Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DISLIPIDEMIA

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS & GERONTIK

DISUSUN OLEH :

Irfan Kurniadi, S.Kep

NIM. 113063J120089

CI AKADEMIK :

Theresia Ivana S.Kep, Ners, MSN

CI LAHAN :

Hj. Nurhayati Dewi, S.Kep, Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR

Laporan Pendahuluan Dislipidemia di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan


Banjarmasin disusun oleh Irfan Kurniadi, S. Kep, NIM 113063J120089. Laporan
Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan
Klinik.

Banjarmasin, Mei 2021.

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Theresia Ivana S.Kep, Ners, MSN Hj. Nurhayati Dewi, S.Kep, Ners
I. Konsep keperawatan keluarga
A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-
istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayahnya dan anaknya, atau ibunya
dan anaknya (Menurut UU nomor 52 tahun, 2009). Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang tediri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling kebergantungan.
B. Tipe keluarga
Dalam ilmu sosiologi, keluarga memerlukan pelayanan kesehatan yang
berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan
sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan
maka perlu mengetahui bebagai tipe keluarga.
1. Tradisional
a. The Nuclear Family (keluarga inti)
Keluarga terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang tua
atau kelahiran.keluarga terdiri dari suami, istri, dan anak, baik dari
sebab biologis maupun adopsi.
b. The Dyad Family (keluarga tanpa anak)
Keluarga terdiri suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam suatu rumah.
c. The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan mengejar
karier / pendidikan yang terjadi pada wanita.
d. Keluarga Adopsi
Keluarga adopsi adalah keluarga yang mengambil tanggung
jawab dalam secara sah dari orang tua kandung ke keluarga yang
menginginkan anak.
e. The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah, seperti nuclear familiy disertai paman, tante,
orang tua (kakek-nenek), keponakan, dan lain-lain.
f. The Single-Parent Family (keluarga orang tua tunggal)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak. Hal ini biasanya terjadi melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g. Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h. Multigeneration Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,
dan lain-lain.
j. Blended Family (keluarga campuran)
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
k. Dewasa lajang yang tinggal sendiri
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihan atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau
ditinggal mati.
l. Keluarga Binuklir
Keluarga binuklir merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai
dimana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua
rumah tangga inti, ibu dan ayah dari berbagai macam kerja sama
antara kerduanya serta waktu yang digunakan dalam setiap rumah
tangga.
2. Non tradisional
Bentuk keluarga non tradisional meliputi bentuk-bentuk keluarga
yang sangat berbeda satu sama lain. Bentuk keluarga non tradisional
yang paling umum saat ini adalah:
a. The Unmaried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step Parent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commne Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber,
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; serta sosialisasi
anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting family (Keluarga kumpul
kebo heterosexual).
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagai ‘marital partners’.
f. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-marrige family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual, yang membesarkan
anaknya.
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain, dan saling menggunakan berangbarang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertangguang jawab
membesarkan anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga /
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
C. Struktur peran
Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat homogen
dalam situasi sosial tertentu. Peran lahir dari hasil interaksi sosial. Peran
biasanya menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat
seseorang dalam suatu sistem sosial tertentu.
1. Peran-peran formal dalam keluarga
Peran formal berkaitan dengan posisi formal keluarga, bersifat
homogen. Peran formal yang standar dalam keluarga, antara lain: pencari
nafkah, ibu rumah tangga, pengasuh anak, supir, tukang renovasi rumah,
tukang masak, dan lain-lain. Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit
orang untuk memenuhi peran tersebut, maka anggota keluarga
berkesempatan untuk memerankan beberapa peran dalam waktu yang
berbeda.
a. Peran parental dan perkawinan
b. Peran-peran dalam keluarga
c. Peran seksual perkawinan
d. Peran ikatan keluarga atau kinkeeping
e. Peran kakek/nenek
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang
antaranya :
a. Ayah
Ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyai peran sabagai
pencari nafkah, pendidikan, pelindung, pemberi rasa aman bagi
setiap anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau
kelompok sosial tertentu.
b. Ibu
Ibu sebagi pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga, dan sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga, serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok
tertentu.
c. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.
2. Peran-peran informal keluarga
Peran-peran informal keluarga (peran tertutup) biasanya bersifat
implisit, tidak tampak permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
D. Fungsi keluarga
Struktur dan fungsi merupakan hubungan yang dekat dan adanya
interaksi yang terus-menerus antara yang satu dengan yang lainnya. Struktur
didasari oleh organisasi (keanggotaan dan pola hubungan yang terus
menerus). Fungsi keluaraga menurut Friedman (2003)
1. Fungsi efektif dan koping : keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan
mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi : keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme kopig; memberikan feedback dan
memberikan petunjuk dalam penyelesaian masalah.
3. Fungsi reproduksi : keluarga melahirkan anaknya.
4. Fungsi ekonomi : keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga
dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan : keluarga memberikan keamanan dan
kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbungan,
perkebangan, dan istirahat juga penyembuhan dari sakit.
E. Perkembangan keluarga
Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga
agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Tiap individu mempunyai
tugas-tugas perkembangan yang harus mereka capai agar mereka merasa puas
selama tahap perkembangan dan agar mereka mampu beralih ke tahap
berikutnya dengan berhasil. Setiap tahap perkembangan keluarga pun punya
tugas-tugas perkembangan yang spesifik. Tugas perkembangan keluarga
merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap
tahap perkembangan sehingga dapat memenuhi:
1. Kebutuhan biologis keluarga
2. Imperatif budaya keluarga
3. Aspirasi serta nilai-nilai keluarga.
Tahap-tahap perkembangan keluarga sebagai berikut :
1. Tahap I : pasangan baru (begining family)
Tahap perkembangan keluarga dengan pasangan beru menikah
berawal dari perkawinan sepasang anak adam menandai bermulanya
sebuah keluarga baru. Keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang
intim. Masing-masing belajar hidup bersama serta baradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya kebiasaan makan, tidur,
bangun pagi, dan sebagainya.
2. Tahap II : keluarga “ child-bearing” (kelahiran anak pertama)
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kedatangan bayi dalam rumah
tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi anggota keluarga dan
setiap kumpulan hubungan. kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan
oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting diantaranya.
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarag : peran, interaksi,
hubungan seksual, dan kegiatan
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan pasangan.
3. Tahap III : keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun
dan berakhir saat anak usia 5 tahun. Pada tahap ini, keluarga tumbuh
dengan baik dalam jumlah serta kompleksitas fungsi dan permasalahan.
4. Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini, umumnya keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan
minat sendiri.
5. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Periode remaja dianggap penting karena terjadi perubahan fisik
yang diikuti dengan perkembangan mental yang cepat tak jarang,
perkembangan mental pada remaja yang merupakan masa transisi dari
anak-anak menuju dewasa menimbulkan dampak negatif pada mental
anak remaja sehingga diperlukan penyesuaian mental dan pembentukan
sikap, nilai dan minat baru tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13
tahun dan berakhir dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas
anak remaja dan menberi tanggung jawab pada tahap-tahap sebelumnya.
6. Tahap VI : keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat terakhir kali meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir. Lamanya tahap ini tergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belom berkeluaga tetap
tinggal bersama orang tua. Tahap utama pada tahap ini adalah
mengorganisasian kembali keluarga melepas anak untuk hidup sendiri.
7. Tahap VII : keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir kali meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia,
perpisahan dengan anak, dan perasaan gagal menjadi orang tua.
8. Tahap VIII : keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga lanjut ini dimulai saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan
realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stresor dan kehilangan
yang dialami keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan,
kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta
perasaan menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan.
II. Konsep dasar penyakit
A. Definisi
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di
dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat
trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol. Secara umum,
kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel (membran sel)
dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam
memproduksi hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam
menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat
didalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar
kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan faktor resiko
terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri memiliki beberapa
komponen, yang dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu berdasarkan jenis dan
kadar kolesterolnya.
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan kadar
kolesterol.
1. Jenis kolesterol
a) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri, yang
menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal, atau
sering disebut juga sebagai plakat kolesterol, dan dengans eiring
berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding arteri dan
terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
b) High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia,
fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke
hepar akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di
pembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran
empedu dalam bentuk lemak empedu (Sutanto, 2010).
2. Kadar kolesterol

Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total


Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL


Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL


Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber :NationalInstitutes of Health, Detection, Evaluation, dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni &
Wulandari, 2011)

B. Etiologi
1. Usia dan jenis kelamin
Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal
alami yang terjadi dalam proses penuaan. Dengan kata lain, semakin tua
kita, semakin banyak waktu yang kita miliki untuk merusak tubuh. Kadar
kolesterol meningkat tinggi seiring usia pada pria dan wanita. Pada pria
kadar kolesterol tinggi terlihat pada usia antara 45 sampai 54 tahun.
Sedangkan pada wanita, kadar kolesterol tertinggi pada usia 55 sampai
64 tahun.

2. Pola makan
Orang yang paling berisiko memiliki kadar kolesterol tinggi adalah
mereka yang menerapkan pola makan yang mengandung kadar lemak
jenuh yang tinggi. Lemak jenuh (ditemukan pada daging, mentega, keju
dan krim) meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Namun, pola
makan yang sehat dapat menurunkan kadar kolesterol sekitar 5-10%,
bahkan lebih. Mengurangi asupan lemak jenuh (menggantinya dengan
lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda) dan makan lebih
banyak buah, sayur, salat, sterol tumbuhan dan kedelai juga dapat
membantu. Cara memasak seperti memanggang yang lebih sehat
daripada menggoreng.
3. Berat badan
Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi
lebih banyak efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat
meningkatkan trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
4. Kurang aktivitas
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat
dianjurkan untuk banyak bergerak. Kurang bergerak dapat
mmeningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol
baik).
5. Penyakit tertentu
Bisa saja kita sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tetapi
kolesterol masih tinggi kemungkinan itu memiliki penyakit tertentu
seperti diabetes atau hipotiroidisme sehingga dapat menyebabkan
kolesterol menjadi tinggi.
6. Merokok
Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar
di tubuh hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini bila tidak
dikendalikan akan berakibat fatal.
7. Riwayar penyakit keluarga
Hiperkolesterolemia familial (HF) adalah istilah untuk sindrom
kolesterol tinggi yang bersifat diturunkan dari generasi ke generasi.
Singkatnya, kadar kolesterol yang tinggi tersebut ditentukan oleh gen
yang cacat dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindarinya.
Penyandang HF biasanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi
(biasanya 8-12 mmol/L), seringkali lebih dan jarang sekali berada di
bawah nilai tersebut. Penyandang HF lebih berisiko terkena
aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. HF dimulai sejak lahir dan
menetap seumur hidup.

C. Manifestasi klinis
1. Tangan dan kaki sering pegal
2. Sering kesemutan
3. Dada sebelah kiri terasa nyeri
4. Tengkuk dan pundak terasa pegal
5. Sering pusing/nyeri di bagian belakang kepala

D. Patofisiologi
Riset selama dekade menunjukkan bahwa kolesterol hanya
bersembunyi dalam sel-sel yang melapisi arteri, tidak selalu berubah menjadi
plak yang menyumbat arteri. Kini diduga proses oksidasi yang membuat
komponen LDL dari kolesterol menjadi begitu berbahaya. Oksidasi terjadi
bila sistem antioksidan dalam tubuh tidak dapat menetralkan molekul-
molekul tak stabil yang berubah secara negatif dan bernama radikal bebas.
Radikal bebas terjadi secara alamiah dalam tubuh atau bisa diawali oleh
paparan terhadap polutan lingkungan seperti asap rokok, bahan kimia, obat
bebas dan obat resep dokter, logam berat, dan stres.
Tanpa perlindungan antioksidan yang cukup, kolesterol HDL
bergabung dengan oksigen dan membentuk oksi-kolesterol. Substansi ini
bekerja di dalam dinding arteri radikal bebas yang sangat reaktif, di mana
substansi ini mengiritasi dinding arteri, yang memulai proses peradangan, dan
akhirnya turut menyebabkan pembentukan plak. Jika tidak diatasi, plak ini
akhirnya akan sama sekali menutup arteri yang terkena atau pecah dan
hancur, menyebabkan angina, dan mungkin serangan jantung stroke.
Karena kolesterol merupakan campuran antara kolesterol baik (HDL)
dan jahat (LDL), pemeriksaan kadar kolesterol dikelompokkan menjadi
kolesterol total (jumlah LDL dan HDL yang beredar dalam darah), dan
trigliserida. Semakin tinggi jumlah kolesterol total, kolesterol LDL, dan
trigliserida, semakin tinggi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, semakin
tinggi kadar kolesterol HDL, semakin rendah risiko masalah jantung.

E. Komplikasi
1. Hipertensi
2. Stroke
3. Penyempitan pembuluh darah
4. Penyakit jantung kolesterol
5. kematian
F. Pemeriksaan penunjang
1. Cek kolesterol total
2. Cek LDL
3. Cek HDL
4. Cek Trigliserida

G. Collaborative care management


1. Terapi non farmakologi
a) Mengurangi asupan lemak jenuh
b) Memilih makanan yang sehat
c) Penurunan berat badan
d) Meningkatkan aktifitas fisik yang teratur
2. Terapi farmakologi
a) Bile acid sequestrant (Resin)
b) Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)
c) Derivat asam fibrat
d) Asam nikotinik
e) Ezetimibe
f) Asam lemak omega 3
III. Rencana asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan genogram
b. Tipe keluarga
c. Suku keluarga
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga
f. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan pada tahap ini
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
d. Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek
b. Kemampuan keluarga berespon terhadapap situasi atau stressor
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi disfungsional
e. Harapan keluarga
7. Pengkajian individu
a. Keluhan utama : mengeluh pusing, tangan dan kaki terasa pegal.
b. Riwayat kesehatan sekarang : mengeluh pusing, tangan dan kaki
terasa pegal. Pusing biasanya terasa dibagian kepala belakang dan
tekuk. Kadang-kadang nyeri dibagian persendian.
c. Riwayat kesehatan dahulu : penderita kolesterol biasanya diturunkan
melalui orang tua.
d. Riwayat kesehatan keluarga : biasanya kolesterol ini penyakit
keturunan.
e. Pola nutrisi : diet tinggi garam, tinggi kolesterol, kafein, alkoholik.

B. Diagnosa keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurangnya
informasi.
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
C. Perencanaan

1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Kurang


informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan, keluarga dapat memelihara
kesehatannya.
Kriteria Hasil :

a. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit

b. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi


yang perlu diperhatikan.
c. Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji kesiapan dan hambatan a. Kesalahan konsep dan
dalam belajar. menyangkal diagnosa karena
b. Tetapkan dan nyatakan batas perasaan sejahtera yang sudah
tekanan darah normal. lama dinikmati mempengaruhi
c. Hindari mengatakan “tekanan minat pasien/orang terdekat
darah normal” gunakan untuk mempelajari penyakit,
istilah “terkontrol dengan kemajuan, dan prognosis.
baik”. b. Memberikan dasar untuk
Bantu pasien dalam pemahaman tentang
mengidentifikasi faktor peningkatan tekanan darah
resiko kardiovaskuler yang dan mengklarifikasikan
dapat dirubah, misalnya : istilah medis yang sering
obesitas, rokok dan alkohol, digunakan
pola hidup penuh stress. c. Karena pengobatan hipertensi
d. Identifikasi perubahan gaya adalah sepanjang kehidupan,
hidup yang tepat untuk maka ide penyampaian ide
mengurangi faktor-faktor “terkontrol” akan membantu
diatas. pasien untuk memahami
e. Bahas pentingnya kebutuhan untuk melanjutkan
menghentikan merokok pengobatan/medikasi.
d. Faktor – faktor risiko ini telah
menunjukkan hubungan
dalam menunjang hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler
dan ginjal.
e. Faktor-faktor risiko dapat
meningkatkan proses penyakit
atau memperburuk gejala

2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan, keluarga dapat manajemen
kesehatan keluarga yang sakit.
Kriteria Hasil : Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji adanya komplikasi 1. Untuk mengetahui apakah
hipertensi ada tanda-tanda komplikasi
2. Jelaskan pada keluarga tentang
2. agar keluarga dapat
komplikasi hipertensi yang akan
menanganinya
terjadi jika tidak dilakukan
penanganan dengan baik. 3. agar keluarga dapat control
3. Jelaskan pentingnya ke puskesmas terdekat
pemanfaatan fasilitas kesehatan
4. agar keluarga mengetahui
yang ada dalam mencegah
jaminan kesehatan apa saja
komplikasi.
4. Jelaskan pada keluarga macam-
macam jaminan kesehatan yang
dapat digunakan.
IV. Daftar pustaka
Fairuz Fikri. (2013). Bahaya Kolesterol: Memahami, Mendeteksi, dan
Mengontrol Kolesterol. Jogjakarta: Katahati.
Haryanto. (2009). Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep. Jakarta
: Salemba Medika
Mumpuni, Y & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.
Yogyakarta: ANDI.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik Ed.2. jakarta: EGC.
Nurarif.A.H & Kusuma.H, 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis Nanda NIC-NOC jili 2, Mediaction Yogyakarta.
Santi, Yovina. (2012). Kolesterol ? siapa takut !! Panduan Hidup Sehat Tanpa
Kolesterol.
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Irfan Kurniadi, S.Kep


NIM : 113063J120089
Judul Kasus : Laporan Pendahuluan Kolesterol
Nama Preseptor Akademik : Theresia Ivana, S. Kep., Ners. MSN
Nama Preseptor Klinik : Hj. Nurhayati Dewi, S. Kep., Ners
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Paraf
1 Senin, - Ganti judul
3 Mei 2021 - Tambahkan pengkajian pada
keluarga
- Perbaiki diagnosa
keperawatan
- Perbaiki intervensi

Anda mungkin juga menyukai