Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN


DENGAN MENOMETRORAGIA

Nama : Anninah
NIM : P05120419 006

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan

( ) ( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas Pasien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
perkawinan ke-, lamanya perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, nomor register, dan diagnosa keperawatan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya adanya keuhan haid lebih dari 8 hari atau darah banyak serta
bergumpal.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Menometrorhagia terjadi karena varises pecah, karsinoma vagina, perlukaan
serviks, karsioma partio, erosi parsio, mioma uteri, karsinoma karpus uteri,
radang ovarium, vulvitis dan vaginitis.
c. Riwayat penyakit yang lalu
Apakah sebelumnya pasien pernah menderita karsinoma vagina, perlukaan
servik, karsinoma partio, erosi parsio, mioma uteri, karsinoma karpus uteri,
radang ovarium, kista ovarium, vulvitis dan vaginitis..
d. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui adakah keluarga yang menderita penyakit menular, menurun
dan apakah keluarga pernah mengalami gangguan haid.
e. Riwayat haid
Menarche : pertama kali haid
Siklus haid : pada menometrorhagia biasanya siklus haid tidak teratur.
Banyaknya : pada menometrorhagia biasanya darah haid banyak dan
bergumpal.
Keluhan : dismenorhea atau tidak
Fluor albus : banyak/ tidak, gatal/ tidak, warna jernih/ keruh.
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Pada menometrorhagia memerlukan nutrisi yang cukup terutama bahan
makanan yang banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah.
b. Pola istirahat
Pada menometrorhagia dianjurkan untuk tirah baring atau bedrest untuk
menghindari keluarnya darah yang banyak.
c. Pola kebersihan
d. Pada menometrorhagia darah banyak keluar sehingga pasien harus selalu
menjaga kebersihan alat genetalia dan sering ganti pembalut untuk mencegah
terjadinya infeksi.
e. Pola eliminasi
Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
f. Pola aktivitas
Pada menometrarhagia ibu tidak boleh berjalan-jalan karena akan
memperbanyak pengeluaran darah.
g. Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
• Psikologi Pada menometrarhagia biasanya pasien merasa khawatir karena
perdarahan.
• Sosial Untuk mengetahui hubungan pasien dengan keluarga, dan
masyarakat sekitar.
• Budaya Untuk mengetahui budaya yang dianut keluarga, seperti jika ada
keluarga sakit berobat kemana, selama perdarahan minum obat apa.
• Spiritual Untuk mengetahui agama dan kepercayaan untuk memudahkan
memberi dukungan spiritual.
4. Data obyektif Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis, somnolen, apatis
TTV : TD : 100/60 s/d 140/90 mmHg
Nadi : Normalnya 70 – 90 x/menit
Suhu : normalnya 36 0C – 37 0C
Rr : normalnya 16 – 24 x/menit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut rontok/ tidak, kotor/ bersih, warna rambut, adakah
benjolan atau tidak. adakah pembesaran kelenjar tyroid, bendungan vena
jugularis atau pembesaran kelenjar limfe,
b. Muka : pucat menandakan adanya anemi karena perdarahan
Mata : konjungtiva pucat menandakan adanya anemi, sklera ikterus
menandakan adanya penyakit hepatitis.
c. Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid.
d. Payudara : simetris/ tidak, adakah benjolan abnormal, adanya ronkhi atau
wheezing menandakan adanya asma
e. Perut : adakah pembesaran perut, adakah luka bekas operasi, adakah
ballotement atau masa, adakah nyeri tekan bising usus positif atau negatif
f. Genetalia : adakah oedema/ varises, adakah tanda-tanda infeksi (panas,
bengkak, kemerahan), biasanya darah keluar banyak dan bergumpal.
g. Ekstremitas : simetris atau tidak, pucat menandakan anemia, oedema atau
tidak, turgor kulit baik/ jelek, reflek patela positif atau negatif
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul menurut SDKI (2016) :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis (ca ovarium,
mioma,)
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi
meningkat, sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah,
proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis.
2. Resiko hipovolemi berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif
(perdarahan)
Faktor resiko : kehilangan cairan secara aktif, kekurangan
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi, krisis
situasional, ancaman terhadap konsep diri,
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif : merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, sulit berkonsentrasi
Objektif : tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur,
Gejala dan tanda minor :
Subjektif : mengeuh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya
Objektif : frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah
meningkat, diaphoresis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata
buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu.
C. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tidakan Keperawatan Rasional
Keperawatan
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b.d Setelah diberikan NIC: Manajemen
agens cedera intervensi keperawatan nyeri
biologis, yang selama 3 x 24 jam, Aktivitas
Nyeri akut teratasi keperawatan:
ditandai dengan: 1. Untuk mengetahui
dengan: 1. Lakukan
- Perubahan NOC: Tingkat Nyeri pengkajian nyeri sejauh mana nyeri
selera makan  Ditingkatkan pada 5 komprehensif terjadi
- Diaphoresis  1= berat meliputi lokasi,
 2= cukup berat karakteristik,
- Perilaku
 3= sedang durasi,
distraksi  4= ringan frekuensi,intensit
- Bukti nyeri  5= tidak ada as nyeri dan
dengan Dengan kriteria hasil faktor pencetus
menggunakan 2. Mengetahui
 Tingkat nyeri 2. Kaji tanda-tanda
keadaan umum
standar daftar 1/2/3/4/(5) vital
pasien
periksa nyeri - Nyeri yang 3. Membantu pasien
untuk pasien dilaporkan (5) 3. Gali bersama
mengidentifikasi
yang tidak dapat - Panjangnya pasien faktor
nyeri yang dialami
episode nyeri (5) yang dapat
mengungkapkan agar dapat
- Mengerang dan menurunkan
nya meringankan dan
menangis (5) nyeri seperti
- Perilaku kompres
mengurangi nyeri
- Ekspresi nyeri sampai pada
ekspresif, wajah (5) hangat/dingin
- Ekspresi wajah kenyamanan yang
- Mengeluarkan diterima pasien
nyeri keringat (5) 4. Untuk mengetahui
- Sikap tubuh - Ketegangan otot tindakan yang
(5) 4. Evaluasi
melindungi nyaman dilakukan
- Tidak bisa efektivitas
- Fokus tindakan bila nyeri muncul
istirahat (5)
menyempit, - Kehilangan nafsu pengontrolan
- Perilaku makan (5) nyeri yang
protektif, pernah
5. Pengetahuan yang
digunakan
akan dirasakan
sebelumnya.
membantu
5. Berikan
mengurangi
informasi
nyerinya dan dapat
mengenai
membantu
penyebab nyeri
mengembangkan
dan berapa lama
6. Lingkungan tenang
nyeri akan
akan menurunkan
dirasakan
stimulus nyeri
6. Kendalikan eksternal dan
faktor membatasi
lingkungan pengunjung akan
tenang, batasi membantu
pengunjung, suhu meningkatkan
ruangan, kondisi oksigen
pencahayaan ruangan yang akan
berkurang apabila
banyak yang
berada di ruangan.
7. Memberikan rasa
nyaman

8. Untuk mengurangi
7. Ganti linen atau meringankan
tempat tidur bila rasa nyeri sampai
diperlukan pada tingkat yang
8. Berikan posisi dapat diterima
nyaman ketika pasien
nyeri muncul 9. Distraksi dapat
menurunkan
stimulus internal
10. Untuk
9. Ajarkan teknik meringankan rasa
distraksi pada nyari
saat nyeri
10.Dukung
istirahat/tidur
yang adekuat
untuk membantu
penurunan nyeri 11. Analgesik
memblok lintasan
Evidance Base nyeri sehingga
11.Berikan terapi nyeri akan
nonfarmakologi berkurang.
mendengarkan 12. Pemberian
music klasik kompres air hangat
dapat
12.Pemberian menimbulkan efek
kompres air rileks
hangat

2 Resiko hipovolemi Setelah dilakukan NIC : Manajemen


berhubungan tindakan keperawatan cairan
dengan pengeluaran selama 3 x 24 jam tidak Aktivitas
cairan aktif terjadi defisien volume keperawatan:
(perdarahan) cairan , dengan: 1. Timbang 1. Menimbang
Faktor resiko : NOC: Keseimbangan berat badan setiap berat badan
kehilangan cairan cairan hari dan monitor penting untuk
secara aktif,  Ditingkatkan status pasien mengetahui status
kekurangan pada 5 kebutuhan cairan
- 1= sangat terganggu yang akan
2= banyak terganggu 2. Jaga intake diberikan.
3= cukup terganggu dan asupan yang 2. Mencatat
4= sedikit terganggu akurat dan catat intake dan output
5= tidak terganggu output adalah untuk
Dengan kriteria hasil: mengetahui
 Keseimbangan keseimbangan
cairan 1/2/3/4/(5) 3. Masukkan cairan yang masuk
- Tekanan darah kateter urine dan keluar
(5) 3. Kateter urine
- Keseimbangan berguna untuk
intake dan output melihat output
(5) urine secara
- Turgor kulit (5) berkala dan
4. Monitor melihat warna dan
- Kelembaban
status hidrasi konsentrasi urine
membran mukosa (membran 4. Melihat status
(5) mukosa, denyut hidrasi untuk
- Berat jenis nadi, dan tekanan mengetahui tingkat
urine (5) darah) kekurangan cairan
- Kehausan (5) 5. Monitor
hasil 5. Hasil
laboratorium laboratorium dapat
yang relevan mencerminkan
(penurunan kandungan cairan
hematokrit, kadar dari dalam plasma
urine) dan tubuh
6. Monitor 6. Kekurangan
tanda-tanda vital volume cairan
dapat
mempengaruhi
keseimbangan
tanda-tanda vital
7. Berikan 7. Terapi IV line
cairan IV seperti dapat membantu
yang ditentukan memenuhi
kebutuhan cairan
secara cepat
melalui vena
8. Berikan 8. Cairan yang
cairan dengan tepat dapat
tepat mengandung
elektrolit yang
dapat menjaga
keseimbangan
cairan dalam tubuh
9. Tingkatkan 9. Meningkatkan
asupan oral asupan oral untuk
(misalnya menjaga mukosa
memberikan dan keadaan umum
sedotan, pasien
menawarkan
cairan diantara
waktu makan)
10. Konsultasika 10. Pasien
n dengan dokter mendapatkan
jika tanda-tanda terapi lanjut
kekurangan
cairan memburuk
Eviden based
11. Pengaruh 11. Air kelapa
pemberian air dapat menjaga ion
kelapa muda dan elektrolit
terhadap tingkat cairan dalam tubuh
status hidrasi
cairan tubuh
setelah
melakukan
aktivitas olahraga 12. Melihat status
12. Pemantauan derajat keparahan
status hidrasi kekurangan
pada pasien volume cairan
meliputi dalam tubuh
pemantauan
selama 24 jam
dengan
menggunakan
chart intake dan
output

3 Ansietas Setelah diberikan NIC : pengurangan


berhubungan intervensi keperawatan kecemasan
dengan kurang selama 3 x 24 jam, 1. Gunakan 1. Bina
terpapar ansietas teratasi pendekatan yang hubungan saing
dengan: tenang dan percaya merupakan
informasi, krisis
NOC: tingkat meyakinkan dasar dari pemberi
situasional, kecemasan layanan kesehatan
ancaman terhadap  Ditingkatkan untuk mendorong
konsep diri pada 5 trust pasien terhadap
Yang ditandai  1= berat proses asuhan
dengan :  2= cukup berat 2. Nyatakan keperawatan
- tampak  3= sedang dengan jelas 2. Penekanan
 4= ringan harapan terhadap terhadap sikap positif
gelisah,  5= tidak ada perilaku klien yang sebaiknya
- tampak Dengan kriteria hasil : ditunjukkan dari
tegang, sulit Dapat beristirahat pasien akan
tidur Perasaan tenang mendorong pasien
- frekuensi Wajah tenang mencoba menerapkan
Rasa takut yang sikap positif yang
napas
disampaikan secara 3. Jelaskan diharapkan
meningkat, lisan semua prosedur 3. Pengetahuan
- frekuensi Rasa cemas yang termasuk sensai terhadap prosedur
nadi disampaikan secara yang akan dan sensasi yang
meningkat, lisan dirasakan yang dirasakan pada pasien
- tekanan mungkin akan dapat membantu
darah dialami klien pasien untuk
meningkat, selama prosedur menyiapkan diri dan
- diaphoresi mengurangi rasa
4. Pahami takut
s,
situasi kritis yang 4. Seseorang
- tremor,
terjadi dari dengan tingkat cemas
- muka perspektif klien tinggi dapat merasa
tampak pucat, semu orang tidak
- suara merasakan apa yang
bergetar, ia rasakan dan tidak
- kontak ingin mendengar
mata buruk masukan
5. Berikan
- sering 5. Peningkatan
informasi faktual
berkemih, pengetahuan dapat
terkait diagnosis,
- berorientas membantu
perawatan dan mengurangi rasa
i pada masa prognosis cemas dan rasa takut
lalu 6. Kesendirian
6. Berada
akan meningkatakan
disamping klien
rasa waspada dan
untuk
takut pada pasien
meningkatkan rasa
aman dan
mengurangi
ketakutan
7. Adanya orang
7. Dorong
yagn dipercaya dapat
keluarga untuk
memberikan rasa
mendampingi klien
aman
dengan cara tepat
8. Usapan
8. Lakukan
dengan tepat dapat
usapan pada
memberikan efek
punggung/leher
relaksasi yang
dengan cara yang
meningkatkan rasa
tepat
nyaman dan
9. Puji/kuatkan mengurangi cemas
perilaku yang baik 9. Pemberian
secara tepat pujian akan
mendorong pasien
menignkatkan respon
10. Dorong yang positif
verbalisasi 10. Verbaisasi
perasaan, persepsi perasaan dapat
dan perasaan meningkatkan rasa
percaya pasien
terhadap pemberi
layanan kesehatan
dan mengurangi rasa
takut

D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan
implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana
keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat
diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawat dan harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat sebagai manusia yang unik (Hidayat, 2002)

E. Evaluasi Keperawatan

1. DX Keperawatan: Tingkat nyeri


Dengan kriteria hasil:
- Tidak ada nyeri
- Ekspresi wajah tidak menunjukkan nyeri
- Tidak ada keringat
- Tidak ada ketegangan otot
- Nafsu makan baik
2. DX Keperawatan: Keseimbangan cairan
Dengan kriteria hasil:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Keseimbangan inteke dan output
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa lembab
- Berat jenis urine dalam rentang normal
3. DX Keperawaan ansietas
Dengan kriteria hasil :
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Dapat beristirahat
- Perasaan tenang
- Wajah tenang
- Rasa takut yang disampaikan secara lisan berkurang
- Rasa cemas yang disampaikan secara lisan berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M., Wagner, Cheryl M. 2016.
Nursing Interventions Classification (NIC), 6th edition. Yogyakarta: Mocomedia
Herlman, T. Heather.2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta: EGC
Moorhead, sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean L., Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC), 5th edition. Yogyakarta: Mocomedia

Nugroho, taufan. 2010.Obstetric Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogjakarta: Nuha Medika


Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol.3.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai