b. BAK
- Frekwensi : 5 -6 x / hari
- Jumlah : ± 1200 cc
- Warna / kejernihan : Kuning jernih
- Bau : Khas urine
- Darah : Tidak ada
B. Selama dirawat
a. BAB
- Freekwensi : Selama dirawat klien belum pernah BAB
- Warna : -
- Konsistensi : -
- Bau : -
- Lendir : -
- Darah : -
- Obat pencahar : -
- Kolostomy : -
b. BAK ( Terpasang DC )
- Frekwensi : Tidak bisa sihitung, karena terpasang DC
- Jumlah : ± 1500 cc / hari
- Warna / kejernihan : Kuning jernih
- Bau : Khas urine
- Darah : Tidak ada
6. Persepsi
- Hal yang difikirkan saat ini : Ingin cepat sembuh
- Harapan setelah menjalani keperawatan : Ingin bisa bekerja lagi
- Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Tidak bisa bekerja berat lagi
d. Komunikasi
Klien mampu bicara dengan jelas, relevan, mampu mengekspresikan, menger
ti orang lain dan mau berinteraksi dengan orang lain
c. Kepala
- Bentuk kepala : Simetris
- Ada luka / tidak : Tidak
- Warna rambut : Hitam dan ada sedikit uban
- Kebersihan : Bersih
- Bau : Tidak bau
d. Muka
- Bentuk muka : Simetris kiri dan kanan
- Sensasi terhadap panas / dingin : Mampu merasakan sensasi panas dan dingin
e. Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris kiri / kanan
- Kelopak mata / palpebra : Tidak ada pembengkakan
- Konjungtiva dan sklera : Merah jambu dan tidak ikterik
- Pupil : Sama besar, bereaksi terhadap
cahaya - Kornea dan iris : Normal
- Ketajamam penglihatan / visus : Normal
- Tekanan bola mata : Normal
f. Hi dung
- Simetris kiri dan kanan : Simetris kiri dan kanan
- Penciuman normal ki / ka : Normal kiri dan kanan, dibuktikan klien bisa
membedakan bau-bauan
- Cuping hidung : Pernafasan cuping hidung tidak ada
g.Telinga
- Bentuk telinga : Simetris kiri dan kanan
- Ketajaman pendengaran : Normal, terbukti klien mampu mendengar dari
jarak jauh
- Kotoran telinga : Tidak ada
h. Mulut
- Bentuk mulut : Simetris
- Keadaan gusi dan gigi : Ada caries digigi geraham
atas - Keadaan bibir : Baik
- Keadaan lidah : Sedikit kotor
- Kebersihan : Bersih
- Tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
- Mukosa : Kering
i. Kulit
- Warna kulit : Tidak anemis dan tidak icterik
- Turgor : Baik
l. Leher
- Kaku kuduk / tidak : Tidak terdapat kaku kuduk
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
k.Dada / thorak
1. Inspeksi
- Bentuk dada : Simetris kiri dan kanan
- Pola nafas : Teratur, expansi kedua paru maximal
2. Palpasi
Palpasi getaran suara ( vokal fremitus ): Teraba getaran suara pada kedua lapangan
paru
3. Perkusi : Sonor
4. Auskultasi :
- Suara nafas : Vesikuler, tidak terdengar ronchi, wheezing dan
stredor
- Suara ucapan : Suara ucapan terdengar dengan jelas pada kedua
paru
- Suara tambahan : Tidak terdengar suara tambahan
l. Jantung
1. Inspek si dan palpasi : Tidak terlihat ictus cordis dan tidak teraba ictus
Cordis
2. Perkusi :
- Batas- batas jantung : Tidak dikaji
3. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Terdengar jelas
- Bunyi jantung II : Terdengar jelas
- Bunyi jantung tambahan : Tidak terdapat bunyi jantung tambahan
m. Abdomen
1. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Bentuk perut datar / tidak membuncit
- Benjolan / massa : Tidak terlihat adanya pembesaran abdomen atau
benjolan / massa
- Bayangan pembuluh darah : Tidak terlihat adanya bayangan pembuluh darah
2. Auskultasi
- Bising usus : Bising usus tidak terdengar
3. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Nyeri tekan pada daerah operasi
- Benjolan / massa : Tidak teraba adanya benjolan / massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak teraba adanya tanda-tanda ascites
- Hepar : Tidak teraba pembesaran hepar / hepatomegali
- Lien : Tidak teraba pembesaran lien / limpa
4. Perkusi
- Suara abdomen : Suara timpani
n. Ekstremitas
1. Kesimetrisan otot : Ekstremitas atas simetris, ekstremitas bawah simetr
2. Pomeriksaan edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah
3. Kekuatan otot : ( 5 ) dapat bergerak dengan kekuatan penuh ( maksimal )
4. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : Tidak dijumpai kelainan
pada ekstremitas dan tidak ada kelainan pada kuku.
o. Neurologi
1. Tingkat kesadaran : Kesadaran compos mentis, GCS 15 E4 M6 V5
2. Syaraf otak ( N I s/d N XII ) : Tidak dijumpai adanya kelainan pada pemeriksaan
fungsi N I s/d N XII
3. Fungsi motorik : Klien mampu menjalankan semua aktifitas, tidak
tremor gerakan-gerakan tubuh teratur
4. Fungsi sensorik : Klien mampu merespon / mengenali sensasi sentuhan,
sensasi panas dan dingin
5. Reflek : Reflek patela ( + ) Babinski ( + )
ANALISA DATA
DO
Klien meringis kesakitan
Klien gelisah
Luka operasi tertutup rapat
IN : TD : 130/90 mmHg
N : 100 x/i
S : 36 °c
RR : 32 x/i
DS
2 Klien mengatakan kapan Pembatasan pasca Resti kekurangan
dia bisa makan dan minum opersi. volume cairan.
Klien mengatakan
badannya sangat lemah
DO
Lemah
Bibis os kering
Turgor kulit jelek
Os puasa
Bising usus tidak ada
INTERVENSI
4. Pertahankan puasa4. Menurunkan
pengisapan NGR ketidaknyamanan pada
pada awal. peristaltik usus dini
dan iritasi gasger /
muntah.
6. Menghilangkan nyari
6. Berikan analgesik mempermudah
sesuai indikasi. kerjasama dengan
intervensi terapi lain.
7. Dapat
7. Kaji tanda-tanda mengindikasikan rasa
vital. sakit otot dan ketidak
nyamanan.
1. Tanda yang
1. Awasi TTV. membantu
mengindentifikasi
fluktuasi volume
2 Tujuan : intravaskuler.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2 x 24 jam 2. Indikator
keseimbangan cairan dapat2. Lihat membran keadekuatan sirkulasi
dipertimbangkan. mukosa ; kaji turgor perifer dan hidrasi
kulir dan pengisian selululer.
Kriteria hasil kapiler.
Membran mokosa 3. Penurunan haluaran
lembab. 3. Awasi masukan urine pekat dengan
Turgor kulit baik dan haluaran ; catat peningkatan berat jenis
Haluan urine adekuat. warna urine / di duga dehidrasi /
TTV dalam batas normal. consentrasi, berat kebutuhan
TD : 120/80 mmHg jenis. peningkatan cairan.
N : 80 x/i
RR : 20 x/i 4. Indikator kembalinya
S : 36°c peristaltik, kesiapan
4. Auskultasi bising untuk pemasukan
usus. Catat peroral.
kelancaran flatus,
gerakan usus. 5. Menurunkan iritasi
gaster muntah untuk
meminimalkan
5. berikan sejumlah kehilangan cairan.
kecil minuman jernih
bila pemasukan
peroral dimulai, dan
lanjutkan dengan
diet sesuai teloransi.
6. Dehidrasi
6. Berikan perawatan mengakibatkanbibir
mulut sering dengan dan mulut kering dan
perhatian khusus pecah-pecah.
pada perlindungan
bibir.
7. Selang NGT biasanya
7. Pertahankan dimasukan pada pra
penghisapan gaster / opersai dan
usus. dipertahankan pada
fase segera pasca
operasi untuk
dekompresi usus,
meningkatkan istrahat
usus, mencegah
muntah.
8. Peritunium bereaksi
8. Berikan cairan IV terhadap iritasi /
dan elektrolit. infeksi dengan
mengahsilkan
sejumlah besar cairan
yang dapat
menurunkan volume
sirkulasi darah,
mengakibatkan
hipovolimia. Dehidrasi
dan daoat terjadi
ketidak seimbangan
elektrolit.
IMPLEMENTASI
NO HA IMPLEMEN PAR
DIAGNOSA RI TASI AF
TG
L/
JA
M
1 Sen Mengkaji
in tingkat nyeri
1 – klien
2 – karakteristik
201 ( skla 0-10 )
0 serta lokasi
nyeri
0 :
tidak nyeri
1-2 : ac
ak nyeri
3-4 : n
yeri ringan
5-6 : n
yeri sedang
7-9 : n
yeri berat
10 : n
yeri tidak
dapat
ditahan
mendoro
ng klien
untuk
melakukan
pergerakan
dini.
2 Memberi
kan aktivitas
hiburan ;
menyediaka
Sen n buku
in, bacaan.
1 - 2 Mempert
- ahankan
201 puasa
0 ( dengan
tetap
terpasang
NGT )
Menganj
urkan klien
untuk napas
dalam jika
nyeri.
Memberi
kan injeksi ;
1
Toramin
1amp/12 jam
Ulcerani
n 1amp/8
jam
Bioxson
Sela 1,5gr/12 jam
sa, Farmat 1
2 – fls/8 jam
2 – Mengukur
201 tanda-tanda
0 vital.
2 TD : 120/90
mmHg
N : 88 x/i
S : 36,5 °c
RR : 24 x/i
Mengawa
si tanda-
tanda vital ;
TD : 120/9
Sela 0 mmHg
sa N : 88 x/i
2 – S : 36,5 °c
2- RR : 24 x/i
201 Mengkaji
1
0 membran
mukosa dan
turgor
kulit.
- Mengaw
asi masukan
dan
haluaran :
catat
warna
urine
- Mengaus
Rab kultasi
u, bising usus
3– dan
2- mencatat
201 kelancar
0 an flatus.
- Memberi
kan
peawatan
mulut
dengan per
hatian
khususpada
perlindunga
n bibir
- Mempert
ahankan
penghisapan
gaster/usus
- Memberi
kan cairan
dan
elektrolit ;
IVFD RL
30 gtt/i.
- Mengkaji
tingkat nyeri
klien
- Menganj
urkan klien
untuk
latihan
duduk
Dan
berjalan
- Menganj
urkan klien
untuk nafas
dalam
Jika
nyeri.
- Menguku
r tanda-
tanda vital ;
TD ;
120/80
mmHg
N : 88
x/i
S : 36
°c
RR : 24
x/i
- Mengobs
ervasi luka
operasi.
- Mengobs
ervasi tanda-
tanda vital
TD :
120/80
mmHg
N : 88
x/i
S : 36°
c
RR : 24
x/i
- Mengkaji
membran
mukosa dan
turgor
kulit.
- Mengaus
kultasi
bising usus
dan
mencatat
kelancara
n flatus.
- Menganj
urkan klien
untuk
minum dan
ma
kan
makanan
cair.
Mengaff NGT
Mengkaji
tingkat nyeri
klien
Menganjurka
n klien harus
rajin untuk
berjalan
Mengobserva
si luka
operasi.
Mengukur
tanda-tanda
vital
TD :
120 / 80
mmHg
N : 80
x/i
S : 36 °
C
RR : 20
x/i
EVALUASI
No DX Evaluasi Paraf
1 Senin, 1 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan masih nyeri pada area
luka
operasi jika dibawa bergerak.
Senin, 1 – 2 -2010
S : Klien mengatakan kapan dia bisa makan /
Minum
Selasa, 2 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan sudah ada flatus.
Rabu, 3 – 2 – 2010
S : Klien mengatakan nyerinya sudah tidak
terasa
lagi
O : - Klien tenang.
- Klien kelihatan sangat kuat, terus
berjalan-
Jalan disekitar ruangan
- Klien mampu mendemonstrasikan
tehnik
relaksasi
- Luka operasi bersih.
- Tanda-tanda infeksi tidak ada.
- Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
S : 36 °C
- Klien sudah diperbolehkan pulang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pengkajian ditemukan data pada Tn. L yaitu klien mengatakan nyeri jika
bergerak yang berlebihan, nyeri seperti diiris-iris, nyeri pada area luka operasi, skala
nyeri berat ( 7 – 8 ) lamanya nyeri ± 5 menit. Klien juga mengatakan kapan dia bisa
makan dan minum, klein mengatakan badannya sangat lemah.
Dari data diatas, penulis ddapat menegakkan dua diagnosa yaitu : Nyeri
berhubungan dengan adanya insisi besdah dan Resti kekurangan volume cairan
berhubungan dengan pembatasan pasca operasi ( puasa ).
Intervensi disusun berdasarkan tiori dan kebutuhan pasien diantaranya ;
mengkaji tingkat nyeri klien, dorong ambulasi dini, dorong penggunaan teknik
relaksasi, kaji tanda-tanda vital, berikan perawatan mulut, awasi masukan dan haluaran
dan lain-lain.
Implementasi yaitu penerapan dari intervensi yang disusun untuk Tn.L dan
semua intervensi yang disusun dapat diterapkan langsungseperti mengkaji tingkat nyeri
klien, mendorong ambulasi dini, mendorong teknik relaksasi ; tarik nafas dalam jika
nyeri, mengkaji tanda-tanda vital, memberikan perawatan mulut, mengawasi masukan
dan haluaran dan lain-lain.
Pada tahap evaluasi dilakukan penilaian keberhasilan asuhan keperawatan
dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam
dua diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus. Pada diagnosa nyeri
teratasi dalam waktu 3 X 24 jam ditandai dengan klien mengatakan nyerinya sudah
tidak terasa lagi.Pada diagnosa resti kekurangan volume cairan, dapat teratasi 2 X 24
jam ditandai dengan klien sudah boleh mkan dengan diit MC.
B. Saran
1. Dalam melakukan pengkajian sebaiknya dilakukan secara sungguh-sungguh
sehingga
data yang didapat akurat.
2. Dalam menentukan masalah / memprioritaskan masalah sebaiknya sesuai dengan
data
yang didapatkan dari keluhan pasien berdasarkan pengkajian.
3. Penyusunan perncanaan / intervensi keperawatan sebaiknya dibuat sesuai dengan
masalah yang ditegakkan.
4. Implementasi sebaiknya benar-benar dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
5. Pada evaluasi diharapkan hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan yang telah
direncanakan.