Kesadaran adalah suatu keadaan dimana seseorang sadar penuh atas
dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Komponen yang dapat dinilai dari suatu keadaan sadar yaitu kualitas kesadaran itu sendiri dan isinya. Isi kesadaran menggambarkan keseluruhan dari fungsi cortex serebri, termasuk fungsi kognitif dan sikap dalam merespon suatu rangsangan. Pasien dengan gangguan isi kesadaran biasanya tampak sadar penuh, namun tidak dapat merespon dengan baik beberapa rangsangan-rangsangan, seperti membedakan warna, raut wajah, mengenali bahasa atau simbol, sehingga seringkali dikatakan bahwa penderita tampak bingung. Penurunan kesadaran atau koma menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian. Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran maka terjadi disregulasi dan disfungsi otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh. Pengkajian terhadap masalah pada Tn. M.E berjenis kelamin laki-laki yang berumur 60 tahun mengalami penurunan kesadaran atau koma menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian. Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran maka terjadi disregulasi dan disfungsi otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh. 1. Diagnosa Keperawatan yang muncul antara lain : a) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah ke otak ditndai dengan kesadaran Soporcoma, GCS = E1,V1,M2, TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR =
103 104
108x/menit, T= 36,5˚C, SPO₂ : 100%, ukuran pupil 8 mm (anisokor).
Hasil CT- Scan SAH+Edem serebri, tampak lesi hiperdens pada subarakoid kedua hemiserebri. b) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas ditandai dengan klien tampak sesak, terdapat suaran tambahan (gurgling), terpasangan ventilator dan ETT, TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR= 108x/menit, T= 36,5˚C. c) Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan ketidakmampuan individu bernafas secara adekuat (kelelahan otot pernapasan), TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR = 108x/menit, T= 36,5˚C, SPO₂ : 100% d) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya otot bntu pernapasan ditandai dengan klien tampak sesak, takipnea, terpasang ventilator dan ETT, TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR = 108x/menit, T= 36,5˚C, SPO₂ : 100% e) Resiko Infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif B. SARAN 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan acuan yang diperlukan dalam meningkatkan pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan DOC+SAH+HT 2. Bagi Instansi Akademik Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pasien dengan DOC+SAH+HT yang dapat digunakan sebagai acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan. 3. Bagi Keluarga Diharapkan keterlibatan keluarga dalam memberikan dorongan dan motivasi dalam mempercepat pemulihan kesehatan dan permasalahan 105
kesehatan Tn. M.E terutama pada Psikososial, dan Spritual dapat
diminimalkan. 4. Bagi Pembaca Laporan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah wawasan teman-teman yang membaca serta pengetahuan tentang DOC+SAH+HT.