Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN AN. S DENGAN OTITIS MEDIA KRONIK


DI BANGSAL MARIA RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

OLEH :
YOHANA VETRINELA
NIM. 113063J120107

PRESEPTOR AKADEMIK :
THERESIA JAMINI, S.Kep.Ners., M.Kep

PRESEPTOR KLINIK :
ENTI ARNAZ, S.Kep.Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR

Laporan Asuhan Keperawatan pada Pasien An. S dengan Otits Media Kronik di
Bangsal Maria Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin disusun oleh Yohana Vetrinela,
NIM 113063J120107. Laporan Asuhan Keperawatan ini telah diperiksa dan disetujui
oleh Preseptor Akademik dan Preseptor Klinik.

Banjarmasin, November 2020

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Enti Arnaz, S.Kep.Ners Theresia Jamini, S.Kep.Ners., M.Kep

Mengetahui

Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Sr. Margaretha Martini, SPC, BSN, MSN


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. S
b. Umur : 15 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : Pelajar
f. Agama : Islam
g. Suku / Bangsa : Indonesia
h. Alamat : Jln. Cilik Riwut, Palangkaraya
i. Ruangan dirawat : Bangsal Maria VIP
j. Tanggal Masuk RS : 13 November 2020
k. No. Register : 26 – 88 – xx
l. Diagnosa Medis : Otitis Media Kronik
m. Dokter yang merawat : dr. I, Sp. THT

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan telinga kanan terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, sakitnya
sampai kepala, telinga terasa berdengung, pendengaran berkurang karena ada
keluar lendir dari telinga, lendir berwarna bening keputih-putihan dan berbau.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pada tanggal 13 November 2020 pukul 13.13 WITA klien datang ke IGD
Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin dengan keluhan 3 minggu yang lalu
setelah berenang mengeluh pusing, kepala sakit dan telinga kanan bengkak di
area belakang. Hasil pengkajian perawat saat melakukan wawancara
menunjukkan klien mengatakan telinga kanan terasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk, sakitnya sampai kepala, telinga terasa berdengung, pendengaran
berkurang karena ada keluar lendir dari telinga, lendir berwarna bening
keputih-putihan dan berbau, kurang dapat mendengar suara orang lain dengan
jelas, merasa malu karena penyakit yang dialaminya saat ini, karena telinga
kanannya menimbulkan bau yang tidak sedap. Klien tampak berbaring di
tempat tidur dengan terpasang infus Ringer Laktat, tampak bengkak pada
telinga kanan area belakang, klien tampak meringis kesakitan, klien tampak
memegang daerah yang nyeri, tampak keluar lendir dari telinga berwarna
bening keputih-putihan dan berbau, ketika diajak berbicara oleh perawat klien
kurang dapat mendengar suara perawat dengan jelas, respon klien kurang
nyambung apabila ditanya oleh perawat, klien tampak malu ketika dikaji
telinga kanannya, ekspresi wajah tampak sedih. Karakteristik nyeri : P = nyeri
apabila efek obat anti nyeri habis, Q = seperti ditusuk-tusuk, R = telinga
kanan, S = skala 5, T = nyeri hilang timbul. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital : Bp = 100/60 mmHg, P = 90 x/menit, R = 24 x/menit, T = 37,5 °C,
kesadaran compo mentis, GCS E4,V5,M6.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan infeksi telinga sering terjadi terutama sejak kelas 3 SD
karena suka berenang.

d. Riwayat Pentakit Keluarga


Klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang dialaminya sekarang ini.
Genogram :

An. S
15 th

Keterangan :

An. S
: Laki – laki : Pasien
15 th

: Perempuan : Garis keturunan

: Laki – laki meninggal : Tinggal serumah

e. Riwayat Sosial
Klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Hubungan antara anggota
keluarga sangat baik. Saat dirawat di RS, anggota keluarga bergantian untuk
menjaga klien. Keseharian klien cukup aktif dalam bersosialisasi dengan
sesama dan sering mengikuti kegiatan bakti sosial.
3. Pemeriksaan Fisik
No Area Fisik Hasil Pemeriksaan Analisa
1 Kepala I : Bentuk kepala simetris, tidak ada Normal
luka, tidak ada perdarahan
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan atau massa
2 Rambut I : Rambut berwarna hitam, tipis dan Normal
jarang, tampak bersih
P : Rambut tidak mudah rontok dan
lembut
3 Mata I : Mata kanan dan kiri tampak simetris, Normal
sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak
anemis, warna lensa mata tidak keruh,
pupil mata isokor, fungsi pengelihatan
baik dan tidak menggunakan alat bantu
pengelihatan
P : Tidak ada nyeri tekan pada bagian
kelopak mata
4 Hidung I : Bentuk kedua lubang hidung simetris, Normal
keadaan hidung normal, tidak ada luka,
tidak ada pembengkakan, tidak ada
polip, tidak ada secret, tidak ada
perdarahan, fungsi penciuman baik
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa
5 Bibir dan I : Bentuk bibir dan mulut normal, bibir Normal
Mulut tampak kering dan pucat, tidak terdapat
karies dan karang gigi, gusi dan lidah
berwarna merah muda, tonsil normal,
tidak ada pembengkakan
6 Telinga I : Bentuk kedua telinga simetris, ISPA,
kartilago keras, terdapat lendir berwarna Infeksi
bening keputih-putihan dan berbau, Bakteri
membran timpani kurang memantulkan Streptococcus,
suara dengan baik, fungsi pendengaran Hemophylus
kurang baik Influenza,
P : Terdapat nyeri tekan Trauma,
Benda Asing
7 Leher I : Bentuk leher normal, tidak ada Normal
pembesaran kelenjar parotis, tyroid,
limfe, tidak ada peningkatan vena
jugularis, tidak ada benjolan
P : Tidak ada nyeri tekan
8 Dada I : Bentuk dada simetris, tidak ada Normal
benjolan atau luka
P : Getaran traktil fremitus normal
P : Suara paru-paru sonor dan jantung
redup
A : Suara paru-paru vesikuler dan tidak
ada suara nafas tambahan, suara jantung
lup dub dan single regular
9 Axilla I : Terdapat bulu ketiak, tidak ada Normal
pembesaran kelenjar limfe
P : Tidak ada nyeri tekan
10 Abdomen I : Bentuk abdomen normal, tidak ada Normal
benjolan, tidak ada asites, tidak ada luka,
tidak ada lesi, keadaan dan fungsi
abdomen baik
A : Peristaltik usus positif
P : Terdengar suara timpani
P : Tidak ada nyeri tekan
11 Genetalia I : Tidak Terkaji -
dan Anus P : Tidak Terkaji
12 Kulit I : Tidak terdapat lesi pada kulit Normal
P : Turgor kulit elastis
4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan kesehatan itu penting sehingga saya sering kontrol
Kesehatan ke puskesmas atau klinik Kesehatan terdekat dan apabila
mengalami sakit ringan seperti flu, batuk, pilek, klien langsung membeli
obat di apotek dekat rumah kemudian meminumnya.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasanya. Klien dapat melakukan aktivitas seperti makan, minum,
berpakaian BAB, BAK, mobilisasi ditempat tidur secara mandiri. Namun
saat ini klien lebih sering berbaring ditempat tidur dan mengikuti aturan
dokter untuk tetap menerima pengobatan di rumah sakit.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan sehari-hari mengikuti pembelajaran sistem daring,
setelah belajar langsung beristirahat dan pada hari libur terkadang klien
menyempatkan waktu untuk berolahraga seperti jogging dan bersepeda.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan klien dapat melakukan aktivitas seperti makan, minum,
berpakaian BAB, BAK, mobilisasi ditempat tidur, secara mandiri. Namun
saat ini klien lebih sering berbaring ditempat tidur dan mengikuti aturan
dokter untuk tetap menerima pengobatan di rumah sakit.
c. Pola Istirahat dan Tidur
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan pola tidur teratur, klien tidur ± 6 – 7 jam sehari. Klien
jarang tidur siang dan biasanya tidur pada malam hari jam 10 malam dan
bangun jam 4 subuh untuk melaksanakan sholat subuh dan bangun dalam
keadaan segar. Klien juga mengatakan bahwa pola istirahat dirumah sangat
cukup.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan pola tidur teratur, klien tidur ± 6 – 7 jam sehari. Saat ini
klien tidur siang ± 2 – 3 jam dan tidur pada malam hari jam 10 malam dan
bangun jam 5 pagi. Klien mengatakan bahwa pola istirahat dirumah sakit
tercukupi.
d. Pola Nutrisi
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan sehari-hari ketika dirumah selalu makan 3 kali sehari,
semua jenis makanan disukai termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran,
kecuali makanan pedas, minum air putih 8 gelas sehari.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini makan 3 kali sehari, porsi makan tidak ada
gangguan, hanya saja sedikit tidak selera dengan jenis makanan yang
disajikan oleh rumah sakit.
e. Pola Eliminasi
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan sehari-hari BAB 1 kali sehari, padat dan berbau, BAK
4 – 5 kali sehari berwarna kuning jernih.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini BAB 1 kali sehari, padat dan berbau, BAK
8 – 10 kali sehari berwarna kuning jernih.
f. Pola Kognitif – Perseptual
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan kesehariannya dapat menulis dan membaca dengan
baik, memori ingatan baik, kemampuan melihat, menghidu, mengecap dan
meraba normal. Hanya saja terkadang kurang dapat mendengar suara orang
lain dengan jelas.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini masih dapat menulis dan membaca dengan baik,
memori ingatan baik, kemampuan melihat, menghidu, mengecap dan
meraba normal. Klien kurang dapat mendengar suara orang lain dengan
jelas, ketika diajak berbicara oleh perawat klien kurang dapat mendengar
suara perawat dengan jelas dan respon klien kurang nyambung apabila
ditanya oleh perawat.
g. Pola Konsep Diri
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan kesehariannya adalah seorang yang ceria, humoris,
percaya diri, selalu aktif dalam kegiatan, seorang yang terbuka dengan
keluarga apabila merasa sakit.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan kurang ceria, kurang humoris, kurang percaya diri, klien
merasa malu karena penyakit yang dialaminya saat ini, karena telinga
kanannya menimbulkan bau yang tidak sedap, klien tampak malu ketika
dikaji telinga kanannya, ekspresi wajah tampak sedih, tetapi klien tetap
terbuka dengan keluarga apabila merasa sakit.
h. Pola Koping
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan apabila sakit untuk mengurangi pikiran terhadap
sakitnya dengan cara mengobrol bersama keluarga dan teman. Klien sering
mendengarkan musik, menonton TV dan menanggapi sakit dengan biasa
saja.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini kepikiran dengan sakit yang sedang dialami
sekarang, tetapi klien menanggapi sakitnya dengan mengobrol bersama
keluarga.
i. Pola Seksualitas – Reproduksi
1) Keadaan Sebelum Sakit
Tidak terkaji
2) Keadaan Saat Ini
Tidak terkaji
j. Pola Peran – Hubungan
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan kesehariannya menjadi seorang anak, hubungan dengan
keluarga terjalin dengan baik.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini kurang menjalankan peran sebagai seorang anak,
tetapi hubungan dengan keluarga terjalin dengan baik.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan sehari-hari selalu taat menunaikan sholat 5 waktu.
2) Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan saat ini tidak melaksanakan sholat 5 waktu karena sakit
yang dideritanya, tetapi tetap berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan.
B. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Nama : An. S
Umur : 15 tahun
Jenis
Hasil Acuan Normal Satuan Analisa
Pemeriksaan
Hemoglobin 10.5 14 - 16 g/dl Kekurangan zat
besi,
kekurangan
asam folat,
kurang vitamin
B12
Hematokrit 38.6 40 - 48 % Kekurangan zat
besi,
kekurangan
asam folat,
kurang vitamin
B12
Leukosit 10.700 4.000 - 10.000 /ul Karena
terjadinya
infeksi pada
telinga tengah
Trombosit 188.300 150.000 - 400.000 /ul Normal
Eritrosit 4.120.000 4.500.000 - 5.500.000 Juta/ul Kekurangan
asupan nutrisi
seperti zat
besi, folat,
vitamin B6 dan
vitamin B12.
Rendahnya
kadar eritrosit
juga bisa
terjadi akibat
efek samping
obat-obatan.

Hasil Pemeriksaan Rontgen


Nama : An. S
Umur : 15 tahun

Jenis Pemeriksaan Hasil

Foto Thorax Cor / Pulmo Normal


C. PATHWAY KASUS

ISPA, Trauma, Benda Asing


Bakteri Streptococcus,
Hemophylus Influenza
Ruptur gendang telinga

Invasi bakteri

Otitis Media Kronik

Proses peradangan Peningkatan produksi Mastoiditis


cairan serosa

Pelepasan mediator kimia : Tidak ditangani


histamin, bradikinin, Akumulasi cairan
serotonin, leukotrien mucus dan serosa
Terjadi pembentukan
dan prostaglandin
kolesteatoma
Ruptur membrane timpani
Merangsang saraf
Melekat pada struktur
aferen menuju otak tulang telinga tengah +
Sekret keluar dan
berbau tidak sedap mastoid
Nyeri
Gangguan Citra Tubuh Paralisis nervus fasialis

Nyeri Akut
Gangguan pendengaran
sensorineural
Tekanan udara Retraksi membrane timpani
pada telinga (-) Hambatan
Komunikasi Verbal

Gangguan Persepsi Hantaran udara / suara


Sensori Pendengaran yang diterima menurun
D. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
Data Subjektif : ISPA, Nyeri Akut
Klien mengatakan Bakteri Streptococcus,
telinga kanan terasa Hemophylus Influenza,
nyeri seperti ditusuk- Trauma, Benda Asing
tusuk, sakitnya sampai ↓
kepala dan telinga kanan Ruptur gendang telinga
bengkak di area ↓
belakang Invasi Bakteri

Data Objektif : Otitis Media Kronik
• Kesadaran compos ↓
mentis Proses peradangan
• GCS E4V5M6 ↓
• Tampak bengkak Pelepasan mediator
pada telinga kanan kimia : histamin,
area belakang bradikinin, serotonin,

• Klien tampak leukotrien dan

meringis kesakitan prostaglandin

• Klien tampak ↓

memegang daerah Merangsang saraf aferen

yang nyeri menuju otak

• Karakteristik nyeri : ↓

P = nyeri apabila efek Nyeri

obat anti nyeri habis ↓

Q = Seperti ditusuk- Nyeri Akut

tusuk
R = Telinga kanan
S = Skala 5
T = Nyeri hilang
timbul
• Hasil TTV :
Bp = 100/60 mmHg
P = 90 x/menit
R = 24 x/menit
T = 37,5 °C
Data Etiologi Problem
Data Subjektif : Otitis Media Kronik Gangguan Persepsi
Klien mengatakan ↓ Sensori Pendengaran
telinga terasa Tekanan udara pada
berdengung, telinga tengah (-)
pendengaran berkurang ↓
karena ada keluar lendir Retraksi membrane
dari telinga, lendir timpani
berwarna bening ↓
keputih-putihan dan Hantaran suara / udara
berbau yang diterima menurun

Data Objektif : Gangguan Persepsi
Tampak keluar lendir Sensori Pendengaran
dari telinga berwarna
bening keputih-putihan
dan berbau
Data Etiologi Problem
Data Subjektif : Otitis Media Kronik Hambatan Komunikasi
Klien mengatakan ↓ Verbal
kurang dapat mendengar Mastoiditis
suara orang lain dengan ↓
jelas Tidak ditangani

Data Objektif : Terjadi pembentukan
• Ketika diajak kolesteatoma
berbicara oleh ↓
perawat klien kurang Melekat pada struktur
dapat mendengar telinga tengah + mastoid
suara perawat dengan ↓
jelas Paralisis nervus fasialis
• Respon klien kurang ↓
nyambung apabila Gangguan pendengaran
ditanya oleh perawat sensorineural

Hambatan Komunikasi
Verbal
Data Etiologi Problem
Data Subjektif : Otitis Media Kronik Gangguan Citra Tubuh
Klien mengatakan ↓
merasa malu karena Peningkatan produksi
penyakit yang cairan serosa
dialaminya saat ini, ↓
karena telinga kanannya Akumulasi cairan mukus
menimbulkan bau yang dan serosa
tidak sedap ↓
Ruptur membrane
Data Objektif : timpani
• Klien tampak malu ↓
ketika dikaji telinga Sekret keluar dan berbau
kanannya tidak sedap
• Ekspresi wajah ↓
tampak sedih Gangguan Citra Tubuh
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (proses peradangan)
ditandai dengan klien mengatakan telinga kanan terasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk, sakitnya sampai kepala dan telinga kanan bengkak di area belakang,
kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, tampak bengkak pada telinga kanan
area belakang, klien tampak meringis kesakitan, klien tampak memegang daerah
yang nyeri, karakteristik nyeri : P = nyeri apabila efek obat anti nyeri habis, Q =
Seperti ditusuk-tusuk, R = Telinga kanan, S = Skala 5, T = Nyeri hilang timbul,
hasil TTV : Bp = 100/60 mmHg, P = 90 x/menit, R = 24 x/menit, T = 37,5 °C,
kesadaran compo mentis, GCS E4,V5,M6.
2. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan infeksi pada
telinga tengah atau kerusakan di saraf pendengaran ditandai dengan klien
mengatakan telinga terasa berdengung, pendengaran berkurang karena ada keluar
lendir dari telinga, lendir berwarna bening keputih-putihan dan berbau, tampak
keluar lendir dari telinga berwarna bening keputih-putihan dan berbau.
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran
ditandai dengan klien mengatakan kurang dapat mendengar suara orang lain
dengan jelas, ketika diajak berbicara oleh perawat klien kurang dapat mendengar
suara perawat dengan jelas, respon klien kurang nyambung apabila ditanya oleh
perawat.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya otorrhea ditandai dengan
klien mengatakan merasa malu karena penyakit yang dialaminya saat ini, karena
telinga kanannya menimbulkan bau yang tidak sedap, klien tampak malu ketika
dikaji telinga kanannya, ekspresi wajah tampak sedih.
F. NURSING CARE PLAN
Diagnosa Keperawatan 1 :
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (proses peradangan) ditandai dengan klien mengatakan telinga kanan
terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, sakitnya sampai kepala dan telinga kanan bengkak di area belakang, kesadaran compos
mentis, GCS E4V5M6, tampak bengkak pada telinga kanan area belakang, klien tampak meringis kesakitan, klien tampak
memegang daerah yang nyeri, karakteristik nyeri : P = nyeri apabila efek obat anti nyeri habis, Q = seperti ditusuk-tusuk,
R = telinga kanan, S = skala 5, T = nyeri hilang timbul, hasil TTV : Bp = 100/60 mmHg, P = 90 x/menit, R = 24 x/menit,
T = 37,5 °C, kesadaran compo mentis, GCS E4,V5,M6.
Tujuan dan
Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Mengetahui 1. Mengkaji tanda- S:
tindakan keperawatan vital klien. keadaan umum tanda vital klien Klien mengatakan telinga
selama 1 x 30 menit, klien dan meliputi tekanan kanan masih terasa nyeri
diharapkan nyeri klien menetapkan darah, nadi, tetapi sudah berkurang
berkurang atau hilang intervensi pernapasan dan dan masih bengkak
dengan kriteria hasil : selanjutnya. suhu tubuh.
1. Klien mengatakan O:
nyeri berkurang • Kesadaran compos
mentis
2. Klien tampak 2. Kaji karakteristik 2. Memberikan data 2. Mengkaji • GCS E4,V5,M6
tenang nyeri klien dasar untuk karakteristik nyeri • Tampak bengkak
3. Skala nyeri (PQRST). mengevaluasi meliputi penyebab, pada telinga kanan
berkurang kebutuhan dan kualitas, lokasi, area belakang
menjadi 2 keefektifan skala dan waktu • Klien tampak
4. Tanda-tanda vital intervensi. timbulnya nyeri. meringis kesakitan
dalam batas normal • Klien tampak
Bp = 120/80 mmHg 3. Atur posisi klien 3. Memberikan rasa 3. Mengatur posisi memegang daerah
P = 60–100 x/menit senyaman nyaman kepada klien senyaman yang nyeri
R = 16 – 20 x/menit mungkin. klien untuk mungkin dengan • Karakteristik nyeri :
T = 36,5 – 37,5 °C mengurasi rasa posisi berbaring P = nyeri apabila efek
nyeri. miring ke arah obat anti nyeri habis
sebelah kiri, Q = seperti ditusuk-
karena area telinga tusuk
sebelah kanan R = telinga kanan
nyeri dan bengkak S = skala 3,
atau dengan posisi T = nyeri hilang
fowler / timbul
semifowler.
4. Berikan kompres 4. Kompres dingin 4. Memberikan • Hasil TTV :
dingin di area bertujuan untuk kompres dingin di Bp = 110/80 mmHg
sekitar telinga mengurangi nyeri area sekitar P = 82 x/menit
yang nyeri dan karena rasa nyeri telinga kanan R = 20 x/menit
bengkak. teralihkan oleh yang nyeri dan T = 36,8 °C
rasa dingin di bengkak.
sekitar area A:
telinga. Masalah teratasi sebagian

5. Berikan 5. Memberikan 5. Memberikan P : Lanjutkan intervensi


lingkungan yang kesempatan lingkungan yang 1. Kaji tanda-tanda vital
nyaman dan kepada klien untuk nyaman dan klien.
tenang. beristirahat. tenang dengan 2. Kaji karakteristik
membatasi jumlah nyeri klien (PQRST).
pengunjung dan 3. Atur posisi klien
mengatur suhu senyaman mungkin.
ruangan.
6. Kolaborasi 6. Pemberian 6. Berkolaborasi 4. Berikan kompres
pemberian obat analgesik untuk dalam pemberian dingin di area sekitar
anagesik SOD. membantu obat analgesik : telinga yang nyeri dan
mengurangi rasa Sanmol 1 flash / bengkak.
nyeri. 24 jam. 5. Berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang.
6. Kolaborasi pemberian
obat anagesik SOD.
Diagnosa Keperawatan 2 :
Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan infeksi pada telinga tengah atau kerusakan di saraf pendengaran
ditandai dengan klien mengatakan telinga terasa berdengung, pendengaran berkurang karena ada keluar lendir dari telinga,
lendir berwarna bening keputih-putihan dan berbau, tampak keluar lendir dari telinga berwarna bening keputih-putihan dan
berbau.
Tujuan dan
Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui 1. Mengkaji tingkat S:
tindakan keperawatan kemampuan tingkat gangguan kemampuan Klien mengatakan
selama masa komunikasi klien. yang dialami komunikasi klien. telinga kanan masih
perawatan, diharapkan klien. terasa berdengung,
gangguan persepsi pendengaran masih
sensori pendengaran 2. Ajarkan klien 2. Keefektifan alat 2. Mengajarkan kurang jelas serta masih
klien adekuat dengan untuk pendengaran klien untuk keluar lendir dari telinga
kriteria hasil : menggunakan dan tergantung pada menggunakan dan kanan berwarna bening
1. Klien dapat merawat alat tipe gangguan, merawat alat keputih-putihan dan
menerima pendengaran pemakaian serta pendengaran berbau tetapi sudah
rangsangan dari secara tepat. perawatannya secara tepat. berkurang
luar dengan baik yang tepat.
2. Mempertahankan 3. Ajarkan klien 3. Mencegah terjadi 3. Mengajarkan O:
kemampuan membersihkan infeksi lebih lanjut klien Tampak keluar lendir dari
pendengaran telinga yang benar dan mempercepat membersihkan telinga berwarna bening
3. Klien dapat dan bersih serta penyembuhan. telinga yang benar keputih-putihan dan
berpatisipasi dalam menggunakan dan bersih serta berbau
program terapi dan antibiotik secara menggunakan
pengobatan kontinyu sesuai antibiotik secara A:
4. Cairan yang keluar aturan. kontinyu sesuai Masalah teratasi sebagian
dari telinga dapat aturan.
berkurang P : Lanjutkan intervensi
4. Bicara dengan 4. Pesan yang ingin 4. Berbicara dengan 1. Kaji tingkat
perlahan dan disampaikan dapat perlahan dan kemampuan
dengan jelas di terima baik oleh dengan jelas komunikasi klien.
langsung ke klien. langsung ke 2. Ajarkan klien untuk
telinga yang baik. telinga yang baik. menggunakan dan
merawat alat
pendengaran secara
tepat.
5. Kolaborasi dalam 5. Mengetahui 5. Berkolaborasi 3. Ajarkan klien
pemeriksaan tingkat gangguan dalam membersihkan telinga
telinga. telinga yang pemeriksaan yang benar dan bersih
dialami. telinga seperti tes serta menggunakan
rinne, tes weber, antibiotik secara
audiometri dan kontinyu sesuai
lain-lain. aturan.
4. Bicara dengan
perlahan dan dengan
jelas langsung ke
telinga yang baik.
5. Kolaborasi dalam
pemeriksaan telinga.
Diagnosa Keperawatan 3 :
Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran ditandai dengan klien mengatakan kurang
dapat mendengar suara orang lain dengan jelas, ketika diajak berbicara oleh perawat klien kurang dapat mendengar suara
perawat dengan jelas, respon klien kurang nyambung apabila ditanya oleh perawat.
Tujuan dan
Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1. Kaji dan bangun 1. Mengetahui 1. Mengkaji dan S:
tindakan keperawatan cara kemampuan membangun cara Klien mengatakan masih
selama masa berkomunikasi. berkomunikasi berkomunikasi. kurang dapat mendengar
perawatan, diharapkan klien. suara orang lain dengan
klien mampu jelas
melakukan komunikasi 2. Bicara dengan 2. Agar klien dapat 2. Berbicara dengan
dengan baik dengan lambat dan menerima lambat dan O:
kriteria hasil : mengucapkan kata pembicaraa mengucapkan kata • Ketika diajak
1. Meningkatkan dengan jelas. dengan jelas. dengan jelas. berbicara oleh perawat
keterampilan yang klien kurang dapat
telah dipelajari mendengar suara
untuk komunikasi perawat dengan jelas
2. Menunjukkan 3. Bicara hanya 3. Menghindari 3. Berbicara hanya • Respon klien kurang
tingkah laku koping dengan satu orang kebingungan klien dengan satu orang nyambung apabila
positif dalam satu waktu. dalam menangkap dalam satu waktu. ditanya oleh perawat
3. Menerima pembicaraan.
keterbatasan yang A:
disebabkan oleh 4. Bicara dengan 4. Mengukur 4. Berbicara dengan Masalah belum teratasi
gangguan satu kalimat kemampuan klien satu kalimat
pendengaran sederhanan dahulu dalam menerima sederhanan dahulu P : Lanjutkan intervensi
untuk menentukan pembicaraan. untuk menentukan 1. Kaji dan bangun cara
tingkat tingkat berkomunikasi.
keterampilan keterampilan 2. Bicara dengan lambat
klien. klien. dan mengucapkan
kata dengan jelas.
5. Tunjukkan objek 5. Memperjelas 5. Menunjukkan 3. Bicara hanya dengan
pembicaraan penerimaan klien objek satu orang dalam satu
dengan tepat. tentang objek pembicaraan waktu.
pembicaraan. dengan tepat. 4. Bicara dengan satu
kalimat sederhanan
dahulu untuk
6. Ulangi kalimat 6. Agar klien lebih 6. Mengulangi menentukan tingkat
yang diucapkan mudah mengerti. kalimat yang keterampilan klien.
bila klien tidak diucapkan bila 5. Tunjukkan objek
mengerti pada klien tidak pembicaraan dengan
awalnya. mengerti pada tepat.
awalnya. 6. Ulangi kalimat yang
diucapkan bila klien
tidak mengerti pada
awalnya.
Diagnosa Keperawatan 4 :
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya otorrhea ditandai dengan klien mengatakan merasa malu karena penyakit
yang dialaminya saat ini, karena telinga kanannya menimbulkan bau yang tidak sedap, klien tampak malu ketika dikaji telinga
kanannya, ekspresi wajah tampak sedih.
Tujuan dan
Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 1. Kaji respon klien 1. Gangguan citra 1. Mengkaji respon S:
tindakan keperawatan terhadap tubuh dapat klien terhadap Klien mengatakan masih
selama masa tubuhnya. mempengaruhi tubuhnya seperti merasa malu tetapi mulai
perawatan, diharapkan percaya diri klien. menghindari untuk percaya diri
gangguan citra tubuh kontak mata, menghadapi penyakit
yang dialami klien eskpresi jijik yang dialaminya saat ini
dapat teratasi dengan terhadap kondisi
kriteria hasil : telinga kanannya O:
1. Klien tidak yang berbau tidak • Klien tampak mulai
mengatakan malu sedap dan tidak percaya diri dan
karena mau bicara. terbuka ketika dikaji
penyakitnya telinga kanannya
2. Klien tampak 2. Berikan 2. Klien 2. Memberikan • Ekspresi wajah
percaya diri kesempatan klien membutuhkan kesempatan tampak tenang
3. Ekspresi wajah untuk pengalaman kepada klien A:
tenang mengungkapkan didengarkan dan untuk Masalah teratasi sebagian
perasaannya. dipahami dalam mengungkapkan
proses perasaannya P : Lanjutkan intervensi
peningkatan tentang perubahan 1. Kaji respon klien
kepercayaan diri. citra tubuh yang terhadap tubuhnya.
dialaminya. 2. Berikan kesempatan
klien untuk
3. Beritahu klien 3. Memotivasi klien 3. Memberitahu mengungkapkan
bahwa agar tidak malu klien bahwa perasaannya.
penyakitnya dapat dengan sakitnya. penyakitnya dapat 3. Beritahu klien bahwa
diatasi dan dapat diatasi dan dapat penyakitnya dapat
sembuh. sembuh. diatasi dan dapat
sembuh.
4. Anjurkan klien untuk
mengikuti terapi
dengan teratur.
4. Anjurkan klien 4. Untuk 4. Menganjurkan 5. Dukung usaha klien
untuk mengikuti mempercepat klien untuk untuk meningkatkan
terapi dengan penyembuhan dan mengikuti terapi citra tubuh dan bantu
teratur. mendapatkan hasil dengan teratur. klien dalam
yang baik. mengembangkan
kemampuan untuk
5. Dukung usaha 5. Pendekatan dan 5. Mendukung usaha menilai, mengenali
klien untuk saran positif dapat klien untuk serta mengatasi
meningkatkan membantu meningkatkan dirinya.
citra tubuh dan menguatkan citra tubuh dengan
bantu klien dalam pengembalian berpartisipasi
mengembangkan kepercayaan diri. dalam perawatan
kemampuan untuk telinga,
menilai, mengembangkan
mengenali serta penerimaan diri
mengatasi dirinya. dan bersosialisasi
dengan orang lain.
G. DRUGS STUDY

Mekanisme
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Konsiderasi Perawat
Kerja Obat
Ondasetron Mual dan muntah Hipersensitivitas, Obat ini bekerja Sakit kepala, • Kaji apakah ada
2 x 4 mg akibat kemoterapi pasien dengan dengan sembelit, lelah, tanda-tanda alergi
dan radioterapi, sindrom QT panjang menghalangi lemah, meriang, terhadap obat
pencegahan mual dan bawaan terbentuknya mengantuk, • Kaji setelah
muntah pasca operasi serotonin (zat pusing, pemberian obat,
alami pada tubuh penglihatan apakah ada reaksi
yang menjadi buram atau efek samping
menyebabkan atau hilang sama seperti sakit kepala,
mual atau muntah) sekali, kram atau lemah, meriang,
kaku otot, nyeri pusing, penglihatan
dada, sesak nafas, menjadi buram atau
demam hilang sama sekali,
nyeri dada, sesak
nafas, demam
Taxegram Infeksi saluran Hipersensitif terhadap Mekanisme kerja Demam, gatal • Kaji apakah ada
1 x 500 mg pernapasan bawah, sefalosporin obat ini adalah seluruh tubuh, tanda-tanda alergi
infeksi saluran berikatan dengan 1 gatal biduran, terhadap obat
urogenital, gonore, atau lebih protein sindrom Stevens- • Kaji setelah
infeksi kulit dan pengikat penisilin Johnson, syok pemberian obat,
jaringan lunak, yang menghambat anafilaksis apakah ada reaksi
infeksi intra- langkah (jarang), atau efek samping
abdominal termasuk transfeptidasi trombositopenia seperti demam, gatal
peritonitis, infeksi akhir sintesis (penurunan seluruh tubuh, gatal
tulang dan sendi, peptidoglikan di jumlah trombosit), biduran
infeksi sistem saraf dinding sel eosinofilia
pusat (meningitis) bakteri, sehingga (peningkatan
menghambat kadar eosinofil
biosintesis dan dalam darah),
menahan rakitan leukopenia
dinding sel yang (penurunan
mengakibatkan jumlah leukosit
kematian sel dalam darah),
bakteri vaginitis, sariawan
Metronidazole Uretritis dan vaginitis Hipersensitivitas, Metronidazole Mual, muntah, • Metrinidazole
500 mg / karena Trichomonas kehamilan trimester bekerja dengan sakit kepala, diberikan sesudah
24 jam vaginalis, amoebiasis 1, menyusui, riwayat berdifusi ke dalam insomnia, pusing, makan
intestinal dan hepar, penyakit darah, organisme, mengantuk, • Kaji apakah ada
pencegahan infeksi gangguan SSP menghambat dispepsia atau tanda-tanda alergi
anaerob pasca sintesis protein timbul ruam pada terhadap obat
operasi, giardiasis dan berinteraksi kulit • Kaji setelah
karena Giardia dengan DNA yang pemberian obat,
lambliasis menyebabkan apakah ada reaksi
hilangnya struktur atau efek samping
DNA heliks dan seperti mual, muntah,
kerusakan untai sakit kepala,
DNA pada bakteri. insomnia, pusing,
Oleh karena itu, mengantuk, dispepsia
menyebabkan atau timbul ruam pada
kematian sel pada kulit
bakteri penyebab
penyakit
Sanmol Menurunkan demam Hipersensitivitas Sanmol bekerja Kerusakan organ • Sanmol dapat
1 flash / dan meredakan nyeri terhadap paracetamol, sebagai analgesik hati, mual, diberikan sebelum
24 jam penderita gangguan dengan muntah, sakit dan sesudah makan
fungsi hati yang berat meningkatkan kepala, pusing, • Kaji apakah ada
ambang rasa nyeri sembelit, ruam tanda-tanda alergi
serta sebagai kulit, biduran, terhadap obat
antipiretik yang lemas, perdarahan • Kaji setelah
bekerja langsung pemberian obat,
pada pusat apakah ada reaksi
pengatur panas di atau efek samping
hipotalamus seperti mual, muntah,
sakit kepala,
insomnia, pusing,
mengantuk, dispepsia
atau timbul ruam pada
kulit
Infus RL Tetani hipokalsemia Hipernatremia RL bekerja Nyeri dada, detak • Kaji setelah
(kejang), sebagai sumber air jantung tidak pemberian infus,
ketidakseimbangan dan elektrolit normal, apakah ada reaksi
elektrolit tubuh, gagal tubuh serta untuk turunnya tekanan atau efek samping
ginjal akut, rendah meningkatkan darah, kesulitan seperti respon febris,
kadar natrium, diuresis. Obat ini bernapas, batuk, thrombosis vena atau
kekurangan kalium juga memiliki efek bersin-bersin, flebitis, rasa nyeri
dan kalsium alkalis, dimana ion ruam kulit, pada tempat injeksi
laktat gatal pada kulit,
dimetabolisasi sakit kepala
menjadi
karbondioksida
dan air yang
menggunakan
hidrogen kation
sehingga
menyebabkan
turunnya
keasaman
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yohana Vetrinela


NIM : 113063J120107
Judul Kasus : Laporan Asuhan Keperawatan pada Pasien An. S
dengan Otitis Media Kronik di Bangsal Maria
Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin
Preseptor Akademik : Theresia Jamini, S.Kep.Ners., M.Kep
Preseptor Klinik : Enti Arnaz, S.Kep.Ners

Paraf
No Hari / Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai