OLEH :
DWI LIA DAYANTI
NIM : 2020090013
.......................,......................................
Ners
___________________________
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Mengetahui
KEPALA RUANGAN
Sriatun Amd.Kep
NPP: 03.031.06.99
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Tonsillitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada
tonsil atau amandel (Reeves, 2001).
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang terjadi karena virus,
bakteri, atau jamur (Black, 2006).
Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan
dari jaringan tonsil dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati dan
bakteri patogen dalam kripta (Derricson, 2009).
Macam-macam tonsillitis menurut Reeves (2001) :
1. Tonsillitis Akut
Dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Tonsilitis Viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri
tenggorokan
Penyebab paling tersering adalah virus
Epstein Barr. b. Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A
stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept
throat,pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus
piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang
mulai mati.
2. Tonsilitis
membranosa
a. Tonsilitis
Difteri
Penyebab yaitu oleh kuman coryne bacterium diphteriae, kuman
yang termasuk gram positif dan hidung disalurkan napas bagian
atas yaitu hidung, faring dan laring.
b. Tonsilitis Septik
Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu
sapi seningga menimbulkan epidemi. Oleh karena itu di Indonesia
susu sapi dimasak dulu dengan cara paste urisasi sebelum di
minum maka penyakit ini jarang di temukan.
c. Angina plout Vincent
Penyebab penayakit ini adalah bakteri spinachaeta atau triponema
yang didapatkan pada penderita dengan hygiene mulut yang
kurang dan difiensi vitamin C. Gejala berupa demam samapai 39°
C, nyeri kepala, badan lemah dan kadang gangguan pencernaan.
Tonsil terbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing – masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam yang meluas ke jaringan
tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh fosa tonsil, daerah kosong di atasnya
dikenal sebagai
fosa supratonsilaris. Bagian luar tonsil terikat longgar pada mushulus
kontriktor faring superior, sehingga tertekan setiap kali makan.
Walaupun tonsil terletak di orofaring karena perkembangan yang
berlebih tonsil dapat meluas kearah nasofaring sehingga dapat menimbulkan
insufiensi velofaring atau obstruksi hidung, walau jarang di temukan. Arah
perkembangan tonsil tersering adalah kearah hipofaring, sehingga sering
menyebabkan terganggunya saat tidur karena gangguan pada jalan nafas. Secara
mikroskopik mengandung 3 unsur utama:
1. Jaringan ikat / trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf.
2. Jaringan interfolikuler yang terjadi jaringan limfoid dalam berbagai stadium.
Abses peri tonsil terjadi setalah serangan akut tonsilitis. Kira-kira
seminggu setelah permulaan sakit, penderita mulai merasa tidak sehat dan
demam, serta disfagia timbul kembali. Gejala karakteristik abses peri tonsil ialah
adanya trimus, tanpa gejala ini diagnosis abses peri tonsil mungkin salah.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang terdapat
pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak lahirkan dan
mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh setelah imunitas
“warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh. Tonsil dan adenoid
merupakan organ imunitas utama. Sistem imunitas ada 2 macam yaitu imunitas
seluler dan humoral. Imunitas seluler bekerja dengan membuat sel (limfoid T)
yang dapat “memakan“ kuman dan virus serta membunuhnya. Sedangakan
imunitas humoral bekerja karena adanya sel (limfoid B) yang dapat
menghasilkan zat immunoglobulin yang dapat membunuh kuman dan virus.
Kuman yang “dimakan” oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak
mati dan tetap bersarang disana serta menyebabklan infeksi amandel yang kronis
dan berulang (Tonsilitis kronis). Infeksi yang berulan ini akan menyebabkan
tonsil dan adenoid “bekerja terus “ dengan memproduksi sel-sel imun yang
banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat
melebihi ukuran yang normal. Tonsil dan adenoid yang demikian sering
dikenal sebagai amandel yang dapat menjadi sumber infeksi
1.3 Etiologi
Penyebab utama tonsilitis adalah kuman golongan streptokokus
(streptokus α streptokokus ß hemolycitus, viridians dan pyogeneses),
penyebab yang lain yaitu infeksi virus influenza, serta herpes (Nanda,
2008). Infeksi ini terjadi pada hidung / faring menyebar melalui sistem
limpa ke tonsil hiperthropi yang disebabkan oleh infeksi bisa
menyebabkan tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar
masuk udara. 50% bakteri merupakan penyebabnya. Tonsil bisa
dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
meradang, dan juga menyebabkan tonsilitis (Reeves, 2001).
1.4. Patofisiologi
Bakteri atau virus menginfeksi pada lapisan epitel. Bila epitel
terkikis, maka jaringan limpofid superficial menandakan reaksi, terdapat
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonukuler.
Proses ini secara klinis tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak
kuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri
dan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadi
pembengkakan atau pembesaran tonsil ini, nyeri menelan, disfalgia.
Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi uvula dapat menyebabkan
kesulitan bernafas.
Apabila kedua tonsil bertamu pada garis tengah yang disebut
kidding tonsil dapat terjadi penyumbatan pengaliran udara dan makana.
Komplikasi yang sering terjadi akibat disflagia dan nyeri saat menelan,
klien akan mengalami malnutrisi yang ditandai dengan gangguan tumbuh
kembang, malaise, mudah mengantuk. Pembesaran adenoid mungkin
dapat menghambat ruang samping belakang hidung yang membuat
kerusakan lewat udara dari hidung ke tenggorokan, sehingga akan
bernafas melalui mulut. Bila bernafas terus lewat mulut maka mukosa
membarne dari orofaring menjadi kering dan teriritasi, adenoid yang
mendekati tuba eustachus dapat meyumbat saluran mengakibatkan
berkembangnya otitis media (Nanda, 2008)
1.5 Manifestasi Klinik
1. Gejala tonsilitis antara lain : sakit tenggorokan, demam, dan
kesulitandalam menela.
2. Gejala tonsilitis akut : gejala tonsilitis akut biasanya disertai rasa
gatal / kering ditenggorokan, lesu, nyeri sendi, anoreksia, suara serak,
tonsil membangkak.
3. Di mulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga parah, sakit
menekan terkadang muntah. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan
kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil.
4. Gambaran tonsilitis kronis : nyeri telan, bahkan dapat menginfeksi
telinga bagian tengah, misal proses berjalannya kronis, tingkat
rendahnya yang pada akhirnya menyebabkan ketulian permanen
(Baughman, 2002).
1.6 Komplikasi
Faringitis merupakn komplikasi tonsilitis yang paling banyak
didapat. Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab
tonsilitisnya adalah kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
1. Abses pertosil
2. Mastoiditis akut
3. Otitis media akut
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. rhinitis
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum menurut Soepardi, 2001:
1. Menjaga hygiene mulut
2. Pemberian antibiotik (penicillin)
3. Vit. C & B kompleks
4. Obat kumur
Bakteri (dlm udara & makanan) Virus (dlm udara & makanan)
Epitel terkikis
Kurang pengetahuan Darah disaluran nafas Resiko perub. Nutrisi kurang dari kebutuhan
2.1 Pengkajian
Pengkajian fokus pada pasien tonsilitis :
1. Wawancara :
a. Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya
b. Kapan gejala itu muncul
c. Apakah mempunyai kebiasaan merokok
d. Bagaimana pola makan
e. Apakah rajin membersihkan mulut
2. Pengkajian pola :
a. Data dasar pengkajian :
Intergritas ego
Gejala : perasaan takut, khawatir bila pembedahan mempengaruhi
kemampuan kerja.
Tanda : ansietas, depresi, menolak.
b. Makanan cair
Gejala : kesulitan menelan
Tanda : kesulitan menelan, tersedak.
c. Nyeri / keamanan
Gejala : sakit tenggorokan kronis. Tanda : gelisah, perilaku berhati- hati.
d. Pernafasan
Gejala : riwayat merokok, bekerja dengan serbuk kayu (Charlene J.
Reeves, 2001).
Pemeriksaan Penunjang :
1. Usap tonsilar dikultur untuk menentukan adanya infeksi bakteri. Usapan bias
teenggorokan, hidung.
2. Biopsy dilakukan pada semua kasus dengan pembesaran tonsil unuilateral.
3. Pemeriksaan darah lengkap.
Leukosit : 11.20H
Hemoglobin : 11.90 g/dl
Trombosit : 314
4. Radiologi.
5. Thorak.
2. Post Operasi :
a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
yang berlebihan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan
cairan terpenuhi.
Kriteria hasil : Kekurangan volume cairan dapat teratasi dapat
ditandai dengan tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor
kulit baik.
Intervensi dan rasional :
1) I : Ukur dan catat jumlah darah.
R : Potensial kekurangan cairan, khususnya bila tidak
ada tambahan cairan.
2) I : Awasi tanda vital bandingkan dengan hasil normal
R : Perubahan tanda vital dan nadi dapat digunakan
untuk perkiraan kehilangan darah.
3) I : Catat respon fisiologi individual pasien
terhadap pendarahan
R : Memburuknya gejala dapat menunjukkan
berlanjutnya perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian
cairan.
4) I : Awasi batuk karena akan mengiritasi luka dan
menambah perdarahan.
5) R : Aktivitas batuk dapat meningkatkan tekanan intra abdomen
IDENTITAS
Nama : Ny S Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 29 tahun Status Marital :
Agama : Islam Penanggung Jawab : Tn M
Suku : Jawa Alamat : Wonokoyo-Menganti
Pendidikan : Diploma Tgl MRS : 7-12-2020
Pekerjaan : Karyawan Tgl. Pengkajian: 7-12-2020
Alamat : Wonokoyo-Menganti No. Reg : 185116
Dx. Medis : Tonsilitis
2. Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan nyeri tenggorokan selama 2 minggu,
nyeri semakin hebat bila pasien makan dan minum, Batuk pilek sudah sembuh 3 hari
yang lalu ,pada waktu di poli pasien sudah tidak ada batuk dan pilek . Nafsu makan
pasien menurun karena nyeri tenggorokan terutama saat menelan . Pasien sudah
berobat ke puskemas terdekat dan disarankan ke dokter spesialis THT di RSI Darus
Syifa’.
3. Penyakit yang pernah diderita: Pasien mengatakan pernah sakit tonsillitis waktu SD
4. Penyakit yang pernah diderita keluarga : Keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang di derita pasien
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : √ baik sedang lemah
2. Kesadaran :
√ compos mentis sopor somnolent coma lain-lain :
Tanda Vital :
Tensi : 104/66 Mmhg Nadi: 92x/mnt Suhu: 36,7°c Pernafasan : 20x/mnt
3. Pola nafas :
Irama : √ teratur tidak teratur
Jenis : dispnoe kussmaul ceyne stokes lain-lain :
Suara nafas : √ vesikuler stridor wheezing ronchi
lain-lain : .........
Sesak nafas : ya √ tidak
Batuk : ya √ tidak Jelaskan : ........................
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Kardiovaskuler :
Irama Jantung : √ reguler irreguler S1/S2 tunggal : √ya tidak
Nyeri dada : ya √ tidak
Bunyi jantung : √ normal murmur gallop lain-lain :
CRT : √ < 3 detik > 3 detik
Akral : √ hangat panas dingin basah dingin kering
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Persyarafan :
GCS : 15 Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Reflek fisiologis: patella triceps biceps √ lain-lain : tidak terkaji
Reflek patologis: babinsky budzinsky kernig √ lain-lain : tidak terkaji
Istirahat/tidur : 6-8 jam/hari
Gangguan tidur : ada √ tidak Jenis: .................
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Penginderaan :
a. Mata
Gerakan mata √ normal tidak , Jelaskan………
Bentuk mata √ normal tidak , Jelaskan………
Pupil: √ isokor anisokor lain-lain: Palpebra: cekung tidak
Konjungtiva: anemis √ tidak
Sklera: ikterus √tidak
Lensa : keruh √ tidak
Visus ka/ki
Gangguan penglihatan: ya √ tidak
Alat bantu ya √ tidak
Lain-lain:
b. Telinga
Bentuk telinga √ normal tidak , Jelaskan………
Gangguan pendengaran: ya √ tidak Jelaskan :...........
Alat bantu : ya √ tidak
Lain-lain:
c. Hidung
Bentuk: √ normal tidak Jelaskan :...........
Gangguan penciuman: ya √ tidak Jelaskan :...........
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Perkemihan :
Kebersihan : √ bersih kotor
Urine : Spontan Jumlah: 7-8x/hari Warna : Kuning jernih Bau : Amoniak
Alat bantu (kateter): ya √ tidak
Kandung kemih : membesar ya √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak
Gangguan : anuria oliguria retensi inkontinensia
nocturia √ lain-lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8. Pencernaan :
Nafsu makan: baik √ menurun
Porsi makan: habis √tidak Jelaskan: Nasi
Minum: jumlah: 1500 cc/hari jenis minuman: Air putih dan teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ bersih kotor berbau
Mukosa: √ lembab kering stomatitis
Tenggorokan: √ sakit menelan/ nyeri telan kesulitan menelan
√ pembesaran tonsil lain-lain : -
Abdomen
Perut: √ tegang kembung ascites nyeri tekan, lokasi: -
Peristaltik:18 x/menit
Pembesaran hepar: ya √ tidak Jelaskan:............
Pembesaran lien: ya √ tidak Jelaskan:............
BAB: 1x/hari Teratur √ ya tidak Lain-lain:
Konsistensi: Lembek Bau: Khas Warna: Kuning
Masalah Keperawatan: Nyeri akut b/d pembengkakan jarigan tonsil
Resiko deficit nutrisi b/d anorexia
5 5
10. Endokrin :
Pembesaran tyroid: ya √ tidak
Pembesaran limfe: ya √ tidak
Hiperglikemia: ya √ tidak Hipoglikemia: ya√ tidak
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
Tgl 7-12-2020
Hb : 10,2 gr/dl
Leukosit : 13900 Rapid Tes : Non reaktif
PCV :26,9%
Trombosit : 325000
GDA 94
v
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny S Ruang : Poli THT
Umur : 29 tahun No. RM : 185116
Dx. Medis : Tonsilitis
Dwi
Lia