Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL

PENGARUH SEDUHAN REBUSAN KAYU MANIS (Cinnamomum Burmanii) TERHADAP


KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU
TAHUN 2018

Oleh :
R. MEIDA WANTI
NIM. 1711165786

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

• Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya
(Perkeni, 2015)
• Prevalensi DM di dunia semakin meningkat, World Health
Organization (WHO) memperkirakan pada negara berkembang
pada tahun 2025 akan muncul 80% kasus baru (WHO, 2016).
International Diabetes Federation (IDF) melaporkan bahwa jumlah
DM pada tahun 2017 meningkat menjadi 425 juta dari tahun
sebelumnya yaitu 415 juta. Indonesia menduduki peringkat
ketujuh untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia
dengan jumlah 10 juta kasus pada tahun 2017 (IDF, 2017).
Lanjutan latar belakang

• DM berada pada peringkat ke-2 setelah Hipertensi dari 10 besar


kunjungan kasus penyakit tidak menular di Puskesmas se Kota
Pekanbaru tahun 2017 dengan jumlah 13.006 orang dimana
Puskesmas Harapan Raya berada pada peringkat kedua untuk
jumlah kunjungan penderita DM dengan jumlah kunjungan 1744
orang dari 10 penyakit terbesar tahun 2017
• Komplikasi DM timbul karena gula darah yang tidak terkontrol
dengan baik sehingga terjadi komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskuler
• Pengobatan secara farmakologis pada DM bersifat jangka
panjang, pemakaian sediaan obat anti glikemik dinilai banyak
menimbulkan efek samping pada pasien. Sehingga diperlukan
adanya sediaan yang lebih efektif dan aman seperti obat non
farmakologis (obat tradisional yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan).
Latar belakang

• Salah satu tumbuhan yang telah dikenal dan dapat dipakai


dalam pengobatan hiperglikemia adalah kayu manis
(Cinnamomum burmanii). Kandungan kimia yang terdapat pada
kayumanis antara lain sinamaldehide dan Methylhydroxy Chalcone
Polymer (MHCP) yang merupakan suatu polifenol (flavanoid)
yang mempunyai kerja seperti insulin.
• Penelitian yang dilakukan oleh Fatmalia dan Muthoharoh (2017)
tentang pengaruh konsumsi kayu manis terhadap glukosa darah
penderita DM di Tambak Ploso Lamongan pada 20 sampel
penderita DM didapatkan hasil ada pengaruh konsumsi seduhan
kayu manis terhadap penurunan kadar glukosa darah dengan
taraf signifikansi (p=0,000).
Latar belakang

• Penelitian yang dilakukan pada oleh Hasneli (2018) tentang


Identifikasi dan analisis sensitivitas kaki dan glukosa darah pada
pasien diabetes setelah melakukan terapi pijat kaki alat pijat
kayu menunjukkan bahwa kadar gula darah sewaktu responden
adalah 271,62 mg /dl dengan SD 79,43. Rentang kadar gula
darah sewaktu yang normal menurut Perkeni (2015) adalah 90-
199 mg/dl. Dapat disimpulkan bahwa kadar gula darah
penderita diabetes di Pekanbaru sangat tinggi yaitu 271,62
mg/dl.
• Wawancara peneliti pada 11 orang penderita diabetes yang
sedang berobat di Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 30
Juli – 3 Agustus 2018 mereka tidak mengetahui bahwa kayu
manis dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Mereka mengharapkan ada obat herbal yang dapat mereka
komsumsi selain obat yang selama ini mereka konsumsi
Lanjutan

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan


penelitian tentang “Pengaruh seduhan rebusan kayu manis
(Cinnamomum Burmanii) terhadap kadar gula darah penderita DM
Tipe 2”.
B. Rumusan Masalah

“Apakah seduhan rebusan kayu manis (Cinnamomum burmanii)


memiliki pengaruh yang terhadap kadar gula darah penderita DM
Tipe 2 ?”.
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
untuk mengetahui pengaruh seduhan rebusan kayu manis
terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden seperti usia, pekerjaan,
jenis kelamin, pendidikan dan lama menderita penyakit DM.
b. Membandingkan kadar glukosa darah pada kelompok
eksperimen sebelum dan sesudah mengkonsumsi seduhan
rebusan kayu manis.
c. Membandingkan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol
pre test dan post test tanpa mengkonsumsi seduhan rebusan
kayu manis.
d. Membandingkan kadar glukosa darah pre test dan post test
pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan

2. Manfaat bagi institusi yang menjadi tempat penelitian

3. Manfaat bagi masyarakat/pasien Diabetes Melitus

4. Manfaat bagi peneliti berikutnya


BAB II
A. Tinjauan teoritis
1. Tinjauan Diabetes Melitus

a. Definisi
Menurut Persatuan Endokrin Indonesia (Perkeni) pada tahun
2015, DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karna
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

b. Klasifikasi
Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 2
Diabetes gestasional (GDM)
Tipe khusus lainnya
c. Etiologi DM

1) DM Tipe 1
- Genetik
- Imunologi
- Lingkungan

2) DM tipe 2
- Usia
- Obesitas
- Riwayat Keluarga
- Etnik
d. Diagnosis dan Gejala DM

Diagnosis DM ditegakkan melalui cara:


 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl (11,1
mmol/L). Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir.
 Atau, gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl
(7,0 mmol/L). Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam.
 Glukosa plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L). TTGO dilakukan dengan standar
WHO, menggunakan beban Glukosa anhidrus yang dilarutkan
dalam air (Sudoyo, 2010).
Gejala DM

• Perkeni (2015), membagi alur diagnosis DM menjadi dua bagain


besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM:
- Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia,
dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
- Gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka
yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi
(pria) dan pruritus vulva (wanita).

• Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah


abnormal satu kali saja sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala khas DM,
maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah abnormal
e. Patofisiologi DM
f. Komplikasi DM

• Mikrovaskuler :
- Nefropati
- Neuropati
- Katarak
- Retinopati

• Makrovaskuler:
- Aterosklerosis
- Gangren pada ekstremitas
- Insufiensi serebral dan stroke
- Angina dan infark miokardium
g. Penatalaksanaan

 Diet

 Latihan

 Pemantauan

 Terapi (Obat Oral dan Injeksi Insulin

 Pendidikan
2. Tinjauan Glukosa darah

a. Definisi
Kadar gula adalah jumlah kandungan glukosa dalam
plasma darah (Dorland, 2010).

b. Mekanisme pengaturan gula darah


Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula
sederhana tau monosakarida, dan unit-unit kimia yang kompleks,
seperti disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan
akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorpsi, terutama
dalam duodenum dan jejenum proksimal. Sesudah diabsorpsi,
kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan
akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula. Pengaturan fisiologis
kadar glukosa darah sebagian besar bergantung pada hati yang
mengekstraksi glukosa, menyintesis glikogen, dan melakukan
glikogenolisis. Dalam jumlah yang lebih sedikit, jaringan perifer otot
dan adiposa juga mempergunakan ekstrak glukosa sebagai sumber
energi sehingga jaringan-jaringan ini ikur berperan dalam
mempertahankan glukosa darah (Price & Wilson, 2012).
c. Pemeriksaan Kadar Gula Darah

• Pemantauan kadar gula darah dapat menggunakan alat


pengukur glukosa darah yang disebut glucometer
Pemeriksaan Penyaring untuk diagnosis DM

Tabel 1
Konsentrasi Glukosa Darah sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan
Diagnosis DM (mg/dl)

Bukan Belum DM
DM pasti DM
Konsentrasi Plasma s < 100 100-199 ≥ 200
glukosa darah vena
sewaktu Darah < 90 90-199 ≥ 200
(mg/dl) kapiler
Konsentrasi Plasma < 100 100-125 ≥ 126
glukosa darah vena
puasa (mg/dl) Darah < 90 90-99 ≥ 100
kapiler
3. Tinjauan Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii)

• Cinnamomum burmanii (cassia, cassia indonesia, cassia padang) adalah


salah satu jenis kayu manis. Spesies ini berasal dari Indonesia
dan Asia Tenggara. Umumnya, tumbuhan ini digunakan sebagai
rempah-rempah, tanaman hias, maupun tanaman hutan. Kulit
kayu C. Burmanii yang memiliki bau aromatik ini sehingga
digunakan sebagai bumbu (kayu manis), parfum, maupun obat
(Wikipedia, 2016)
Lanjutan kayu manis

• Hasil analisa fitokimia dari beberapa studi menunjukkan adanya


beberapa senyawa penting dalam ekstrak kayu manis
diantaranya alkaloid, protein, tannin, glikosida, flavanoid,
saponin, asam cinnamat, polifenol dan cinnamaldehid.

• Berbagai penelitian melaporkan bahwa cinnamaldehid mampu


meningkatkan tranport glukosa darah pada sel adipose dan otot
skelet sehingga mampu menurunkan glukosa darah secara
signifikan. Asam cinamat dilaporkan mampu berperan sebagai
insulin. Polifenol dan flavanoid memiliki aktifitas antioksidan
tinggi yang didasrkan pada kemampuan menangkap radikal
bebas terutama pada sel ꞵ Pankreas( Firdaus, 2014).
Kayu manis

• Kayu manis mengandung koumarin yang memiliki risiko


hepatotoksisitas, yaitu toksisitas yang khusus terjadi pada hepar.
Menurut European Food Safety Authority (EFSA) batas kritis untuk
konsumsi koumarin adalah 0,1 mg/KGBB/hari. Kadar koumarin
pada dosis 10 gram kayu manis adalah 0,004 mg koumarin
(Arini & Ardiaria, 2016).

• Efek samping terhadap perawatan dengan kayu manis


umumnya ringan dan jarang, namun belum ada efek samping
tersebut yang didokumentasikan terkait dengan pemberian oral
ekstrak kayu manis dalam studi klinis sampai saaat ini (Leach &
Kumar, 2012).
Cara membuat seduhan rebusan kayu manis

 Bahan kayu manis 10 gr dan air 200cc

 Rebus kayu manis dengan air 200 cc hingga tersisa 100cc

 Dinginkan, lalu saring selagi hangat

 Minum ramuan ini dalam keadaan hangat untuk sekali konsumsi

 Minum ramuan ini secara rutin dua kali sehari pagi dan malam

(Faiha’ & Saraswati, 2015).


Cara Membuat Seduhan Kayu Manis

Gambar 3
Cara mempersiapkan dan membuat seduhan rebusan kayu manis
B. Kerangka Konsep

Skema 2
Kerangka konsep “Pengaruh Seduhan Rebusan Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe II”
C. Hipotesis

1. Hipotesis Nol (Ho)


Konsumsi seduhan rebusan kayu manis tidak berpengaruh
terhadap penurunan kadar glukosa darah penderita DM tipe II

2. Hipotesis Alternatif (Ha)


Konsumsi seduhan rebusan kayu manis berpengaruh terhadap
penurunan kadar glukosa darah penderita DM tipe II.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang


menggunakan desain penelitian Quasy Experiment

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang


timbul karena adanya perlakuan tertentu dengan cara
melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimen

 Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini akan dilakukan


pre test untuk mengetahui keadaan awal lalu dilakukan post test
setelah diberi perlakuan untuk melihat efek dari perlakuan
tersebut
Rancangan Penelitian

Tabel 2
Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Post test


Kelompok eksperimen
Sumber: Setiadi (2013) 01 X 02
Kelompok kontrol 01 - 02
B. Waktu & Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian
Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul proposal
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Izin penelitian
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Seminar hasil
Perbaikan
laporan hasil
2. Lokasi Penelitian

• Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas


Harapan Raya. Alasan pemilihan lokasi ini berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru,
Puskesmas Harapan Raya merupakan Puskesmas dengan jumlah
kunjungan penderita DM nomor 2 tertinggi dari seluruh
Puskesmas yang ada di kota Pekanbaru tahun 2017, dimana
jumlah kunjungan penderita DM Puskesmas Harapan Raya
sebanyak 1.744 kunjungan
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM
yang berada dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas
Harapan Raya, dimana jumlah kunjungan penderita DM
selama 6 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Juni
2018 sebanyak 459 kunjungan

2. Sampel Penelitian
• Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
Purposive sampling
• Jumlah sampel minimal untuk penelitian kuantitatif adalah
sebanyak 30 responden.
Sampel

• Kemungkinan responden yang dipilih drop out atau sampel


yang tidak taat dalam penelitian, maka perlu dilakukan koreksi
terhadap besar sampel yang dihitung dengan rumus sederhana
berikut:

𝒏
n’ =
𝟏−𝑳

• Maka jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak


34 responden yang dibagi menjadi 17 responden sebagai
kelompok eksperimen dan 17 responden sebagai kelompok
kontrol.
Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria Inklusi :
• Pasien rawat jalan terdiagnosa penyakit DM Tipe 2
• Berusia 25 hingga 65 tahun
• Berdomisili diwilayah kerja Puskesmas Harapan Raya
• Bersedia menjadi objek penelitian.
• Kadar Glukosa darah Puasa ≥ 126 mg/dl
• Mengkonsumsi Obat Oral Diabetes

Kriteria eksklusi meliputi:


• Telah memiliki komplikasi akibat DM
• Mengkonsumsi obat-obatan herbal penurun glukosa darah
• Tidak bersedia menjadi responden
D. Etika penelitian

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

2. Tanpa nama (Anonymity)

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

4. Kebaikan (Beneficience)

5. Keadilan (Justice)
E. Definisi Operasional

Tabel 4
Definisi Operasional
Variabel
No Definisi Operasional Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Penelitian
1 Seduhan Hasil dari rebusan 10 gr Observasi Nominal 1. Diberikan
rebusan kayu manis dengan 200 seduhan
kayu manis cc air hingga menjadi rebusan kayu
100cc manis
2. Tidak
diberikan
ekstrak rebusan
kayu manis

2 Kadar Hasil pengukuran kadar Glucometer Rasio Mean kadar


glukosa gula dalam darah yang glukosa darah
darah diukur sebelum dan penderita DM
sesudah test pada pada kelompok
kelompok eksperimen eksperimen dan
dan kelompok kontrol kelompok kontrol
dengan pretest
dan post test
F. Alat Pengumpulan Data

• Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah Glucometer dengan merk On Call Plus dan lembar
observasi.

• Intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah


dengan memberikan seduhan rebusan kayu manis

• Kadar glukosa darah puasa responden pada kelompok


eksperimen diukur sebelum mengkonsumsi seduhan rebusan
kayu manis pada hari pertama pukul 08.00 WIB dan hari
keempat pada pukul 08.00 setelah 3 hari diberikan rebusan
rebusan kayu manis. Sedangkan kadar glukosa darah responden
kelompok kontrol diukur dengan cara yang sama tetapi tanpa
pemberian perlakuan kemudian hasilnya dicatat di lembar
observasi
G. Prosedur Pengumpulan data

1. Tahap persiapan

2. Tahap pelaksanaan

- Pre test

- Post test

3. Tahap Akhir
Kerangka Penelitian

Skema 3
Kerangka penelitian: Intervensi pemberian seduhan rebusan kayu manis

Penderita DM tipe II

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Hari pertama: Pretest Hari pertama: Pretest

1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur 1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur


penelitian dan menjamin kerahasiaan ± 5 penelitian dan menjamin kerahasiaan ± 5
menit. menit.
2. Meminta kesediaan untuk menjadi 2. Meminta kesediaan untuk menjadi
responden, melakukan kontrak waktu, responden, melakukan kontrak waktu,
dan membimbing responden dan membimbing responden melakukan
melakukan pengisian informed consent pengisian informed consent ± 5 menit
± 5 meni.t 3. Meminta responden mengisi data
3. Meminta responden mengisi data demografi selama ± 5 menit
demografi selama ± 5 menit 4. Mendiskusikan diet makanan dengan
4. Mendiskusikan diet makanan dengan DM Disc.
DM Disc. 5. Melakukan pemeriksaan kadar glukosa
5. Melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah ± 3 menit hari ke-1(Home visit).
darah ± 3 menit (Home visit)

1. Memberikan kayu manis dalam kantong


Tidak diberikan seduhan rebusan kayu plastik (10 gr) sebanyak 6 bungkus untuk
manis 3 hari
2. Mengajarkan cara membuat rebusan
kayu manis: kayu manis 10 gr dan air
200cc, kemudian rebus kayu manis
dengan air 200 cc hingga tersisa 100cc,
dinginkan, lalu saring selagi hangat,
minum ramuan ini dalam keadaan hangat
untuk sekali konsumsi
3. Meminta responden meminum air
rebusan kayu manis selama 3 hari
Hari ke-4: post test (Home Visit) berturut-turut sebanyak 2 kali sehari
Melakukakan pemeriksaan kadar segera setelah makan pagi pada pukul
glukosa darah selama ± 3 menit 08.00 WIB dan makan malampukul
20.00 WIB.

Hari ke-4: post test (Home Visit)


Melakukakan pemeriksaan kadar glukosa
darah selama ± 3 menit
H. Pengolahan Data

1. Editing (Pemeriksaan)

2. Coding (Pengkodean)

3. Entry data (Memasukkan Data)

4. Cleaning Data (Merapikan)

5. Processing (Pengolahan)

6. Analyzing (Penilaian)
I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran


tentang distribusi karakteristik demografi responden seperti
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama
menderita penyakit, dan juga untuk memperoleh gambaran
dari variabel yang diteliti yaitu kadar glukosa darah
penderita DM tipe II. Hasil analisa disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan persentase melalui program
komputerisasi, sedangkan pengukuran kadar glukosa darah
disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, serta nilai
minimum dan maksimum.
Analisa Data

2. Analisa Bivariat
 Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Dependent Sample t Test untuk melihat pengaruh seduhan
rebusan kayu manis terhadap kadar glukosa darah
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan dan
melihat perbandingan kadar glukosa darah pada kelompok
kontrol sebelum dan sesudah tanpa perlakuan

 Untuk melihat perbedaan kadar glukosa darah kelompok


eksperimen setelah mengkonsumsi ekstrak rebusan kayu
manis dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan
intervensi dilakukan uji Independent sample t Test.
Lanjutan

• Derajat kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini adalah 0,05.
Hasil uji statistik didapatkan p value < α (0,05), maka dapat
dikatakan ekstrak rebusan kayu manis berpengaruh terhadap
kadar gluksa darah pada penderita DM tipe II. Hasil uji statistik
didapatkan p value > α (0,05), maka dapat dikatakan ekstrak
rebusan kayu manis tidak ada pengaruh terhadap kadar glukosa
darah pada penderita DM tipe II.
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu Responden Penelitian

Di Puskesmas Harapan Raya

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan

Universitas Riau Pekanbaru.

Nama : R. Meida Wanti

NIM : 1711165786

Alamat : Jl. Gabus No. 47. Tengkerang Barat, Marpoyan Damai, Pekanbaru

Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Seduhan Rebusan Kayu Manis Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2”. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi Bapak/Ibu responden.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tida k ada

paksaan atau ancaman apapun bagi Bapak/Ibu.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui dan bersedia menjadi responden, maka dengan ini

saya mohon kesediannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab

pertanyaan yang disertakan dalam surat ini. Atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, ..................................2018

Peneliti
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama inisial :

Usia :

Jenis kelamin :

Setelah mendapat penjelasan yang diberikan oleh peneliti, saya bersedia untuk

berpartisipasi sebagai respondenpenelitian dengan judul “Pengaruh Seduhan Rebusan

Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) pada Penderita DM Tipe II”.

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden tanpa paksaan atau

ancaman dari pihak manapun.

Pekanbaru,...................................2018

(.....................................................)
Thank you for
your attention! 
R. MEIDA WANTI

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018

Anda mungkin juga menyukai