PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui manfaat bentuk sediaan obat
2. Untuk mengetahui obat dalam bentuk padat
3. Untuk mengetahui obat dalam bentuk cair
4. Untuk mengetahui obat dalam bentuk setengah padat
5. Untuk mengetahui obat dalam bentuk gas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4 Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang
dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari
5 Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh :
Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin.
Macam-macam tablet
1. Tablet Hisap ( Lozenges )
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau
hancur perlahan dalam mulut.
Sifat :
Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif sehingga
absorbsi obat juga lambat dan obat berefek panjang.
Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat
tinggal dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau antiseptik
Merupakan pilihan lain BSO, terutama untuk terapi lokal batuk dan
sumbatan nasal.
Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak.
Contoh : Kalmicyn lozenges
2. Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu
kamar 28° C.
4
Sifat :
Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.
Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak
Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan saluran nafas bagian atas.
Contoh : FG Trochees.
3. Tablet Sublingual.
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :
Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat
bertahan lama
Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
5
5. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartar) dan natrium bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.
Sifat :
Memberikan rasa manis dan segar seperti limun
Bahan aktif obat cepat terabsorbsi dan dapat mengurangi iritasi lambung
Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.
Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon
6. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya.
Menutupi rasa dan bau tidak enak.
Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cema.
6
b. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan
bahan yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan
hanya menambah berat tablet 2-3%
Sifat :
Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa.
Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan.
Contoh : Ferro gradumet.
7. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet
yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer.
Contoh : Bodrex
8. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi
mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte
7
9. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak
boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide dose artinya bisa
dipotong menjadi beberapa bagian.
Contoh Quibron-T.
Sifat :
Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan
Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui difusi,
dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga efek
obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian
sehingga ketaatan pasien bertambah.
Harga lebih mahal.
Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk
menyatakan sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara lain
retard, time release, sustained release..oros
Contoh : Avil retard, Adalat oros
2. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari.
8
Jenis-jenis Kapsul
a. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan
obat dalam minyak.
Sifat :
Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah
cangkangnya larut obat sehingga langsung dapat diabsorsi.
Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres
Contoh : Natur E
9
Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.
Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius), Oralit (Pulvis untuk obat dalam)
dalam kemasan sachet
Penyimpanan :
Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat
kering pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.
10
1.SOLUTIO
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
Obat homogen dan absobsi obat cepat
Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar
menelan, anak-anak dan manula
Volume pemberian besar
Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.
Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis
dan perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle Universitas Gadjah Mada 10
2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66%)
Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.
Sifat :
Homogen
Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. - Cocok untuk
anak-anak maupun dewasa.
Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola
akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :
11
Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang
tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel
Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada suhu
kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.
Contoh Sirup kering : Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup
(untuk dibuat Suspensi ).
3. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator
untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula.
Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak
Volume pemberiannya besar
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel
yang terdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi
4. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi
etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%,
biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai
pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
Cocok untuk penderita yang sukar menelan
12
Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan
terhadap alkohol atau menderita penyekit tertentu
Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )
5. TINGTURA
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
Homogen dan bahan obat lebih stabil
Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari dapat
terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml
6. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
Contoh : Betadine 190 ml
7. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral :
Sifat: :
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan bentuk sediaannya.
Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika
antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon
13
b. Tetes Mata :
Sifat :
Harus steril dan jernih.
Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
c. Tetes Telinga :
Sifat :
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang
mempunyai kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati,
propilen glikol ) sehingga dapat menempel pada hang telinga.
pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
d. Tetes Hidung :
Sifat :
pH sekitar 5,5 sampai 7,5
Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.
Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin.
8. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.
Sifat :
Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.
Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis
komponen obat pada permukaan kulit
Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain
yang cocok.
Contoh : Tolmicen 10 ml
14
2.4 Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat Atau Semi Padat
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna,
berbau tengik, dan lewat kadaluwarsa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung
dari cahaya matahari.
1. UNGUENTA (SALEP)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada
kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Absorbsi (adeps lanae, dan lanolin ).
Sifat :
Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat
lainnya.
Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi.
Obat kontak cukup lama dengan kulit sehingga cocok untuk dermatosis
yang kering dan kronik serta cocok untuk kulit yang bersisik dan berambut.
Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g
15
Dapat berfungsi sebagai pendingin
Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis
Contoh : Nerisona fatty oint
b. Salep Mata.
Sifat :
Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif
dibandingkan dengan tetes mata.
Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum,
paraffin liq )
Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g
2. JELLY (GEL)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair
waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air (PEG, CMG,
Tragakanta)
Sifat :
Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk
dermatosa kronik
Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek
sistemik.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
3. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi
O/W atau emulsi W/O.
16
Sifat :
Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan
mudah timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.
Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og
4. PASTA
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu
serbuk dalam jumlah besar ( 40-60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :
Obat dapat kontak lama dengan kulit
Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah (Sub akut atau kronik)
Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang
eksudatif
Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari
17
2. INHALASI
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk
efek sistemik lewat paru-paru.
3. SPRAY
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagaian zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring dan kulit.
Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar
(<30°C derajat celcius) dan di tempat yang kering.
Sifat :
Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran
partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik
Bahaya kontaminasi dapat dihindari
Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar.
Mudah cara penggunaanya
Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
Harganya mahal karena biaya produksi tinggi
Contoh :
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Dosis
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bentuk sediaan obat dipilih agar dapat melindungi dari kerusakan baik dari
luar maupun dalam tubuh , dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan
obat, dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi), sediaan yang
cocok untuk :
Obat yang tidak stabil, tidak larut
Penyakit pada berbagai tubuh
Bentuk sediaan obat (BSO) yaitu Padat : tablet : kapsul, pulvis dan pulveres; Semi
Padat : salep, cream; Cair: sirup, tetes, losion; dan Gas: aerosol, spray
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dengan memahami lebih mendalam
mengenai berbagai bentuk obat, diantaranya tablet, kaplet, kapsul, dan cair serta
farmakokinetik dan farmakodinamik pada setiap obat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ansel Howard C., 1990. Introduction to phamaceutical Dosage Forms. Lea &
Febiger, Philadelphia
Nanizar Z.J., 1994. Ars Prescribendi Resep yang rasional. Jilid 1,2 dan 3.
Universitas Airlangga Press, Surabaya
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Kebijakan Obat Nasional,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Chaerunissa, A.Y., 2009.Farmasetika Dasar.Widya Padjajaran, Bandung
20