OLEH :
NI LUH PUTU LINDA GAYATRI
P07120218011
S.Tr KEPERAWATAN / SMST IV
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke
tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan
tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan
bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang dan
menyebabkan terjadinya gerakan.
Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. Ruptur
tendon adalah robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan karena
tarikan yang melebihi kekuatan tendon.
Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon
(jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi
kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.
(muttaqin. 2011).
Ruptur tendon achilles (parsial atau komplet), merupakan salah satu
gangguan pada tendon achilles yang disebabkan karena trauma atau karena
penggunaan berlebih dari tendon Achilles.
2. Etiologi
a. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
b. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik
yang dapat meningkatkan resiko ruptur
c. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada
olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola
d. Trauma benda tajam atau tumpul
3. Manifestasi Klinis
a. Seperti merasa atau mendengar bunyi “pop”
b. Nyeri yang hebat
c. Memar
d. Terdapat kelemahan
e. Ketidakmampuan untuk menggunakan lengan atau kaki yang
terkena
f. Ketidakmampuan untuk memindahkan bidang yang terlibat
g. Ketidakmampuan untuk menanggung beban
h. Terdapat deformitas
4. Patofisiologi
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau
tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah
yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot
belum siap, terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),
hamstring (otot paha bagian bawah), dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot
yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada
maka dicurigai cedera
b. Pemeriksaan dengan rontgen
c. Pemeriksaan dengan sinar-X
7. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan
memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum
cedera.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang
terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan
pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang
terputus.
Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik.Tindakan
tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau
pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama, bangsa.
b. Pengkajian Primer
1) Airway
Kaji :
a) Bersihan jalan nafas
b) Distres pernafasan
c) Tanda – tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
2) Breathing
Kaji :
a) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
b) Suara nafas melalui hidung atau mulut
c) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
d) Kelainan dinding thoraks
3) Circulation
Kaji :
a) Denyut nadi karotis
b) Tekanan darah
c) Warna kulit, kelembapan kulit
d) Tanda – tanda perdarahan eksternal dan internal
e) Suhu akral perifer dan CRT
4) Disability
Kaji :
a) Tingkat kesadaran
b) Gerakan ekstremitas
c) GCS (Glasgow Coma Scale)
d) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e) Refleks fisiologis dan patologis
f) Kekuatan otot
c. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat kesehatan
Kaji apakah ada riwayat penyakit serupa sebelumnya baik dari pasien
maupun keluarga. Kaji juga riwayat penyakit yang menjadi pencetus
krisis hipertensi pada pasien
2) Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to toe) dengan
focus pengkajian pada :
a) Mata : lihat adanya papil edema, pendarahan dan eksudat,
penyempitan yang hebat arteriol.
b) Jantung : palpasi adanya pergeseran apeks, dengarkan adanya
bunyi jantung S3 dan S4 serta adanya murmur.
c) Paru : perhatikan adanya ronki basah yang mengindikasikan CHF.
d) Status neurologic : pendekatan pada status mental dan perhatikan
adanya defisit neurologik fokal. Periksa tingkat kesadarannya dan
refleks fisiologis dan patologis.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi) d.d mengeluh nyeri,
tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal d.d mengeluh
sulit menggerakkan ekstremitas, nyeri saat bergerak, kekuatan otot
menurun, rentang gerak (ROM) menurun, gerakan terbatas
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
3. Intervensi Keperawatan
Objektif
1. Kekuatan otot menurun
2. Rentang gerak (ROM)
menurun
Wijesekera NT, Calder JD, Lee JCL. Imaging in the assessment and management of achilles
tendinopathy and paratendinitis. Seminars in musculoskeletal radiology: 2011; 5(1): 89-
100
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta
Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II.
Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II. Jakarta Selatan: DPP PPNI
Pembimbing Praktik / CI Denpasar, 18 Mei 2020
Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Akademik / CT
NIP.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. B
DENGAN MASALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL RUPTUR TENDON
DI RUANG JANGER RSD MANGUSADA BADUNG
TANGGAL 18-21 MEI 2020
OLEH :
NI LUH PUTU LINDA GAYATRI
P07120218011
S.Tr KEPERAWATAN / SMST IV
KELUHAN UTAMA:
Pasien mengeluh nyeri pada punggung tangan kirinya karena terkena sabit.
RIWAYAT PENYAKIT:
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSD Mangusada Badung pada tanggal 17/05/20 pukul 09.00 WITA
dengan keluhan nyeri pada punggung tangan kirinya setelah terkena sabit. Kemudian di IGD
dilakukan tindakan pembalutan pada tangan kirinya lalu dilakukan pemeriksaan x-ray, dari
hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa pasien mengalami ruptur tendon dan segera dilakukan
persiapan operasi seperti pemasangan infus pada tangan kanan. Setelah tindakan operasi
selesai pasien dipindahkan ke ruang Janger pada pukul 13.30 WITA
- Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami hal seperti ini dan belum pernah masuk
rumah sakit sebelumnya
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan, menahun
dan menular. Di keluarganya pun tidak ada yang mengalami hal seperti dirinya
1. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri, dan lain-lain)
Pekerjaan : Guru SMA Pendidikan : S1 Kimia
Alamat : Kampial, Nusa Dua
Alergi : Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
Tipe (-) Reaksi (-) Tindakan (-)
b. Tempat tinggal
[ ] sendiri
[×] bersama orang lain, yaitu orang tua
c. Kehidupan keluarga
- adat istiadat yang dianut : Desa adat kampial
- pembuatan keputusan dalam keluarga : Ayah
- pola komunikasi : Baik, 2 arah
- keuangan : [×] memadai
[ ] kurang
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
(Pasien tidak mempunyai gangguan hubungan seksual)
[ ] fertilitas [ ] menstruasi
[ ] libido [ ] kehamilan
[ ] ereksi [ ] alat kontrasepsi
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Pasien paham dengan fungsi seksual
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan
[ ] sendiri
[×] dibantu orang lain; sebutkan ayah dan ibu
b. Yang disukai tentang diri sendiri : Pasien mengatkan bahwa ia rajin berolahraga
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Pasien mengatakan akan melakukan
streaching dengan sungguh-sungguh
d. Yang dilakukan jika sedang stress :
[×] pemecahan masalah [ ] cari pertolongan
[ ] makan [ ] makan obat
[ ] tidur
[ ] lain-lain (misalnya marah, diam dll)
7. Sistem nilai – kepercayaan
a. Siapa atau apa yang menjadi sumber kekuatan : Pasien mengatakan bahwa sumber
kekuatannya dari keluarga dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
[×] ya [ ] tidak
c. Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)
Sebutkan : Pasien mengatakan selalu bersembahyang pada saat rahinan
d. Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang ingin dilakukan selama di rumah sakit,
Sebutkan : Pasien mengatakan hanya dapat berdoa di tempat tidur
V. Pengkajian Fisik
A. Vital Sign
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Suhu : 37oC
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
B. Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 (E:4, V:5.M:6)
C. Keadaan umum :
Sakit/ nyeri : 1. ringan 2. sedang 3. berat
Skala nyeri : 6 dari 10
Nyeri di daerah : Punggung tangan sinistra
2. Rambut
Warna : Hitam
Kelainan : rontok/ dll (Tidak ada)
3. Mata
Penglihatan : 1. normal 2. kaca mata/ lensa 3. lain-lain
Data tambahan : -
4. Hidung
Penghidu : 1. normal 2. ada gangguan
5. Telinga
Pendengaran : 1. normal 2. kerusakan 3. tuli kanan/kiri
4. tinnitus 5. alat bantu dengar 6. lainnya
7. Leher
Pembesaran tyroid : 1. ya 2. tidak
Lesi : 1. tidak 2. ya, di sebelah
Nadi karotis : 1. teraba 2. tidak
Pembesaran limfoid : 1. ya 2. tidak
8. Thorax
Jantung : 1. nadi 96 x/ menit, 2. kekuatan: kuat/ lemah
Lain-lain :-
Gangguan muskuloskeletal
DS : Risiko Infeksi Risiko infeksi dibuktikan
- dengan efek prosedur
DO : Efek prosedur invasive invasif
Tampak luka post op
Tindakan invasif
E. PELAKSANAAN
No Tgl/ jam DX Implementasi Respon Paraf
Menganjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi dini - Pasien mengatakan belum pernah melakukan Gayatri
teknik realksasi napas dalam
- Pasien mengatakan masih sakit untuk
menggerakkan tangan
O:
- Pasien nampak melakukan apa yang diajarkan
oleh perawat
- Pasien kooperatif
O:
- Pasien nampak meringis menahan nyeri
- Pasien tampak melakukan apa yang diajarkan
perawat
- Kekuatan otot pasien 5555 1155
5555 5555
08.00 3 S: Linda
Melakukan perawatan luka - Pasien mengatkan nyeri pada saat dilakukan Gayatri
Monitor tanda dan gelaja infesi lokal dan sistemik perawatan luka
Menjelaskan tanda dan gelaja infeksi - Pasien mengerti dan mengulang kembali apa
Mengajarkan pasien memeriksa kondisi luka atau luka yang telah dijelaskan perawat
operasi O:
- Pasien nampak meringis
- Pasien melindungi area nyeri
- Tidak tampak gejala infeksi
- Nampak luka jahitan pos op
- Pasien nampak mengerti dan mengulang apa
yg perawat jelaskan
- Pasien kooperatif
09.00 1 S: Linda
Delegatif pemberian obat - Pasien mengatakan nyeri pada saat obat masuk Gayatri
14.00 1 S: Linda
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, - Pasien mengatakan nyeri pada punggung Gayatri
16.00 1 S: Linda
Delegatif pemberian obat - Pasien mengatakan nyeri pada saat obat masuk Gayatri
- NaCl 0,9% 20 tpm (IV) O:
- Ceftriaxone 3x1gr (IV) - Pasien nampak meringis pada saat oabt masuk
- Obat masuk tanpa reaksi alergi
16.10 2 S: Linda
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan gerakan - Pasien mengatakan nyeri pada saat Gayatri
menggerakkan tangannya.
O:
- Pasien nampak mencoba menggerakkan
tangannya.
16.20 2 S: Linda
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam - Pasien mengatakan nyeri pada saat tangan Gayatri
meningkatkan pergerakkan mulai digerakkan
O:
- Nampak keluarga pasien membantu dalam
mobilisasi pasien
17.00 2 S: Linda
Menganjurkan pasien melakukan ROM - Pasien mengeluh nyeri mulai berkurang pada Gayatri
saat menggerakkan tangan kirinya
O:
- Pasien nampak meringis menahan nyeri
- Pasien tampak melakukan apa yang diajarkan
perawat
- Kekuatan otot pasien 5555 2255
5555 5555
20.00 1 S: Linda
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, - Pasien mengatakan nyeri pada punggung Gayatri
kualitas, intensitas nyeri tangan kirinya sudah mereda
Observasi vital sign - Nyeri seperti ditarik, nyeri saat digerakkan.
Mengidentifikasi skala nyeri O:
- Pasien tampak tenang, pasien tampak
melindungi area nyeri.
TD : 110/80 mmHg S : 36○C
N : 80 x/menit R : 18 x/menit
P : Pada saat tangan digerakkan
Q : Seperti ditarik
R : Punggung tangan kiri
S:5
T : Nyeri hilang timbul
23.00 1 S: Linda
Delegatif pemberian obat - Pasien mengatakan sudah terbiasa dengan rasa Gayatri
- NaCl 0,9% 20 tpm (IV) nyeri pada saat obat masuk
- Ketorolac 2x30mg (IV) O:
- Ceftriaxone 3x1gr (IV) - Obat masuk tanpa reaksi alergi
Mengajarkan pasien memeriksa kondisi luka atau luka - Pasien mengerti dan mengulang kembali apa
- NaCl 0,9% 20 tpm (IV) - Pasien mengatakan sudah terbiasa dengan rasa Gayatri
F. EVALUASI
Nama Pembimbing / CT
………………………….
NIP.