Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN FAMILY AS CLIENT

GANGGUAN PADA SISTEM KARDIOVASKULAR : HIPERTENSI PADA


KELUARGA

Laporan Pendahuluan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Oleh :

MOCH. IQBAL BACHTIAR

J.0105.19.019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN GAMGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR :


HIPERTENSI

I. KONSEP KELUARGA
A. DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)
Keluarga adalah dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptaan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO dalam
Harmoko, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekelompok orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta
adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

B. TIPE KELUARGA
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam
yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
d. Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian
e. Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui
aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, adalah
keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan
e. Gay And Lesbian Family adalah Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners)
f. Cohibiting Couple, adalah orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu
g. Group-Marriage Family, adalah beberapa orang dewasa
menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group Network Family, adalah keluarga inti yang dibatasi
aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu
sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya
i. Foster Family, adalah keluarga menerima anak yang tidak
ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya
j. Homeless Family, adalah keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental
k. Gang, adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari
orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

C. STRUKTUR KELUARGA
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya
adalah :
1. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga Kawin  
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
4. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarga.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

E. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN


Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1. Keluarga Mampu Mengenal Masalah Keluarga
2. Keluarga Mampu Mengambil Keputusan
3. Keluarga Mampu Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
4. Keluarga Mampu Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
5. Keluarga Mampu Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatanan

F. TAHAP-TAHAP KELUARGA
Di indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap
berdasarkan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
psikososial, ekonomi keluarga di masyarakat yaitu :
1. Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengakaran
agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga yang
belum dapat memenuhi salah satu atau indikator keluarga sejahtera
tahap satu.
2. Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan
sosial psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan, KB, interaksi
dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, tempat tinggal atau
transportasi.
3. Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga sejahtera II) adalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga sejahtera III) adalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial, psikologis dan kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat
memberikan sumbangan baik internal ataupun keluarga serta
berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat,
yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan lain-lain.
5. Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial,
perkembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yang
nyata bagi masyarakat.

G. Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada


Keluarga yang Menderita Hipertensi
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit
hipertensi maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
1. Pengenalan tentang gejala hipertensi
Perawat membantu keluarga untuk mengenal tentang gejala
penyakit hipertensi.
2. Pemberi perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam
melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada
keluarga bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
3. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga
yang menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai,
mengetahui masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara
penyelesaian masalah penyakit yang sedang dihadapi.
4. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenai
masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan
mencari alternatif pemecahannya.
5. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit hipertensi.
6. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.

II. KONSEP PENYAKIT


A. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang peningkatan tekanan darah sistolik lebih
besar atau sama dengan 140 mmHg dan peningkatan diastolik lebih
besar atau sama dengan 90 mmHg melebihi 140/90 mmHg, saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi (Wikipedia,
2010).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah
meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan
peningkatan volume aliran darah darah (Hani, 2010) 
Jadi dapat disimpulkan Hipertensi adalah tekanan darah tinggi
yang bersifat abnormal.Seseoarang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastol.

B. Klasifikasi
1. Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi :
a. Hipertensi primer atau esensial
Penyebab pasti masih belum diketahui.Jenis ini
adalah yang terbanyak, yaitu sekitar 90-95% dari seluruh
pasien hipertensi. Riwayat keluarga, obesitas, diit tinggi
natrium, lemak jenuh dan penuaan adalah faktor
pendukung. Walaupun faktor genetik sepertinya sangat
berhubungan dengan hipertensi primer, tapi mekanisme
pastinya masih belum diketahui.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab
yang terindentifikasi lainya.hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dan lain-lain.

2. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Pedoman Joint National


Committee 7
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal 115 atau kurang 75 atau kurang
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100

C. Etiologi
Faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak
dapat dikontrol, antara lain:
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi
pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang
wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan
perubahan hormon setelah menopause.
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai
tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih
muda.Hipertensi sering terjadi pada usia pria :> 55 tahun;
wanita : > 65 tahun.
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu
akanmenyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita
hipertensi.Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
2. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia>50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan
lebih.
b. Kurang Olahraga
Olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk
hipertensi). Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko
tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk
menjadi gemuk.
c. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok
berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden
hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal
yang mengalami ateriosklerosis.
d. Mengkonsumsi garam berlebih
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat.Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.
e. Minum alcohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat
merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh
darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah
satu faktor resiko hipertensi.
f. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir
kopi mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu
cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5
-10 mmHg.
g. Stress
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).Menurut
Anggraini (2009) mengatakan stres akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga
akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis.
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak.
Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut
ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Smeltzer, 2001).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan
kerusakan pada organ-organ seperti jantung. (Suyono, Slamet. 1996).
E. Manifetasi klinis
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya
ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis,
kesadaran menurun.

F. Komplikasi
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ
tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan
organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung : hipertrofi ventrikel kiri , angina atau infark miokardium
, gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada evaluasi pasien
hipertensi masih merupakan perdebatan, pemmeriksaan yang
diperlukan adalah :
1. Laboratorium
a. Kadar ureum dan kadar kretinin untuk mengenali fungsi ginjal,
kadar kretinin lebih berarti dibandingkan dengan ureum
sebagai modikator laju filtrasi glomerulus (GFR) yang
menunjukkan derajat fungsi ginjal.
b. Kalium, pemeriksaan kalium dapat membantu menyingkirkan
alduteronisme primer pada pasien hipertensi
c. Glukosa, oleh karena hipertensi sering dijumpai pada pasien
Diabetes Militus,kadar glukosa perlu  diperiksa yang bisa
dilakukan adalah pemeriksaan kadar glukosa 2 jam setelah
makan.
d. Luminalisasi,diperlukan karena selain dapat
membantu menonjolkan diagnosis penyakit ginjal juga karena
protel nuria ditemukan hampir pada seluruh pasien
2. EKG dan rontgen dada
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran apakah hipertensi
telah berlangsung lama. Pemeriksaan ventrikel kiri dan gabungan
kardiomegali di deteksi dengan pemeiksaan tersebut.

H. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau
dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa obat diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam
zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas
aerobic atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi
5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi
lebih lanjut.
4. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE,
penghambat reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-
blocker, beta blocker, antagonis Ca dan diuretic
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan
proteinuria diberikan inhibitor ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE
dan diuretic.
e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca
dihidropiridin kerja sama.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA),
inhibitor ACE (dengan disfungsi sistolik).

III. Proses Keperawatan


A. Pengakajian
1. Pengkajian pertama
Tujuan pengkajian tahap pertama adalah untuk mengetahui
masalah yang dihadapi keluarga.
a. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur
masalah kesehatan, status kesehatan, kesanggupan keluarga
dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga.
1) Struktur dan sifat anggota keluarga
a) Anggota- anggota keluarga dan hubungannya dengan
kepala keluarga
b) Data demografi : umur, jenis kelamin, kedudukan
dalam keluarga
c) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga
d) Macam struktur anggota keluarga apakah matrilineal,
patrilineal, berkumpul atau menyebar
e) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan
f) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata
g) Kegiatan dalam hidup sehari-hari, kebiasaan tidur,
kebiasaan makan dan penggunaan waktu senggang
2) Faktor sosial budaya dan ekonomi : pekerjaan,
pengahasilan, kesanggupan untuk memebuhi kebutuhan
primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yang menentukan
keuangan dan pengguanaannya.
3) Faktor lingkungan
a) Perumahan : luas rumah, pengaturan dalam rumah,
persediaan sumber air, adanya bahan kecelakaan,
pembuangan sampah.
b) Macam lingkungan/ daerah rumah
c) Fasilitas sosial dan lingkungan
d) Fasilitas transportasi dan kesehatan
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
b) Upaya pencegahan terhadap penyakit
c) Sumber pelayanan kesehatan
d) Persepsi keluarga terhadap peran pelayanan dan
petugas kesehatan
e) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan
5) Cara pengumpulan data
a) Observasi langsung : keadaan fisik tiap anggota
keluarga, komunikasi dari tiap anggota keluarga,
peran dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah
dan lingkungan.
b) Wawancara : aspek fisik, mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan.
c) Studi dokumentasi : perkembangan kesehatan anak,
kartu keluarga, catatan kesehatan lainnya, dilakukan
terhadap anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan (tanda- tanda penyakit,
kelainan organ tubuh).
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada asuhan keperawatan keluarga
yaitu meliputi semua keluarga dilakukan pemeriksaan
fisik. Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu
a) Sirkulasi
(1) Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit
jantung koroner atau katup dan penyakit cerebro
vaskuler.
(2) Episode palpitasi, respirasi.
b) Eleminasi
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti
infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit ginjal
masa lalu.
c) Neurosensori
(1) Keluhan pusing.
(2) Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam).
d) Pernapasan
(1) Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
(2) Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal
paroksimal.
(3) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
(4) Riwayat merokok

b. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat
menggunakan tipologi masalah dalam family health care.

No Data Masalah
1  Keluarga tidak mampu melakukan Ketidakefektifan
perawatan manajemen
 Keluarga tidak mampu menghindari kesehatan di keluarga
faktor resiko
 Keluarga tidak mengerti tentang
hipertensi, penyebab, dan tanda gejala
hipertensi
 Keluarga tidak mengetahui dampak
hipertensi
 Tidak mampu menyiapkan lingkungan
dengan baik seperti lantai licin,
penerangan kurang

2  Penurunan keterampilan dalam Ketidakefektifan


memberikan perawatan pada anggota pemeliharaan
keluarga yang sakit kesehatan
 Perilaku kurang adaptif terhadap
perubahan llingkungan
 Perilaku kurang dalam mencari bantuan
kesehatan
 Kurang menunjukkan minta pada
perbaikan perilaku sehat
 Ketidakcukupan sumber daya (tenaga,
sarana dan keuangan)
 Kurang kemampuan dalam
berkomunikasi
 Tugas perkembangan tidak tercapai
3  Pernyataan menyalahkan anggota Gangguan proses
keluarga pada munculnya masalah keluarga
kesehatan dalam keluarga
 Menghindari merawat anggota keluarga
 Ketidakmampuan untuk menerima
bantuan
 Ketidakmampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan
 Ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan emosi anggota keluarga
 Ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan keamanan anggota keluarga
 Perubahan dalam tugas yang telah
ditetapkan
 Perubahan dalam ketersediaan untuk
dukungan emosi
 Perubahan dalam pola komunikasi
 Perubahan ketersediaan untuk
menunjukkan respon kasih sayang
 Mengurangi kontak fisik

c. Scoring Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan I : Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga


No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika
1 tidak ditangani akan
Skala: ancaman
mengganggu kesehatan dan
kesehatan
aktivitas klien jadi diperlukan
tindakan segera.
2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2 = 1 Informasi tentang hipertensi
masalah dapat kurang banyak dan berbagai
diubah tindakan dapat dilakukan di
rumah, masalah tidak dapat di
Skala: sebagian
atasi dengan tuntas karena
proses menua yang memang
tidak dapat diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
terjadinya masalah.
Skala: cukup
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Haus bias diatasi karena akan
masalah. 1 mempengaruhi aktivitasr

Skala: masalah
berat harus
segera
ditangani

TOTAL 3 1/3

Diagnosa Keperawatan II : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Jika klien mengalami
ancaman kesehatan kekambuhan penyakit
hipertensi dan keluarga kurang
paham tentang penyakit
hipertensi
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
kemauan klien untuk menjaga
pola makan,ipertensi pola
aktivitas dan menghindari
pencetus terjadinya h
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Jika klien mau sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
hipertensi
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga dan klien tahu jika
masalah : berat, penyakitnya dapat
harus segera di menimbulkan komplikasi yang
tangani. serius
TOTAL 4 1/3

Diagnosa keperawatan : Gangguan proses keluarga


No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Memberikan pengetahuan
ancaman kesehatan mengenai penyakit yang
dialami klien adalah bukan dari
anggota keluarganya
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberi tahu jika masalah
masalah dapat yang dihadapinya dapat
dirubah : mudah. dirubah dengan cara berdiskusi
dan mendukung satu sama
lainnya
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dapat dicegah bila klien dan
dapat dicegah : keluarga saling mendukung
cukup. satu sama lainnya
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Harus segera ditangani kare
masalah : berat, keluarga tidak mau merawat
harus segera di klien padahal mengetahui
tangani. komplikasi yang akan terjadi
pada klien
TOTAL 4 1/3

B. Diagnosa keperawatan

No Kode Diagnosa
1 00080 Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga
2 00099 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3 00063 Gangguan proses keluarga
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Data
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Interensi
Data pendukung masalah keluarga dengan Hipertensi
 Keluarga 00080 Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
tidak mampu manajemen kesehatan masalah tentang pengetahuan masalah psikososial dan
melakukan di keluarga kesehatan dan perilaku sehat perubahan gaya hidup
perawatan 1831 Pengetahuan : managemen 5510 Pendidiakan kesehatan :
 Keluarga 1802 hipertensi pengajaran proses penyakit
tidak mampu 1813 Pengetahuan : anjuran pengaturan yang dialami
menghindari diet 6502 Pengajaran proses penyakit
faktor resiko Pengetahuan : regimen pengobatan 5614 Pengajaran diet yang
 Keluarga tepat/dianjurkan
tidak 5616 Pengajaran : pengobatan
mengerti
yang ditentukan/diresepkan
tentang
hipertensi, Keluarga mampu untuk Keluarga mampu
penyebab, memutuskan untuk merawat, memutuskan untuk
dan tanda meningkatkan atau memperbaiki merawatan anggota keluarga
gejala 1606 kesehatan yang sakit, membangun diiri
hipertensi Berpartisipasi dalam memutuskan sendiri, membangun
 Keluarga 2202 perawatan kesehatan kekuatan, beradaptasi
tidak
Kesiapan caregiver dalam dengan perubahan fungsi,
mengetahui
perawatan di rumah atau mencapai fungsi yang
dampak 1700 Kepercayaan Kesehatan/Health lebih tinggi :
hipertensi 2605 Beliefs 5250 Dukungan membuat
 Tidak Partisipasi keluarga dalam 5370 keputusan
mampu perawatan profesional 7040 Dukungan emosional
menyiapkan 5310 Dukungan caregiver
lingkungan Membangun harapan
dengan baik
seperti lantai Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat
licin, keluarga untuk meingkatkan atau anggota keluarga yang sakit
penerangan memperbaiki kesehatan dan memberikan dukungan
kurang 1622 Perilaku kepatuhan : menyiapkan dalam meningkatkan status
diet yang tepat kesehatan
1632 Perilaku kepatuhan : melakukan 1100 Manajemen nutrisi yang
aktivitas yang tepat 5246 tepat
1605 Kontrol nyeri 1400 Konseling nutrisi
1602 Perilaku meningkatkan kesehatan 7040 Manajemen nyeri
2205 Kemampuan keluarga memberikan 7130 Dukungan pemberi
perawatan langsung 7140 perawatan
7110 Proses pemeliharaan
keluarga
Dukungan keluarga
Peningkatan keterlibatan
keluarga
Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu
lingkungan : kontrol resiko dan memodifikasi lingkungan
keamanan 6490 dalam hal :
1908 Deteksi risiko 6485 Pencegahan jatuh
1828 Pengetahuan tentang pencegahan Manajemen lingkungan :
2009 jatuh 7180 rumah yang aman
1909 Dukungan keluarga selama 5440 Bantuan pemeliharaan
1910 pengobatan 6480 rumah
Perilaku pencegahan jatuh Peningkatan support sistem
Menyiapkan lingkungan rumah Manejemen lingkungan
yang aman
Keluarga mampu memanfaatkan Keluarga mampu
fasilitas kesehatan memanfaatkan fasilitas
1806 Pengetahuan tentang sumber kesehatan
kesehatan 7400 Panduan pelayanan
1603 Perilaku mencari pelayanan 7560 kesehatan
2605 kesehatan Mengunjungi fasilitas
Partisipasi keluarga dalam 7400 kesehatan
perawatan keluarga Bantuan sistem kesehatan

Data Penunjang Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi Keperawatan


 Pernyataan 00063 Gangguan Keluarga mampu menganal Keluarga mampu mengenal
menyalahkan proses keluarga masalah: masalah:
2602 5520
anggota keluarga
Fungsi keluarga Fasilitasi proses belajar
pada munculnya 2604 5606
masalah kesehatan Normalisasi keluarga Pengajaran: individu
dalam keluarga 2605 5604
 Menghindari Pertisipasi keluarga dalam Pengajaran: kelompok
merawat anggota perawatan profesional membangun harapan
keluarga
Keluarga mampu memutuskan: Keluarga mampu mengambil
 Ketidakmampuan
keputusan:
untuk menerima 1606 Berpartisipasi dalam memutuskan
bantuan perawatan kesehatan Dukungan membuat keputusan
 Ketidakmampuan 5310
untuk beradaptasi Membangun harapan
dengan perubahan Menetapkan tujuan bersama
 Ketidakmampuan 4410
untuk memenuhi Keluarga mampu melakukan Keluarga mampu melakukan
kebutuhan emosi perawatan: perawatan:
anggota keluarga 2602
 Ketidakmampuan Fungsi keluarga Mediasi konflik
2603 5020
untuk memenuhi Integritas keluarga Modifikasi perilaku
kebutuhan 2604 4360
keamanan anggota Normalisasi keluarga Peningkatan integritas keluarga
1501 7100
keluarga
Performa peran Mempertahankan proses keluarga
 Perubahan dalam 7130
tugas yang telah Dukungan keluarga
ditetapkan 7140
 Perubahan dalam Terapi keluarga
7150
ketersediaan untuk Peningkatan peran
dukungan emosi 5370
 Perubahan dalam Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi
pola komunikasi lingkungan: lingkungan:
 Perubahan
ketersediaan untuk 2009 Status kenyamanan: lingkungan 4350 Manajemen perilaku
menunjukkan
respon kasih 1501 Menunjukkan perannya 5270 Dukungan emosional
sayang 2700 Kemampuan komunikasi 4370 Pelatihan kontrol impuls
 Mengurangi
kontak fisik Kemampuan memanfaatkan Kemampuan pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan:
Kepuasan klien: akses menuju Memfasilitasi tanggung jawab diri
3000 sumber pelayanan 4480
Rujukan
8100
Kode Hasil Kode Intervensi Keperawatan
Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
1847 masalah: masalah:
5510
1803 Pengetahuan: manajemen penyakit Penkes: proses penyakit
kronis
Pengetahuan tentang proses
penyakit
Keluarga mampu memutuskan: Keluarga mampu memutuskan:
1606
Berpartisipasi dalam memutuskan 4700 Restrukturisasi kognitif
perawatan kesehatan
5250 Dukungan membuat keputusan
5310 Membangun harapan
Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan: lingkungan:
1902
1910 Pengendalian faktor risiko Identidikasi faktor risiko
6610
Lingkungan rumah yang aman Pencegahan infeksi manajemen
6550 lingkungan: keamanan
Keluarga mampu memanfaatkan Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan:
3000
Kepuasan klien: akses ke sumber Konsultasi
pelayanan 7910
3005 Rujukan
Kepuasan klien: bantuan fungsional 8100
Paduan sistem kesehatan
7400

Data Penunjang Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi Keperawatan


 Penurunan 00099 Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
keterampilan dalam pemeliharaan masalah: masalah:
kesehatan 1847 5510
memberikan
Pengetahuan: manajemen Penkes: proses penyakit
perawatan pada
penyakit kronis
anggota keluarga yang
sakit 1803 Pengetahuan tentang proses
 Perilaku kurang penyakit
adaptif terhadap Keluarga mampu memutuskan: Keluarga mampu memutuskan:
perubahan llingkungan
1606 Berpartisipasi dalam 4700 Restrukturisasi kognitif
 Perilaku kurang dalam
memutuskan perawatan
mencari bantuan 5250 Dukungan membuat keputusan
kesehatan
kesehatan
 Kurang menunjukkan 5310 Membangun harapan
minta pada perbaikan
perilaku sehat
 Ketidakcukupan Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi
sumber daya (tenaga, lingkungan: lingkungan:
sarana dan keuangan) Pengendalian faktor risiko Identidikasi faktor risiko
 Kurang kemampuan 1902 6610
dalam berkomunikasi Lingkungan rumah yang aman Pencegahan infeksi manajemen
1910 6550 lingkungan: keamanan
 Tugas perkembangan
tidak tercapai Keluarga mampu memanfaatkan Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan:
Kepuasan klien: akses ke sumber Konsultasi
3000 pelayanan 7910
Rujukan
Kepuasan klien: bantuan 8100
fungsional Paduan sistem kesehatan
3005 7400
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/30605/2/04.BAB_I.pdf., di akses pada tanggal 12 Mei
2020
https://www.academia.edu/5654886/Konsep_keluarga_DAN_LP_HIPERTENSI.,
di akses pada tanggal 12 Mei 2020
https://id.scribd.com/doc/247086534/LAPORAN-PENDAHULUAN-ASUHAN-
KEPERAWATAN-KELUARGA-DENGAN-MASALAH-HIPERTENSI-docx.,
di akses pada tanggal 12 Mei 2020
PPNI & IPKKI. Draf/penetapan standar asuhan keperawtan : individu, keluarga,

dan kelompok/komunitas di Indonesia dengan pendekatan

NANDA/ICNP,NIC,NOC

Anda mungkin juga menyukai