D DENGAN
NEFROBLASTOMA DI RUANG AMARYLIS
SMC TELOGOREJO SEMARANG
Disusun oleh :
ANIS FUADIYAH (520008)
2020
F.019/SOP/018-023/AKD
I. IDENSITAS
A. Pasien
Nama : An.D
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Nama Ayah : Tn. A
Nama ibu : Ny. S
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Alamat Rumah : Semarang
Dx Medix : Nefroblastoma
B. Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Alamat : Semarang
Hubungan dengan Pasien : ibu
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami mual dan muntah
5. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh : Ibu pasien mengatakan yang mengasuh pasien adalah dirinya.
b. Hubungan dengan anggota keluarga : Hubungan dengan anggota keluarga baik,
ibu pasien mengatakan An. D sering berkunjung ke rumah nenek dan
pamannya.
c. Hubungan Dengan Teman Sebaya : ibu pasien mengatakan An. D sering
bermain bersama teman temanya ddirumah dan di sekolah
d. Pembawaan Secara Umum Anak tampak lemas, tampak gelisah
6. Genogram
Keterangan :
= Laki – laki
= Perempuan
= Hubungan
= Keturunan
X = Meninggal
= Pasien
: tinggal bersama
Respon Verbal :5
Respon Membuka mata : 4
Kesimpulan : 15
2. Suhu : 360C
3. Pernapasan : Frekuensi : 20x/mnt
Irama : Regular
Jenis : Dada
SpO2 : 98%
4. Nadi : 140x/mnt
B. Antropometri
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Bentuk kepala mesocepal, kulit kepala bersih, rambut hitam
2. Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil bulat isokor
3mm
3. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak ada mukus, tidak menggunakan cuping
hidung saat bernapas
4. Telinga : Ada serumen (kotoran), bentuk simetris
5. Mulut : Rongga mulut bersih, tidak berbau, gusi berwarna merah tidak ada
stomatitis, terdapat caries gigi, mukosa bibir kering
6. Leher : Tidak ada pembesaran thyroid
7. Thorax ( paru- paru )
Inspeksi : Dada simetris, pengembangan dada kanan kiri sama
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba vocal fremitus
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikular
8. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak, tidak ada nyeri tekan dan lesi
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pelebaran batas jantung, pekak
Auskultasi : tidak terdengar bunyi jantung tambahan
9. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
10. Ekstremitas
Edema :-
Turgor Kulit : tidak elastis
Luka : Tidak ada luka
Kekuatan otot : Atas
Kanan 5555 5555 kiri
5555 5555
C. Pola Eliminasi
Di rumah : ibu pasien mengatakan BAB (Buang Air Besar) Frekuensi : 1x sehari,
Warna : kuning, Konsistensi : lembek, Gangguan / Kelainan : tidak ada. BAK (Buang
Air Kecil) Frekuensi : 4x sehari, Jumlah : ± 500, Warna kuning jernih.
Di Rs : ibu pasien mengatakan BAB (Buang Air Besar) Frekuensi : 1x sehari,
Warna : kuning, Konsistensi : lembek, Konsistensi : keras, Gangguan / Kelainan :
konstipasi. Untuk BAK (Buang Air Kecil) Frekuensi : 4x sehari, Jumlah : ± 500cc,
Warna kuning keruh
D. Pola Aktifitas - Pola Latihan
F. Pola kognitif-persepsi
Dirumah : Keluarga pasien mengatakan bahwa dapat memahami apa yang
dikatakan orang lain. Pasien mengatakan dalam mengungkapkan apa yang dikatakan
dengan jelas
Di RS : Keluarga pasien mengatakan pasien takut dengan tindakan dari perawat
dan serta mematuhi instruksi perawat demi kesehatan
B. PEMERIKSAAN RONTGEN
Pemeriksaan pada tanggal 4 november 2020
Kesan : gambaran illeus obstruction
C. TERAPI
V. ANALISA DATA
VII. INTERVENSI
N
SDKI SLKI SIKI
o
1. Hipovolemi Luaran utama : Intervensi utama : Manajemen hipovolemia
berhubungan Status cairan (I.03116)
dengan (L.03028) Tindakan :
kekurangan intake Setelah dilakukan Observasi
cairan ditandai tindakan keperawatan - Periksa tanda dan gejala hipovolemi
dengan merasa selama 1x 30 menit ( ftrekuensi nadi meningkat, nadi
lemas, membran diharapkan status teraba lemah, TD menurun, turgor
mukosa kering cairan membaik kulit menurun, membran mukosa
(D.0023) dengan kering, lemah)
KH : - Monitor intake dan output cairan
- kekuatan nadi dari
2 menjadi 5 Terapeutik :
- Turgor kulit dari - Hitung kebutuhan cairan
1 menjadi 5 - Berikan asupan cairan oral
- Frekuensi nadi
dari 2 menjadi 5 Edukasi :
- - Anjurkan memperbanyak asupan
dari 2 menjadi 5 cairan oral
- Anjurkan menghindari perunahan
posisi mendadak
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Intervensi pendukung :
Pemantauan tanda tanda vital
Terapi intravena
2. Ansietas b.d Luaran utama : tingkat Intervensi utama : reduksi ansietas (09314)
ancaman terhadap ansietas (L.09093) Tindakan :
konsep diri Setelah dilakukan O:
ditandai dengan tindakan keperawatan - identifikasi saat tingkat ansietas
pasien tampak selama 2x 24 jam berubah
gelisah, tegang, diharapkan tingkat - identifikasi kemampuan
sering terbangun ansietas menurun - monitor tanda ansietas
saat tidur (D.0080) dengan KH : T:
- Verbalisasi - Ciptakan suasana terapeutik untuk
kebingungan menumbuhkan kepercayaan
menurun dari 1 - temani pasien untuk mengurangi
menjadi 5 ansietas
- Verbalisasi - dengarkan penuh perhatian
khawatir akibat E:
kondisi yang dihadapi - Informasikan secara faktual
menurun dari 1 mengenai diagnosis,pengobatan, dan
menjadi 5 prognosis,
- Perilaku gelisah - latih kegiatan pengalihan untuk
dari 1 menjadi 4 mengurangi ketegangan
- Perilaku tegang - latih relaksasi
dari 1 menjadi 4 K:
- kolaborasi pemberian obat
antiansietas
IX. EVALUASI
HARI/TGL DX EVALUASI TTD
Senin, DS : ibu pasien mengatakan anaknya masih mual , Anis
9/11/2020 muntah, dan lemas, dan rewel
DO : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor
kulit tidak elastis, konjungtiva anemis, TD :
140x/mnnt,S: 360C, pasien tampak tegang dan rewel
SOAP PULANG
1 S :ibu pasien mengatakan anaknya masih mual
muntah, badannya lemas
O : pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor
kulit tidak elastis, konjungtiva anemis, balance cairan
-435cc
A: Masalah hipovolemia belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Hitung kebutuhan cairan
- Anjurkan perbanyak asupan cairan
- Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan
intravena
SOAP DATANG
1. S : ibu pasien mengatakan anaknya masih muntah 3x
semalam
O : Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor
kulit tidak elastis , balance cairan – 325 cc, N: 138x/
menit
A: Masalah hipovolemia belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Hitung kebutuhan cairan
- Anjurkan perbanyak asupan cairan
- Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan
intravena
SOAP PULANG
1. S : ibu pasien mengatakan bahwa intensitas muntah
pasien berkurang, tetapi masih susah minum air putih.
O : pasien tampak lemas, mukosa bibir kering,turgor
kulit tidak elastis, balance cairan -150 cc
A: Masalah hipovolemia belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Hitung kebutuhan cairan
- Anjurkan perbanyak asupan cairan
- Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan
intravena
1. SOAP DATANG
S : pasien mengatakan mual sudah agak berkurang,
nafsu makan masih belum meningkat
O : pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, porsi
makan tidak di hbiskan, balance cairan -100cc
A: Masalah hipovolemia teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Hitung kebutuhan cairan
- Anjurkan perbanyak asupan cairan
- Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan
intravena