PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Memasuki abad 21 perubahan gaya hidup semakin meningkat demikian
pula tuntutan hidup berubah sehingga permasalahan menjadi semakin
kompleks.
Pergeseran pola penyakitpun menjadi berubah dari penyakit infeksi ke
degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang muncul diantaranya
Urolitiasis.
Adapun tanda dan gejala diantaranya sakit pinggang keluhan pada pola
berkemih, kadang diikuti rasa demam.
Apabila kasus urolitiasis tidak mendapatkan pertolongan dengan
baik dapat menimbulkan hidroureter, hidronefrosis dan akhiranya gagal
ginjal terminal (CRF).
Menurut sumber di buku register kamar bedah pada bulan
September 2006 tercatat kasus urologi 67 kasus atau 19,9% dari seluruh
kasus yang ada.Sedangkan kasus ureterolitotomy sebanyak 6 kasus atau
8,9% dari kasus urologi yang ada.
Oleh karena itu peran perawat di kamar bedah dituntut bersikap
profesional dalam asuhan keperawatan terutama kasus- kasus bedah
urologi.
2. TUJUAN PENULISAN
Memperoleh pengalaman nyata dan memberikan asuhan keperawatan
pada pasien ureterolitotomy.
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir pelatihan teknik
kamar bedah.
3. METODE PENULISAN
Studi kepustakaan dengan menggunakan berbagai literatur.
Studi kasus dengan melakukan pengamatan pada Tn. S di kamar bedah
RS PGI CIKINI.
4. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan makalah ini diawali dengan :
kata pengantar
daftar isi
Dilanjutkan dengan :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Fisiologi
Sistem urinarius terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih dan
uretra.Fungsi utama ginjal mengatur cairan, elektrolit, keseimbangan asam
basa, memproduksi metabolik dan mengatur tekanan darah.
2. Pengertian
Ureterolitotomy : Suatu tindakan operatif dengan
tujuan mengangkat batu yang berada
di saluran ureter.
3. Etiologi
Proses batu ureter berawal dari batu ginjal yang turun kebawah seiring
dengan aliran urin, batu tersebut sebagai hasil interaksi dari tiga faktor
diantaranya super saturasi komponen-komponen pembentuk batu dalam
urin, adanya rangsangan fisik dan kimia dalam urin yang meningkatkan
batu dan tidak adekuatnya komponen-komponen penghambat
pembentukan batu dalam urin.
Sehingga pembentukan batu dapat dihasilkan dari setiap kombinasi
berikut :
Volume urin yang rendah
Exresi kalsium asam urat atau oksalat dalam urin yang tinggi
Ph urin yang abnormal
Nodus untuk presifitasi kristal
Defisiensi penghambat pembentuk batu seperti sitrat dan magnesium
4. Patofisiologi batu saluran kemih
Endapan garam mineral jaringan tubuh membentuk kristalisasi saluran
kemih.
Urine
Batu buli-buli
Migrasi
Hydroureter
Nyeri/kolik
Obstruksi
Hematuri
kearah
pingangkearah
Distal ureter
scrotum/paha medial
Pyelonefritis
Ureterolitotomy
Iskemik ginjal
Gagal ginjal
5. Tanda dan gejala
Data Subyektif : Imobilisasi adanya riwayat ISK, penurunan
pengeluaran urine, rasa terbakar dan dorongan untuk berkemih, nyeri
tekan/ nyeri ketuk daerah pinggang.Ketidak adekuatan infut cairan,
riwayat penggunaan alkohol, peningkatan suhu tubuh, kadang mual,
diare.
Data Obyektif : Oliguria, hematuri, piuria, nyeri daerah pinggang,
tampak prilaku melindungi atau distraksi melemahnya bising usus.
6. Pemerikasaan laboratorium dan radiologi
Urinalisa, kultur urine
Darah rutin, kimia darah
BNO/IVP
Sistouretroskopi
7. Prioritas perawatan
Menghilangkan nyeri
Mempertahankan fungsi ginjal adekuat
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
4
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian data dasar
1. Biodata
Nama
: Tn S
Umur
: 36 tahun
5
Agama
: Kristen
Status
: Belum kawin
Pekerjaan : Swasta
Suku
: Batak
Dokter
: Dr David Manuputi SPBU
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke IGD RS PGI CIKINI dengan keluhan nyeri
pinggang bagian kanan sejak 3 hari, nyeri seperti ditusuk-tusuk,bak tidak
lancar/ tersendat, tidak ada darah, demam positif kemudian disarankan
untuk operasi.
3. Riwayat kesehatan lalu
Klien belum pernah menderita penyakit serupa,belum pernah
operasi,tidak ada penyakit kronis: asma, hipertensi, tidak ada alergi obat.
B. Pengkajian data fokus
1. Pengkajian pre-operatif
Tanggal 16-09-2006 jam 14.00 klien mengatakan nyeri pinggang
bagian kanan, tidak ada demam, ekspresi wajah tampak tegang.Skala nyeri
2, belum terpasang DC, akral dingin pada ekstremitas atas. Klien telah
puasa sejak jam 24.00, tidak ada gigi palsu, tidak menggunakan sop tissu,
surat persetujuan operasi terlampir, sceren sudah. Persediaan darah
positif, klisma positif.kesadaran komposmentis, Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80x/mnt, respirasi 16x/mnt.Pemeriksaan lab tanggal 13-092006 :
Hb
Al
At
Hmt
Ct
Bt
Protrombin
Kontrol
14,9 gr%
15700mm3
24300
41 %
3
11-12
124
11
Radiologi :
USG Abdomen
Spasmium 3x1
2. Pengkajian intra operatif
Operasi dimulai jam 14.15 jenis anestesi umum ,jenis operasi besar
alasan pembedahan elektif, klasifikasi luka bersih,posisi kanul intra vena
tangan kiri, posisi operasi kidney lateral,kateter urine terpasang,desinfeksi
kulit dengan betadin dan alkohol, insisi kulit lateral, diatermi monopolar,
pemakaian drain positif, irigasi luka dengan Nacl.
3. Pengkajian post operatif
Masuk RR jam 17.30, kesadaran somnolent, pasien tampak nyeri.
Tanda vital : TD 100/60mmHg, Nadi 76x/mnt. Spo2 99%. Terpasang O2 3
l/mnt, infus asering 40 tpm, jumlah urine out put 400cc,perdarahan drain
100cc, tampak luka terbalut dipinggang kanan.
C. Analisa Data
NO
DATA
Pre operasi
1
DS
:
klien
mengatakan
nyeri
pinggang kanan.
DO : Ekspresi wajah
tampak tegang sekala
nyeri 2
2
DO : Ekspresi wajah
tampak tegang akral
dingin
3
DO
:
Belum
terpasang DC.BNO
IVP, tampak stenosis
ureter kanan distal
4
ETIOLOGI
Peningkatan
frekuensi/dorongan
kontraksi ureter
Nyeri
Prosedur operasi
Cemas
Stimulasi
ureter
batu
Intra operasi
DO : Jenis operasi Membuka
besar,jumlah
tubuh
instrumen dan alat
banyak
Post operasi
DO
:
perdarahan
100cc
MASALAH
di Resiko
terjadi
gangguan
eleminasi
urine
rongga Resiko
infeksi
Resiko
cedera oleh
benda-benda
asing yang
tertinggal
Resiko tinggi
perdarahan
Rencana tindakan :
Lakukan cuci tangan sebelum tindakan operasi
R/ Memastikan tingkat sterilitas dari diri sendiri/ prilaku di meja
operasi yang kontak langsung dengan pasien
Bersihkan area yang dioperasi dengan larutan desinfektan
R/ Dengan desinfektan memungkinkan dapat membatasi/
membunuh bakteri diarea operasi sebelum membuka jaringan
Gunakan alat-alat yang sudah steril tidak bersentuhan dengan benda
yang tidak steril
R/ Memungkinkan terjadi kontaminasi alat-alat yang tidak steril ke
lapangan operasi
Lakukan teknik aseftik selama pembedahan
R/ Mencegah terjadi kontaminasi baik dengan alat/ pelaku
Tutup luka operasi denga kasa steril
R/Memastikan bahwa luka yang sudah bersih harus ditutup dengan
kasa yang steril untuk mencegah pembiakan bakteri dan
mempercepat penyembuhan luka.
Catat instrumen dan kasa sebelum operasi di mulai
R/Sebagai salah satu manajemen resiko
Lakukan penghitungan kasa dan instrumen dengan tepat sebelum
penutupan rongga abdomen
R/ Sebagai salah satu manajemen resiko, untuk menghindari ada
kasa/ instrumen tertinggal di rongga abdomen
5. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan luka operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan tidak ada
tanda-tanda perdarahan dengan kriteria luka tetap kering dan bersih,nilai
laborat (Hb,Ht dalam batas normal)
Rencana tindakan :
Monitor balutan dan drain
R/ Dengan balutan yang basah/ drain yang aktif dapat
mengindikasikan adanya perdarahan dan meningkatkan
terjadinya syok hipovolemi
Fiksasi slang drain
R/ Mempertahankan fungsi drain dan drainase sistem, sehingga
menurunkan terjadi pembengkakan sekitar luka dan stasis.
Monitor hasil darah Hb Ht
R/ Berguna dalam evaluasi kehilangan darah/ kebutuhan
Penggantian cairan.
Kelaborasi dokter dalam pemberian transfusi, obat anti koagulan
10
Evaluasi
S: Pasien masih
mengatakn nyeri
O: Tampak ekspresi
wajah
rileks,TD:
110/70 mmHg, N:
70x/mnt,
R:
12x/mnt, S: 36C
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Ingatkan pasien
cara
mengurangi
nyeri
S:
Klien
mengatakan
cemasnya
berkurang setelah
mendapat
penjelasan
O: Ekspresi wajah
rileks
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Ingatkan pasien
untuk
mengungkapkan
rasa cemasnya
-Memasang Dower Cateter no 18 S: -Mengevaluasi cairan yang keluar O: Dower cateter
lewat dower cateter
terpasang,jumlah
-Menyiapkan posisi pasien operasi urine 200cc
dengan posisi kidney lateral
A: Masalah teratasi
sebagian
P:
Perhatikan
intake/out put
-Mencuci
tangan
sebelum S: menyiapkan instrument
O: Area operasi
11
-Membersihkan
area
operasi
pinggang kanan dengan betadin
-Menghitung jumlah kasa dan
instrument sebelum operasi
-Menyiapkan alat-alat ke meja
instrument
-Menghitung kemblai jumlah kasa
dan instrument sebelum menutup
rongga abdomen
-Menutup luka dengan kasa steril
-Memastikan balutan bersih dan
kering
-memonitor cairan draine/ tetesan
infus
telah terdesinfeksi,
jumlah kasa kecil
80, besar 10 jumlah
instrumen lengkap
A: Masalah teratasi
P: Lakukan teknik
aseftik
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan ureterolitotomy selama 4 jam di kamar bedah, penulis dapat
membandingkan kasus tersebut dengan tinjauan teori yang ada. Adapun
kelebihan dari pembuatan kasus ini pasien kooperatif dalam
mengemukakan berbagai masalah, adapun kelemahan dengan waktu yang
sempit sulit untuk mengenali berbagai masalah yang ada mis: psikososial,
konsep diri. Sehingga penulis hanya memunculkan data fokus saja.
a. Pengkajian
Pada teori di kemukakan bahwa terjadi nyeri yang hebat/ kolik,
disertai dengan hematuri dan piuri, sedangkan pada kasus Tn. S tidak
ditemukan karena telah mendapatkan analgetik berupa toradol inj yang
dapat menurunkan spasme/ tegangan otot/ demam. Pada kasus Tn. S
berlangsung akut sehingga tidak menimbulkan gejala atau komplikasi mis:
piuria ataupun hematuria.
b. Perencanaan
Perencanaan dilakukan sesuai dengan urgensi/ prioritas perencanaan
keperawatan dengan mengacu pada prosedural operatif. Masalah nyeri dan
cemas menjadi prioritas utama pre-operatif karena dapat menentukan
kelangsungan dari kesiapan pasien menerima operasi.Masalah infeksi dan
resiko perdarahan dapat direncanakan secara berkesinambungan di bangsal
perawatan.
c. Diagnosa keperawatan
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Arief mansyoer, 2000, kapita selekta kedokteran Jakarta,media
aesculapius FKUI, Jakarta.
Allen carol vista, 1998, memakai proses keperawatan dengan pendekatan
latihan, EGC, jakarta.
Basuki purnomo, 2000, dasar-dasar urologi, info medika, jakarta
Brunner and Sudarth, 2000, buku ajar medikal bedah, edisi VI, EGC,
jakarta.
Dongoes E. Marlyn, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi III, EGC,
jakarta.
Reeves J. Charles, 2001, keperawatan medikal bedah, salemba medika,
jakarta.
14