Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Peran obat seperti yang dituliskan pada pengertian diatas, maka peran obat
secara umum seperti sebagai penetapan diagnosa, untuk pencegahan penyakit,
menyembuhkan penyakit, memulihkan (rehabilitasi) kesehatan, mengubah
fungsi normal tubuh dengan tujuan tertentu, oeningkatan kesehatan dan
mengurangi ras sakit(Chaerunisaa, dkk, 2009).
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas,
obat keras, psikotropika dan narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas
secara mendetail pada pembahasan selanjutnya. Akan tetapi, sebelum kita
mengetahui contoh obat- obat yang tergolong dalam obat bebas terbatas, kita
juga harus mengetahui penggolongan-penggolongannya sehingga mengapa
obat obat tersebut agar keamanannya dapat terjaga. Untuk mengawasi
penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan penggunaannya,
maka pemerintah menggolongkan obat. Pada penulisan makalah ini akan
dibahas tentang penggolongan obat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa manfaat bentuk sediaan obat?
2. Apa saja obat dalam bentuk sediaan padat?
3. Apa saja obat dalam bentuk sediaan cair?
4. Apa saja obat dalam bentuk sediaan setengah padat?
5. Apa saja obat dalam bentuk sediaan gas?

1
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui manfaat bentuk sediaan obat
2. Untuk mengetahui obat dalam bentuk padat
3. Untuk mengetahui obat dalam bentuk cair
4. Untuk mengetahui obat dalam bentuk setengah padat
5. Untuk mengetahui obat dalam bentuk gas

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat yang dapat kami sampaikan untuk menambah
wawasan mengenai ilmu tentang obat-obatan, penggolongan obat dan dapat
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Bentuk Sediaan Obat


Bentuk sediaan obat dipilih agar :
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk :
 Obat yang tidak stabil, tidak larut
 Penyakit pada berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan
Dalam memilih BSO, perlu diperhatikan :
 Sifat bahan obat
 Sifat sediaan obat
 Kondisi penderita.
 Kondisi penyakit.
 Harga

2.2 Bentuk Sediaan Obat Padat


1. TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu
atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal
antara 300 — 600 mg ).
Sifat :
1 Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2 Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan
enzim pencernaan - obat yang bersifat iritatif.
3 Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas
bahan aktif.

3
4 Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang
dapat berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari
5 Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh :
 Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
 Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin.

Macam-macam tablet
1. Tablet Hisap ( Lozenges )
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau
hancur perlahan dalam mulut.
Sifat :
 Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif sehingga
absorbsi obat juga lambat dan obat berefek panjang.
 Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat
tinggal dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau antiseptik
 Merupakan pilihan lain BSO, terutama untuk terapi lokal batuk dan
sumbatan nasal.
 Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak.
Contoh : Kalmicyn lozenges

2. Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu
kamar 28° C.

4
Sifat :
 Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.
 Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak
 Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan saluran nafas bagian atas.
Contoh : FG Trochees.

3. Tablet Sublingual.
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :
 Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat
bertahan lama
 Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
 Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard

4. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet )


Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan
rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit,
tablet ini umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat
dan pengisi yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkan penampilan dan rasa.
Sifat :
 Tablet tidak mengandung bahan pemecah tablet sehingga perlu ketaatan
pemakaian agar efek optimal.
 Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja.
Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa atau sulit
menelan
 Cocok untuk obat antasida
 Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang tak
bergigi. Contoh : Tablet Plantacid

5
5. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartar) dan natrium bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.
Sifat :
 Memberikan rasa manis dan segar seperti limun
 Bahan aktif obat cepat terabsorbsi dan dapat mengurangi iritasi lambung
 Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.
Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon

6. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
 Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya.
 Menutupi rasa dan bau tidak enak.
 Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cema.

a. Tablet Salut Gula (TSG)


Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium
dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga
berat tablet bertambah 30-50%.
Sifat :
 Mudah ditelan dibanding tablet biasa.
 Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa
 Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan
 Dengan penyalutan memperlambat tersedianya obat diabsorbsi,
karena terlambatnya sediaan pecah.
Contoh : Supra livron.

6
b. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan
bahan yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan
hanya menambah berat tablet 2-3%
Sifat :
 Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa.
 Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan.
Contoh : Ferro gradumet.

c. Tablet Salut Enterik (TSE)


Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat
sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak
atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung.
Sifat :
 Absorbsi obat Baru terjadi didalam usus
 Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung,
dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan.
 Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio serta
pemberian yang dalam bentuk tidak utuh.
Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren

7. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet
yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer.
Contoh : Bodrex

8. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi
mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte

7
9. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak
boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide dose artinya bisa
dipotong menjadi beberapa bagian.
Contoh Quibron-T.
Sifat :
 Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan
 Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui difusi,
dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
 Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga efek
obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian
sehingga ketaatan pasien bertambah.
 Harga lebih mahal.
 Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk
menyatakan sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara lain
retard, time release, sustained release..oros
Contoh : Avil retard, Adalat oros

2. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya
terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari.

8
Jenis-jenis Kapsul
a. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan
obat dalam minyak.
Sifat :
 Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
 Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
 Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah
cangkangnya larut obat sehingga langsung dapat diabsorsi.
 Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres
Contoh : Natur E

b. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan obat yang kering.


Sifat :
 Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
 Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
 Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan
mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.
 Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.
 Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut
maka proses
 Absorbsi baru terjadi ( di gastrointestinal ).
Contoh : Ponstan 250 mg

3. PULVIS DAN PULVERES / SERBUK


Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan
tambahan berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering. Serbuk dapat digunakan
untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk
yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya
300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk
obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk tabur).
Sifat Pulvis untuk obat dalam :
 Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan

9
 Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
 Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.

Sifat Pulvis adspersorius :


 Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin
 Untuk luka terbuka sediaan harus steril.
 Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen.
 Bila menggunakan talk hams steril, karena bahan-bahan tersebut sering
terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.

Cara mengenal kerusakan :


Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak
enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal.

Cara peyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung
dari sinar matahari.
Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius), Oralit (Pulvis untuk obat dalam)
dalam kemasan sachet

2.3 Bentuk Sediaan Obat Cair


Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, timbul kristal atau adanya endapan zat padat.

Penyimpanan :
Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat
kering pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.

10
1.SOLUTIO
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
 Obat homogen dan absobsi obat cepat
 Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar
menelan, anak-anak dan manula
 Volume pemberian besar
 Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk
larutan.
 Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis
dan perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle Universitas Gadjah Mada 10

2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
 Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau gula ( 64-66%)
 Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
 Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.
Sifat :
 Homogen
 Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan Solutio. - Cocok untuk
anak-anak maupun dewasa.

Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola
akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :

11
 Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang
tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
 Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
 Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel
 Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada suhu
kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.
Contoh Sirup kering : Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup
(untuk dibuat Suspensi ).

Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup.

3. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator
untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
 Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula.
 Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak
 Volume pemberiannya besar
 Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel
yang terdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi

4. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi
etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%,
biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai
pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
 Cocok untuk penderita yang sukar menelan

12
 Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan
terhadap alkohol atau menderita penyekit tertentu
 Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml ( Paediatri )

5. TINGTURA
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
 Homogen dan bahan obat lebih stabil
 Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
 Karena Berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari dapat
terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml

6. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
Contoh : Betadine 190 ml

7. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
a. Tetes Oral :
Sifat: :
 Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak
 Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang
sesuai dengan bentuk sediaannya.
 Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika
antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon

13
b. Tetes Mata :
Sifat :
 Harus steril dan jernih.
 Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
 Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
c. Tetes Telinga :
Sifat :
 Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang
mempunyai kekentalan yang cocok ( misal gliserol, minyak nabati,
propilen glikol ) sehingga dapat menempel pada hang telinga.
 pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
d. Tetes Hidung :
Sifat :
 pH sekitar 5,5 sampai 7,5
 Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.
Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin.

8. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.
Sifat :
 Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.
 Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis
komponen obat pada permukaan kulit
 Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain
yang cocok.
Contoh : Tolmicen 10 ml

14
2.4 Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat Atau Semi Padat
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna,
berbau tengik, dan lewat kadaluwarsa.

Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung
dari cahaya matahari.

1. UNGUENTA (SALEP)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada
kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung hares terbagi rata atau terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Absorbsi (adeps lanae, dan lanolin ).
Sifat :
 Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat
lainnya.
 Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi.
 Obat kontak cukup lama dengan kulit sehingga cocok untuk dermatosis
yang kering dan kronik serta cocok untuk kulit yang bersisik dan berambut.
 Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g

a. Salep Berlemak ( Fatty Ointment )


Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan,
bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air (
berlemak )
Sifat :
 Absorbsi obat cukup baik
 Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak dengan kulit cukup
lama

15
 Dapat berfungsi sebagai pendingin
 Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis
Contoh : Nerisona fatty oint
b. Salep Mata.
Sifat :
 Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif
dibandingkan dengan tetes mata.
 Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
 Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum,
paraffin liq )
 Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g

2. JELLY (GEL)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair
waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Pada umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air (PEG, CMG,
Tragakanta)
Sifat :
 Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
 Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
 Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk
dermatosa kronik
 Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat
memberikan efek
sistemik.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g

3. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi
O/W atau emulsi W/O.

16
Sifat :
 Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit
 Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan
mudah timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya.
 Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
 Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og

4. PASTA
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu
serbuk dalam jumlah besar ( 40-60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :
 Obat dapat kontak lama dengan kulit
 Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah (Sub akut atau kronik)
 Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
 Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang
eksudatif
 Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
Contoh : Pasta Lassari

2.5 Bentuk Sediaan Obat Gas


1. BSO GAS/ AEROSOL
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis,
sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga
memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat
dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar,
semprotan basah atau kering atau busa.

17
2. INHALASI
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk
efek sistemik lewat paru-paru.

3. SPRAY
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagaian zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring dan kulit.
Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar
(<30°C derajat celcius) dan di tempat yang kering.

Sifat :
 Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa cairan, ukuran
partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian sistemik
 Bahaya kontaminasi dapat dihindari
 Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
 Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun obat luar.
 Mudah cara penggunaanya
 Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
 Harganya mahal karena biaya produksi tinggi

Contoh :
Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol
Bricasma Turbuhaler 200 dose serbuk inhaler
Ventolin Rotahaler 200 mcg
Ventolin Rotacaps
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler
Beconase Nasal Spray200 Dosis

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bentuk sediaan obat dipilih agar dapat melindungi dari kerusakan baik dari
luar maupun dalam tubuh , dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan
obat, dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi), sediaan yang
cocok untuk :
 Obat yang tidak stabil, tidak larut
 Penyakit pada berbagai tubuh
Bentuk sediaan obat (BSO) yaitu Padat : tablet : kapsul, pulvis dan pulveres; Semi
Padat : salep, cream; Cair: sirup, tetes, losion; dan Gas: aerosol, spray

3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dengan memahami lebih mendalam
mengenai berbagai bentuk obat, diantaranya tablet, kaplet, kapsul, dan cair serta
farmakokinetik dan farmakodinamik pada setiap obat.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ansel Howard C., 1990. Introduction to phamaceutical Dosage Forms. Lea &
Febiger, Philadelphia
Nanizar Z.J., 1994. Ars Prescribendi Resep yang rasional. Jilid 1,2 dan 3.
Universitas Airlangga Press, Surabaya
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Kebijakan Obat Nasional,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Chaerunissa, A.Y., 2009.Farmasetika Dasar.Widya Padjajaran, Bandung

20

Anda mungkin juga menyukai