Oleh :
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada An. K dengan diagnosa medis
Vestibular Neuronitis di Poli THT Rumah Sakit Islam Darus Syifa’ Surabaya.
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui,
Kepala Poli THT RSI Darus Syifa’ CI Poli THT RSI Darus Syifa’
Pembimbing Akademik
Istiroha, S.Kep.Ns.,M.Kep.
NIDN. 0705099004
LAPORAN PENDAHULUAN
VESTIBULAR NEURONITIS
A. PENGERTIAN
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi
berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik
(propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3
sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa
atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan
yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa
ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan
adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban
Tobing. S.M, 2003).
Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian
dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di
sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan
ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan
perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau juga dapat
disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar.
(www.wikipedia.com).
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak naik turun karena
gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002).
B. ETIOLOGI
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan
darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008).
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah
ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
(menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis
C. PATOFISIOLOGI
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere, parese N
VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga tersebut menimbulkan
gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun
virus (otitis media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan
visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf
ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang
menyebabkan terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan
sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan
keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan
yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga akan
keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan darah yang
rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga sehingga dapat
menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi
tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan dapat
menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-beda.
PATHWAY
Vestibuler VERTIGO Non-vestibuler
– Fisiologis: – Cerebeller
Motion sickness hemorrhage
– Vestibular neuronitis – Brainstem ischemic
– Meniere’s Sistem keseimbangan tubuh attacks
(vestibuler) terganggu – Basilar artery migrane
– Posterior fossa
Mengenai N. Pusing, sakit kepala Gg. di SSP atau SST keterbatasan kognitif, Ketidak cocokan Motion sickness
VIII tidak mengenal informasi informasi yg di
sampaikan ke otak
oleh saraf aferen
Peningkatan Peristaltik meningkat Gerakan berulang dirasakan
Spasme saraf/ Gelisah, ansietas
tekanan intra peningkatan oleh otak melaui N.
Proses
kranial intrakranial Optikus, N. Vestibularis, N.
pengolahan
informasi spinovestibuloserebralis
Mual, muntah MK : Kurang
terganggu
pengetahuan (kebutuhan
Penurunan pendengaran Nyeri, sakit belajar) mengenal
Transmisi persepsi Otak tidak bisa
sekunder adanya kepala kondisi dan kebutuhan
Anoreksia ke reseptor mengkoordinasikan ke-3
sumbatan serumen pada pengobatan input dengan baik
proprioception
liang telinga
terganggu
MK : Perubahan MK : Gangguan Disorientasi
nutrisi kurang dari rasa nyaman nyeri Konflik dalam
MK : Gangguan Kegagalan
kebutuhan tubuh akut/kronis koordinasi ke-3 input
persepsi sensori: koordinasi otot
pendengaaran Kesadaran
Sulit mencari posisi menurun
Ketidak teraturan kelebihan
nyaman untuk tidur beban kerja
kerja otot
MK : Resiko
MK : Gangguan tinggi cidera
MK : intoleransi MK : Koping individual
pola tidur
aktivitas tak efektif
D. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-
kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng
(dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah
tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu.
Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,
berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu
yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10
detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita
biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan
gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus
atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan
berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan,
tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan
posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala
dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada
pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak
ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi
oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini
akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Tiba-tiba muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan
(http://perawatyulius.blogspot.com)
E. KOMPLIKASI
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya saraf
VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan
berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering
untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas
dapat menyebabkan kelemahan otot.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Meliputi uji tes keberadaan bakteri
melalui laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan
pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e) Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a) ENG
b) Audiometri dan BAEP
c) Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a) Radiologik dan Imaging
b) EEG, EMG
ASUHAN KEPERAWATAN
VESTIBULAR NEURONITIS
A. PENGKAJIAN
Menurut ardiansyah, (2012) yang harus dikaji pada pasien yang mengalami pnyakit vertigo
adalah :
a. Pengkajian (Anamnesis)
1. Biodata
Pada biodata, bisa diperolah data tentang identitas pasien meliputi nama pasien, tempat
tanggal lahir, alamat, umur pasien, agama.
2. Keluhan pasien
Perawat menanyakan pada pasien tentang tandadan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap
keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada pasien.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien dengan vertigo biasanya pusing yang dirasakan seperti berputar, darah atau
tempat dimana keluhan dirasakan, waktu dimana keluhan dirasakan, time juga
menunjukkan lamanya. Keluhan pusing pada pasien dengan vertigo dirasakan hilang
timbul.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan dengan system persyarafan maupun
penyakit sistemik lainnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit-penyakit keluarga perlu di ketahui terutama yang menular dan merupakan
penyakit turunan.
b. Pemeriksaan Fisik menurut Ardiansya, (2012) adalah :
1. Kesadaran
2. Respirasi : tidak mengalami gangguan
3. Kardiovaskuler : hipotensi, takikardi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian kapiler
lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, kulit mukosa berkeringat (status
syok, nyeri akut)
4. Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, dan nyeri epigastrium .
c. Faktor pencetus
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko jatuh b/d kerusakan keseimbangan (N. VIII)
2) Intoleransi aktivitas b/d tirah baring
3) Resiko kurang nutrisi b/d tidak adekuatnya input makanan
4) Gangguan persepsi pendengaran b/d tinitus
5) Koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak adekuat
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh b/d Kerusakan keseimbangan
Tujuan : Masalah resiko jatuh dapat teratasi.
KH : - Klien dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya
- Klien dapat mengantisipasi resiko terjadinya jatuh
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat energi a. Energi yang besar dapat
yang dimiliki klien memberikan keseimbangan pada
tubuh saat istirahat
b. Berikan terapi b. Salah satu terapi ringan adalah
ringan untuk mempertahankan menggerakan bola mata, jika
kesimbangan sudah terbiasa dilakukan, pusing
akan berkurang.
c. Mengantisipasi dan
c. Ajarkan penggunaan meminimalkan resiko jatuh.
alat-alat alternatif dan atau alat-
alat bantu untuk aktivitas klien. d. Nyeri yang berkurang dapat
d. Berikan health meminimalisasi terjadinya jatuh.
education tentang penyebab
nyeri yg dialami pasien
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti. (2002). Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru.
Lumban Tobing, S.M. 2003. Vertigo Tujuh Keliling. Jakarta : FK UI.
Rahayu, Nira. (2011). Neuronitis Vestibular. (http://niarahayu9.blogspot.com). Online diakses
pada 17 Juli 2012. Pukul 23.50 WIB.
Santosa, Budi. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Alih bahasa.
Jakarta : Prima Medika.
Wilkinson, Judith M.(2007).Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC.
FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
IDENTITAS
Nama : Sdr. K Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 17 tahun Status Marital : Belum Kawin
Agama : Islam Penanggung Jawab : Tn. M
Suku : Jawa Alamat : Perum Permata Regency
Pendidikan : SMA Tgl. MRS : 07/12/2020
Pekerjaan : Pelajar Tgl. Pengkajian : 07/12/2020
Alamat : Perum Permata Regency No. Reg : 340977
Dx. Medis : Vestibular Neuronitis
2. Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan pusing berputar yang timbul mendadak
sejak kemarin, pusing berputar terasa sampai tidak dapat berdiri, pusing dirasa semakin
berat terutama bila kepala bergerak dan membaik jika berbaring. Pasien mengeluh mual
muntah setiap makan dan minum, pasien sudah dibawa ke dokter praktek terdekat dan oleh
dokter disarankan untuk dibawa ke poli THT RSI Darus Syifa’ Surabaya.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07/12/2020 jam 11.30 WIB, pasien mengeluh
pusing berputar, mual, muntah 1x.
P : Pasien mengatakan pusing berputar bila duduk dan berdiri
Q : Pusing yang dirasakan seperti diremas-remas
R : Pasien mengatakan kepala pusing
S : Skala nyeri 5
T : Pusing dirasakan ± 1 jam terus-menerus, pusing semakin berat terutama bila kepala
bergerak.
3. Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit
seperti ini sebelumnya.
4. Penyakit yang pernah diderita keluarga : Keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik sedang √ lemah
2. Kesadaran :
√ compos mentis sopor somnolent coma lain-lain :
Tanda Vital :
Tensi : 128/74 mmHg Nadi: 90 x/menit Suhu: 36,2°C Pernafasan : 20 x/menit
3. Pola nafas :
Irama : √ teratur tidak teratur
Jenis : dispnoe kussmaul ceyne stokes lain-lain :
Suara nafas : √ vesikuler stridor wheezing ronchi
lain-lain : .........
Sesak nafas : ya √ tidak
Batuk : ya √ tidak Jelaskan : ................................
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Kardiovaskuler :
Irama Jantung : √ reguler irreguler S1/S2 tunggal : √ ya tidak
Nyeri dada : ya √ tidak
Bunyi jantung : √ normal murmur gallop lain-lain :
CRT : √ < 3 detik > 3 detik
Akral : √ hangat panas dingin basah dingin kering
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Persyarafan :
GCS : 15 Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Reflek fisiologis: √ patella √ triceps √ biceps lain-lain :
Reflek patologis: babinsky budzinsky kernig lain-lain :
Istirahat/tidur : 8 jam/hari
Gangguan tidur : ada √ tidak Jenis: .................
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Penginderaan :
a. Mata
Gerakan mata √ normal tidak , Jelaskan………
Bentuk mata √ normal tidak , Jelaskan………
Pupil: √ isokor anisokor lain-lain: Palpebra: cekung tidak
Konjungtiva: √ anemis tidak
Sklera: ikterus √ tidak
Lensa : keruh √ tidak
Visus ka/ki 20/20
Gangguan penglihatan: ya √ tidak
Alat bantu ya √ tidak
Lain-lain:
b. Telinga
Bentuk telinga √ normal tidak , Jelaskan………
Gangguan pendengaran: ya √ tidak Jelaskan :...........
Alat bantu : ya √ tidak
Lain-lain: Penala test: rinne test positif pada kedua telinga
Webber test: tidak ada lateralisasi
Schwabach test: sama dengan pemeriksa
c. Hidung
Bentuk: √ normal tidak Jelaskan :...........
Gangguan penciuman: ya √ tidak Jelaskan :...........
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Perkemihan :
Kebersihan : √ bersih kotor
Urine : Jumlah: ±1500 cc/hari Warna : Kuning jernih Bau : Amoniak
Alat bantu (kateter): ya √ tidak
Kandung kemih : membesar ya √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak
Gangguan : anuria oliguria retensi inkontinensia
nocturia lain-lain :
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8. Pencernaan :
Nafsu makan: baik √ menurun
Porsi makan: habis √ tidak Jelaskan: Saat sakit pasien hanya makan
3-4 sendok, mual, muntah 1x
Minum: jumlah: ±1500 cc/hari jenis minuman: Air putih dan teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ bersih kotor berbau
Mukosa: lembab √ kering stomatitis
Tenggorokan: sakit menelan/ nyeri telan kesulitan menelan
pembesaran tonsil lain-lain : tidak ada
Abdomen
Perut: √ tegang kembung ascites nyeri tekan, lokasi: -
Peristaltik: 16 x/menit
Pembesaran hepar: ya √ tidak Jelaskan:............
Pembesaran lien: ya √ tidak Jelaskan:............
BAB: 1x/hari Teratur √ ya tidak Lain-lain:
Konsistensi: Lembek Bau: Khas Warna: Kuning
Masalah Keperawatan: Resiko defisit nutrisi
10. Endokrin :
Pembesaran tyroid: ya √ tidak
Pembesaran limfe: ya √ tidak
Hiperglikemia: ya √ tidak Hipoglikemia: ya √ tidak
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
(Tgl. 07/12/2020)
Penala test: rinne test positif pada kedua telinga
Webber test: tidak ada lateralisasi
Schwabach test: sama dengan pemeriksa
Surabaya, 07/12/2020
Pengambil data,
Senin, Defisit nutrisi b/d mual muntah 12.00 1. Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang S : Pasien mengatakan mual, muntah 1x,
07/12/2020 dan tidak adekuatnya input adekuat untuk penyembuhan penyakit tidak nafsu makan
makanan 2. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering O : - K/U lemah
- Pasien makan hanya 3-4 sendok
3. Menganjurkan untuk menyajikan menu makan
- Pasien muntah 1x
dalam porsi hangat A : Masalah belum teratasi
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian P : Intervensi dilanjutkan
terapi
- Ondansetron 1x1 tab p/o