Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

M
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 13 MEI s/d 16 MEI 2017

DISUSUN OLEH
NAMA : NI KADEK DWI WULANDARI
NIM : P07120016065

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2017

1
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny. LW
Umur : 41 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Manggis, Karangasem
Tanggal masuk : 13 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 13 Mei 2017
Sumber informasi : Wawancara pasien dan keluarga pasien, catatan
medis pasien, dan pemeriksaan fisik pasien

PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab : Tn. NS
Pekerjaan : Swasta
Hub dgn pasien : Suami

2. RIWAYAT KELUARGA
Pasien mengatakan di keluarganya menderita penyakit jantung .

3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
1. Saat MRS atau di UGD
Pasien mengatakan ia adalah pasien rujukan dari puskesma
Manggis 1 dengan keluhan hipertensi, sesak nafas selama 7
hari dan makin berat saat hari ke-12, nyeri ulu hati dan batuk.

2
Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak melanjutkan kontrol
rutin lagi atau putus obat.
2. Saat pengkajian di ruangan
Pasien mengeluh sesak nafas, nyeri pada ulu hati tidak
dirasakan lagi dan merasakan pusing karena tensinya tinggi.
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini
Pasien mengatakan alasan masuk rumah sakit karena pasien dirujuk
oleh puskesmas Manggis 1 dengan keluhan sesak nafas sehingga
membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan sudah berobat ke puskesmas saat mengalami
sesak selama 7 hari, namun sesaknya semakin berat sehingga
akhirnya dirawat inap di rumah sakit.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan ia menderita penyakit jantung dan hipertensi
sudah lama.
Pernah dirawat
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit 4 bulan lalu
dengan keluhan sesak nafas, batuk, disertai oedema pada perut dan
kaki).
Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat,
dan lain-lain.
Kebiasaan :(merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan
kesehatan)
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan seperti minum kopi,
merokok, alkohol atau yang lain yang dapat merugikan kesehatan.

c. Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien mengatakan di keluarganya menderita penyakit jantung.
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa medis : Obs. Dyspnea Susp CHF+RHD+HHD
Therapy :

3
Nama Obat Dosis Cara Indikasi
Pemberian
NaCl 0,9% 8 Parenteral Pengganti cairan
Tetes/menit plasma isotonik yang
hilang, Pengganti
cairan pada kondisi
alkalosis
hipokloremia.

Furosemid Oral Edema yang


disebabkan oleh
penyakit gagal
jantung kongestif,
penyakit sirosis hati
dan penyakit ginjal
serta sindrom nefrotik.
Dapat digunakan
sebagai terapi
hipertensi.
Ranitidine 2x2 cc amp Parenteral Tukak lambung dan
tukak duodenum,
refluks esofagitis,
dispepsia episodik
kronis, tukak akibat
AINS, tukak
duodenum karena
H.Pylori, sindrom
Zollinger-Ellison,
kondisi lain dimana
pengurangan asam
lambung akan
bermanfaat.
Captopil 2x25 mg Oral Untuk pengobatan
hipertensi sedang dan

4
berat yang tidak dapat
diatasi dengan
pengobatan kombinasi
lain.
Digoxin 1x0,25 mg Oral Gagal jantung
kongestif akut dan
kronik.
Aspilet 1x80 mg Oral Untuk menurunkan
demam, meringan
sakit kepala, sakit gigi
dan nyeri otot.

4. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien dan keluarga pasien memahami kesehatan adalah hal yang
sangat penting, oleh karena itu pasien sendiri menyesal telah tidak
melanjutkan kontrol kesehatannya.

b. Pola Nutrisi/metabolic
- Sebelum Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi satu piring nasi,
dengan menu tempe, tahu, telor , perbanyak sayur-sayuran dan
pasien tidak makan daging, serta makan habis satu porsi piring.

- Setelah Masuk Rumah Sakit :


Sejak sakit dirasakan, pasien mengatakan nafsu makan berkurang
dan mual sehingga porsi makan dikurangi, namun tetap habis satu
porsi makanan dengan menu nasi lembek, sayur kentang, telor
dan tempe 3x sehari.

c. Pola eliminasi
- Sebelum Masuk Rumah Sakit :
Buang Air Besar

5
Pasien mengatakan saat BAB tidak ada gangguan dengan
frekuensi 3 kali seminggu, konsistensi lembek, warna feces
coklat, bau khas, tidak ada lendir, darah, dan lain-lain.
Buang Air Kecil
Pasien mengatakan BAK tidak ada gangguan dengan frekuensi
6-7 kali sehari, warna urine kuning dan bau khas.
- Sesudah Masuk Rumah Sakit :
Buang Air Besar
Pasien mengatakan BAB-nya lancar, feces keluar dengan
konsistensi lembek, warna coklat dan bau khas, tidak ada lendir,
darah, dan lain-lain.
Buang Air Kecil
Pasien mengatakan BAK-nya normal, frekuensi 6 kali sehari,
warna urine kuning dan bau khas.

d. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.

Okigenasi:
Keadaan kebutuhan oksigenasi pasien kurang, sehingga pasien
memakai alat bantu pernafasan yaitu nasal kanul dengan 4 liter/menit..

e. Pola tidur dan istirahat


- Sebelum Masuk Rumah Sakit

6
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur. Pasien mulai
tidur jam 21:00 WITA, lama pasien istirahat tidur dalam sehari
yaitu 10 jam/hari dengan pembagian waktu :
Tidur malam : 21:00 WITA 07:00 WITA
Tidur siang : 15:00 WITA 16:00 WITA
- Setelah Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan waktu istirahatnya berkurang, biasanya ia tidur
siang satu jam namun berubah menjadi 30 menit saja atau kadang
tidak tidur siang. Pasien juga mengeluh susah tidur pada malam
hari sehingga pasien merasa lemas dan kurang waktu tidur.

f. Pola kognitif-perseptual
Keluarga pasien dan pasien mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya, sehingga pasien dan keluarga tidak menolak terhadap
tindakan medis yang dilakukan seperti pemasangan infus, pemasangan
kateter dan pemasangan nasal kanul.

g. Pola persepsi diri/konsep diri


Pasien dan keluarga pasien memandang bahwa penyakit yang dialami
oleh pasien adalah penyakit medis karena sudah bawaan dari
keturunan atau keluarga dan bukannya guna-guna.

h. Pola seksual dan reproduksi


Hubungan pasien dengan orang terdekatnya baik-baik saja. Pasien
memiliki 2 orang anak serta pasien tidak memiliki gangguan di dalam
pola hubungan seksual produksi.

i. Pola peran-hubungan
Pasien mengatakan tidak mampu menjalankan perannya sebagai istri
dan ibu di keluarganya namun hubungan pasien di keluarga tetap
terjalin harmonis.

j. Pola manajemen koping stress


Pasien mengatakan sering menemui masalah di dalam keluarga
terutama masalah ekonomi, apalagi ia sedang sakit sehingga

7
membutuhkan banyak pengeluaran namun tetap diselesaikan dengan
saling bercerita untuk menemukan jalan keluarnya kepada keluarga.

k. Pola keyakinan-nilai
Pasien mengatakan bahwa ia adalah umat Hindu dan percaya pada
kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.
Kehadiran dan perhatian dari keluarganya juga merupakan kekuatan
untuk sembuh. Pasien juga mengatakan setiap hari melaksanakan
persembahyangan di rumah, dan sekali waktu melakukan
persembahyangan di pura jika ada upacara/odalan.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : komposmentis/ apatis/ somnolen/ sopor/ koma
GCS : verbal: 5 psikomotor : 6 mata: 4
b. Tanda-tanda vital
- TD : 180/130 mmHg
- N : 84 x/menit
- RR : 36 x/menit
- Suhu : 360C
c. Keadaan fisik (IPPA)
1) Kepala dan leher
a.Inspeksi : Bentuk kepala bulat, muka simetris, warna rambut
hitam dan beruban pada pangkal rambut, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe pada leher.
b. Palpasi : Tidak terdapat lesi, luka serta bengkak baik pada
kepala maupun pada leher serta tidak ada nyeri tekan dan tidak
kaku pada leher.
2) Dada
Paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal (diameter anterior
posterior-transversal 1:2), ekspansi simetris, frekuensi nafas
pasien melebihi batas normal yaitu 36 x/menit.

8
b. Palpasi : Terdapat nyeri dada, ekspansi dada
simetris.
c. Perkusi : Suara paru hiperresonor
d. Auskultasi : Terdapat suara tambahan yaitu ronchi.
Jantung
a. Inspeksi : Terdapat pembesaran jantung dan efusi
pleura, serta tidak terdapat tumor.
b. Palpasi : Kekuatan denyut nadi pasien 84 x/menit,
kekuatan kuat, dan irama teratur.
c. Perkusi : tidak dilakukan pengkajian.
d. Auskultasi : BJ 1/ BJ 2 melemah atau split, terdengar
suara murmur/bising, BJ 3 gallops.
3) Payudara dan ketiak
Payudara
a. Inspeksi : Bentuk payudara simetris, tidak terdapat perbedaan ukuran
mamae, areola mamae dan papila mamae, warna kulit sawo matang tanpa ada
penebalan atau udem, tampak kulit berbintik seperti kulit jeruk, tampak gambaran
pembuluh darah vena serta tidak terdapat lesi, luka maupun benjolan.
b. Palpasi : Tidak terdapat adanya nodul dan pengeluaran discharge pada
papila mamae.
Ketiak
a. Inspeksi : Tidak terdapat rash, infeksi, ulkus serta
benjolan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, lesi, luka maupun
benjolan.
4) Abdomen
a.Inspeksi : Bentuk perut normal dan simetris, warna
kulit sawo matang, tidak ada retraksi, penonjolan, asites,
lesi atau luka.
b. Auskultasi : Suara peristaltik usus normal 20 (5-30).
c.Perkusi : Tidak terdengar suara tympani dan pekak.

9
d. Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian
epigastrium.
5) Genetalia
a. Inspeksi : Tidak terdapat lesi atau luka, eritema, keputihan atau candidiasis.
b. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
6) Integumen
a. Inspeksi : Warna kulit pasien sawo matang, tidak ada
perubahan pigmentasi, tidak terdapat lesi dan ruam kulit,
rambut pada kulit terdistribusi secara merata, warna kuku
pucat, tidak terdapat garis tipis pada kuku.
b. Palpasi : Kulit kering, akral baik, turgor kulit baik,
dan tidak ada edema.
7) Ekremitas
Atas
a. Inspeksi : Pergerakan pada kedua ekstremitas atas
pasien baik, tidak terdapat lesi atau luka. Pada tangan kanan
pasien terpasang infuse NaCl 0,9% 8 tpm.
b. Palpasi : Pada kedua ekstremitas atas tidak terdapat
nyeri tekan dan benjolan serta lesi maupun luka. CRT <2
detik.

Bawah
a. Inspeksi : Pergerakan pada kedua ekstremitas bawah
pasien baik, kekuatan otot normal.
b. Palpasi : Pada kedua ekstremitas atas tidak terdapat
nyeri tekan dan benjolan serta lesi maupun luka. CRT <2
detik.
8) Pemeriksaan neurologis
Status mental dan emosi
Status mental dan emosi pasien stabil , namun pasien tampak
sedikit gelisah.
Pengkajian saraf kranial

10
Tidak terobservasi.
Pemeriksaan Reflek
Reflek pasien normal.

11
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hari/ Tanggal: 13 Mei 2017
Parameter Hasil Rujukan Satuan Spesime Ket
n
Ureum 42 10-50 mg/dL
Creatinine 1.19 0.62-1.2 mg/dL
Gula Darah 109 80-200
Sewaktu

12
A. ANALISA DATA
Ruang : Cermai
Nama Pasien : Ny. M
No. Register :205643
No Tgl Data Fokus Masalah Penyebab/Interpretasi
01. 13 Mei DS :
2017 Ketidakefektifan jalan nafas Gangguan
Pasien mengatakan sesak nafas sejak 7 hari kemampuan
yang lalu dan semakin berat saat hari ke-12. kontraktifitas
jantung

DO :
Pasien tampak lemas dan gelisah. Curah jantung
rendah
Hasil pemeriksaan TTV:
dari normal
- TD : 180.130mmHg
- N : 84 x/menit
- RR : 36 x/menit.
Meningkatnya
- Suhu: 36oC volume
Terpasang infus NaCl 0,9 % 20 tpm intravaskuler
Terpasang kateter
Terpasang nasal kanul dengan 4
liter/menit

Kongestif jaringan
akibat tekanan
arteri dan vena
meningkat
Edema paru
sehingga cairan
mengalir dari
kapiler paru ke
alveoli

Kongesti paru
menonjol dan Dyspnea
disfungsi ventrikel
kiri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)
Ruang : Cermai
Nama Pasien : Ny. LW
No. Register : 196396
No Dx Tgl Muncul Dx Keperawatan Tgl teratasi TTd
01 13 Mei 2017 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan
volume paru ditandai dengan dyspnea/sesak nafas dengan
frekuensi pernapasan 36 x/menit.
C. PERENCANAAN
Ruang : Cermai
Nama Pasien : Ny. LW
No. Register : 196396

No Rencana Keperawatan
Hari/Tgl
Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Sabtu, 13 01 Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
Mei 2017 selama 3x24 jam diharapkan gangguan Airway Management Airway Management
Ketidakefektifan pola nafas pasien dapat 1. Posisikan pasien untuk 1. Agar pasien dapat
teratasi dengan kriteria : memaksimalkan ventilasi (semi bernafas dengan lebih
NOC : fowler). nyaman.
1. Pasien mampu bernafas dengan 2. Monitor Respirasi. 2. Untuk mengetahui
mudah. 3. Menggunakan teknik non- keadaan respirasi
2. Menunjukan jalan nafas yang paten farmakologik untuk mengatasi pasien.
(irama nafas, frekuensi dalam sesak pasien. 3. Agar pasien dapat
rentang normal 12-20x/menit). 4. Memberikan KIE dalam bernafas dengan lebih
3. Tanda-tanda vital dalam rentang meningkatkan istirahat pasien dan baik tanpa
normal. meningkatkan intake oral. ketergantungan obat/
4. Pasien tampak nyaman. 5. Kolaborasi terapi farmakologi bantuan oksigen.
dengan dokter 4. Agar pasien
mendapatkan waktu
istirahat yang cukup
serta masukan oral
yang dapat menunjang
kesehatannya.
5. Agar pasien
mendapatkan terapi
obat yang optimal
dalam penyembuhan
penyakitnya.
D. IMPLEMENTASI
Ruang : Cermai
Nama Pasien : Ny. LW
No. Register : 196396

NO. Hari/Tgl Jam No Dx Tindakan Evaluasi TT


1. Sabtu, 13 19.30 01 Mengobservasi keadaan pasien DS :
Mei 2017 Pasien mengatakan
badannya lemas dan sesak
nafas.
DO :
KU pasien lemah
RR : 36 x/menit
Terpasang nasal kanul
dengan 4 liter/menit
Mengkaji resiko jatuh Terpasang kateter
Terpasang Infus NaCl
0,9% 8 tpm.

DS :
20.00 Pasien mengatakan
aktivitasnya dibantu secara
penuh oleh orang lain.
DO :
Hasil pengkajian resiko
jatuh:
ADL dibantu penuh= 3
Memonitor respirasi Mobilitas dibantu
penuh= 4
Antihipertensi= 2
Penyakit jantung= 2
Total nilai = 11
Kriteria = resiko jatuh
Mengisi aqua pada humadifier oksigen pasien
sedang.

DS :
Pasien mengatakan masih
sesak nafas.
20.30 DO :
RR pasien 36 x/menit.
Terpasang nasal kanul
Mengganti cairan infus NaCl 0,9% 8 tpm dengan 4 liter/menit.

DS :
Pasien mengatakan air pada
oksigennya habis dan
21.00 merasa lebih tenang setelah
airnya diisi lagi.
DO :
Pasien tampak
Mengantar keluarga pasien untuk mengambil
kooperatif
obat ke apotek Pengisian humadifier
dengan air aqua
dengan batas lower.

DS :
Pasien mengatakan
21.45 Melakukan pemeriksaan TTV perasaannya lebih tenang
saat cairan infusnya telah
diganti dengan yang baru.
DO :
Pasien tampak
kooperatif
Terpasang cairan infus
NaCl 0,9% dengan 8
tpm.

DS :
Memberikan terapi farmakologi obat oral dan Keluarga pasien
parenteral: mengatakan tidak tahu
22.15 tempat apotek sehingga
- Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set
- Captopril (2x25 mg) melalui oral meminta perawat untuk
- Digoxin (1x0,25 mg) melalui oral mengantar.
-Aspilet (1x80 mg) melalui oral DO :
- Furosemid tablet (oral) Resep obat yaitu Ranitidine
Ampul sudah diambil.

DS :
Memberi makan pagi dengan menu nasi, telur, Pasien mengatakan
tahu tempe, dan sayur serta satu gelas air putih. badannya lemas, sesaknya
masih, pusing sudah
Minggu, 14 05.00 menurun dan tidak ada
Mei 2017 nafsu makan/minum.
DO :
KU pasien lemah
Pasien tampak lemas
Mengobservasi keadaan pasien
Hasil pemeriksaan
TTV:
-TD : 180/110 mmHg
- N : 85 x/menit
- S : 360C
- RR : 28 x/menit
Membersihkan tempat tidur pasien
DS :
Pasien mengatakan obatnya
telah diterima dan akan
diminum setelah makan.
Pasien juga mengatakan
06.00 sakit saat disuntik.
DO :
Melakukan pemeriksaan TTV Pasien tampak
kooperatif
Pasien tampak
menahan sakit saat
dilakukan penyuntikan
obat

DS :
Pasien mengatakan telah
Memberi snack pagi yaitu buah dan roti menghabiskan setengah
porsi makan dan air habis
satu gelas.
DO :
06.30 Tampak sisa makanan pada
piring pasien dan air habis
Membantu memposisikan pasien ke posisi semi
satu gelas.
fowler atau setengah duduk.
DS :
Pasien mengatakan
keadaannya lemas dan
masih sesak, nafsu makan
Memonitor respirasi pasien ada sedikit.
DO :
KU pasien lemah
07.30 RR pasien 28 x/menit
Memberi makan siang dengan menu nasi, telur,
DS :
tahu tempe, dan sayur serta satu gelas air putih. Pasien mengatakan sudah
nyaman dengan tempat
tidurnya yang rapi dan
bersih.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
07.50 Mengobservasi keadaan umum pasien kooperatif saat
dilakukannya tindakan.

DS :
Pasien mengatakan bahwa
merasa nyaman saat
dilakukan tindakan.
Memposisikan pasien semi fowler atau setengah DO :
Pasien tampak nyaman dan
duduk
kooperatif saat diperiksa.
Hasil pemeriksaan TTV:
- TD : 190/130
08.00 - N : 88 x/menit
Menganjurkan pasien untuk melakukan terapi - RR : 29 x/menit
- S : 36.20C
non-farmakologi untuk meredakan sesak yaitu
mengenalkan teknik latihan nafas DS :
Pasien mengatakan senang
saat diberikan cemilan pagi.
DO :
Pasien tampak senang.
Terlihat peningkatan nafsu
makan pasien.
Melakukan pemeriksaan TTV
DS :
Pasien mengatakan nyaman
10.00
dengan posisinya saat ini.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
kooperatif.

DS :
Pasien mengeluh masih
Memberi snack sore dengan pisang dan jajan sesak namun tidak sesesak
sebelumnya.
11.30 DO :
RR pasien 28 x/menit.

Memberikan terapi farmakologi yaitu obat oral DS :


Pasien mengatakan nafsu
dan parenteral:
- Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set makannya ada sehingga ia
- Captopril (2x25 mg) melalui oral menghabiskan satu porsi
makan dengan air satu
12.00
gelas habis.
DO :
Tampak tidak ada sisa
makanan pada piring
pasien.
Memberi makan sore dengan menu nasi, telur, DS :
12.30 tahu tempe, dan sayur serta satu gelas air putih. Pasien mengatakan
badannya lemas dan sesak
nafasnya masih.
DO :
KU pasien lemah
RR pasien 28 x/menit

DS :
Mengobservasi keadaan umum pasien
Pasien mengatakan sudah
nyaman dengan posisinya
saat ini.
13.30 DO :
Pasien tampak nyaman dan
kooperatif.
DS :
Memonitor respirasi pasien Pasien mengatakan sudah
paham dengan teknik yang
dianjurkan.
DO :
Pasien tampak
14.00 Membantu memposisikan pasien ke posisi semi
mengerti penjelasan
fowler atau setengah duduk dari perawat.
Pasien tampak
kooperatif.
Melakukan pemeriksaan TTV
DS :
Pasien mengatakan nyaman
14.15 saat dilakukan
pemeriksaan.
DO :
Pasien tampak nyaman
dan kooperatif
Hasil pemeriksaan
Memberikan terapi farmakologi obat oral dan TTV:
parenteral: - TD : 190/100 mmHg
- Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set - S : 360C
- Captopril (2x25 mg) melalui oral - N : 88 x/menit
- Digoxin (1x0,25 mg) melalui oral - RR : 28 x/menit
-Aspilet (1x80 mg) melalui oral
15.00 - Furosemid tablet (oral) DS :
Pasien mengatakan telah
menghabiskan makanan
snack.
DO :
Memberi makan pagi dengan menu nasi, telur, Pasien tampak senang.
tahu tempe, dan sayur serta satu gelas air putih. Makanan snack habis

DS :
Pasien mengatakan obatnya
telah diterima dan akan
diminum setelah makan.
Mengobservasi keadaan pasien Pasien juga mengatakan
16.00 sakit saat disuntik.
DO :
Pasien tampak
kooperatif
Pasien tampak
Melakukan pemeriksaan TTV menahan sakit saat
dilakukan penyuntikan
obat
18.00 DS :
Pasien mengatakan nafsu
makannya ada sehingga ia
menghabiskan satu porsi
makan dengan air satu
gelas habis.
DO :
Mengajarkan pasien untuk latihan nafas Tampak tidak ada sisa
makanan pada piring
pasien.

Memberi snack pagi yaitu roti DS :


Pasien mengatakan
keadaannya masih lemas
18.30 dan masih sesak.
Mengajarkan latihan nafas dan mengubah posisi DO :
pasien menjadi semi fowler KU pasien lemah
RR pasien 28 x/menit
Terpasang O2 nasal
kanul dengan 4
liter/menitt
Memonitor respirasi pasien
DS :
Pasien mengatakan
sesaknya masih.
DO :
19.30 RR pasien 28 x/menit.
Melakukan pemeriksaan TTV
DS :
Pasien mengatakan
posisinya sudah nyaman.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
kooperatf.

DS :
Pasien mengatakan nyaman
Memberikan KIE dalam meningkatkan istirahat saat dilakukan
pasien pemeriksaan.
22.00 DO :
Pasien tampak
kooperatif
Memberikan terapi farmakologi dengan obat Hasil pemeriksaan
oral dan parenteral: TTV:
-Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set - TD : 190/100
- Captopril (2x25 mg) melalui oral - N : 88 x/menit
- S : 36,20C
22.15
- RR : 28 x/menit
Memonitor respirasi pasien DS :
Pasien mengatakan obatnya
telah diterima dan akan
diminum setelah makan.
Pasien juga mengatakan
Senin, 15 05.00 sakit saat disuntik.
Mei 2017 DO :
Melakukan pemeriksaan TTV Pasien tampak
kooperatif
Pasien tampak
menahan sakit saat
dilakukan penyuntikan
obat

DS :
Pasien mengatakan nafsu
Memberikan terapi farmakologi obat oral dan makannya ada sehingga ia
menghabiskan satu porsi
parenteral:
makan dengan air satu
- Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set gelas habis.
06.00 - Captopril (2x25 mg) melalui oral DO :
- Digoxin (1x0,25 mg) melalui oral Tampak tidak ada sisa
-Aspilet (1x80 mg) melalui oral makanan pada piring
- Furosemid tablet (oral) pasien.

DS :
Memonitor respirasi pasien Pasien mengatakan
badannya masih lemas dan
sesaknya masih.
DO :
Mengajarkan latihan nafas dan mengubah posisi KU pasien lemah
RR pasien 28 x/menit
pasien menjadi posisi semi fowler

DS :
06.30 Pasien mengatakan nyaman
saat dilakukan
pemeriksaan.
Melakukan pemeriksaan TTV DO :
Pasien tampak nyaman
dan kooperatif
Hasil pemeriksaan
TTV:

- TD : 190/100 mmHg
- S : 36,20C
- N : 88 x/menit
07.30 - RR : 27 x/menit
Memberikan terapi farmakologi dengan obat
oral dan parenteral:
-Ranitidine (2x1 ampul) melalui IV per set
- Captopril (2x25 mg) melalui oral DS :
Pasien mengatakan paham
dengan yang diajarkan oleh
perawat.
DO :
08.00 Pasien tampak kooperatif

DS :
Pasien mengatakan telah
mengahabiskan rotinya.
DO :
Tampak tidak ada sisa roti.

DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat diajarkan latihan nafas
dengan posisi setengah
duduk.
DO :
Pasien tampak kooperatif
dan nyaman
09.00
DS :
Pasien mengatakan masih
sesak sedikit.
DO :
RR pasien 26 x/menit
10.00 DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat dilakukan
pemeriksaan.
DO :
Pasien tampak nyaman
12.00 dan kooperatif
Hasil pemeriksaan
TTV:

- TD : 190/120 mmHg
- S : 360C
- N : 86 x/menit
- RR : 26 x/menit

DS :
13.00 Pasien mengatakan sudah
paham mengenai
penjelasan yang diberikan
oleh perawat.
DO :
Pasien tampak kooperatif
15.00 DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat diberikan obat suntik
dan tidak merasa kesakitan
lagi.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
kooperatif.

DS :
Pasien mengatakan
sesaknya mulai menurun
sedikit.
DO :
RR passien 26 x/menit
16.00

DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat dilakukan
pemeriksaan.
18.00 DO :
Pasien tampak nyaman
dan kooperatif
Hasil pemeriksaan
TTV:

- TD : 200/130 mmHg
- S : 360C
- N : 90 x/menit
19.30 - RR : 26 x/menit

DS :
Pasien mengatakan obatnya
telah diterima dan akan
diminum setelah makan.
Pasien juga mengatakan
tidak sakit saat disuntik.
DO :
Pasien tampak
kooperatif dan
Selasa, 16 05.00 nyaman.
Mei 2017
DS :
Pasien mengatakan
sesaknya sudah berkurang.
DO :
Pasien tampak nyaman
RR pasien 26 x/menit

DS :
Pasien mengatakan
posisinya nyaman dan lebih
merasa lega.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
06.00 kooperatif saat diajarkan
latihan nafas.

DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat dilakukan
pemeriksaan.
DO :
Pasien tampak nyaman
dan kooperatif
Hasil pemeriksaan
TTV:
08.00
- TD : 180/100 mmHg
- S : 360C
- N : 88 x/menit
- RR : 24x/menit

DS :
Pasien mengatakan nyaman
saat diberikan obat suntik
10.00 dan tidak merasa kesakitan
lagi.
DO :
Pasien tampak nyaman dan
kooperatif.

15.00
18.00
E. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
No
No Hari/Tgl Jam Evaluasi Ttd
Dx
Selasa, 16 Mei
1. 2017 18.30 01.
S : Pasien mengatakan badannya tidak lemas, namun nafasnya masih
sedikit sesak. Pasien juga mengatakan istirahatnya sudah membaik, nafsu
makan meningkat, BAB lancar setiap pagi dan BAK lancar. Pasien tidak
mengeluh nyeri lagi dan batuk yang dialami sebelumnya sudah hilang.
O:
Pasien tampak tidak gelisah
Keadaan umum pasien baik
Terpasang oksigen nasal kanul 2 liter/menit
Terpasang kateter
Hasil pemeriksaan TTV:

- TD : 180/100 mmHg
- S : 360C
- N : 88 x/menit
- RR : 24x/menit
A : Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor:
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (semi fowler).
2. Monitor Respirasi.
3. Menggunakan teknik non-farmakologik untuk mengatasi sesak
pasien.
5. Kolaborasi terapi farmakologi dengan dokter
.,..2017

Nama Pembimbing/CI Nama Mahasiswa

. ..
NIP.. NIM..

Nama Pembimbing/CT

.
NIP..

Anda mungkin juga menyukai