Anda di halaman 1dari 5

HERNIA INGUINALIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Hernia inguinalis adalah terbentuknya kantung peritoneum yang berisi
uses, omentum, hernia terdorong ke bagian bawah masuk kedalam kanalis
inguinalis (Igmotavisius, D, 2000:1559)
2. Etiologi
- Kelemahan otot abdominal karena malformasi congenital
- Traumatic
- Penuaan
- Tekamah intraabdominal yang meningkat (mengangkat beban berat,
olahraga, kehamilan, obesitas, batuk yang aktif, mengodan saat
defekasi atau pada saat miksi, mislanya pada BPN) (Mansjoer A,
2000:314)
3. Phatofisiologi
Kanalis Inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus

Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut

Penurunan testis akan menarik peritoneum (prosesus laginalis peritonci)

Terjadi obliterasi sehingga isi Tidak terjadi obliterasi sehingga akan timbul
rongga perut tidak dapat hernia inguinalis lateralis congenital
melalui kanalis tersebut
Pada orang tua kanalis tersebut akan menutup

Karena locus minoris resistensi, maka pada


keadaan yang menyebabkan takanan intra
abdominal meningkat

4. Komplikasi Hernia Inguinalis Lateralis


- Obstruksi mekanik ketika usus terperangkap dalam anulus inguinalis.
- Ileus Strangulasi karena peningkatan dinding usus.

B. PATOFLOW DIAGRAM
Desensus testis pada bulan ke-8 kehamilan melalui kanalis inguinalis

Menarik peritoneum ke scrotum

Terjadi penonjolan peritoneum

Tidak terjadi obliterasi sehingga timbul hernia inguinalis lateralis congenital

Saat dewasa kanalis tersebut akan menutup

Dinding abdomen melemah

Tekanan intra abdomen meningkat

Hernia Inguinalis Lateralis

Pembedahan

Luka operasi Luka operasi Bedrest Maka kurang


Informasi
Terputusnya continuitas jaringan Port de entry Peristastik usus

Zat-zat vasoaktif => aktif Maka potensial infeksi Maka konstipasi

Merangsang reseptor serabut syaraf

Mengeluarkan bradikinin dan serotonin

Hypothalamus

Cortex cerebri

Persepsi nyeri

Maka gangguan rasa nyaman nyeri

C. PENATALAKSANAAN MEDIK
Hernioraphy dan herniotomie
Therapy antibiotik
D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data subyektif :
- Adanya keluhan nyeri pada daerah inguinal
- Keluhan panas,anoreksia kadand muntah-muntah
- Keluhan obstipasi pada hernia ireponible
b. Data obyektif :
- Adanya benjolan/massa dilipat paha terutam saat mengedan
- Auskultasi daerah inguinal terdengar seperti suara udara dalam
cairan
c. Test Diagnostik
- Leukasitosis

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada hernioraphy


a. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen fisik,incisi bedah,distensi
abdomen
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
pertahanan tubuh,prosedur invasive,incisi bedah.
c. Konstipasi berhubungan dengan efek anastesi, manipulasi
pembedahan,ketidak aktifan fisik,inflamasi,nyri.
d. Kurang pengetahuan mengenai : kondisi,prognosis,dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan
interprestasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik,incisi bedah, distensi abdomen.
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri,perhatikan lokasi,intensitas,dan factor pemberat
atau penghilang.
b. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai
c. Observasi tanda-tanda vital
d. Observasi luka operasi,perhatikan oedema,perubahan kontur luka,
( pembentukan haematoma,inflamasi,mengeringnya tepi luka)
e. Berikan tindakan kenyamanan misalnya : gosokan punggung,
pembebatan incisi selama perubahan posisi dan latihan batuk/bernafas,
lingkungan tenang.Anjurkan penggunaan bimbingan imajinasi,tehnik
relaksasi.
f. Ambulasi pasien sesegera mungkin
g. Anjurkan bernafas melalui hidung sebagai pengganti mulut
h. Kolaborasi untuk pemberian analgetik,narkotik sesuai indikasi.

Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan


tubuh,prosedur invasive,incisi bedah.
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital,perhatikan peningkatan suhu
b. Observasi penyatuan luka,karakter drainage,adanya inflamasi
c. Observasi tanda dan gejala infeksi misal: demam,peningkatan
nyeri,distensi abdomen
d. Pertahankan perawatan luka dengan tehnik aseptic,pertahankan balutan
tetap kering
e. Berikan therapy antibiotik sesuai indikasi
f. Lakukan irigasi luka sesuai kebutuhan

Konstipasi berhubungan dengan efek anastesi,manipulasi


pembedahan,ketidak aktifan fisik,inflamasi,nyeri.
Intervensi :
a. Auskultasi bising usus
b. Kaji keluhan nyeri abdomen
c. Observasi gerakan usus,perhatikan warna,konsistensi dan jumlah
d. Anjurkan makanan/cairan yang tidak mengiritasi bila makanan oral
diberikan
e. Kolaborasi untuk pemberian laksantia sesuai indikasi

Kurang pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurang mengingat,kesalahan interpretasi
informasi,tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi:
a. Kaji ulang pembatasan aktifitas pasca operasi contoh mengangkat
beban berat,olah raga,sex,menyetir
b. Dorong aktifitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodic
c. Anjurkan menggunakan laksatif yang ringan bila perlu
d. Diskusikan perawatan incisi termasuk mengganti balutan dan kembali
kedokter untuk mengangkat jahitan
e. Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik contoh:
peningkatan nyeri,oedema,eritema luka, adanya drainage,demam

E. PENYULUHAN KESEHATAN
1. Pembatasan aktifitas pasca bedah sesuai petunjuk mengangkat benda
< 4.5kg kurang lebih 6 minggu
2. Melarang klien untuk merokok yang dapat menyebabkan batuk
3. Mencegah terjadinya konstipasi dengan mengkonsumsi makanan tinggi
serat dan intake cairan yang adekuat
4. Hindari pijat/tukang pijat jika terjadi keluhan hernia.

Anda mungkin juga menyukai