Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Secara umum obat dapat didefinisikan sebagai suatu bahan yang digunakan
dalam pengobatan dari hasil diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau
mencegah, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit pada manusia atau
hewan.
Obat juga benda/zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Bahan aktif obat
agar digunakan nyman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk sediaan
obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat
mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. BSO adalah sediaan obat
yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat dan biasanya di tambah
vehikulum (bahan pengisi atau bahan pelarut).
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua
bentuk obat mempunyai karakteristik tertentu dan tujuan tersendiri. Terdapat zat
yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk
kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam
lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang
diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sangatlah penting bagi kita
semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat yang tentunya memiliki fungsi dan
karakteristiknya masing-masing.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah farmakologi
yang akan membahas mengenai bentuk obat diantaranya adalah tablet, kapsul,
kaplet, cair, suppositoria, ekstrak, spray, dan salep.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah:

1
1. Bagaimanakah bentuk obat tablet?
2. Bagaimanakah bentuk obat kapsul?
3. Bagaimanakah bentuk obat kaplet?
4. Bagaimanakah bentuk obat cair?
5. Bagaimanakah bentuk obat suppositoria?
6. Bagaimanakah bentuk obat ekstrak?
7. Bagaimanakah bentuk obat spray?
8. Bagaimanakah bentuk obat salep?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk obat tablet.
2. Mengetahui bentuk obat kapsul.
3. Mengetahui bentuk obat kaplet.
4. Mengetahui bentuk obat cair.
5. Mengetahui bentuk obat suppositoria.
6. Mengetahui bentuk obat ekstrak.
7. Mengetahui bentuk obat spray.
8. Mengetahui bentuk obat salep.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini sebagai
berikut.
1. Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk obat yang
berhubungan dengan farmakologi sehingga dapat memberikan obat yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan bahan acuan untuk pembuatan makalah dalam
menambahan referensi agar dapat menyusun makalah yang lebih baik
daripada sebelumnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Obat Tablet


Tablet adalah sedian farmasi yang padat, berbentuk bundar dan pipih atau
cembung rangkap. Bentuk ini paling banyak beredar di Indonesia disebabkan
karena bentuk “tablet” adalah bentuk obat yang praktis dan ekonomis dalam
produksi, penyimpanan dan pemakaiannya.
A. Jenis-jenis tablet
a) Tablet Biasa yaitu tablet yang dicetak, tidak disalut diabsorpsi
disaluran cerna dan pelepasan obatnya cepat untuk segera memberikan
efek terapi. Contoh : tablet paracetamol.
b) Tablet Kompresi yaitu tablet yang dibuat dengan sekali tekanan
menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan
obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu. Contohnya :
Bodrexin.
c) Tablet Kompresi Ganda yaitu tablet kompresi berlapis, dalam
pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Contohnya :
Decolgen .
d) Tablet Trikurat yaitu tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya
silindris dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras . Sudah
jarang ditemukan.
e) Tablet Hipodermik yaitutablet yang dibuat dari bahan yang mudah
larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral. Contoh: Atropin
Sulfat
f) Tablet Sublingual yaitudikehendaki efek cepat (tidak lewat hati).
Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah. Contoh: Tablet
Isosorbit dinitrat, Nitroglicerin.
g) Tablet Bukal yaitu tablet yang digunakan dengan meletakkan di antara
pipi dan gusi. Contoh : Progesteron

3
h) Tablet Efervescen yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi
granulasi yang mengandung garam-garam effer adalah bahan bahan
lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Harus
dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada
etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”. Contohnya: CDR.
i) Tablet Diwarnai Coklat yaitu tablet ini menggunakan coklat untuk
menyalut dan mewarnai tablet, misalnya dengan menggunakan oksida
besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
j) Tablet Kunyah yaitu tablet yamg cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak. biasa digunakan untuk tablet
anak atau pada beberapa multivitamin. Contohnya: Fitkom, Antasida
k) Tablet Salut Gula yaitu tablet tablet kempa yang terdiri dari penyalut
gula. Tujuan penyalutan ini adalah untuk melindungi obat dari udara
dan kelembapan serta member rasa atau untuk menghindarkan
gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.
Contohnya : Pahezon, Arcalion .
l) Tablet Salut Selaput yaitu tablet ini disalut dengan selaput yang tipis
yang akan larut atau hancur di daerah lambung usus. Contohnya :
Fitogen.
m) Tablet Hisap yaitu tablet yang digunakan untuk pengobatan local
disekitar mulut. Contohnya : Ester C, Biovision Kids
n) Tablet Salut Enteric yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak
atau hancur dilambung tapi di usus. contoh : Voltaren 50 mg,
Enzymfort

B. Kelebihan dan Kekurangan Tablet


 Kelebihan Tablet
1. Lebih mudah disimpan
2. Memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat bentuk
lainnya
3. Bentuk obatnya lebih praktis

4
4. Konsentrasi yang bervariasi.
5. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin
yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau
memisah dimulut.
6. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak
mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan
penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk
pengolahannya.
7. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan
tersendiri dengan bantuan segelas air.
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan
tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang
memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya
paling rendah.
10. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan
kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
11. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet
lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
12. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas
bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak,
fleksibel dan mudah pemberiannya.
13. Tablet tidak mengandung alcohol
14. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
 Kekurangan Tablet
1. Warnanya cenderung memberikan bahaya.
2. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-
anak untukmenjaga kesalahan karena menurut mereka tablet
tersebut adalah permen.
3. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
4. Keinginan konsumen bedadengan yang kita buat/produk.

5
5. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.

C. Cara mengenal kerusakan :


Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.
D. Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari.
Contoh :
Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin

2.2 Bentuk Obat Kapsul


Kapsul adalah bentuk sediaan obat yang terbungkus dalam cangkang.
Cangkang terbuat dari : metil selulosa, gelatin atau bahan lain yang cocok, kenyal
atau keras yang berbentuk bulat telur atau silinder berujung bulat. Kapsul, karena
bentuknya yang lonjong. Sehingga mudah ditelan, dan menjadi suatu alasan
pembuatan tablet berbentuk kapsul.
A. Jenis-Jenis Kapsul
a. Kapsul Cangkang Keras
Terdiri atas wadah (badan kapsul) dan tutup yang ukurannya lebih
pendek. Kedua bagian saling menutupi bila dipertemukan.Bagian
tutup harus dapat menyelubungi bagian badan kapsul secara tepat dan
rapat sehingga isinya (obat dan bahan tambahan) tidak keluar/tumpah.
Cangkang keras dapat diisi dengan bahan padat, baik itu serbuk atau
granul.Cangkang kapsul biasanya mengandung air sebanyak 10-15%
tetapi di literatur lain ada yang menyatakan sekitar 9- 12%
 Sifat cangkang kapsul keras
Cangkang kapsul keras bila disimpan dalam lingkungan yang
kelembabannya tinggi , maka uap air akan diabsorbsi oleh kapsul
sehingga kapsul menjadi rusak.Cangkang kapsul gelatin dapat
menyerap air seberat 10 kali berat gelatin.Bila kapsul disimpan pada
lingkungan udara yang sangat kering. Sebagian uap air pada kapsul

6
akan hilang, sehingga kapsul menjadi rapuh serta mungkin remuk jika
dipegang.
b. Kapsul lunak
Merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris, atau bulat
telur (globula).Kapsul lunak bisa diisi cairan, suspensi, pasta ataupun
serbuk kering.Kandungan air kapsul cangkang lunak sekitar 6-
13%.Dapat digunakan untuk rute oral, vaginal, rektal dan topical.
Kandungan air kapsul cangkang lunak sekitar 6-13%. Dapat
digunakan untuk rute oral, vaginal, rektal dan topical.Selain itu
pembuatan kapsul lunak, mengisi bahan obat dan penyegelannya
harus dibuat secara berkesinambungan.
 Keuntungan Sediaan kapsul
1. Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
2. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa
yang tidak enak
4. Bentuk kapsul mudah ditelan dibanding bentuk tablet
5. Bentuknya lebih praktis dan menarik.
6. Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut sehingga
dapat segera diabsorpsi
7. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
8. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan
dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
9. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan
tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.
 Kerugian sediaan kapsul
1. Tidak bisa digunakan untuk zat yang mudah menguap
2. Tidak bisa digunakan untuk zat yang higroskopis
3. Tidak bisa untuk zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul
4. Balita umumnya tidak dapat menelan kapsul
5. Tidak dapat dibagi-bagi

7
6. Harus lebih hati-hati dalam penyimpanan.
 Cara mengemas dan menyimpan kapsul
1. Harus disimpan pada tempat atau ruangan dengan kondisi
kelembaban tidak boleh terlalu rendah dan tidak terlalu dingin
2. Wadah penyimpanan biasanya botol plastik dan diberi zat
pengering.
3. Bila dikemas dalam bentuk strip atau blister maka wadah strip
atau blister itu harus terbuat dari alumunium foil.
 Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan
warna, berbau, tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak,
timbul kristal atau benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan
terlindung dari sinar matahari.
2.3 Bentuk Obat Kaplet
Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan
gula dan biasanya diberi zat warna yang menarik.Bentuk dragee ini selain supaya
bentuk tablet lebih menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh
kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet
pun merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul.
 Kelebihan :

a. Bentuk tablet lebih menarik

b. Kaplet mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri


dengan bantuan segelas air.

 Kekurangan :

a. Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak


untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka kaplet tersebut
adalah permen.

8
b. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.

2.4 Bentuk Obat Cair


Obat cair merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara
peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya.
Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topical.Formula
obat berbentuk cair tidak hanya mudah ditelan tapi juga bisa diberi tambahan rasa.
Kebanyakan formula obat untuk anak dibuat dalam bentuk ini. Beberapa jenis
suplemen (seperti vitamin E) juga dibuat dalam bentuk cair agar lebih mudah
dipakai di kulit. Tetes mata atau obat batuk merupakan jenis lain dari obat bentuk
cair.
A. Macam-macam obat cair

a. Emulsi

Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam


sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat
pengemulsi.

b. Guttae (Obat Tetes)

Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi,


dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara
dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan
Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares
(tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae
(tetes mata).

c. Suspensi

Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut


terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral

9
(juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada
kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik,
suspensi sirup kering.

d. Injectiones (Injeksi)

Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau


serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat
cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima
pengobatan melalui mulut.

B. Kelebihan obat cair yaitu:

1. Bentuk obat ini juga lebih mudah diserap di dalam saluran pencernaan

2. Mudah ditelan

3. Kerja obat lebih cepat

4. Penyerapan obat hampir sempurna

5. Bioavailabilitas tinggi

6. Mudah bercampur dengan cairan biologis (getah lambung saluran


cerna)

7. Merupakan campuran homogen.

8. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.

9. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.

10. Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna dan hal ini cocok untuk
pemberian obat pada anak-anak.

11. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.

10
C. Kekurangan obat cair yaitu:

1. Stabilitas larutan kurang dibanding sediaan padat, contoh vitamin C

2. Kurang dapat menutupi rasa obat tidak enak, contoh garam ferro

3. Merepotkan penderita, karena harus menyiapkan sendok

4. Relatif lebih mahal daripada sediaan padat

D. Cara mengenal kerusakan :


Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan
warna, berbau, timbul kristal atau adanya endapan zat padat.
Penyimpanan :
Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat
kering pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.
2.5 Bentuk Obat Suppositoria
Suppositoria merupakan salah satu obat yang berbentuk padat. Pemberian
obat suppositoria ini bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat menjadi lunak
pada daerah feses atau merangsang buang air besar. Pemberian obat suppositoria
ini dapat diberikan pada pasien yang mengalami pandarahan rektal.Bahan dasar
yang digunakan harus dapat larut dalam air atau melelh pada suhu tubuh. Bahan
dasar yang sering digunakan adalah lemak coklat, polietilenglikol atau lemak
tengkawang atau glatin. Berat suppositoria adalah 3gr untuk orang dewasa dan 2gr
untuk anak, suppositoria disimpan dalam wadah tertutup dan ditempat yang
sejuk.Bentuk torpedo mempunyai keuntungan yaitu bila bagian yang bessar
masuk melalui otot penutup dubur maka suppositoria akan tertarik masuk dengan
sendirinya. Penggunaan obat dalam suppositoria ada keuntungan dibanding
penggunaan obat per os (oral) yaitu:
a. Dapat menghindari terjadi iritasi pada lambung
b. Dapat menghindari kerusakan obat akibat enzim pencernaan
c. Memberi efek lebih cepat dari pada penggunaan obat per os.(oral)
Bentuk obat suppositoria rectal berbeda dengan vagina. Bentuk obat
suppositoria rectal lebih tebal dan lonjong seperti terpedo, sedangkan supositoria
vagina berbentuk lebih tipis dan bulat . Mencegah trauma anak ketika obat

11
dimasukkan. Obat suppositoria rectal mengandung obat yang memberi efek lokal
misalnya meningkatkan defekasi, atau efek sistemik, misalnya mengurangi rasa
mual dan menurunkan suhu tubuh, obat ini khususnya bermanfaat ketika klien
tidak dapat mentoleransi obat oral, obat suppositoria rectal disimpan didalam
lemari es sebelum diberikan.Ketika berada dalam tubuh, obat ini mencair dan
tersebar ke kapiler-kapiler darah dan bekerja spesifik dengan organ yang
dimasukan obat itu, obat ini berfungsi juga untuk membunuh mikro organisme
yang terdapat di dalamnya.Selama memberikan obat, perawat harus memasukkan
obat melewati sfingter anal dan menyentuh mukosa rectal. Karena apabila tidak
demikian obat tersebut dapat keluar sebelum obat tersebut larut dan diabsorpsi
mukosa. Obat ini tidak boleh dipaksa masuk kedalam massa atau materi fasses.

A. Cara mengenal kerusakan :


Sediaan lunak/telah lembek, timbul kristaUberbau tengik sebaiknya jangan
digunakan.
B. Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria
dengan vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan
di almari es.
Contoh :
Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
Flagyl
Dulcolax 10 mg
Primperan 10 mg atau 20 mg

2.6 Bentuk Obat Ekstrak


Ekstrak merupakan bentuk obat yang berasal dari alam berupa tanaman obat,
binatang maupun minereal (phapros). Ekstrak adalah sediaan kering / cair dibuat
untuk mencapai simplisia nabati / hewani menurut cara yang cocok diluar
pengaruh cahaya matahari langsung. Salah satu obat ekstrak yaitu obat
tradisional.Obat tradisional yaitu bahan ramuan yang berupa bahan tumbuhan
bahan hewan, mineral, sediaan (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun-temurun yang telah digunakan untuk pengobatan berdasatkan

12
pengalaman (menurut undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Contoh: Gold-G, jamu).Obat ini bekerja sesuai bahan yang dimilikinya dan
reaksinya terhadap protein-protein tubuh untuk memberikan efek penyembuhan
pada daerah yang diinginkan dan bekerja spesifik pada zat-zat tertentu dengan
kandungan alami alam.
A. Macam-macam ekstrak menurut konsistensi yaitu:
 Ekstrak cair
 Ekstrak kental
 Ekstrak kering
Farmakope menghendaki agar ekstrak kering mudah digerus menjadi serbuk
dan ekstrak kering pada umumnya higroskopis, maka itu harus disimpan dalam
botol dengan tutup kapur tohor (cao). Sering ekstrak ditambahkan dalam larutan
atau diencerkan, maka perlu diketahui kelarutan ekstrak dalam larutan atau
pelarut. Bila ekstrak dibuat dengan cairan etanol, maka digunakan pelarut etanol
dalam melarutkan atau mengencerkan. Bila ekstrak dibuat dengan cairan
penyaring air, maka dapat larut atau diencerkan dengan air.
Ekstrak-ekstrak yang ada pada farmakope indonesia adalah:
1. Ekstrak cair
 Cinchonae axtractum, ekstrak cair dibuat dengan perkolasi dengan
cairan penyari campuran gliserin, dan asam klorida encer
 Colae extractum, dibuat secara perkolasi dengan cara penyari
campuran etanol dan air
 Glycyrhizae extractum, dibuat secara perkolasi dengan cairan
penyari air kloroform
 Hepatis extractum, dibuat debgab cara maserasi dengan cairan
penyari air dan asam klorida
 Secale cornuti extractum, yang dibuat dengan cara perkolasi dengan
cairan penyari campuran etanol encer dan klorida 4N
 Stramonii extractum yang dibuat secara perkolasi dengan cairan
penyari etanol
 Langkah Membuat ekstract kencur sebagai contoh,
o Siapkan kencur yang akan di ekstract

13
o Potong kecil-kecil
o Rendam dengan air hangat 30 menit
o Lakukan pemarutan kencur di tempat lain
o Peras kencur yang telah di parut
o Saring dengan kertas saring agar molekul kecilnya bisa tertahan
o Simpan hasil saringan di suhu yang sekitar 17oC
o Biasanya ekstract ini diberikan pada klien yang menderita
penyakit gastritis untuk obat alami/herbal.
2. Ekstrak kental
 Beladonae extractum, yang dibuat secara perkolasi dengan cairan
penyari etanol encer dan asam cuka
 Hycoscyami extractum
3. Ekstrak kering
 Aloe extractum, yang dibuat dengan menuangkan air mendidih,
diperas, dituangkan lagi air
 Franguale extractum, dibuat dengan cara menuangkan air mendidih,
diperas, dituangi lagi air
 Opii extractum dibuat dengan cara maserasi dengan cairan penyari
air
 Rauwolfiae extractum yang dibuat dengan cara perkolasi dengan
cairan penari etanol(90%)
 Rhei extractum yang dibuat secara perkolasi dengan cairan penyari
etanol (90%) dan air
 Strychni extractum., dibuat dengan cara perkolasi dengan cairan
penyari etanol 70%

2.7 Bentuk Obat Spray


Spray merupakan bentuk obat yang disemprot atau dihisapkedalam saluran
pernafasan dan paru-paru. Bentuk ini terutama digunakan untuk sakit pilek, batuk
dan asma. Obat ini dirancang khusus agar reaksinya cepat dan mudah atau praktis
untuk digunakan

14
Klien yang menerima obat melalui inhalasi biasanya menderita penyakit
pernafasan kronis, misalnya asma kronis, emfisema, atau bronkitis. Obat yang
diberikan melalui inhalasi membuat klien dapat mengontrol obstruksi jalan nafas
karena bergantung pada obat-obatan ini. Untuk mengontrol penyakit, klien harus
mempelajari obat tersebut dan cara pemberian obat yang aman.Meterd Dose
Inhaler (MDI) menyalurkan obat dalam dosis yang terukur setiap kali tromol,
didorong untuk mengaktifkan aerosol, klien harus memberikan tekanan sekitar 2,5
atau 5 kg hal ini penting diketahui perawat karena kekuatan tangan menurun
seiring peningkatan usia dan efek penyakit pernafasan kronis. Saluran nafas
bagian dalam memungkin area permukaan yang luas untuk absorpsi obat. Obat
dapat diberikan melalui passase nasal atau oral. Obat inhalasi dapat memberikan
efek lokal
Kebanyakan obat spray pada obat asma memiliki kandungan bronkodilator
untuk merangsang bronkeolus terbuka dan saluran pernafasan lebih lancar untuk
mencegah tingkat lanjut sesak yang diderita. Obat spray lainnya seperti anastesi
dan sebagainya masuk ke pori-pori dan bekerja lokal di kapiler-kapiler darah.
a. Inhalasi Nasal
Obat inhalasi nasal melalui hidung menggunakan sebuah alat yang
mengantar obat. Alat tipe spray , misalnya fenilefrin yang menghasilkan
efek lokal yakni vasokontraksi jalan nafas
b. Inhalasi oral
Paling sering digunakan untuk menghantar obat ke sel target di parenkim
paru. Obat yang diberikan menggunakan inhaler yang dipegang ditangan
disebar melalui sebuah semprot aerosol. Metered Dose Inhaler
memfasilitasi penghantaran obat ke parenkim paru.
A. Kelebihan obat Spray :
1. Obat mudah dipakai, hanya dengan menekan tombol
2. Obat tidak terkontaminasi dengan bahan asing atau rusak karena
kelembaban udara, karena wadah tertutup rapi dengan katup yang rapat
3. Sterilitas obat dapat dipertahankan
4. Pemberian lebih mudah karena cukup dipakai sebagai lapisan tipis dan
tidak memerlukan alat/kapas untuk dioleskan pada kulit

15
5. Rasa dingin pada kulit sebagai efek cairan-gas
B. Contoh bentuk obat spray:
1. BRICASMA INHALER
Nama pabrik : Astrazeneca
Golongan :K
Komposisi : tiap 1 dosis/semprot mengandung terbulin sulfat 0,25mg
Indikasi : asma bronkial, bronkhitis dan empisema bronko dilatasi

2. FLIXOTIDE
Nama pabrik : glaxo wellcome
Golongan :K
Komposisi :tiap semprot mengandung flutikason Proplonat 50mcg
Indikasi : Profilaksis Asma
Kemasan : Can 60 dosis inhaler 50 mcg, inhaler 125mcg,
C. Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar (
t<30°C derajat celcius) dan di tempat yang kering

2.8 Bentuk Obat Salep


Salep merupakan bentuk dari obat luar untuk mengobati penyakit yang
berhubungan dengan sensitifitas kulit seperti panu. Kurap, gatal-gatal akibat
bakteri obat luar dapat diartikan obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut,
kerongkongan kearah lambung, obat luar biasanya menggunakan etiket berwarna
biru.Salep digunakan haya pada kulit dan selaput lendir, oleh karena itu reaksi
obatnya hanya pada daerah luar dengan memberikan reaksi kimia pada daerah
kulit dan selaput-selaput lendir dan mampu untuk menurunkan reaksi peradangan
yang terjadi dengan anti histamin.
A. Macam-macam salep yaitu:
Berdasarkan komposisi dasar dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Dasar salep hidrokarbon


 Vaselin putih
 Vaselin kuning

16
 Campuran vaselin dengan malam putih dan malam kuning
 Parafin encer
 Parafin padat
 Jelene
 Minyak tumbuh-tumbuhan
b. Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:
 Adeps lanae, linoline
 Unguentum simplex
c. Dasar salep dapat dicuci dengan air yaitu terdiri dari
 Dasar salep emulsi, seperti vinishing cream
 Emulsifying ointment dan emulsifying wax
 Hydropholic ointment,dibuat dari minyak mineral stearyalcohol,
emilgato aquades
d. Dasar salep yang dapat larut dalam air
 Polyethylenegylcol ointment
 Tragacanth
 P.G.A
B. Tipe-Tipe Salep
a. Salep berlemak
Senyawa hidrokarbon dan malam juga dianggap termasuk lemak salep
tersebut dibuat dengan melelehkan lemak-lemak diatas tang air dan
tambahkan larutan borax dalam air pada suhu 70o C campur dan diaduk
sampai dingin. Contohnya adalah vaselin, parafin dan silicon
b. Pasta
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat(serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan vaseline, paraffin,
cair. Bahan tidak berlemak seperti Glycerinum, Mucilago atu sabun dan
digunakan sebagai antiseptic atau pelindung kulit.
Karena itu merupakan salep yang tebal kaku, keras dan tidak meleleh
pada suhu badan. Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan
pelepasan cairan berairyang tidak normal dari kulit. Karena jumlah

17
lemak lebih sedikitdibanding serbuk padatnya supaya homogen lemak-
lemak ini harus dilelehkan dulu.
 Pasta kering
Suatu pasta bebas lemak mengandung 60%zat padat (serbuk).
Supaya tidak menjadi kering. Salep ditempatkan ditempat yang kedap
chloramphenicol ( Ikamicetin®, Spersanicol®, Reco®) gentamicin
sulfat ( Garamycin®, Garexin®)
 Pasta pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,
dikenal dengan salep tiga dara. Contohnya acyclovir dan neomycin
sulfat.
c. Salep Sejuk
Suatu salep yang mengandung tetes air yang relative besar. Pemakaian
pada kulit, tetes air akan menguap dan menyerap panas badan yang
mengakibatkan rasa sejuk contohnya tetracycline HCl
d. Krim (Cremoris)
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung
tidak kurang dari 60%air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim
ada 2 tipe yaitu:
 Krim tipe air minyak (A / M) adeps lanae dan Hydrophilic
petrolatum.
 Krim tipe minyak air (M / A) hydrophilic oinment dan Vanishing
cream
Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi umumnya berupa
sulfaktan-sulfaktan anionic, kationik, dan nonionik.
e. Mikstur gojog (Mixturae Agitandae)
Suatu bentuk suspensi dari zat padat dalam cairan biasanya terdiri dari
air, Glicerinum dan alcohol mikstur gojog biasanya mengandung 60%
cairan. Wadah yang digunakan adalah mulut lebar, sebelum dipakai di
gojog dahulu sebagai pensuspensi digunakan bentorit.

18
f. Unguenta Opthalmicha=oculenta=salep mata
Sebagai dasar salep sering digunakan dasar salep Oculentum Simplex
dan obatnya dicampur dengan dasarsalep tersebut.
g. Pastae Dentifriciae ( Pasta Gigi)
Suatu campuran yang kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum. Karena
serbuk lambat menyerap cairan maka pasta akan menjadi keras (kaku)
maka dapat ditambah lagi Glycerinum.
h. Linimentum
Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental, mengandung
analgetikum dan zat yang mempunyai difat rubefacient melemaskan otot
atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik
dan yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada
kulit dengan menggunakan kain flanel panes, dan linimentum yang
menghangatkan digunakan pada kulit dengan mengoleskan sambil
memijat dan mengurut.
i. Salep anti bakteri
Salep penicilin menggunakan Benzyl penicillium dan procain benazyl
penicillium, garam penicillium, tetracillium chlortetracyclinum, dan oxy
tetracyclinum, chloramphyenicolum, dan basitracinum merupakan
antibiotik yang akan mengalami kemunduran khasiat dalam larutan
berair, terutama apabila tidak didapat, maka itu cara yang baik ialah
menggunakan dasar salep yang anhydrous
Efek obat yang digunakan secara lokal ( pada kulit)
 Antipruritik, mengurangi rasa gatal
 Keratoplastik, menambah tebalnya lapisan tanduk (stratum
corneum)
 Keratolitik, menghilangkan atau melunakan lapisan tanduk
 Antieczim
 Antiparasit
 Anti bakteri dan anti fungi
 Antiseborrheic, meredakan atau mengurangi pelepasan yang
berlebihan sedum dari kelenjar.

19
B. Cara mengenal kerusakan: Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat
adanya perubahan warna, berbau tengik, dan lewat kadaluwarsa.
C. Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan
terlindung dari cahaya matahari.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua


makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit.

Ada beberapa bentuk obat yang dapat diberikan kepada pasien yang memang
sesuai dengan keadaan dan penyakit yang diderita pasien. Bentuk obat tersebut
tergantung pada jenis penyakit dan cara penggunaan obat tersebut. Bentuk obat
yang ada diantaranya tablet, kapsul, kaplet, cair, supositoria, spray, ekstrak, dan
salep. Obat ini akan memberikan manfaat dalam jangka waktu yang berbeda.

3.2 Saran

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, diharapkan para pembaca dapat


memahami lebih mendalam mengenai berbagai bentuk obat, diantaranya tablet,
kaplet, kapsul, cair, supositoria, spray, ekstrak, dan salep.

21

Anda mungkin juga menyukai