Disusun Oleh:
Kelompok VI
Thabita Yovi Sri Dayanti 113063C117029
Lie Yusti Anastasia 113063C117020
Dwi Sara Krisma Tinduh 113063C116006
Jimmy Lin Yosep 113063C117017
Laporan Asuhan Keperawatan Anak Teoritis pada Pasien dengan Asma Bronkial
pada kegiatan Persentase Kelompok yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 29
April 2021. Laporan ini juga telah disetujui oleh Preseptor Akademik untuk
Mahasiswa
Menyetujui, Mengetahui,
Preseptor Akademik Koordinator RLE V
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat kasih dan karunia-Nya
Keperawatan Anak Teoritis pada Pasien dengan Asma Bronkial sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
Banjarmasin.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala arahan,
bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak dalam penyusunan laporan
1. Warjiman, S.Kep., Ners, MSN., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
3. Sr. Margaretha Martini, SPC., BSN., MSN., selaku Kepala Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Profesi STIKES Suaka Insan Banjarmasin serta Penguji untuk
laporan ini.
6. Tim Pengajar yang telah senantia mengajar dan membimbing selama proses
RLE V.
ii
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
kesempatan ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Mahasiswa
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
1. Bagi Mahasiswa/I Keperawatan STIKES Suaka Insan ............................ 2
2. Bagi Institusi ............................................................................................. 3
3. Bagi Perawat yang bekerja di Tatanan Rumah Sakit ............................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
KONSEP PENYAKIT .......................................................................................... 4
A. Definisi ......................................................................................................... 4
B. Etiologi ......................................................................................................... 6
C. Manifestasi Klinis ........................................................................................ 7
D. Patofisiologi ................................................................................................. 8
1. Narasi ........................................................................................................ 8
2. Skema ..................................................................................................... 10
E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 12
F. Pengobatan yang Sering diberikan pada Pasien ......................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 15
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 15
A. Pengkajian .................................................................................................. 15
B. Diagnosis Keperawatan .............................................................................. 17
C. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 18
D. Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 21
iv
BAB IV ................................................................................................................. 22
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................ 22
B. Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
& Arnis, A., 2016, p. 128). Global Initiative for Asthma (GINA)
mengi, sesak napas, dan batuk yang frekuensi dan intensitasnya bervariasi
dari waktu ke waktu yang sering dipicu oleh beberapa faktor seperti
allergen, aktivitas, perubahan cuaca, atau infeksi jalan napas (GINA, 2020).
kalangan usia, dan umum terjadi pada masa anak-anak. Asma mengenai
10% anak-anak sekolah, 80% tanda-tanda awal muncul pada usia dibawah
346.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia (Prasetyo, A., & Handriyani,
1
Banyaknya angka kematian akibat asma menunjukan bahwa
serangan asma bisa berakibat fatal, bahkan pada orang dengan asma yang
tampaknya ringan. Asma akan mudah kambuh dan menjadi lebih parah jika
keperawatan yang tepat sangat diperlukan. Oleh sebab itu, kami menyusun
B. Tujuan
Tujuan laporan ini adalah untuk menguraikan teori tentang konsep penyakit
asma bronkial dan asuhan keperawatan anak pada pasien dengan Asma
Bronkial.
C. Manfaat
2
2. Bagi Institusi
Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan atau bahan
3
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Asma bronkial adalah salah satu penyakit kronik yang menyerang antara
100-150 juta orang di seluruh dunia. Asma bronkial bukan hanya masalah
berkembang. Penyakit ini pada umumnya dimulai sejak masa anak-anak, asma
gejala wheezing (mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut:
timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari
4
sebab-sebab lain sudah disingkirkan (WHO, 2016). (Winta, Fransiska, & Nova,
2020)
tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Asma bronkial adalah
kesulitan bernafas yang ditandai dengan gejala sesak napas, batuk dan mengi.
Pada umumnya serangan asma disebabkan oleh alergen yang tampil dalam
bentuk Asma merupakan suatu kondisi paru-paru yang kronis yang ditandai
tanpa mengenal status sosial, umur dan jenis ingestan, inhalan dan
maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan bahwa prevalensi asma bronkial
meningkat pada anak maupun dewasa. (Nurliaty, & Simbolon, S. M., 2021)
gejala umum asma bronkial termasuk sesak nafas, mengi (suara berderak-
derak ketika menghembuskan napas), batuk kering dan perasaan ketat pada
dada. Gejala ini sering memburuk selama tidur. Serangan asma adalah suatu
perburukan akut dari gejala tersebut dan pada kasus berat, serangan bisa
mengancam jiwa sebab onset sering tiba-tiba dan tanpa peringatan. Estimasi
populasi dunia yang menderita asma bronkial sekitar 7%. (Baturaja, 2018).
5
Berdasarkan beberapa definisi asma bronkial di atas, maka kelompok kami
menyimpulkan bahwa asma bronkial ialah suatu penyempitan atau kesulitan bernafas
yang diakibatkan kondisi paru – paru yang meradang dan sudah kronis. Asma bronkial
ini sangat meresahkan bagi masyarakat di karenakan penyakit ini sendiri tidak
memandang negara itu maju atau negara berkembang, tidak memandang status sosial
orang tesebut, dan jenis kelamin, pada umumnya sendiri penyakit asma bronkial ini
menyerang anak – anak dan orang dewasa. Untuk gejala asma bronkial ini sendiri
yaitu sesak nafas serta bunyi nafas tambahan yang bisa di sebut itu dengan mengi.
Penyebab dari asma bronkial ini salah satu nya adalah alergi.
B. Etiologi
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Asma adalah penyakit yang
yang dapat memicu terjadinya asma antara lain adalah infeksi saluran
pernafasan, alergi (debu, bulu hewan, serbuk sari, dll), kondisi lingkungan
(Tanjung, 2011).
Gejala asma yaitu Wheezing (nafas berbunyi berisik), sesak nafas, sesak
jalan napas kronis, obstruktif jalan napas yang reversibel, dan sensitifitas
6
peliharaan, dan riwayat penyakit keluarga. Asap rokok merupakan pembakaran
tembakau sebagai sumber zat iritan dalam rumah yang menghasilkan campuran
gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya. Lebih dari 4500 jenis
burung dapat menjadi sumber Alergen inhalan. Sumber penyebab asma adalah
alergi protein yang ditemukan pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi.
Alergen tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan
burung dan hewan menyusui. Riwayat penyakit keluarga adalah Risiko orang
C. Manifestasi Klinis
Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan
usia, baik muda atau tua. Faktor pencetus asma dibagi dalam dua kelompok,
yaitu genetik, di antaranya atopi atau alergi bronkus, eksim. Faktor pencetus di
rumah, tungau, dan bulu binatang. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis
saluran napas dimana banyak sel yang berperan terutama sel mast, eosinofil,
limfoist T, makrofag, neutrophil dan sel epitel. Individu yang rentan, proses
tertekan dan batuk terutama malam hari atau menjelang pagi. Episode ini
7
bervariasi dan sering reversible, baik spontan maupun dengan pengobatan,
hambatan aliran udara pada asma, (Yudhawati, R., & Krisdanti, D., P., A.,
2017).
D. Patofisiologi
1. Narasi
asma menjadi lebih persisten dengan inflamasi yang lebih progresif, akan
diikuti oleh munculnya faktor lain yang lebih membatasi aliran udara.
dan hiperplasia otot polos saluran napas, (Yudhawati, R., & Krisdanti, D.,
Efek gabungan dari semua faktor ini akan menghasilkan edema lokal
pada dinding bronkiolus maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
8
menyebabkan sumbatan saluran nafas secara kronis seperti yang dijumpai
pada klien asma dapat berupa sumbatan yang menyeluruh dan penyempitan
dan ventilasi, (Yudhawati, R., & Krisdanti, D., P., A., 2017).
9
2. Skema
Faktor intrinsic:
Faktor ekstrinsik (asma 1. Infeksi: influenza, virus,
alergi) Reaksi antigen- mycoplasma
antibodi IgE 2. Fisik: cuaca dingin,
1. Reaksi antigen-antibodi
2. Inhalasi alergen perubahan suhu
3. Iritan: kimia, polusi udara
4. Emosional: takut, cemas,
tegang
Melepaskan
Histamine, SRSA,
ECPA
Ekspansi paru
menurun
Obstruksi jalan
napas
10
1 2
Penurunan pO2
Usaha napas meningkat,
(Hipoksia + Hipoksemia) frekuansi napas meningkat,
menggunakan otot bantu
napas, melibatkan otot
abdomen
CO2 tertahan dengan
meningkatnya
resistensi jalan napas
selama ekspirasi
Kekurangan
volume cairan
11
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan penunjang untuk asma (Nurarif, A. H., & Kusuma, H., 2015;
Yuliastati, & Arnis, A., 2016; Prasetyo, A., & Handriyani, 2020), yaitu:
1. Spirometri: Spirometri dilakukan untuk konfirmasi adanya hambatan
untuk mengukur aliran udara perliter dalam satu menit, PEF rendah/lambat
8. AGD: terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan
tersebar.
12
F. Pengobatan yang Sering diberikan pada Pasien
1. Terapi Non-Farmakologi
therapies (Council, 2006 dalam Arifan, L., & Kismanto, J., 2018).
yaitu:
b. Penanganan komorbiditas
2. Teraoi Farmakologi
dan pengendali (Nurarif, A. H., & Kusuma, H., 2015; Perdani, R. R. W.,
asma yang sedang timbul, dan tidak akan digunakan lagi jika serangan
Obat ini berfungsi untuk mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi
kronik saluran napas. Obat ini dipakai dalam jangka waktu yang lama
13
Obat Gluko kortikoid inhalasi dosis rendah dengan atau tanpa long
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
2011). Menurut (Somantri, 2012) fokus pengkajian yang harus di kaji pada
1. Riwayat kesehatan:
reaksi apa yang timbul, kebiasaanya dalam pola hidup dan interaksi
1. Usia Asma sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi
pada anak berusia dibawah usia 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi
15
2. Keluhan utama dan tanda mayor
a. Dispnea
b. Takipnea
d. Ortopnea
3. Riwayat penyakit
Gejala asma kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak
5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
ringan, warna kulit anak dapat tetap merah muda. Sianosis akan
16
terjadi seiring perburukan kondisi anak. Upaya pernapasan
secara efektif. Anak dapat tampak cemas dan ketakutan atau dapat
di basal paru atau di seluruh lapang paru. Dada yang tenang pada
B. Diagnosis Keperawatan
sianosis.
17
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
pernapasan
C. Intervensi Keperawatan
18
1. Monitor
kemampuan batuk
efektif
2. Monitor adanya
produksi sputum
3. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
2. Gangguan Setelah diberikan Manajemen jalan
pertukaran gas asuhan keperawatan napas :
berhubungan diharapkan pertukaran 1. Monitor bunyi
dengan gas pada pasien napas tambahan
ketidakseimbang adekuat dengan kriteria 2. Berikan posisi
an ventilasi hasil : semi fowler
dibuktikan 1. Mendemonstrasik untuk
dengan PO2 an peningkatan memaksimalkan
menurun, suara ventilasi dan ventilasi
napas mengi, dan oksigen yang 3. Berikan oksigen
sianosis. adekuat bila perlu
2. Memelihara 4. Kolaborasi
kebersihan paru- pemberian
paru dan bebas bronkodilator
dari tanda-tanda bila perlu
distress pernafasan Pemantauan
3. Suara nafas yang respirasi :
bersih, tidak 1. Monitor
sianosis frekuensi irama,
4. Tanda-tanda vital kedalaman dan
dan analisa gas upaya napas
darah dalam 2. Monitor pola
rentang normal napas
3. Auskultasi
bunyi napas
untuk
mengetahui
adanya suara
napas tambahan
4. Monitor nilai
analisa gas
darag (AGD)
3. Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan
efektif tindakan intervensi napas:
berhubungan keperawatan maka pola Observasi :
dengan penurunan napas membaik dengan 1. Monitor vola
ekspansi paru kriteria hasil : napas (frekuensi,
dibuktikan dengan 1. Ventilasi semenit kedalaman, usaha
pernapasan cuping meningkat napas)
19
hidung, 2. Kapasitas vital 2. Monitor bunyi
penggunaan otot meningkat suara napas
bantu pernafasan. 3. Tekanan ekspirasi tambahan
meningkat Terapeutik :
4. Tekanan inspirasi 1. Pertahankan
meningkat kepatenan jalan
5. Penggunaan otot napas dengan
bantu menurun head-tilt dan chin
6. Pernapasan cuping lift (jaw thrust
hidung menurun jika curiga trauma
7. Rongga dada dapat servikal)
mengembang dan 2. Posisikan semi
mengempis secara fowler atau
optimal fowler
8. Fungsi paru pada 3. Berikan minuman
anak meningkat hangat lakukan
sehingga ekspirasi fisioterafi dada
lebih panjang jika perlu
9. Kedalaman napas 4. Berikan oksigen
membaik Edukasi :
10. Melegakan napas 1. Anjurkan teknik
yang menyempit batuk efektif
2. Terapi pursed ips
breathing pada
ank
3. Terapi bermain
meniup
superbubbels
Kolaborasi :
1. Terapi nebulizer
2. Pemberian obat
agonis B2
kortikosteroid
inhalasi,
leukotrienn,
kromolin dan
nedokromil,teofil
in serta
kortikosteroid
oral
20
dan kebutuhan O2 dengan kriteria hasil 2. Monitor
dibuktikan : kelelahan fisik
dengan dipsnea 1. Keluhan lelah dan emosional
saat/setelah menurun 3. Kolaborasi
beraktivitas, 2. Dispnea saat dengan ahli gizi
kelemahan, aktivitas menurun tentang cara
fatique 3. Perasaan lemah meningkatkan
menurun asupan makanan
4. Ekspirasi menjadi Edukasi :
lebih panjang 1. Terapi bermain
5. Melegakan napas meniup baling-
yang menyempit baling bambu
2. Terapi nebulizer
D. Evaluasi Keperawatan
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Asma merupakan suatu kondisi paru-paru yang kronis yang ditandai dengan
kesulitan bernafas. Asma dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa
mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin.
2. Asma bronkial adalah kesulitan bernafas yang ditandai dengan gejala sesak
napas, batuk dan mengi. Pada umumnya serangan asma disebabkan oleh
alergen yang tampil dalam bentuk Asma merupakan suatu kondisi paru-paru
yang kronis yang ditandai dengan kesulitan bernafas.
3. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma antara lain adalah
infeksi saluran pernafasan, alergi (debu, bulu hewan, serbuk sari, dll),
kondisi lingkungan (udara dingin, asap rokok), stress, olahraga berat, obat
(aspirin, NSAIDS).
4. Pemeriksaan penunjang, spirometri, pemeriksaan peak expiratory flow rate
(PEF), eosinophil, sputum, uji kulit (skin prict test/SPT), RO, AGD, dan
foto dada AP dan lateral.
B. Saran
1. Untuk Penderita
Diharapkan pada penderita asma terutama pada anak – anak lebih
memperhatikan dan mempertahankan lingkungan agar tetap bersih.
Menghindari dari faktor penyebab asma seperti salah satunya penyebab
asma seperti terhindar dari debu.
2. Untuk Keluarga Penderita
Keluarga diharapkan untuk membantu penderita atau klien untuk menjaga
dan memperhatikan lingkungan penderita/klien agar tetap bersih dan
menghindari faktor pencetus atau penyebab dari asma itu sendiri, seperti
contohnya menghindari dari asap rokok dan debu yang dapat menyebabkan
klien/penderita kambuh.
22
3. Untuk Tenaga Kesehatan
Diharapkan dengan adanya laporan ini, tenaga kesehatan dapat
mempertimbangkan layanan atau tindakan yang tepat untuk dapat
mengurangi angka kekambuhan anak dengan asma bronkial.
4. Untuk Mahasiswa Keperawatan
Dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan tentang penyakit asma.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arifian, L., & Krismanto, J. (2018). Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Respiration Rate pada Pasien Asma Bronkial di Puskesmas Air
Upas Ketapang. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 134-141. Retrieved April
27, 2021, from http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/272
Aulia. (2017). Asma Bronkial. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Retrieved April 29, 2021, from
https://images.app.goo.gl/xmSuUBrBbcxqFjZv7
Baturaja, A. -M. (2018). Hubungan Genetik Dan Polusi Udara Dengan Kejadian
Asma Bronkial Pada Anak Usia 1 - 3 Tahun Di Desa Pusar Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjungagung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Abdurahman, 8(1), 24-29.
Retrieved April 14, 2021, from
http://ejournal.stikesabdurahman.ac.id/index.php/jkab/article/view/86
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Nurliaty, & Simbolon, S. M. (2021). Karakteristik Penderita Asma Bronchial Di
Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Surya
Nusantara, 200-207. Retrieved April 15, 2021, from
https://jurnal.suryanusantara.ac.id/index.php/jurkessutra/article/view/59
Perdani, R. R. W. (2019). Asma Bronkial pada Anak. Jurnal Kedokteran
Universitas Lampung, 3(1), 154-159. Retrieved April 15, 2021, from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2220
Prasetyo, A., & Handriyani. (2020). Diagnosis dan Tatalaksana Asthma-COPD
Overlap Syndrome (ACOS). Cermin Dunia Kedokteran, 47(3), 167-171.
Retrieved April 13, 2020, from
http://103.13.36.125/index.php/CDK/article/download/365/163
Terri, K., & Carman, S. (2014). Buku Praktik Keperawatan Pediatri (2 ed., Vol. 3).
Jakarta: EGC.
Winta, Fransiska, & Nova. (2020). Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Asma Bronkial Pada Anak Di Puskesmas Saitnihuta Kabupaten
Humbanghasundutan . Jurnal of Pharmaceutical and Health Research.
Yuliastati, & Arnis, A. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
24
Daftar Pustaka dari Organisasi, Asosiasi, dan atau Kementerian
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DDP PPNI.
_____. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
_____. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
GINA. (2020). Pocket Guide for Asthma Management and Prevention; for Adults
and Children Older than 5 Years. USA: GINA.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional
RISKESDAS 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
_______. (2018). Laporan RISKESDAS Kalimantan Selatan 2018. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
25
LEMBAR KONSULTASI
RELATED LEARNING EXPERIENCE (RLE) V
Kelompok : VI
Anggota Kelompok : Dwi Sara Krisma Tinduh 113063C116006
Kelompok : VI
Anggota Kelompok : Dwi Sara Krisma Tinduh 113063C116006