OLEH :
OJIE WIGUNA PRATAMA
113063J120097
PRESPTOR AKADEMIK :
THERESIA JAMINI, S.Kep.,Ners.,M.Kep
PRESEPTOR KLINIK :
ENTI ARNAS, S.Kep.,Ners
Mengetahui :
Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan telinga kanan berdengung sakit tampai kepala,
badan panas.
3. Pemeriksaan Fisik
55555 55555
(edema) (parese)
11 Aktivitas Makan : 0
a. Harian Mandi : 0
Berpakaian : 0
BAB : 0
BAK : 0
Mobilisasi tempat tidur : 0
Pindah kursi roda : 0
Ambulasi : 0
Catatan : Tidak ada masalah
0 : mandir
1 : Bantuan dg alat
b. Rentang 2 : Bantuan dg orang
Gerak 3 : Bantuan dg alat dan orang lain
4 : Bantuan penuh
Masalah :
4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
1) Keadaan sebelum sakit
Ibu llien mengatakan” jika anak saya sakit maka saya akan
membawa anak saya pergi berobat ke puskesmas terdekat.
2) Keadaan saat ini
Ibu klien mengatakan” saat ini anak saya sedang sakit dan anak
saya harus banyak beristrahat dan mengikuti aturan dokter dalam
proses pengobatan agar cepat sembuh.
d. Pola nutrisi
1) Keadaan saat ini
Ibu klien mengatakan “sebelum masuk rumah sakit pola makan
anak saya teratur makan 3 x sehari kadang sampai 4 kali kalau
lapar malam, ntuk minum pasien ±8 gelas per hari”.
2) Keadaan saat ini
Ibu klien mengatakan “selama dirumah sakit nafsu makan seperti
biasanya 3 x sehari, minum ± 8 gelas perharinya”.
e. Pola eliminasi
1) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan “biasanya BAB 1x, cair berawarna kuning,
BAK 5-6 kali sehari berwarna kuning jernih”.
2) Keadaan saat ini
Klien mengatakan “biasanya BAB 1x, cair berawarna kuning,
BAK 5-6 kali sehari berwarna kuning jernih, untuk BAK dan
BAB saat ini masih bisa sendiri”.
f. Pola kognitif-perseptual
1) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan ” saya dapat membaca mendengar, menghidu,
meraba dan mengecap dg baik”.
2) Keadaan saat ini
Klien mengatakan ”saat ini telinga pasien berdengung dan sakit
sampai kepala, untuk membaca, meghidu dan mengecap masih
baik”.
h. Pola Koping
1) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan ”jika merasa stress pasien selalu bercerita
dengan keluarganya terutama pada kedua orang tua”.
2) Keadaan saat ini
Klien mengatakan “saat biasanya nontonn youtube agar tidak
stress”.
i. Pola seksualitas-prosuksi
Tidak terkaji
j. Pola peran-hubungan
1) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan “hubungan dengan keluarga baik-baik saja,
baik ayah dan ibu dan keluarga besar”.
2) Keadaan saat ini
Klien mengatakan “saat ini saya hanya berkomunikasi dengan
keluarga dan petugas kesehatan saja”.
k. Pola nilai dan kepercayaan
1) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan ”selalu percaya kepada Tuhan, setiap hari
minggu pasien beribadah”.
2) Keadaan saat ini
Klien mengatakan “selalu percaya denegan Tuhan, untuk saat ini
saya selalu berdoa agar saya cepat sembuh”.
B. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Nama : An. M
Umur : 13 Tahun
Hari/tanggal pemeriksaan : Senin 01 Desember 2020
Tanggal Masuk Rs : 10 Desember 2020
C. PATHWAY KASUS
Infeksi sekunder (ISPA) Bakteri
Streptococcus, Hemophylus Personal hygiene
↓↓↓
Influenza kurang
Invasi Bakteri
D. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif : Infeksi sekunder Nyeri akut
Klien mengatakan” (ISPA) Bakteri
Telinga kanan Streptococcus,
berdengung sakit sampai Hemophylus Influenza
kepala, skala 3 (0-5),
muncul hilang timbul. Invasi Bakteri
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermi
Data Subjektif : Infeksi sekunder Gangguan Persepsi
Sensori Pendengaran
Klien mengatakan ”± 1 (ISPA) Bakteri
minggu ini kuping kanan Streptococcus,
tidak bisa mendengar Hemophylus Influenza
dengan baik, kadang dari
telinga kanan keluar Invasi Bakteri
kotoran telinga yang
berbau”. Infeksi telinga tengah
(kavum timpani, tuba
Data Objektif : eustachius)
Terdapat kotoran
berwarna putih Otitis media akut
ditelinga pasien dan
berbau Tekanan udara pada
telinga tengah (-)
Hasil pemeriksaan
diagnostic Otoskop Retraksi membrane
timpani
didapatkan,
membrane timpani
Hantaran suara/ udara
tampak merah, yang di terima
menggelembung, menurun
dan mengalamiGangguan Persepsi
peroforasi. Sensori Pendengaran
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan infeksi bakteri pada
telinga ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan klien
mengatakan ”Telinga kanan berdengung sakit sampai kepala, skala 3 (0-5),
muncul hilang timbul” data objektif Pengkajian PQRST : P : Otitis media
akut, Q: Berdengung, R : Telinga kanan – kepala, S : Skala 3 (0-5), T :
Hilang timbul, Klien tampak memegangi telinga, Kalien tampak meringis,
TTV : Pulse 100 x/menit, Res 20 x/menit, BP 110/60 mmHg.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan infeksi bakteri pada
telinga ditandai dengan data subjektif klien mengatakan ”badan saya
panas” data objektif badan klien teraba panas, akral teraba hangat, TTV :
Tem 39⸰C, Puls 100 x/menit, Res 20 x/menit, BP 110/60 mmHg.
3. Gangguan sensori persepsi pendengaran berhubungan dengan peroforasi
membrane timpani ditandai dengan data subjektif klien mengatakan ”± 1
minggu ini kuping kanan tidak bisa mendengar dengan baik, kadang dari
telinga kanan keluar kotoran telinga yang berbau” data objektif terdapat
kotoran berwarna putih ditelinga pasien dan berbau, hasil pemeriksaan
diagnostic Otoskop didapatkan, membrane timpani tampak merah,
menggelembung, dan mengalami peroforasi.
4.
F. NURSING CARE PLAN
Diagnosa Keperawatan 1 :
Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan infeksi bakteri pada telinga ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan
klien mengatakan ”Telinga kanan berdengung sakit sampai kepala, skala 3 (0-5), muncul hilang timbul” data objektif Pengkajian
PQRST : P : Otitis media akut, Q: Berdengung, R : Telinga kanan – kepala, S : Skala 3 (0-5), T : Hilang timbul, Klien tampak
memegangi telinga, Kalien tampak meringis, TTV : Pulse 100 x/menit, Res 20 x/menit, BP 110/60 mmHg.
Diagnosa Keperawatan 2 :
Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan infeksi bakteri pada telinga ditandai dengan data subjektif klien mengatakan
”badan saya panas” data objektif badan klien teraba panas, akral teraba hangat, TTV : Tem 39⸰C, Puls 100 x/menit, Res 20
x/menit, BP 110/60 mmHg.
Hasil yang Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
diharapkan
Tujuan : 1. Observasi TTV 1. TTV merupakan 1. Observasi TTV S:
Setelah diberikan 2. Monitor dan catat acuan untuk 2. Monitor dan catat 1. Pasien mengatakan
tindakan 30 menit intake output dan mengetahui keadaan intake output dan mengatakan”
hipertermi dapat berikan cairan umum pasien. berikan cairan demamnya sedikit
teratasi intravena sesuai 2. Peningkatan intake intravena sesuai berkurang
dengan program cairan perlu untuk dengan program 2. Pasien mengatakan”
Kriteria Hasil : medic. mencegah dehidrasi. medic. Panasnya turun
4. Suhu tubuh normal 3. Berikan penjelasan 3. Keterlibatan keluarga 3. Berikan penjelasan O:
(36-37 ⸰C). tentang penyebab sangat berarti dalam tentang penyebab 1. Panas pasien turun
5. Pasien tidak panas demam / peningkatan proses penyembuhan. demam / 2 pasien tampak rileks
lagi. suhu tubuh. 4. Kompres hangat peningkatan suhu TTV :
6. Badan tidak teraba 4. Beri kompres hangat memberikan efek tubuh. T= 37 ⸰C
panas. di daerah ketiak dan vasodilatasi 4. Beri kompres P = Tem 39⸰C,
7. Pasien tidak dahi. pembuluh darah. hangat didaerah Puls= 100 x/menit,
mengalami 5. Anjurkan px banyak 5. Peningkatan suhu ketiak dan dahi. Res =20 x/menit,
dehidrasi selama minum ± 1 -2 liter / tubuh mengakibatan 5. Anjurkan pasien BP 110/60 mmHg
hipertermi. hari. penguapan tubuh banyak minum ±1 A:
6. Anjurkan pasien meningkat sehingga -2 liter / hari. Masalah teratasi
Vital sign :
istirahat ditempat perlu diimbangi 6. Anjurkan pasien P : stop intervensi
1. Suhu tubuh stabil tidur/tirah baring. dengan asupan cairan istirahat di tempat
dan menuju 7. Anjurkan untuk yang banyak. tidur/tirah baring.
rentang normal menggunakan pakain 6. Mencegah terjadinya 7. Anjurkan untuk
yaitu (36-37 ⸰C). tipis menyerap peningkatan menggunakan
2. Frekuensi keringat metabolisme tubuh pakaian tipis
pernafasan (16-20 8. Kolaborasi pemberian dan membantu proses menyerap keringat.
x/menit). obat Paracetamol 1 penyembuhan 8. Memberikan obat
3. Tekanan darah fls/ 12 jam 7. Pakaian yang tipis Paracetamol 1 fls/
120/80 mmHg. akan membantu 12 jam.
mengurangi
penguapan tubuh.
8. Paracetamol 9.
berfungsi untuk
dalam menurunkan
suhu tubuh pasien.
Diagnosa Keperawatan 3 :
Gangguan sensori persepsi pendengaran berhubungan dengan peroforasi membrane timpani ditandai dengan data subjektif klien
mengatakan ”± 1 minggu ini kuping kanan tidak bisa mendengar dengan baik, kadang dari telinga kanan keluar kotoran telinga yang
berbau” data objektif terdapat kotoran berwarna putih ditelinga pasien dan berbau, hasil pemeriksaan diagnostic Otoskop didapatkan,
membrane timpani tampak merah, menggelembung, dan mengalami peroforasi.
Hasil yang diharapkan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Tujuan : 1. Observasi ketajaman 1. Mengetahui tingkat 1. Observasi S:
Setelah diberikan pendengaran, catat ketajaman ketajaman Pasien mengatakan”
tindakan keperawatan apakah kedua telinga pendengaran pasien pendengaran, telinga kanan masih
selama perawatan terlibat. dan untuk catat apakah masih tidak bisa
diharpkan ketajaman 2. Berikan lingkungan menentukan kedua telinga mendengar dengan
pendengaran pasien yang tenang dan tidak terlibat. baik.
intervensi
meningkat. kacau. 2. Berikan O:
selanjutnya.
3. Anjurkan pasien dan lingkungan yang Pasien masih mengeluh
2. Membantu untuk
Kriteria Hasil : keluarganya untuk tenang dan tidak telinga kanan kurang
menghindari masukan
1. Pasien dapat mematuhi program kacau. baik mendengar.
sensori pendengaran
mendengar dengan baik terapy yang diberikan. 3. Anjurkan pasien Masih terdapat kotoran
yang berlebihan
tanpa alat bantu 4. Kolaborasi pemebrian dan keluarganya telinga yang keluar.
dengan
pendengaran. obat Cefixime 1x1 untuk mematuhi A:
2. Mampu menentukan vial/hari. mengutamakan program terapy Masalah belum teratasi.
letak suara dan sisi kualitas tenang. yang diberikan. P:
paling keras dari 3. Mematuhi Program 4. Kolaborasi Lanjutkan intervensi.
graputala, membedakan terapi akan pemebrian obat Observasi ketajaman
suara jam dengan mempercepat proses Cefixime 1x1 pendengaran, catat
gesekan tangan. penyembuhan. vial/hari. apakah kedua
3. Pasien tidak meminta 4. Cefixime membantu telinga terlibat.
mengulang setiap 2. Berikan
mengobati infeksi 10.
pertanyaan yang lingkungan yang
pada telinga pasien.
diajukan kepadanya. tenang dan tidak
kacau.
3. Anjurkan pasien dan
keluarganya untuk
mematuhi program
terapy yang
diberikan.
4. Kolaborasi pemebrian
obat Cefixime 1x1
vial/hari.
G. DRUG STUDY
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Mekanisme kerja Efek samping Konsiderasi
obat Perawat
Infus RL RL adalah ciran Penggunaan RL Mekanisme kerja Efek samping Infus 1. Kaji apakah ada
infus yang biasa dengan obat-obat RL bekerja sebagai RL , obat ini tanda-tanda
digunakan pada hemat kalium seperti sumber air dan memiliki efek alergi terhadap
pasien dewasa Spironolakton, dan elektrolit tbuh serta alkalis, diamana ion obat
maupun anak-anak. pada keadaan klinis untuk menigkatkan laktat dimetabolisme 2. 12 benar
Biasanya, cairan yang menyebabkan diuresis menjadi karbon pemberian obat
obat ini diberikan edema atau retensi (Penambahan dioksida dan air 3. Kaji setelah
untuk penderita natrium dan cairan kencing). yang menggunakan pemberian obat,
dehidrasi yang potassium juga harus hydrogen kation apakah ada
mengalami berhati-hati. Karena sehingga reaksi atau efek
gangguan elektrolit RL bersifat alkali, menyebabkan samping
di dalam tubuh. maka penggunaanya turunya keasaman.
dapat memperparah
keadaan alkalosis
metabolic atau
repiratorik.
Paracetamol Untuk meredakan Kontraindikasi Parecetamol Efek samping obat 1. Kaji apakah ada
1gr/12jam, nyeri ringan hingga Paracetamol adalah bekerja dengan Paracetamol : tanda-tanda
sedang sepert sakit pada pasien dengan cara mengurangi 1. demam alergi terhadap
kepala, sakit gigi, riwayat produksi zat 2. Muncul ruam obat
nyeri otot, serta hipersensitivitas dan penyebab kulit. 2. 12 benar
menurunkan demam. penyakit hepar aktif peradangan, yaitu 3. sakit pemberian obat
derajat berat. prostalglandin. tenggorokkan 3. Kaji setelah
Penggunaan Dengan penurunan 4. Muncul sariawan pemberian obat,
Paracetamol, terutama kadar 5. Nyeri punggung. apakah ada
dalam jangka panjang, prodtalglandin di 6. Badn terasa lemah reaksi atau efek
perlu diperhatikan dalam tubuh, tanda 7. kulit atau mata samping.
pada pasien dengan: peradangan seperti berwarna
Penyakit hepar kronis demam dan nyeri kekuningan.
dekompensata. akan berkurang. 8. Timbul memar
pada kulit.
Metronidazol Metronidazole Metronidazole tidak Obat 1. Mual, 1. Lameson tidak
e 500 mg/24 adalah obat dianjurkan pada Metronidazole muntah. dianjurkan
jam IV antibiotic untuk pasien ada riwayat bekerja dengan 2. Sakit kepala untuk wanita
mengobati infeksi. alergi terhadap cara menghentikan 3. Insomnia hamil pada
nitromidazole lainnya, pertumbuhan 4. Pusing trisemeter
dan kehamilan pada berbagai bakteri 5. Mengantuk pertama
trisemester pertama. dan parasite. 6. Dispepsia 2. Kaji apakah ada
Antibiotik ini 7. Imbul ruam tanda-tanda
hanya dapat alergi terhadap
mengobai infeksi pada kulit obat.
bakteri. 3. 12 benar
pemberian obat
3. Kaji setelah
pemberian obat,
apakah ada
reaksi atau efek
samping.
Cefixime 1x1 Cefixime adalah Kontraindikasi Cefixime bekerja 1. sakit kepala 1. Kaji apakah ada
vial/hari antibiotic untuk Cefixime bila terdapat sebagai bakterisidal 2. Pusing tanda-tanda
mengobati infeksi alergi atau riwayat dengan cara 3. Gangguan alergi terhadap
bakteri pada telinga, alergi terhadap obat mengikat satu atau Pencernaan obat.
saliran penapasan, ini /antibiotik lebih penicillin- 4. Diare 2. 12 benar
dan infeski saluran golongan sefalosporin binding protein pemberian obat
kemih lainnya. Peringatan (PBP) yang 3. Kaji setelah
penggunaan obat dan menghambat pemberian obat,
risiko terjadinya transpetidasi tahap apakah ada
anemia hemoliik terakhir dari reaksi atau efek
akibat konsumsi sintesis samping.
Cefixime. peptidoglikan di
dinding sel bakteri,
sehingga
enghambat
biosintesis dan
mencegah
pembentukan
dinding sel yang
mengakibatkan
kematian sel
bakteri.