan anak.Tugas perkembangan keluarga :

a.    Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan


lingkungan.

b.    Mempertahankan keintiman pasangan.

c.    Memenuhi kebutuhan  dan biaya kehidupan yang semakin


meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.

32
              Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun


kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.

Tugas perkembangan :

a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.

b.Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

c.Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.


Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang


keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya


danmembimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul
konflik orang tuadan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.Tugas perkembangan :

a.         Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b.         Mempertahankan keintiman pasangan.

c.         Membantu orang tua memasuki masa tua.

33
d.        Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

e.         Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7.Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase inidianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak
dan perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas perkembangan :

a. Mempertahankan kesehatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya


dan anak-anak.

c. Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,


olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal. Tugas perkembangan :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan


fisik dan pendapatan.

c.  Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

d.  Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

e.   Melakukan life review.

f.   Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama


keluarga pada tahap ini.

34
5. Struktur Keluarga

1.Struktur Keluarga Berdasarkan garis keturunan

a.       Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara


sedarah, dalam berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis
keturunan ayah.

b.      Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara


dalam berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan
ibu.

2. Berdasarkan jenis perkawinan

a.       Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan


istri.

b.      Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih


dari orang istri

3. Berdasarkan pemukiman

a.       Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat


keluarga sedarah suami

b.      Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat


dengan sedarah istri.

c.       Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga


suami maupun istri.

4. Berdasarkan kekuasaan

35
a.       Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan
paling penting

b.      Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang


peranan paling penting

c.       Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.

6. Peranan Keluarga

Posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. 

2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.

3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai


dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

7  Fungsi Keluarga

1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan


menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak bila kelak dewasa

36
2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan
bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang
lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
9. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

8. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

37
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan


karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada
keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . seperti
kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan TBC.

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan
tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan
tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan
keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang
tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi


keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber

38
keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi
syarat.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan
dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

B. Konsep Diabetes Militus


1. Pengertian Diabetes Militus

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai


kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah
disertai lesi membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
electron (Mansjoer, 1999 : 580). Diabetes melitus yaitu suatu gangguan
metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan ,tetapi dapat dikontrol
yang dikarakteristikan dengan hiperglikemi karena defisiensi atau
ketidakadekuatan penggunaan insulin (Engram, 1999 : 532)

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara


genetik dan klinik termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
hilangnya toleransi karbohidrat yang disebabkan oleh insufisiensi insulin
(Price, 1995 : 1111).

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan yang bersifat


heterogen yang ditandai oleh hiperglikemik dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi
absolut atau relative dari aktivitas dan atau sekresi insulin (WHO).

2. Etiologi
Penyebab Diabetes melitus menurut price,1995 dibagi menjadi 2 yaitu :

1. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

39
Penyebab dari jenis IDDM yaitu karena factor genetic, penyakit
ini timbul karena adanya proses perusakan imunologi sel-sel yang
memproduksi insulin.

2. NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus)

Diabetes melitus jenis ini disebabkan karena kurangnya jumlah


tempat reseptor yang responsive insulin pada membrane sel,hal ini dapat
terjadi karena obesitas.NIDDM ditandai dengan kelainan dalam sekresi
insulin dan kerja insulin.

3. Manifestasi Klinis

Diagnostic Diabetes melitus awalnya diperkirakan dengan gejala


khas polifagia (banyak makan),poliuria (banyak kencing), polidipsi
(banyak minum),lemas, berat badan yang sering menurun, gejala lain
yang mungkin timbul adalah kesemutan,gatal,mata kabur,bisul atau luka
yang tidak sembuhsembuh,adanya acetone,pernafasan kusmaul
kesadaran apatis sampai koma (soeparman,1996).

4. Patofisiologi

Insulin adalah hormon yang dibentuk sel beta langerhans yang


berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi sel dalam bentuk
insulin yang berfungsi terhadap transparan glukosa ,asam amino,asam
lemak, di samping itu insulin juga berperan mengaktifkan enzim
sehingga meningkatkan metabolisme intra sel. Bermacam-macam
penyebab Diabetes melitus yang berbeda akhirnya akan mengarah ke
insufisiensi insulin. Metabolisme karbohidrat yang terganggu akan
menyebabkan kelaparan dalam sel hormon counter regulator seperti
flukagon,epineprin, non epineprin growth hormon dan kortisel akan
dikeluarkan oleh tubuh.menurunya proses glikogenesis menyebabkan
produksi glukosa dari glikogen meningkat dan glikogenesis akan
menurun yaitu pembentukan glukosa dari non kaarbohidrat seperti sam

40
amino, hal ini akan menyebabkan penurunan pemecahan lemak menjadi
keton untuk memberi alternative sumber energi. Kekurangan insulin
akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel.menyebabkan sel mengalami kelaparan. Sel sebagai keadaan krisis
dengan mengeluarkan hormon counter regulator untuk tetap memenuhi
kebutuhan energi dengan menggunakan sumber energi lain seperti
lemak.akibat tingginya kadar glukosa darah menimbulkan tiga gejala
utama poliuria,polidipsi,polifagia. Karena glukosa yang masuk ke
tubulus tinggi maka glukosa melampui ambang ginjal dan glukosa akan
dibuang bersama urine dan menyebabkan dehidrasi ruang ekstra sel dan
cairan intrasel akan keluar dan menimbulkan mekanisme haus.polifagia
terjadi karena glikogen tidak sampai sel akan mengalami starvasi atau
kelaparan dan muncul tanda lapar (Brunner And Suddart).

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus menurut engram, 1999 yaitu:

Diabetes melitus tipe I :insulin

Diabetes melitus tipe II :modifikasi diet

Latihan

Agen hipoglikemia

C. Asuhan Keperawatan Diabetes Militus


1. Pengkajian
Menurut doenges (2000), pengkajian data dasar Diabetes melitus adalah :

1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan,kram otot, gangguan
istirahat atau tidur

41
Tanda : takikardia, takipnea saat istirahat dengan aktivitas penurunan
kekuatan otot,letargi

2. Integritas ego

Data Subjektif : Stress, tergantung pada orang lain, tidak berdaya, perasaan
putus asa

Data Objektif : Ansietas, peka, ketakutan, marah, menarik diri

3. Sirkulasi

DS : Riwayat hipertensi pada ekstremitas,penyembuhan yang lama

DO : Takikardia, penurunan tekanan darah postural, hipertensi, disritmia,


kulit panas, kering dan kemerahan.

4. Eliminasi

DS : poliuria,nokturia,rasa nyeri atau terbakar,kesulitan berkemih,diare.

DO: urine encer,pucat,poliuria,urin berkabut,bising usus,lemah dan


menurun,hiperaktif

5. Makanan/cairan

DS : nafsu makan hilang,mual,muntah,tidak mengikuti diet,peningkatan


masukan glukosa atau karbohidrat,penurunan GD,haus,penggunaan diuretic.

DO: kulit kering,turgor kulit jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,


pembesaran tiroid,acetone.

6. Neurosensori

DS : pusing,sakit kepala, kesemutan, kelemahan otot, parestesia, gangguan


penglihatan.

DO : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, (tahap lanjut) gangguan


memori (masa lalu)

42
7. Nyeri/kenyamanan

DS : abdomen yang tegang,nyeri (sedang-berat)

DO : wajah meringis dengan palpasi terlihat sangat berhati-hati

8. Pernapasan

DS :batuk dengan/tanpa sputum

DO :batuk dengan/tanpa sputum (infeksi),frekuensi pernafasan

9. Keamanan

DS : ulkus kulit,kulit kering gatal

DO : demam, diaforesis, lesi/ulserasi parastesia,penurunan rentang gerak

10. Seksualitas

DS : masalah tentang hubungan atau keintiman, masalah impotensi pada


pria, kesulitan orgasme pada wanita.

11. Pembelajaran

DS : factor resiko keluarga Diabetes Melitus : penyakit jantung, stroke,


hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat,steroid,diuretic,
dilantin, dan fenobarbital (dapat menngkatkan kadar glukosa
darah),memerlukan bantuan dalam perawatan luka,adaptasi terhadap alat
Bantu ambulasi, kemungkinan aktivitas perawatan diri.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang berlebihan.

43
4. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic,
perubahan kimia darah, insufisensi insulin, peningkatan kebutuhan energi

5. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan


hipovolemik

6. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan TIO

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber


informasi

3. Intervensi

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik


(doenges,2000 : 729)

Kriteria Hasil : tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, input dan output
seimbang, kadar elektrolit normal.

Intervensi

a. Pantau tanda-tanda vital

b. Pertahankan untuk memberikan cairan 2500ml/hari

c. Kaji adanya perubahan mental

d. Kaji turgor kulit dan nadi perifer

e. Catat adanya keluhan, mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung

f. Kolaborasi dengan dokter dan pemeriksaan labiratorium (Hematokrit,


Natrium, Kalium)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan

44
ketidak cukupan insulin,anoreksia, intake nutrisi kurang,mual,muntah
(Doenges,2000:732)

Kriteria Hasil Berat badan stabil atau penambahan kerentang biasa/yang


diinginkan

dengan nilai laboratorium yang normal, menuju energi biasa

Intervensi

a. Timbang berat badan tiap hari

b. Tentukan program diet dan pola makan pasien

c. Identifikasi makanan yang disukai pasien

d. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung, mual,

muntah

e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi

f. Kolaborasi pemeriksaan gula darah, pengobatan insulin teratus sesuai


indikasi, konsultasi gizi

3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang berlebihan. (Doenges, 2000 : 438)

Kriteria Hasil Menunjukkan perubahan pola makan ,berat badan stabil

Intervensi

a. Kaji masukan makanan

b. Diskusikan emosi kejadian sehubungan dengan makanan

c. Buat rencana makan dengan pasien

d. Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak

45
e. Timbang berat badan secara periodic

f. Kolaborasi tim gizi tentang diet yang sesuai

4. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi


metabolic, perubahan kimia darah, insufisensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi (Doenges,2000 : 737)

Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan


perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan.

Intervensi

a. Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup tanpa


diganggu

b. Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan


sesudah melakukan aktivitas.

c. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat

d. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas.

5. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan


hipovolemik (Doenges, 2000 : 315).

Kriteria Hasil : nyeri hilang atau terkontrol, rileks, pasien bisa istirahat

Intervensi

a. Beri lingkungan yang tenang

b. Tingkatkan tirah baring

c. Berikan kompres dingin

d. Dukung dalam pengambilan posisi nyaman

46
6. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan TIO
(Doenges,2000 : 414)

Kriteria Hasil

Mengatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinan cidera,


mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan

Intervensi

a. Berikan posisi yang nyaman

b. Batasi aktifitas, seperti menggerakkan kepala tiba-tiba

c. Ambulasi dengan bantuan

d. Dorong napas dalam

e. Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber


informasi (Doenges, 2000 : 755)

Kriteria Hasil Menyatakan pemahaman kondisi, pengetahuan pasien


bertambah

Intervensi

a. Kaji ulang proses penyebab atau prognosis dan kemungkinan yang akan
dialami

b. Diskusikan tentang penyakitnya

c. Kaji ulang perawatan luka yang tepat

d. Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan evaluasi


medik

47
BAB II

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS DIABETES MILITUS

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.N Pendidikan :SMA
Umur : 50 Tahun Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Pancor
Suku : Sasak Nomor Telpon : 085337197329

b. Komposisi Keluarga:
L/ Hub.
No Nama Umur Pekerjaan Pendidikan
P Klg
1.
Tn.N L 50 thn Kk Swata
2. SMU
Ny.E P 41 thn Istri Pengajar
3. SD
An.H P 9 thn Anak -
4. SD
An.P L 6 thn Anak -

48
c. Genogram:
I.

II.

III.

Keterangan:

: Laki laki

: Perempuan

: Kakek meninggal

: Nenek meninggal

: garis putus putus keluarga tinggal serumah

: Anak dari Tn.N meninggal

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Keluarga inti ( Nuclear Family ) yang terdiri dari
Ayah, Ibu, dan anak anak.
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut: terjadi salah satu anggota
keluarga atau anak pertama dari Tn.N yang pernah sakit dan sampai
meninggal, sehingga kejadian itu membuat Tn.N trauma dan sangat cemas
ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit langsung di bawah ke
klinik terdekat atau ke Rs.
e. Suku Bangsa:

49
a) Asal suku bangsa: Klien suku Batak Warga Negara Indonesia (WNI)
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :Tn.N mengatakan masih
membahwa budaya batak ketiaka ada keluarga yang sakit kepala
biasa.contoh ada salah satu keluarga yang sakit kepala akan di berikan
bawang merah pada daerah yang sakit.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Agama yang dianut
adalah Kristen Protestan dan menurut Tn.N senantiasa berdoa kepada Tuhan serta
yakin dan percaya Tuhan yang di sembah adalah dokter di atas segala dokter yang
mampu menyembuhkan penyakit DM yang dideritanya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencarinafkah: Tn.N ( kepala keluarga ).
b) Penghasilan: 3,5juta/bulan.
c) Upaya lain: anak dari Tn.N senang menjual gelang di sekolahnya, hasil
dari kebun.
d) Harta benda yang dimiliki : (1 buaah kompor gas, 1 buah tv, 1 kulkas,
1 buah DVD, Keluarga memiliki 2 buah motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: kebutuhan pokok , dan cicilan
motor
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga: klien mengatakan untuk rekreasi sebulan kadang
kadang ke pantai, keluar daerah, ada arisan keluarga, dan nonton bareng
sekeluarga.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn.N tahap perkembangan
keluarganya adalah dengan anak prasekolah, Tn.N
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman. belum terpenuhi adalah tempat tinggal, keluarga ingin pindah ke
perumahan secepatnya, kendalanya sekarang adalah kontrakannya sangat sempit .
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:

50
Keluarga Tn.N mengatakan bahwa Tn.N sudah lama mengalami penyakit
diabetes militus dari sejak dia tinggal di Surabaya.
b) Riwayat penyakit keturunan:
Keluarga Tn.N mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit diabetes militus
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Status Imunisasi Ket.


Keadaan B
Umu Campa
No Nama BB Kesehata C DPT Polio Hepatitis
r k
n G
I II III I II III IV I II III
1. Tn.N 50 80 Sakit - - - - - - - - - - - - tidak
thn kg pernah
2. Ny.E Sehat - - - - - - - - - - - - tidak
41 51 pernah
3. An.H thn kg Sehat - - - - - - - - - - - - lengkap
4. An.P Sehat - - - - - - - - - - - - lengkap
9 thn 29
6 thn kg 
21 -
kg 
v

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


BPJS yang di tenggung oleh perusahaan PT. Karya Cinta Indonesia dan
Asuransi Prudencial.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Tn.N mengatakan bahwa sebelumnya anak yang paling kecil pernah
mengalami tipes dan itu membuat Tn.N sangat cemas sehingga di saat anak

51
anak pilek atau demam langsung di bawah langsung ke klinik terdekat atau
langsung ke RS.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 5X8 m2
2) Type rumah: permanen sederhana
3) Kepemilikan: kontrakan
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2ruang
5) Ventilasi/cendela: ventilasi yang cukup, memakai jendela yang terbuat
dari kaca dan papan, di setiap ruangan dengan jumlah
total jendela yaitu 1 buah, serta sistem pencahayaan yang
cukup terang.bangunan rumah terbentuk persegi panjang.
6) Pemanfaatan ruangan: terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan 1
kamar atau ruang dapur serta bagian depan ada teras
rumah. Lantai rumah terbuat dari kramik dengan keadaan
bersih dan penataan alat/perabot rumah tangga yang
cukup rapi.
7) Septic tank: ada/tidak: ada dan letaknya di bawah tanah
8) Sumber air minum: keluarga menggunakan air sumur guna untuk mandi
dan cuci, sedangkan air untuk minum keluarga
menggunakan air galon dan sebelum minum keluarga
masak dulu lalu di minum.
9) Kamar mandi/WC: ada WC terletak di dalam rumah.
10) Sampah: keluarga biasa menumpulkan sampah terlebih dahulu di
kantong kemudian membuangnya pada tempat sampah
yang ada dengan jarak jauh.
11) Kebersihan lingkungan: ya,, cukup bersih, keluarga mengatakan
meskipun sibuk mengurus anak anak dan kerjaan, namun
selula gantian untuk membersihkan rumah.
12) Denah rumah : U

52
B T

A C E
B D F

Keterangan: A. dapur
B. WC
C. Ruang tamu
D. Gudang
E. teras rumah
F. Kamar tidur

Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan: keluarga Tn, hidup di lingkungan tepat tinggal yang masih
dalam kelurahan. Interaksi antar warga memiliki tingkat social yang
tinggiyang biasanya di lakukan pada sore dan malam hari karena pada
siang hari umumnya masyarakat bekerja. Tn,N,, biasanya suka bermain
catur dengan warga di sekitarnya, sebagian tetangga adalah penduduk
asli sasak dengan pendapat yang cukup untuk kebutuhan sehari hari.
2) Aturan/kesepakatan: keluarga mengikuti aturan aturan serta kesepekatan
yang ada dalam lingkungan.
3) Budaya: budaya yang bercampura sasak, bali dan Batak.
b. Mobilitas Geografis Keluarga: keluarga Tn.N baru menempati rumah yang di
tempatinya kurang lebih 1,5 tahun dan tidak pindah sampai sekarang.
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: keluarga merupakan
anggota masyrakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyrakat serta dengan
keluarga di lingkungannya tampak saling dan berinteraksi dengan baik dimana
jarak rumah mereka dengan rumah tetangga saling berdekatan.
d. System Pendudukung Keluarga: Tn.N mempunyai 2 anak dan istri yang selalu
mendukung serta membawa atau menemani ke Rs terdekat untuk control.

53
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: komunikasi antar keluarga yang cukup
harmonis,dalam menghadapi suatu permasalah biasanya dilakukan musyawarah
keluargasebelum memutuskan suatu masaah. Komunikasi di lakukan dengan
sangat terbuka. Anggota keluarga biasa menggunakan bahsa batak dan bahasa
Indonesia.
b. Struktur Kekuatan Keluarga: struktur keluarga terdiri dari anak anak dan istri
yang sakit serta Tn.N yang bersifat lemah lembut terkadang panik untuk
memikirkan keadaan.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Tn.N mengatur rumah tangga dengan biaya asuransi serta BPJS yang ada.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlakudalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
dalam agama Kristen yang di anut serta norma masyarakat sekitarnya.
Keluarga ini menganggap penyakit Diabetes Melitus yang diderita oleg Tn.N
adalah penyakit yang di alami oleh Tn.N sendiri. Upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan selama beberapa tahun terakhir ini Tn.N mengkonsunsi obat
dari rumah sakit serta ramuan herbal .

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tn.N memiliki keluarga yang lengkap dalam rumah, yaitu istri dan keduan
anaknya yang saling menolong serta saling mengingatkan.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: keluarga selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku soasial yang baik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: aktif bermasyarakat
dengan mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan: Tn.N yang sering mengambil keputusan.

54
d) Kegiatan keluarga waktu sengg ang:
e) Partisipasi dalam kegiatan social: Keluarga selalu aktif dalam
kegiatan soasial
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya: keluarga cukup mampu mengenal masalah
kesehatan tentang penyakit DM, Namun Tn.N tidak rutin minum obat
karana ketidaktahuannya betapa pentingnnya minum obat demi
kesembuhannnya dan Tn.N juga belum mampu dalam mengatur pola
hidup dalam sehari hari.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan
kesehatan yang tepat: istri dari Tn.N sering mengingatkan Tn.N dalam
mengubah pola hidup agar bisa pulih total serta mengingatkan untuk
mengkonsumsi obat tepat waktu.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Tn.N sampai sekarang masih semangat dalam control penyakit yang di
alami serta di didukung oleh keluarga.akan tetapi keluarga Tn.N kurang
tau cara perawatan diabetes selain berobat kepelayanan kesehatan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat: ya,, keluarga sampai sekarang selalu memelihara lingkungan sekitar
rumah.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat : keluarga masih mampu.

d. Fungsi reproduksi
Tn.N berusia 50 tahun dan istri berusia 41 tahun beliau mengatakan 2
anak cukup dengan usia 9 dan 6 tahun, (pasangan yang masih berusia
subur) dan istri Tn.N menggunakan kontrasepsi pil/suntik.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: selalu tercukupi.

55
VI. Stres Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek: Tn.N mengtakan pola makannya itu tidak teratur
selama < 6 bulan
b. Stressor jangka panjang: selama > 6 bulan Tn.N sudah berobat kesana
kemari namun GDS nya selalu naik turun
c. Respon keluarga terhada stressor:kelu arga Tn.N memeriksa kesehatn ke
kelinik didekat rumahnya
d. Strategi koping:keluarga Tn.N selalu bermusyawarah untuk melesaikan
masalah yang ada
e. Strategi adaptasi disfungsional: bila kadar gula drah Tn.N naik di sarankan
untuk stop makan makanan yang berlemak dan mengandung gula banyak.

VII. Keadaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi: keluarga Tn.N untuk pemenuhan gizinya alhamdulilah cukup
Upaya lain: untuk mencukupi kebutuhan gizinya keluarga Tn.N memanfaatkan
tanaman sayuran di samping ruamhnya.

VIII. Harapan Keluarga


a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga Tn.N berharap masalah
kesehatannya cepat berakhir
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga Tn.N berharap petugas
kesehatan selalu memberikan informasi yang baik tentang diabetes
c.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
N Variabel Nama anggota keluarga
o TN. N NY. E An. H An.P An. An.
1. Riwayat penyakit Diabetes Tidak ada Tidak ada Tidak ada
saat ini militus

2. Keluhan yang Sering Tidak ada Tidak ada Tidak ada


dirasakan kesemutan

56
3. Tanda & gejala Kuat Tidak ada Tidak ada Tidak ada
makan ,
minum

4. Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sebelumnya

5. Tanda-tanda vital T :130/80 T : T :100/60 T :100/60


mmhg 140/100 mmhg mmhg
N : mmhg N: N:
80x/meni t N: 70x/menit 70x/menit
R : 80x/menit R : R :
20x/menit R : 15x/menit 15x/menit
S : 36 c 20x/menit S: 36 c S: 36 c
S: 36 c
6. Sistem Normal Normal Normal Normal
cardiovaskuler Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia
80x/menit 80x/menit 80x/menit 80x/menit

7. Sistem respirasi Normal Normal Normal Normal


Eupnea Eupnea Eupnea Eupnea
20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit

8. Sistem GI. Trac Normal Normal Normal Normal

9. Sistem persyarafan GCS 15 Gcs :15 Gcs : 15 Gcs : 15


Compos Compos Compos Compos
Metis. Metis metis metis

57
10 Sistem Normal Normal Normal Normal
muskuloskeletal Skala : 5 Skala : 5 Skala :5 Skala :5

11 Sistem genetalia Tidak Tidak Tidak Tidak


terkaji terkaji. terkaji terkaji

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Daftar Masalah Kesehatan
1 Ancaman Takutnya terjadi DM tipe 2
2 Kurang/ Tidak sehat Cara diet DM yang baik dan sehat

3 Defisit Kurang pengetahuan tentang perawatan diabetes


militus

ANALISA DATA :
No Data Problem Etiologi
1. S: Ketidaktahuan Prilaku kesehatan
-Keluarga Tn.N mengatakan keluarga tentang cenderung berisiko
bahwa Tn.N sudah lama penyakit Diabetes
mengalami penyakit diabetes Militus.
militus dari sejak dia tinggl di
surabaya

-Tn.N tidak ada yang mempunyai


riwayat penyakit diabetes militus
O:
ttv:
T : 130/80 MmHg
N : 80x/menit

58
S : 36 C
R :12x/menit
BB : 80 Kg
TB :172 Cm
GDS : 341

2 S: Kurang pengetahuan Ketidak efektifan


-Tn.N mengatakan bahwa sudah metode apa pemeliharaan
lama mengalami penyakit perawatan diabetes kesehatan
diabetes militus dari sejak tinggal militus
di surabaya
O:
-Tn.M berusia 50 tahun
-Pendidikan Tn.M SMA
3. Kurangnya Ketidak mampuan
Ds : keluarga Tn. n mengatakan penegtahuan keluarga dalam

tidak pernah membuka jendela keluarga tentang memodifikasi


lingkungan untuk
dan jarang berolah raga . lingkungan yang
mejaga kesehatan
bersih dan sehat
keluarga.
Do : saat dilakukan pengkajian
kondisi dalam rumah tampak
gelap dikarenakan pencahayaan
yang kurang.

RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN


1. Prilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Ketidaktahuan
keluarga terhadap penyakit Diabetes Militus
2. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurang
pengetahuan metode apa perawatan Diabetes Militus

59
3. ketidak mampuan keluarga dalam momidifikasi lingkungan b.d kurangnya
pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang bersih dan sehat.

SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN


Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 3 1
Skala : Tidak/kurangsehat 2
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA


1. Prilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan keluarga terhadap penyakit Diabetes Militus
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 x 1 =2/3 Keluarga tidak tahu penyakit
Skala : Ancaman kesehatan bahwa bisa lanjut ke Diabetes
militus tipe 2
2 Kemungkinan masalah dapat Kondisi pasien pada saat
diubah 1/2 x 2 =1 produktif dengan kesibuakn
Skala: sebagian untuk kerja memengaruhi
informasi

60
3 Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mau di ajak kerja
Skala : Cukup sama (kooperatif)
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 =1 Bila tidak segera di tangani
Skala : Masalah berat harus memungkinkan penyembuhan
segera di tangani lama dan akan terjadi diabetes
militus tipe 2
Total skor 3 2/3

2. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurang


pengetahuan tentang perawatan Diabetes Militus
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 x 1 =2/3 Diabetes militus adalah
Skala : Ancaman kesehatan penyakit yang tidak menular,
akan tetapi kalau tidak di
tngani dengan baik maka bisa
berlanjut diabetes militus tipe
2
2 Kemungkinan masalah dapat Pasien tidak tahu kalau
diubah 1/2 x 2 =1 penyakitnya perlu menjaga
Skala: sebagian gaya hidup
3 Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mau di ajak kerja
Skala : Cukup sama (kooperatif) dalam
intervensi
4 Menonjolnya masalah 1/2 x 1 =1 Bila tidak segera di tangani
Skala : Masalah berat harus memungkinkan penyembuhan
segera di tangani lama dan akan terjadi diabetes
militus tipe 2
Total skor 3 2/3

61
3. ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan b.d kurangnya
pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang bersih dan sehat
No kriteria Perhitu skor Pembenaran
ngan
1 Sifat maslah sekala : 2/3x1 2/3 Keluarga masi belum mampu
ancaman untuk meneyelsekan masalah
yang di hadapi
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Kurangnya pengetahuan
dapat di ubah sekala : keluarga tentang lingkungan
Mudah yang sehat
3 Potensi masalah untuk di 2/3x1 1 Karna kurangnya pengetahuan
ubah sekala : keluaraga.
Tinggi
4 Menonjolnya masalah 0/2x1 O Ketidak mampuan keluarga
sekala : untuk memodifikasi
Masalah tidak dirasakan lingkunagan.
5 Total skor 3 2/3

62
No . Tujuan Kriteria intervensi
dx evaluasi
Umum Khusus Kriteria standar
1 Setealah Klien mampu : Afektif a. Klien dan a. Kaji
dilakukan a. Dapat keluarga pengetahuan
penyuluhan menjelaskan dapat keluarga tentang
1x30 menit akibat DM menjelaskan penyakit dibetes
keluarga pada sendri Dampak militus, dampak
mengenal dan dan diabetes diabetes
mampu keluarganya militus, militus,seperti
mencegah b. Dapat tanda dan (berat badan
penyakit menyebut gejala menurun, sering
diabetes upaya untuk diabetes minum, dan
militus. mencegah militus. mudah cepat
terjadinya lelah. )
DM b. Kaji kemampuan
keluarga yang
telah dilakukan
pada Tn.N untuk
menghindari
diabetes

c. Diskusikan
b. Klien dan alternatif yang
Psikomotor keluarga dapat dilakuakn
dapat untuk mencegah
menyebutka terjadinya DM
n upaya d. Evaluasi secara
untuk singkat terhadap
mencengah topik yang
terjadinya didiskusikan
DM keluarga

63
e. Berikan pujian
c. Klien dapat terhadap
Pengetahuan menyebutka ungkpan
n upaya keluarga yang
untuk mendukung
mencegah upaya
penyakit pencegahan
diabetes
militus

a. Kaji
2. Setelah Keluarga mampu : a. Keluarga pengetahuan
melakukan a. Menyebutkan Kongnitif dapat keluarga tentang
penyuluhan pengertian menyebutka penyakit
keluarga DM n tanda dan DM,penyebab
selama 1x30 b. Menyebutkan gejala ,gejala, dan cra
menit keluarga tanda dan penyakit penanganannya.
diharapkan gejala DM diabetes b. Berikan
dapat c. Menyebutkan militus. penyuluhan pada
mengambil faktor resiko keluarga
mengambil yang dapat mengenai cra
keputusan menyebabkan mengidentifikasi
untuk berobat DM serangan
secara teratur d. Menyebutkan kambuhan
dan benar pengobtan
dan perawatn c. Anjurkan brobat
dm Motorik b. Keluarga kembali ke
e. Mampu dapat puskesmas atau
mengambil mengiiden rumah sakit saat
keputusan tifikasikan penyakit

64
dalam cara kambuh
pengobatan pengobatan d. Berikan
dm dan kesempatan
perawatan keluarga
menentukan
sikap dan rencna
selanjutnya
dalam
pengobatan

e. Berikan pujian
Pengetahuan c. Keluarga terhadap
dapat kemampuan ide
memutuska atu siakp positif
n tindakan yang di
yang harus ungkapkan
dilakukan keluarga dalam
bial obat menyikapi
habis kekambuhan
penyakitnya

Setelah Keluarga mampu :


- Diskusikan
dilakukan a.Mendemontrasikan - Keluarga mampu
Kognitif dengan keluarga
penyuluhan cara memelihara menjelaskan
selama 1x 30 di tentang
lingkungan untuk tentang lingkungan
harapakan lingkungan yang
pasien DM yang bersih dan
keluarga mampu bersih dan sehat
b.Menjaga sehat
memodifikasi
kebersihan
lingkungan
lingkungan

- Diskusikan

65
Afektif dengan keluarga
- Keluarga mampu tentang
menjelaskan pentingnya
pentingnya membuka
membuka jendela jendela di pagi
di pagi hari dan di hari
siang hari

Demontsikan dengan
Psikomotor
Kluarga mampu keluarga cara
mendemonstrasikan memelihara lingkungan
cara memelihara rumah yang menunjang
lingkungan rumah kesehatan
yang menunjang
kesehatan.

CATATAN IMPLEMENTASI

66
No. Dx Hari/ Tgl Pukul Tindakan keperawatan Paraf

1 Rabu, 22 15.15 a. mengKaji pengetahuan keluarga tentang


Maret 2020 WITA penyakit dibetes militus, dampak
diabetes militus,seperti (berat badan
menurun, sering minum, dan mudah
cepat lelah. )
b. mengKaji kemampuan keluarga yang
telah dilakukan pada Tn.N untuk
menghindari diabetes
c. menDiskusikan alternatif yang dapat
dilakuakn untuk mencegah terjadinya
DM
d. mengEvaluasi secara singkat terhadap
topik yang didiskusikan keluarga
e. memBerikan pujian terhadap ungkpan
keluarga yang mendukung upaya
pencegahan

2 Rabu, 22 15.40 a. mengKaji pengetahuan keluarga tentang


Maret 2020 WITA penyakit DM,penyebab ,gejala, dan cra
penanganannya.
b. memBerikan penyuluhan pada keluarga
mengenai cra mengidentifikasi serangan
kambuhan
c. mengAnjurkan brobat kembali ke
puskesmas atau rumah sakit saat
penyakit kambuh
d. memBerikan kesempatan keluarga
menentukan sikap dan rencna
selanjutnya dalam pengobatan
e. memBerikan pujian terhadap

67
kemampuan ide atu siakp positif yang di
ungkapkan keluarga dalam menyikapi
kekambuhan penyakitnya

3 Rabu, 22 16.30 a. menDiskusikan dengan keluarga tentang


Maret 2020 WITA lingkungan yang bersih dan sehat
b. menDiskusikan dengan keluarga tentang
pentingnya membuka jendela di pagi hari
c. menDemontrasikan dengan keluarga cara
memelihara lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan

EVALUASI

No. Dx Hari/ Tgl Pukul Evaluasi Paraf

1 Rabu, 22 15.30 S :keluarga Tn. n mengatakan GDS nya masih di atas


WITA normal
Maret 2020
O:

T : 130/80 MmHg
N : 80x/menit
S : 36 C
R :12x/menit
GDS : 341
A :masalah teratasi sebagian

P :intervensi dilanjutkan

2 Rabu, 22 15.50 S :keluarga Tn. n mengatakan sudah mengerti dan bisa


WITA mejawab pertanyaan yang diajukan
Maret 2020
O :keluarga Tn. N mampu untuk Menguraangi makanan
yang menyebabkan DM dan berisiko

A :masalah teratasi

68
P :intervensi dihentikan

3 Rabu, 22 17.00 S :keluarga Tn. N mengatakan sudah mengerti dan bisa


WITA memodifikasi lingkungan
Maret 2020
O :keluarga Tn. N tampak sudah mengerti tentang cara
memodifikasi lingkungan

A :masalah teratasi

P :intervensi dihentikan

BAB VI

PENUTUP

69
1 . Kesimpulan

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada


sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan


orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,


sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

2  Saran

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang  keluarga  melalui


pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini
perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-
pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

- Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

70
- Nurarif Huda Amin, Dan Kusuma Hardhi.2015.Nanda Nic-Noc.Jogjakarta
:Mediaction.

71

Anda mungkin juga menyukai