PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk
tertentu sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih
dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada
berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan
menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat,
bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair
(larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim,
lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet,
kapsul, pil, granul, dan serbuk). Perkembangan dalam bidang industri
farmasi telah membawa banyak kemajuan khususnya dalam formulasi suatu
sediaan, salah satunya adalah bentuk sediaan solida. Sediaan solida
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sediaan bentuk cair,
antara lain: takaran dosis yang lebih tepat, dapat menghilangkan atau
mengurangi rasa tidak enak dari bahan obat, dan sediaan obat lebih stabil
dalam bentuk padat sehingga waktu kadaluwarsa dapat lebih lama
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013)
B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah bentuk sediaaan obat?
2. Bagaimana kegunaan sediaan obat?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian sediaan obat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa sajakah bentuk sediaaan obat
2. Untuk mengetahui kegunaan sediaan obat
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan obat
D. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi
Manfaat makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan adalah
untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik
dalam mengetahui tentang bentuk sedian obat.
2. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan mahasiswa dalam
mengetahui tentang sediaan obat.
3. Manfaat bagi masyarakat
Manfaat makalah ini bagi masyarakat adalah untuk menambah
wawasan masysrakat mengenai tentang bentuk sediaan obat.
BAB II
Pembahasan
Contoh :
2.TROCHICI
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini
disimpan dalam suhu kamar 28° C. Sifat :
1) Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah
tersedak.
2) Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-
anak
3) Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung
pada mukosa mulut, pharynx dan saluran nafas
bagian atas
Contoh : FG Trochees
3.TABLET SUBLINGUAL
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet
dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung
melalui mukosa mulut. Sifat :
1) Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi
dan efek obat dapat bertahan lama
2) Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
3) Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
5.TABLET EFFERVESCENT
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung
campuran asam ( asam sitrat, asam tartar ) dan Natrium
bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
karbondioksida yang akan memberikan rasa segar. Sifat :
1) Memberikan rasa manis dan segar seperti limun
2) Bahan aktif obat cepat terabsorbsi dan dapat
mengurangi iritasi lambung
3) Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.
8.TABLET FORTE
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen
tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda ( Biasanya
2 kali tablet biasa) Contoh : Bactrim Forte
Contoh : Quibron-T.
Sifat :
c. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau
setengah padat dengan atau tanpa bahan tambahan dan
terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin.
Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.
1) Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat
berupa minyak/larutan obat dalam minyak.
2) Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang
kering
2. BSO CAIR
Cara mengenal kerusakan : Secara makroskopis kerusakan dapat
dilihat dari adanya perubahan warna, berbau, timbul kristal atau adanya
endapan zat padat.
Penyimpanan : Dalam Botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam
almari, ditempat kering pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
matahari.
a. SOLUTION
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Solute : Zat yang terlarut. Solven : Cairan pelarut
umumnya adalah air.
Sifat :
1) Obat homogen dan absobsi obat cepat
2) Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk
penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
3) Volume pemberian besar
4) Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil
dalam bentuk larutan.
5) Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak
dapat ditambah pemanis dan perasa.
b. SIRUP
sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa,kecuali dinyatakan lain. Penggunaan istilah Sirup
digunakan untuk :
1) Bentuk sediaan Cair yang mengandung Saccharosa atau
gula (64-66%).
2) Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
3) Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis,
termasuk suspensi oral.
Sifat :
1) Homogen
2) Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan
Solutio.
3) Cocok untuk anak-anak maupun Dewasa.
SIRUP KERING
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang
terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan
lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan digunakan ditambah
pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :
1) Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau
bahan kimia lain yang tidak larut dan tidak stabil dalam
bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
2) Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan
anak.
3) Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya
ukuran partikel
4) Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan +
7 hari pada suhu kamar, sedang pada almari pendingin +
14 hari.
c. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk
halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum,
umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin
stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
1) Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak
dan manula
2) Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya
lebih enak dari Solutio
3) Volume pemberiannya besar
4) Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya
ukuran partikel yang terdispersi
e. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh
ditelan
Contoh : Betadine 190 ml
f. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
TETES ORAL :
Sifat: :
1) Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan
anak-anak
2) Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan
lain yang sesuai dengan bentuk sediaannya
3) Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba,
analgetika antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
TETES MATA
Sifat :
1) Harus steril dan jernih
2) Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas
optimal
3) Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet
TETES HIDUNG
Sifat :
1) pH sekitar 5,5 sampai 7,5
2) Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan
stabilisator.
g. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada
kulit
Sifat :
1) Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung
komponennya.
2) Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan
meninggalkan lapisan tipis komponen obat pada
permukaan kulit
3) Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau
bahan pelarut lain yang cocok.
Contoh : Tolmicen 10 ml
SALEP MATA.
Sifat :
1) Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga
lebih efektif dibandingkan dengan tetes mata.
2) Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
3) Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin
flavum, paraffin liq )
4) Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g,
Kemicitine 5g
b. JELLY (GEL )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang
mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu
lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan
bahan dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta )
Sifat :
1) Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
2) Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
3) Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak
sehingga cocok untuk dermatosa kronik
4) Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu
banyak dapat memberikan efek sistemik.
c. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga
memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai
vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
1) Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari
kulit
2) Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak
mengandung air dan mudah timbul jamur bila sediaan
dibuka segelnya.
3) Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
4) Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
d. PASTA
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentu serbuk dalam jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan
vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang
dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun. Sifat :
1) Obat dapat kontak lama dengan kulit
2) Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah (
Sub akut atau kronik )
3) Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan
pembawa
4) Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan
dermatosa yang eksudatif
5) Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula
c. SPRAY
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat
padat yang terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran
hidung, faring atau kulit.
Cara Penyimpanan : Ditempat yang terlindung dari cahaya
matahari, pada temperatur kamar ( t<30°C derajat celcius) dan
di tempat yang kering.
Sifat :
1) Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila berupa
cairan, ukuran partikel antara 2-6 mikron untuk
pemakaian sistemik
2) Bahaya kontaminasi dapat dihindari
3) Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
4) Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi ) maupun
obat luar.
5) Mudah cara penggunaanya
6) Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
7) Harganya mahal karena biaya produksi tinggi
d. INJEKSI
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan
secara parenteral.
Sifat :
1) Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif,
tidak sadar, atau keadaan darurat.
2) Obat bekerja dengan cepat
3) Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
4) Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama
atau tidak stabil dalam larutan
5) Harga obat relatif lebih mahal
6) Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.
Penyimpanan :
MACAM-MACAM INJEKSI
b. Otot Ventrogluteal
c. Otot Dorsogluteus
d. Otot Deltoid
bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
sudut 45°
aspirasi tidak boleh ada darah
4. INJEKSI INTRAKUTAN (IC)
Memasukan obat kedalam jaringan kulit, intracutan biasa
digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat
yang disuntikan.
f. SUPPOSITORIA
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
mengandung obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya
kedalam salah satu rongga tubuh. Suppositoria yang dimasukkan
rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal
atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk
efek lokal - Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang :
1) iritasi dan toksik di Gastrointestinal
2) tidak stabil pada pH Gastrointestinal
3) dirusak oleh enzim di Gastrointestinal
4) rasa tidak menyenangkan.
Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan tentang :
1) Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan dan
waktunya, agar mendapatkan efek yang optimal ( pagi
hari setelah defekasi dan atau malam hari menjelang
tidur, sambil tiduran ).
2) Absorbsi bahan aktif sering tidak sempurna.
3) Dapat menyebabkan proktitis
Sediaan ini cocok untuk pasien yang :
1) Mual,muntah atau post operatic, gangguan mental atau
tak sadar
2) Terlalu muda atau terlalu tua
8. Tetes mata
a. Cuci tangan lebih dahulu.
b. Jangan menyentuh ujung penetes.
c. Mata melihat ke atas.
d. Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian
“penampungan”.
e. Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan
diteteskan tanpa menyentuh mata.
f. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.
g. Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat.
h. Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu.
i. Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang
digunakan, tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan
berikutnya diberikan.
j. Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya
berlangsung selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama,
konsultasikan pada dokter atau apoteker.
9. Tetes Telinga
17. Spray
a. Buka tutupnya
b. Kocok kemasan obat sediaan spray
c. Semprotkan secara perlahan ke tempat memerlukan pengobatan
18. Vaginal
pasang aplikator pada lubang tabung krim dan putar sampai melekat
erat. Tekan krim dari tabung ke aplikator sampai mencapai anjuran dosis
pemakaian. Setelah itu putar aplikator agar bisa terlepas dari tabung dan
oleskan secara merata ke area yang terinfeksi menggunakan aplikator
19. Cara penggunaan sediaan suppostoria
Cuci tangan sampai bersih, suppostoria dikeluarkan dari kemasan,
suppostoria dibasahi dengan air bersih
Penderita berbaring dnegan posisi miring, dan suppostoria
dimasukkan ke dalam dubur (rektum)
Masukan suppostoria dengan cara bagian ujung suppostoria
didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal;
kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada orang dewasa
Jika suppostoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka
sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin
selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum
kemasan dibuka
Setelah penggunaan suppostoria, tangan dicuci sampai bersih
20. Transdermal
Kekurangan Serbuk
Kekurangan kapsul
4. Keuntungan solution
a. lebih mudah ditelan daripada sediaan yang lain, sehingga dapat lebih
mudah digunakan bayi, anak-anak, dewasa, maupun usia lanjut
b. segera diabsorpsi karena telah berbentuk sediaan cair (tidak
mengalami proses disintegrasi maupun pelarutan seperti pada
tablet/pil dsb
c. obat secara homogen terdistribusi keseluruh bagian sediaan
d. mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan
(Aspirin, KCl) karena larutan langsung diencerkan dalam lambung
e. lebih mudah untuk menutupi rasa dan bau tidak enak pada obat
dengan cara penambahan pemanis dan pengaroma
Kerugian Solutio
5. Keuntungan Suspensi
a. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet/kapsul,
terutama anak-anak
b. Memiliki homogenitas tinggi
c. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul (karena luas
permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat)
d. Dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat
e. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidakk stabil dalam air
Kekurangan suspensi
6. Keuntungan suspense
a. Baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil,
kapsul. Terutama untuk homogenitas yang cukup tinggi.
b. Memiliki homogenitias yang cukup tinggi.
c. Lebih mudah di absorsi dari pada tablet, karena luas permukaan
kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi.
d. Dapat menutupi rasa tidak enak/ pahit dari obat.
e. Dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam
air.
Kekurangan suspense
a. Memiliki kestabilan yang rendah
b. Jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali,
sehingga homogenisitas menjadi buruk.
c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk
dituang.
d. Ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan.
e. Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan.
f. Pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan system
disperse akan meningkat apabila terjadi perubahan temperature
pada tempat penyimpanan
7. Keuntungan elixir
a. Lebih mudah ditelan dari pada sediaan lain, sehingga banyak
disukai anak anak, bayi, maupun usia lanjut.
b. Lebih mudah menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak
dengan penambahan pemanis dan pengaroma.
c. Mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung
Kekurangan elixir
a. Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar
obat.
b. Stabilitas rendah dibanding sediaan pil,tablet,kapsul terutama
untuk zat aktiv yang mudah terhidrolisis.
c. Larutan/air merupakan media ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme sehingga diperlukan pengawet dalam
pembuatan
8. Keuntungan Gargarisma
a. Merupakan campuran homogen.
b. Dosis dapat diubah ubah dalam pembuatan.
c. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkat kapsul dan
tablet sulit untuk diencerkan
Kerugian gargarisma
a. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
b. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
9. Keuntungan Tetes Mata
a. Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal
homogeny,biovailabilitas, dan kemudahan penaganan
b. Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan.
Kerugian obat tetes mata
a. Kerugian yang diprinsipil dari larutan mata adalah waktu
kontak yang relatif singkat antara obat dan permukaan yang
terabsorsi
10. Keuntungan Tetes Hidung
a. Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi.
b. Penguraian di saluran pencernaan dihindari
c. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi serta profil
konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu sebanding
dengan pemberian dengan intra vena.
d. Banyak pembuluh dan struktur membran mukosa yang
permeabel sehingga memungkinkan pemberian secara sistemik
Kekurangan Tetes hidung
a. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat
bantu yang dapat digunakan untuk ukuran yang tepat.
b. Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai.
c. Kecepatan pembersihan obat
11. Keuntungan lotion
a. Lebih ekonomis
b. Lebih mudah digunakan
c. Penyebaran lotion lebih merata dari pada bentuk krim
d. Umumnya menyebar dalam lapisan tipis
e. Umumnya dosis yang digunakan lebih rendah dan kerja
sistemnya rendah.
Kekurangan
Kekurangan salep
a. Kekurangan basis hidrokarbon sifatnya yang berminyak dapat
meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci dan sulit
dibersihkan dari permukaan kulit.
b. Kekurangan basis absorbs
c. Mempunyai sifat hidrofil atau dapat mengikat air
13. Keuntungan Gel
a. Dapat digunakan untuk berbagai rute pemakaian.
b. Kompatibel dengan berbagai macam obat.
c. Gel yang mengandung enhancer pada umumnya digunakan
sebagai antiinflamasi.
d. Mudah digunakan dan cepat menimbulkan efek terapi.
Kekurangan
Kerugian
Kerugian
Yohana Anis dkk. 2011. farmasetika dasar konsep teoritis dan aplikasi pembuatan
obat. Widyapadjajaran.