Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK.

K DENGAN
METEORISMUS DD ISERTAI DENGAN SUSPEK ILIUS
MEGAKOLON DI BANGSAL DAHLIA II RSUD
WONOSARI

Oleh :
PujiSetiawan
P200545

ProfesiNers
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KLATEN
2020/2021
NamaMahasiswa : Pujisetiawan
Tanggal : 21 Desember 2020
Ruanag : Dahlia 2

I. IDENTITAS
1. Nama : An K
2. Tgl. Lahir : 24 September 2020
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Usia : 3 bulan
5. Pendidikan :-
6. Alamat: Wonosari
7. Nama Ayah/Ibu :-
8. Pekerjaan Ayah :-
9. Pekerjaan Ibu : -
10. Agama : Islam
11. Alamat: Wonosari
12. Suku / Bangsa : Jawa

II. KELUHAN UTAMA


Ibu mengatakan anak muntah

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluarga membawa anak K datang ke poliklinik RSUD Wonosari, ibu
mengatakan anak muntah, perut kembung riwayat pijat bayi dari dukun 3
minggu lalu, setelah itu sering muntah, tidak BAB perut keras, kemudian di
sarankan untuk perawatan di RS karena perlu transfusi darah. Kemudian klien
dipindahkan ke bangsal Dahlia 2 dengan diagnosa medis obs. Meteorismus
disertai dengan suspek ileus megakolon. Lalu dari hasil pengkajian dan
didapatkan Ro abdomen : meteorismus, distensi abdomen (+) , Hr : 169, Rr :
45x/menit, LP : 39cm, S : 36,6 c, SpO : 99% , BBL : 2028 gr, PB : 44 cm, LK :
30cm, BBS : 4930gr, PB : 55cm, LK : 39cm.

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Prenatal
Tidakterkaji
2. Natal (untukbayi/anak yang masihkecil)
Riwayat persalinan SC (Sactio caesarea) dengan indikasi gemeli UK 35+3
minggu.
3. Post natal (untukbayi/anak yang masihkecil)
Tidak terkaji
4. Penyakit waktu kecil (gejala, dan penanganannya)
5. Alergi obat
Tidak terkaji
6. Pernah dirawat di RS
Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelumnya belum pernah di rawat
dirumahsakit dengan penyakit yang serius atau parah.

V. RIWAYAT KELUARGA
Ibu mengatakan keluaganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan
Genogram tidak terkaji
VI. RIWAYAT SOSIAL
Anak K diasuh oleh kedua orang tuanya karena ibu An. K ingin mengasuh
anaknya serta memberikan perhatian kepada anaknya serta melihat
perkembangan anaknya. Lingkungan rumah pasien bersih, serta barang pecah
belah sudah disimpan ditempat yang aman serta ventilasi rumah baik.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosis medis : Meteorismus disertai
dengan suspek ileus megakolon.
2. Tindakan operasi :-
3. Obat-obatan : obat yang diberikan kepada
anak K ialah inj. Cefotaxim 165 mg/8 jam, IVFD D5Y4 NS 8 tpm mikro.
4. Tindakan keperawatan :di berikan tindakan
pemasangan OGT dan pemasangan schorsten , observasi TTV :
 HR : 169x/menit
 RR : 45x/menit
 LP : 39 cm
 S : 36,6 c
 SpO : 99%
5. Hasil laboratorium tanggal 19 Desember 2020 :
- Hb : 11,1 gr/dl
- AL : 9.300
- K : 5,7
- Na : 133
- CI : 108
- Trombosit : 395.000
- HCT/HMT : 32 %

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


1. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Orang tua klen selalu memeriksakan kesehatan anaknya pada petugas
kesehatan baik di RS maupun di Bidan desa bila mana anaknya sakit, ibu
pasien mengatakan bahwa anaknya muntah dan perutnya kembung,
dimana sebelumnya Ibu membawa anaknya ke dukun desa untuk dipijat
kemudian bayi sering muntah, tidak dapat BAB dan perut keras.
2. Aktivitas dan pola latihan
Ibu pasien mengatakan anaknya biasanya mandi 3x sehari yaitu pagi
siang dan sore, selalu keramas saat mandi dan menggunakan sabun cair
khusus bayi. Pakaian selalu diganti ketika setelah mandi serta saat kotor,
ADL pasien terlihat dibantu sepenuhnya oleh keluarga baik makan, mandi
toileting dan berpakaian, gerakan pasien aktif, namun karena dirawat saat
ini sehingga aktivitas sesuai usia perkembanganya.
Orang tua : Ibu pasien mengatakan bahwa keluarga lain juga berkativitas
seperti biasanya.
3. Pola istirahat tidur
Pola tidur : Anak tidak mengalami gangguan saat istirihat tidur
Kebiasaan sebelum tidur : Ditemani atau digendong ibunya
4. Pola kognitif – persepsi
Pendengaran : Anak tidak mengalami gangguan pendengaran
Penglihatan : penglihatan pasien normal
Penciuman : penciuman pasien baik/normal.
Taktil dan pengecapan : anak dapat merespon rangsang nyeri yang
diberikan perawat
5. Persepsi diri – pola konsep diri
Konsep diri anak belum dapat terkaji
6. Pola peran – hubungan
Ibu pasien mengatakan interaksi antara anggota keluarga dan anak baik-
baik saja. Ibu mengatakan pasti ada masalah dalam keluarganya namun
masalah masih bisa diselesaikan dengan berdiskusi antar anggota
keluarga.
7. Sexualitas
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang anak perempuan, ibu
mengatakan sangat bersyukur dikaruniai sorang anak perempuan.
8. Koping – pola toleransi stress
Ibu mengatakan anakanya tidak mengalami masalah interaksi dengan
orang lain, pasien terlihat mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan
baik.
9. Nilai – pola keyakinan
Pasien dan keluarga meyakini agama dan beribada sesuai dengan
keyakinan yang dimilikinya. Orang tua klien menyakini bahwa anaknya
akan sembuh dan segera membaik karena ini merupakan cobaan dari
Allah SWT untuk mengujinya agar menjadi seorang yang lebik baik lagi

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : lemah (composmetis)
2. Tanda-tanda vital : Hr : 11.1, RR : 45x/menit, S :
36.6c, Spo : 99%
3. Ukuran anthropometric : BBL : 2028 gr, LD :
39cm, Lk : 30cm, BBS : 4930gr, LK : 39 gr.
4. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupilisokor,reflek cahaya positif dan tidak ada masalah dalam
penglihatan
5. Hidung : bersihan, tidak ada polip, tidak ada cuping
hidung
6. Mulut : bibir pucat, mukosa kering, tidak sianosis,
gigi belum tampak tumbuh, tidak ada jamur, terpasang NGT.
7. Telinga : normal, tidak ada tanda pembesaran
8. Tengkuk : normal, tidak kaku kuduk dan tidak ada
tanda pembesaran kelenjar limfe.
9. Dada :bentuk simetris, ictus cordis tak tampak, LD : 39cm
10. Paru-paru : vasikuler, wheezing tidak terdengar,
ronkhi tidak terdenger, crackles tidak terdengar, RR : 45x/menit.
11. Abdomen : abdomen teraba kras (disentri abdomen), kembung,
bising usus 6x/menit, terpasang schorstein, ada nyeri tekan dikuadran 3,
perkusi hipertimpani.
12. Punggung :tidak ada kelainan, tidak ada luka dekubitus
13. Genetalia : perempuan, tidak terpasang DC, tidak
tampak ada jamur tidak ada luka lecet
14. Ekstrimitas :
 Atas : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada fraktur, tidak tampak
edema, tidak ada sanosis, akral teraba hangat, CRT < 3 detik,
terpasang infus D5Y4 ns 8 tpm mikro di ekstermitas atas kiri dengan
spalk.
 Bawah : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada fraktur tidak ada
edema,akral teraba hangat, CRT < 3 detik.
15. Kulit : kulit tampak bersih, turgor kulit normal,
warna kulit putih pada tubuh dan wajah.

X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Usia pasien adalah usia penyesuaian yaitu 3 bulan
a. Personal sosial : menatap wajah ibu dan petugas saat memberikan
tindakan
b. Adaptasi motorik halus : mengangkat kepala dan kepala menoleh ke
samping kanan dan kiri bila mendengar suara.
c. Motorik kasar : tangan dan kaki bergerak aktif ( menendang dan
memasukan tangan ke mulut)
d. Bahasa : bereaksi terhadap bunyi/suara.
XI. TERAPI YANG DIBERIKAN
 Inf D5Y4 ns 8 tpm mikro
Terapi sebagai penggganti cairan saat dehidrasi
 Inj. Cevotaxim 165mg/8 jam
Sebagai obat antibiotik penyebab infeksi
 Pemasangan NGT
Untuk memberikan obat atau makanan kepada pasien atau untuk
mengosongkan lambung.
 Pemasangan schorstein
Untuk mengeluarkan udara sampai ke kolon desenden melalui anus
dengan menggunakan selang.

XII. ANALISA DATA


No DATA ETIOLOGI PROBLEM
Ds : ibu pasien mengatakan Ileus Konstipasi
perut anaknya kembung dan
anak muntah
Do :
 Distensi abdomen
 Pasien tidak BAB
dan perut keras
 Persistastik 6x/menit
 Pasien terpasang
schorstein
2. Ds : ibu pasien mengatakan Penurunan Resiko
bahwa anaknya muntah, asupan Ketidakseimbangan
dan perut kembung nutrisi kurang dari
Do : kebutuhan tubuh
 Pasien terpasang NGT
Residu post 3 jam dengan
hasil jernih
Sonde 5-10 cc/3 jam
 BBS : 4930gr
 PB : 55cm
 LK : 39cm.
 TTV : saat ini HR :
169x/menit, RR :
45x/menit, S: 36.6c, Spo :
99%

3. Ds : - Prosedur invasif Resiko infeksi


Do :
 Pasien terpasang IUFD
D5Y4 ns 8 tpm mikro di
tangan kering
 Terpasang NGT terpasang
schorstein
 Perut teraba keras (distensi)
 Kembung
 Bising usus 6x/menit

XIII. PRIORITAS MASALAH


1. Konstipasi berhubungan dengan ileus
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan asupan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

XIV. PERENCANAAN
NO Diagnose TujuandanKriteriaHa Intervensi Rasional
. sil
1. Konstipasi Setelah dilakukan NIC : manajemen 1. Untuk
berhubungan asuhan keperawatan konstipasi : menyusun
dengan ileus selama 3x24 jam 1. Monitor tanda dan rencana
diharapkan gangguan gejala konstipasi penanganan
eliminasi fekal 2. Monitor suara usus yang efektif
(konstipasi) pada 3. Motivasi untuk dalam mencegah
pasien hilang dengan memperbanyak konstipasi dan
kriteria hasil : intake cairan impaksi fekal
 Berkurangnya 4. Instruksikan 2. Untuk
distensi badomen keluarga untuk meyakinkan
 Rasa tidak nyaman mencatat warna, terpai
berkurang (pasien volume, frekuensi penggantian
tidak menangis) dan konsistensi cairan yang
feses. adekuat.
3. Untuk
meningkatkan
terapi
penggantian
cairan dan
hidrasi
4. Untuk
membantu
adaptasi
terhadap fungsi
fisiologis
normal
5. Untuk
meningkatkan
eliminasi feses
padat atau gas
dari saluran
pencernaan,
pantau
kefektifan.
2. Resiko Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
ketidakseimbangan tindakan keperawatan 1. Kaji riwayat 1. Memberi
nutrisi kurang dari selama 3x24 jam jumlah informasi
kebutuhan tubuh diharapkan resiko makanan/masukan tentang
berhubungan nutrisi kurang dari nutrisi yang biasa kebutuhan
dengan penurunan kebutuhan tubuh tidak di konsumsi pemasukan
asupan. terjadi dengan kriteria 2. Monitor kalori dan /defisiensi
hasil : asupan makanan 2. Mengkaji
 Tidak ada 3. Monitor pasokan nutrisi
penurunan berat kecenderungan yang adekuat
badan terjadinya 3. Mengkaji
 Konjungtiva tidak penurunan dan adanya
anemis kenaikan BB pengeluaran out
4. Anjurkan pasien put berlebih
terkait dengan 4. Sebagai
kebutuhan nutrisi indikator
tertentu langsumg dalam
berdasarkan mengkaji
kebutuhan menurut perubahan
usia setatus nutrisi
5. Anjurkan ibu untuk 5. Untuk
tetap memberikan mempertahanka
ASI ekslusif n masukan
6. Pastikan det nurtisi pada
mencakup pasien
makanan tinggi 6. Untuk
kandungan serat menambah
untuk mencegah masukan nutrisi
konstipasi. yang baik bagi
pasien.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan selang 1. Tujuan mencuci
berhubungan tindakan keperawatan gastrointestinal : tangan yang
dengan tindakan selama 3x24 jam 1. Pantau terkait benar adalah
invasif diharapkan tidak penempatan tabung cara terbaik
menunjukan adanya yang benar sesuai untuk mencegah
tanda-tanda infeksi prosedur patogen
dengan kriteria hasil : 2. Amankan selang 2. Pennggunaan
 Tidak adanya kebagian tubuh sarung tangan
patogen yang yang tepat dengan steril yang tepat
terlihat dalam pertimbangan dapat
kultur untuk kenyamanan melindungi
 Luka atau insisi pasien dan tangan pada saat
terlihat bersih intregritas kulit memegang luka
tampak merah 3. Monitor adanya yang dibalut
muda dan bebas kenyang, mual atau saat
dari drainage muntah melakukan
purulen 4. Monitor suara usus tindakan
5. Monitor adanya 3. Mencegah dan
diare meminimalkan
6. Monitor status kolonisasi
cairan dan bakteri.
elektrolit
7. Monitor jumlah,
warna dan
konsistensi output
nasogastrik
8. Bilas selang sesuai
prosedur
9. Pantau pemberian
makan melalui
enteral sesuai
protokol
10. Anjurkan keluarga
cara perawatan
tabung, jika
diindikasikan.
Kontrol infeksi :
1. Monitor tanda-
tanda vital
2. Pastikan perawatan
luka yang tepat
3. Anjurkan keluarga
Cuci tangan
sebelum dan
setelah kegiatan
perawatan luka
dengan tekhnik
yang tepat
4. Lakukan tindakan-
tindakan yang
bersifat universal.
5. Gunakan sarung
tangan yang steril
dengan tepat
6. Ajarkan keluarga
pasien mengenai
tanda-tanda dan
gejala terjadinya
infeksi dan kapan
harus melaporkan
kepada petugas
kesehatan.
7. Ajarkan keluarga
pasien mengenai
bagaimana
menghindari
infeksi
8. Jaga lingkungan
aspetik yang
optimal

XV. IMPLEMENTASI
Hari/tangga No. Implementasi Evaluasiformatif TTD
l Dx
Senin, 21 1.  Monitor rasa S : puji
Desember kembung, dan ibupasienmengatakanperutanaknyakemb
2020. Jam distensi abdoen, ung dan anak muntah
09.00 kram perut serta O :
terbentuknya gas  Pasien terpasang Schorstein
yang berlebih  Abdomen teraba keras (distensi)
disaluran cerna  Kembung
mulai dari
mulut  Bising usus 6x/menit.
sampai ke anus  Pasien tidak nyaman
Senin, 21
 Tidak BAB
Desember
S : Ibu pasien mengatakan anaknya
2020. Jam 2. muntah/gumoh dan perutnya kembung
10.10 O:
 Memonitor mual  Pasien tampak lemah
dan muntah pasien  Pasien terbaring ditempat tidur
 BBS : 4930gr
 PB : 55cm
 LK : 39cm

S:-
O:
 Mukosa tampak lembab
Jam 10.20 2.
 Hasil lab 19/12/20 :
 Hb : 11,1 gr/dl
 Kolaborasi dalam
 Al : 9,300
pemberian nutrisi,
 Kalium : 5,7 mmol/L
mengecek residu
 Trombosit : 395.000
dan momonitor
 Natrium : 133mmol/L
turgor kulit serta
momonitor hasil  Clorid : 108mmol/L
Lab yang relevan  HCT : 32%
dengan  Terpasang Sonde
keseimbangan  Residu post 3 jam dengan hasil
cairan jernih
 Sonde ASI 5-10cc/3 jam
 Terpasang infus IUDF D5Y4 ns 8
tpm mikro di tangan kiri.
 S : 36,6c

S:-
O:
Senin, 21 3.  Pasien tampak menangis saat obat di
Desember masukan/di suntik
2020.10.30  Obat diberikan melalui intravena.
S:-
O:
 Kolaborasi dalam  Pasien terpasang NGT dan
pemberian obat Schorstein
cefotaxim 160mg/8  Selang tampak masih bersih
Jam 11.00 jam  Tidak ada tanda-tanda infeksi

 Memonitor dan
membersihan selang
NGT dan schorstein
Selasa, 22 1.  Monitor rasa S : ibu pasien mengatakan perut Puji
Desember kembung dan anaknya masih kembung
2020. Jam distensi O:
08.30 abdomen,kram  Pasien terpasang schorstein
perut dan  Perut teraba keras (distensi)
terbentuknya gas  Kembung
berlebih disaluran  Bising usus 7x/menit
cerna mulai dari  LP : 39cm
mulut sampai anus
 Belum Bab
 Pasien masih tidak nyaman

Selasa, 22
Desember 2.
S:-
2020. Jam
O:
09.00  Menimbang BB  BBS : 4930gr
pasien

Jam 2. S:- Puji


09.30 O:
 Kolaborasi dalam  Residu 2 cc post 3 jam hasilnya
pemberian nutisi, jernih
dan mengecek  Sonde ASI 10cc/3 jam
residu serta monitor  Pasien terpasang NGT
turgor kulit  Mukosa tampak lembab

Jam 3.
S:-
11.00
O:
 Pasien tampak menangis saat di
Kolaborasi dalam suntikan obat.
pemberian obat
 Obat di masukan melalui intravena.
cefotaxim 160mg/8 jam
 S : 36,6c
Jam
11.40 3
S : keluarga/ibu bersedia untuk
diberikan cara cuci tangan yang benar
O:
 Ibu dan keluarga tampak mengerti
Mengajarkan keluarga
dan memahami cara yang di ajarkan.
pasien cara cuci tangan
yang benar

S : Ibu pasien mengatakan bahwa


Rabu, 23
anaknya sudah tidak kembung.
Desember 1.
O:
2020. Jam
09.00  Terpasang schorstein
 Tidak kembung
 Monitor rasa  Bising usus 10x/menit
kembung, dan  LP : 37,5 cm Puji
distensi abdomen,  Tidak BAB
kram perut serta
terbentuknya gas
berlebih disalurkan S : -
Rabu, 23 2. pencernaan mulai O :
Desember dari mulut sampai
 Pasien terpasang NGT
2020. Jam ke anus
 Residu 0cc,
12.00
 Pukul 12.00 Sonde masuk 15 cc

S:-
 Kolaborasi dalam
O:
Jam 2. pemberian nutrisi
 Pukul 15.00 Pemberian sonde 20cc
15.00 dan mengecek
 BBS : 4900gr.
residu serta monitor
turgor kulit.

S : keluarga pasien bersedia di ajarkan


dalam mengenali danda dan gejala
Rabu, 23 3.
infeksi
Desember
O : keluarga pasien tampak mengerti
2020. Jam  Monitor BB
dan memahami yang diajarkan pasien.
12.00

S:-
O:
 Mengajarkan
Jam 3. keluarga pasien  Pasien meringis saat disuntik
12.10 dalam mengenali  Obat masuk melalui intravena
tanda gejala infeksi  S : 36,8

 Kolaborasi dalam
pemberian obat
cefotaxim 160mg/8
jam

XVI. EVALUASI
Tanggal No Dx Diagnosakeperawatan Evaluasi TTD
Senin ,21 1. Konstipasi S : ibu mengatakan perut anak kembung Puji
Desember. Jam berhubungan dengan dan anak muntah
09.00 ileus O:
 Distensi abdomen (+)
 Pasien terpasang schorstein
 Abdomen teraba keras ( distensi)
 Kembung
 Bising usus 6x/menit
 Ibu tampak bingung
 Anak terlihat lemah
 Hr : 169x/menit
 Rr : 45x/menit
 S : 36,6 c
 Spo : 99%
 Lp : 39cm.
A : konstipasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Monitor TTV
 Monitor bising usus
 Monitor adanya sensasi
kenyang,mual dan muntah.
puji
Senin, 21 2. S:-
Desember 2020. Resiko O:
Jam 10.10 ketidakseimbangan  Pasien tampak lemah
nutrisi kurang dari
 Pasien terbaring ditempat tidur
kebutuhan tubuh
 BBS : 4930gr
berhubungan dengan
 Lp : 39cm
penurunan asupan
 Pb : 55cm
 Residu post 3 jam terdapat 3cc
dengan warna jernih.
 Sonde ASI 5-10cc/3 jam
 pasien terpasang NGT
A : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi :
 monitor asupan nutisi dan gizi pada
pasien
 monitor BB pasien
 monitor turgor kulit
 kolaborasi dalam pemberia terapi
obat.
Senin, 21 3
Desember Infeksi berhubungan S : -
2020.Jan 10.30 dengan prosedur O :
infvasif.  BBS : 4930gr
 Pemberian terapi obat cefotaxim
160mg/8jam
 Mukosa lembab
 Pasien terpasang infus di
ekstrimatas atas deksta
 S : 36,6c
A : resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Kolaborasi dalam pemberian terapi
obat.
 Monitor TTV
 Ajarkan keluarga pasien dalam cuci
tangan yang benar.

Selasa, 22 Puji
Desember 2020. 1. Konstipasi S : ibu pasien mengatakan perut
Jam 08.30 berhubungan dengan anaknya masih kembung.
ileus O:
 Pasien terpasang schortein
 Abdomen teraba keras (distensi)
 Kembung
 Bising usus 7x/menit
 LP : 39cm
 Tidak BAB
 Pasien masih tidak nyaman
A : konstipasasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Monitor ttv
 Monitor bising usus
Selasa 22 2.
Desember 2020. Ketidakseimbangan S:-
Jam 09.00 nutrisi kurang dari O :
kebutuhan tubuh  Pasien tampak lemah
berhubungan dengan  Pasien tampak terbaring ditempat
penurunan asupan tidur
 BBS : 4930gr
 Jam 09 sonde ASI masuk 10cc
 Residu 2cc post 3 jam dengan warna
jernih.
 Pasien terpasang NGT
 Terpasang infus IUFD D5Y4 ns 8
tpm di ekstremitas atas dekstra.
A : resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi :
 Monitor asupan nutrisi gizi yang
tepat
 Monitor BB
 Kolaborasi dalam pemberian terapi
obat.
Selasa ,22
Desember 2020. 3.
Jam 11.00 Infeksi berhubungan
S:-
dengan prosedur invasif
O:
 Pemberian obat cefotaxim 160mg/8
jam
 Mukosa lembab
 Pasien terpasang schorstein
 S : 36.6c
 Pasien mengerti dan memahami cara
cuci tangan yang benar.
A : resiko infeksi teratasi sebagian
P : Lanjutkan interfensi
 Kolaborasi pemberian obat
 Monitor ttv
Rabu, 23
 Ajarkan keluarga pasien dalam
Desember 2020.
mengenali tanda gejala infeksi.
Jam 09.00
1.
Konstipasi
berhubungan ileus
S : ibu pasien mengatakan anaknya
sudah tidak kembung
O:
 Pasien terpasang schorstein
 Tidak kembung
 Bising usus 10x/menit
 Lp : 39cm
 Belum Bab
A : tujuan tercapai sebagian

Rabu, 23 P : lanjutkan interfensi

Desember 2020.  Monitor bising usus

Jam 10.00  Monitor lingkar perut


2.
Resiko
ketidakseimbangan S:-
nutrisi kurang dari O :
kebutuhan tubuh  BBS : 4900gr
berhubungan dengan  Jam 12 sonde masuk 15 cc
penurunan asupan.  Jam 15 sonde masuk 20cc
 Residu 0cc
 Pasien terpasang NGT
 Mukosa lembab
 Terpasang infus IUFD D5Y4 ns 8
tpm mikro di ekstermitas atas
deksta.
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi :
Rabu, 23
 Monitor pemberian nutrisi pada
Desember 2020.
pasien
Jam 12.00 3. Resiko infeksi
 Monitor BB pasien
berhubungan dengan
tindakan invasif.

S:-
O:
 S : 36.8c
 Pasien terpasang infus di ekstemitas
atas dekstra
 Pasien terpasang NGT
 Mukosa lembab
 Tidak terdapat tanda gejala infeksi
A : Tujuan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
 Kolaborasi dalam pemberian obat
 Monitor tanda tanda vitas
 Monitor tanda gejala infeksi.

Anda mungkin juga menyukai