TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi
Rinitis alergi adalah penyakit simtomatis pada membran mukus hidung akibat inflamasi yang
dimediasi oleh IgE pada lapisan membran yang diinduksi oleh paparan alergen, 3 gejala utamanya
antara lain bersin – bersin, hidung tersumbat dan keluarnya sekret hidung. Selain itu juga terdapat
gejala hidung gatal dan gejala – gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 jam sehari dalam dua hari
berurutan atau lebih. Rinitis alergi merupakan manifestasi penyakit alergi tipe I yang paling sering
ditemui di masyarakat, jika tidak mendapatkan penanganan dapat terjadi komplikasi berupa asma,
rinosinusitis, konjungtivitis alergi, polip hidung, otitis media dengan efusi, dan maloklusi gigi
WHO Iniative ARIA 2005 (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma).
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi
yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu
mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von Pirquet, 2007).
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah
kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
a. Medikamentosa-Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H-1, yang bekerja secara inhibitor
komppetitif pada reseptor H-1 sel target, dan merupakan preparat farmakologik yang paling sering
dipakai sebagai inti pertama pengobatan rinitis alergi. Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa
kombinasi dengan dekongestan secara peroral. Antihistamin dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan antihistamin generasi-1 (klasik) dan generasi -2 (non sedatif). Antihistamin generasi-1
bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar darah otak (mempunyai efek pada SSP) dan
plasenta serta mempunyai efek kolinergik. Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik
alfa dipakai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau
tropikal. Namun pemakaian secara tropikal hanya boleh untuk beberapa hari saja untuk
menghindari terjadinya rinitis medikamentosa. Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala trauma
sumbatan hidung akibat respons fase lambat berhasil diatasi dengan obat lain. Yang sering dipakai
adalah kortikosteroid tropikal (beklometosa, budesonid, flusolid, flutikason, mometasonfuroat dan
triamsinolon). Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida, bermanfaat untuk
mengatasi rinore, karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik permukaan sel efektor (Mulyarjo,
2006).
b. Operatif - Tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dipikirkan bila konka inferior
hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25 % atau
troklor asetat (Roland, McCluggage, Sciinneider, 2001).
c. Imunoterapi - Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi
membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung
lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan (Mulyarjo, 2006).
1.9 WOC
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
2.1 Pengkajian
2.1.1 Anamnesis
Anamnesis sangat penting, karena sering kali serangan tidak terjadi dihadapan pemeriksa.
Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. Gejala rinitis alergi yang khas ialah
terdapatnya serangan bersin berulang. Gejala lain ialah keluar hingus (rinore) yang encer dan
banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air
mata keluar (lakrimasi). Kadang-kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama
atau satu-satunya gejala yang diutarakan oleh pasien (Irawati, Kasakayan, Rusmono, 2008). Perlu
ditanyakan pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor
predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon
terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Rinitis alergi dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali setiap
serangan, hidung dan mata gatal, ingus encer lebih dari satu jam, hidung tersumbat, dan mata
merah serta berair maka dinyatakan positif (Rusmono, Kasakayan, 2008).
a. Data dasarAdapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
1. Identitas klienIdentitas klien meliputi nama, umur (Rhinitis akut menyerang padasemua usia
tidak terkecuali), jenis kelamin (Rhinitis akut menyerangpada semua orang tidak terkecuali),
suku bangsa, agama, pendidikan,pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnose
medis.
2. Riwayat kesehatan sekarang Meliputi keluhan utama pasien dengan Rhinitis Akut
biasanyadatang dengan keluhan flu (influenza).
3. Riwayat kesehatan masa laluKlien mengatakan tidak punya penyakit yang lain.
4. Riwayat kesehatan keluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang alergi
terhadap apapun.
b. Pemeriksaan fisik yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kuadran
epigastrik.
1. B1 (breath) : Takhipnea.
2. B2 (blood) : Warna kulit
pucat.
3. B3 (brain) : Sakit kepala,
kelemahan, kesadara
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
Pada muka biasanya didapatkan garis Dennie-Morgan dan allergic shinner, yaitu bayangan
gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung (Irawati, 2002).
Selain itu, dapat ditemukan juga allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi
bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung
tangan (allergic salute). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna
pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya
kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu,
dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti
sinusitis dan otitis media (Irawati, 2002).
1) Keadaan umum
3) B2 (Blood) : Inspeksi tidak ada iktus jantung, palpasi nadi meningkat, iktus teraba,
auskultasi suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur.
4) B3 (Brain) : Kepala, leher, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan faring
5) B4 (Bladder) : Kaji urine yang meliputi warna, jumah dan karakteristik urine, termasuk
berat jenis urine. Tetapi biasanya tidak mengalami gangguan.
6) B5 (Bowel) : Inspeksi abdomen bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi turgor
kulit baik, tidak ada defans muskular dan hepar teraba. Perkusi suara timpani ada
pantulan gelombang cairan. Auskultasi peristaltik usus normal kurang lebih 20x/menit.
7) B6 (Bone) : Adanya fraktur kruris akan mengalami secara lokal, baik fungsi motorik,
2.3 Intervensi
1. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan
medis
Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang
Kriteria : Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya. Klien mengetahui
dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Berikan kenyamanan dan ketentamanpada klien :
– Temani klien
– Perlihatkan rasa empati (datang dengan menyentuh klien)
3. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta
gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti
4. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :
– Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang
– Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
5. Observasi tanda-tanda vital.
6. Bila perlu, kolaborasi dengan tim medis :
– Menentukan tindakan selanjutnya
– Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan
– Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut
sehingga klien lebih kooperatif
– Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.
– Mengetahui perkembangan klien secara dini.
– Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien
2.4 Implementasi
Melaksanakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana.Pelaksanaannya
mengacu pada rencana tindakan yang telah dirumuskan, selama melaksanakan tindakan perawat
menilai efektivitas tindakan keperawatan dan respon pasien, juga mencatat dan melaporkan
tindakan perawatan yang diberikan serta mencatat reaksi pasien yang timbul (Doenges.(2013).
Hal :426-880).
1. Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan
prognosis kesehatan
2. Mengatur kelembapan ruangan untuk mencegah pertumbuhan jamur
3. Menjauhkan hewan berbulu dari pasien alergi, namun hal ini sering tidak dipatuhi terutama
oleh pecinta binatang
4. Membersihkan kasur secara rutin
FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
IDENTITAS
2. Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan hidung tersumbat sejak 7/12/20 lalu, nafas
tidak lega dan sering bersih-bersin. Pasien juga susah tidur saat malam hari karena merasa susah
saat bernafas kemudian tgl 8/12/20 pasien berobat ke poli THT RSI Darus Syifa. Saat di kaji suara
pasien terdengar parau.
3. Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit
yang sama, terutama setiap pergantian cuaca dari kemarau ke musim hujan. Pasien memiliki alergi
pada cuaca yang dingin/ekstrem.
4. Penyakit yang pernah diderita keluarga : Keluarga tidak ada yang pernah menderita
penyakit seperti pasien tetapi ibu pasien juga memiliki riwayat alergi yaitu alergi debu.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : baik sedang lemah
2. Kesadaran :
compos mentis sopor somnolent coma lain-lain :
Tanda Vital :
Tensi : 120/80 Nadi: 80x/mnt Suhu: 36,8 Pernafasan :20x/mnt
3. Pola nafas :
Irama : teratur tidak teratur
Jenis : dispnoe kussmaul ceyne stokes lain-lain : normal
Suara nafas : vesikuler stridor wheezing ronchi lain-lain : -
Sesak nafas : ya tidak
Batuk : ya tidak Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada
4. Kardiovaskuler :
Irama Jantung : reguler irreguler S1/S2 tunggal : ya tidak
Nyeri dada : ya tidak
Bunyi jantung : normal murmur gallop lain-lain : -
CRT : < 3 detik > 3 detik
Akral : hangat panas dingin basah dingin kering
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Persyarafan :
GCS : 456 Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Reflek fisiologis: patella triceps biceps lain-lain :
Reflek patologis: babinsky budzinsky kernig lain-lain :
Istirahat/tidur : 4 jam/hari
Gangguan tidur : ada tidak Jenis: saat malam hari pasien sering terbangun karena
hidung tersumbat dan susah nafas. Saat tersumbat pasien nafas melalui mulut
Masalah Keperawatan : Gangguan pola tidur
6. Penginderaan :
a. Mata
Gerakan mata normal tidak , Jelaskan -
Bentuk mata normal tidak , Jelaskan -
Pupil: isokor anisokor lain-lain: Palpebra: cekung tidak
Konjungtiva: anemis tidak
Sklera: ikterus tidak
Lensa : keruh tidak
Visus ka/ki 6/9 6/9
Gangguan penglihatan: ya tidak
Alat bantu ya tidak
Lain-lain:
b. Telinga
Bentuk telinga normal tidak , Jelaskan -
Gangguan pendengaran: ya tidak Jelaskan : -
Alat bantu : ya tidak
Lain-lain: normal
c. Hidung
Bentuk: normal tidak Jelaskan : -
Gangguan penciuman: ya tidak Jelaskan : -
Lain-lain: hidung tersumbat, terdapat penumpukan secret
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif
7. Perkemihan :
Kebersihan : bersih kotor
Urine : baik Jumlah: 1500 cc/hari Warna : kuning jernih Bau : khas
Alat bantu (kateter): ya tidak
Kandung kemih : membesar ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
Gangguan : anuria oliguria retensi inkontinensia
nocturia lain-lain : normal
Masalah Keperawatan: tidak ada
8. Pencernaan :
Nafsu makan: baik menurun
Porsi makan: habis tidak Jelaskan: pasien makan 3x/hari
Minum: baik jumlah: 2000 cc/hari jenis minuman: susu, air, teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: bersih kotor berbau
Mukosa: lembab kering stomatitis
Tenggorokan: sakit menelan/ nyeri telan kesulitan menelan
pembesaran tonsil lain-lain : normal
Abdomen
Perut: tegang kembung ascites nyeri tekan, lokasi:
Peristaltik: 18 x/menit
Pembesaran hepar: ya tidak Jelaskan: -
Pembesaran lien: ya tidak Jelaskan: -
BAB: 1x/hari Teratur ya tidak Lain-lain: normal
Konsistensi: lembek Bau: khas Warna: kecoklatan
Masalah Keperawatan: tidak ada
ANALISIS DATA
- Sekret berlebih
- Suara parau
- TD : 120/80 N : 80x/mnt Penumpukan secret
- Suhu : 36,8 RR : 20x/