Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesadaran adalah suatu keadaan dimana seseorang sadar penuh atas


dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Komponen yang dapat dinilai dari
suatu keadaan sadar yaitu kualitas kesadaran itu sendiri dan isinya. Isi
kesadaran menggambarkan keseluruhan dari fungsi cortex serebri, termasuk
fungsi kognitif dan sikap dalam merespon suatu rangsangan.
Pasien dengan gangguan isi kesadaran biasanya tampak sadar penuh,
namun tidak dapat merespon dengan baik beberapa rangsangan-rangsangan,
seperti membedakan warna, raut wajah, mengenali bahasa atau simbol,
sehingga seringkali dikatakan bahwa penderita tampak bingung.
Penurunan kesadaran atau koma menjadi petunjuk kegagalan fungsi
integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti
kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak
dengan akibat kematian. Jadi, bila terjadi penurunan kesadaran maka terjadi
disregulasi dan disfungsi otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh
fungsi tubuh.
Pengkajian terhadap masalah pada Tn. M.E berjenis kelamin laki-laki
yang berumur 60 tahun mengalami penurunan kesadaran atau koma
menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final
common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan
sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian. Jadi,
bila terjadi penurunan kesadaran maka terjadi disregulasi dan disfungsi
otak dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh.
1. Diagnosa Keperawatan yang muncul antara lain :
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan
aliran darah ke otak ditndai dengan kesadaran Soporcoma, GCS =
E1,V1,M2, TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR =

103
104

108x/menit, T= 36,5˚C, SPO₂ : 100%, ukuran pupil 8 mm (anisokor).


Hasil CT- Scan SAH+Edem serebri, tampak lesi hiperdens pada
subarakoid kedua hemiserebri.
b) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan klien tampak sesak, terdapat suaran tambahan
(gurgling), terpasangan ventilator dan ETT, TTV : TD = 140/80 mmHg,
RR = 30x/menit, HR= 108x/menit, T= 36,5˚C.
c) Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan ketidakmampuan
individu bernafas secara adekuat (kelelahan otot pernapasan), TTV : TD
= 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR = 108x/menit, T= 36,5˚C, SPO₂ :
100%
d) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya otot bntu pernapasan
ditandai dengan klien tampak sesak, takipnea, terpasang ventilator dan
ETT, TTV : TD = 140/80 mmHg, RR = 30x/menit, HR = 108x/menit, T=
36,5˚C, SPO₂ : 100%
e) Resiko Infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif
B. SARAN
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan acuan yang
diperlukan dalam meningkatkan pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan
khususnya pada pasien dengan DOC+SAH+HT
2. Bagi Instansi Akademik
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pasien dengan
DOC+SAH+HT yang dapat digunakan sebagai acuan bagi praktek mahasiswa
keperawatan.
3. Bagi Keluarga
Diharapkan keterlibatan keluarga dalam memberikan dorongan dan
motivasi dalam mempercepat pemulihan kesehatan dan permasalahan
105

kesehatan Tn. M.E terutama pada Psikososial, dan Spritual dapat


diminimalkan.
4. Bagi Pembaca
Laporan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah wawasan
teman-teman yang membaca serta pengetahuan tentang DOC+SAH+HT.

Anda mungkin juga menyukai