Anda di halaman 1dari 75

BENTUK SEDIAAN OBAT

MUHAMMAD AFQARY
PENDAHULUAN

• Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan


agar penggunaan senyawa obat/zat
berkhasiat dalam farmakoterapi dapat
digunakan secara aman, efisien dan atau
memberikan efek yang optimal.
• Umumnya BSO mengandung satu atau
lebih senyawa obat / zat berkhasiat dan
bahan dasar / vehikulum yang diperlukan
untuk formulasi tertentu
MANFAAT BENTUK SEDIAAN OBAT

Bentuk sediaan obat dipilih agar :


1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar
maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan
obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal,
inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk :
- obat yang tidak stabil, tidak larut
- penyakit pada berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan
menyenangkan
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MEMILIH BSO

• Sifat bahan obat


• Sifat sediaan obat
• Kondisi penderita
• Kondisi penyakit
• Harga
MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT

1. Bentuk Sediaan Padat : pulvis, pulveres,


tablet, kapsul
2. Bentuk Sediaan Cair : solusio/mikstura,
suspensi, emulsi, linimentum, losio
3. Bentuk Sediaan Setengah Padat :
unguentum, jeli
4. Bentuk sediaan khusus : injeksi ,
supositoria, ovula, spray, inhalasi,
BSO PADAT
1. PULVIS DAN PULVERES
Bahan atau campuran obat yang
homogen dengan atau tanpa bahan
tambahan berbentuk serbuk dan relatif
stabil serta kering
- Pulveres : serbuk terbagi (untuk obat
dalam)
- Pulvis adsversorius : serbuk tabur
(untuk obat luar)
Sifat Pulvis untuk obat dalam :
- Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam
bentuk cairan
- Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam
bentuk tablet
- Tidak cocok untuk obat yang mempunyai
rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis
terapi yang rendah.
Sifat Pulvis adspersorius :
- Selain bahan obat, mengandung juga
bahan profilaksi atau pelicin
- Untuk luka terbuka sediaan harus steril
- Sebagai pelumas harus bebas dari
organisme patogen
- Bila menggunakan talk harus steril, karena
bahan-bahan tersebut sering
terkontaminasi spora dan kuman tetanus
serta kuman penyebab gangren.
Cara mengenal kerusakan :
• Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat
dari timbulnya bau yang tidak enak,
perubahan warna, benyek atau menggumpal.
Cara peyimpanan :
• Disimpan dalam wadah tertutup rapat,
ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar
matahari.
Contoh :
• Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)
• Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam
kemasan sachet
2. TABLET

Tablet adalah sediaan padat yang


kompak, yang dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan
rata atau cembung, dan mengandung satu
atau beberapa bahan obat, dengan atau
tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal
antara 300 — 600 mg ).
Sifat :
1. Cukup stabil dalam transportasi dan
penyimpanan.
2. Tidak tepat untuk : - obat yang dapat dirusak
oleh asam lambung dan enzim pencernaan -
obat yang bersifat iritatif.
3. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat
mempengaruhi bioavailabilitas bahan aktif.
4. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan
multilayer obat-obat yang dapat berinteraksi
secara fisik/khemis, interaksinya dapat
dihindari
5. Tablet yang berbentuk silindris dalam
perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
• Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat
dari adanya perubahan warna, berbau, tidak
kompak lagi sehingga tablet pecah/retak,
timbul kristal atau benyek.
Penyimpanan :
• Disimpan dalam wadah tertutup baik, ditempat
yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari.
Contoh :
• Branded : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
• Generik : Tablet parasetamol, Tablet
amoksisilin
2.1 TABLET HISAP ( LOZENGES )
Sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan
bahan dasar beraroma dan manis, yang
dapat membuat tablet melarut atau hancur
perlahan dalam mulut.
Sifat :
- Tablet secara perlahan melarutkan dan
melepaskan bahan aktif sehingga absorbsi
obat juga lambat dan obat berefek panjang.
- Untuk efek lokal, lamanya pemberian
tergantung lamanya obat dapat tinggal dalam
rongga mulut, mengandung obat antibiotik
atau antiseptik
- Merupakan pilihan lain BSO, terutama untuk
terapi lokal batuk dan sumbatan nasal.
- Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan
cocok untuk anak-anak
Contoh : Kalmicyn lozenges
2.2 TROCHICI
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa,
tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28° C.
Sifat :
– Bentuk sediaan seperti donat untuk
mencegah tersedak.
– Rasanya manis sehingga mudah diberikan
pada anak-anak
– Mudah hancur dalam mulut dan beraksi
langsung pada mukosa mulut, pharynx dan
saluran nafas bagian atas
Contoh : FG Trochees
2.3 TABLET SUBLINGUAL.
Tablet yang digunakan dengan cara
meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui
mukosa mulut.
Sifat :
– Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air
tinggi dan efek obat dapat bertahan lama
– Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
– Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.
Contoh : Tablet Cedocard
2.4 TABLET KUNYAH ( CHEWABLE
TABLET )
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah,
memberikan residu dengan rasa enak dalam
rongga mulut, mudah ditelan dan tidak
meninggalkan rasa pahit, tablet ini umumnya
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa
sebagai pengikat dan pengisi yang
mengandung bahan pewarna dan bahan
pengaroma untuk meningkatkan penampilan
dan rasa
Sifat :
- Tablet tidak mengandung bahan pemecah
tablet sehingga perlu ketaatan pemakaian
agar efek optimal.
- Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum
sehingga obat cepat bekerja.
- Penggunaannya dikunyah sehingga cocok
untuk orang yang tidak bisa atau sulit menelan
- Cocok untuk obat Antasida
- Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya
pahit dan orang tua yang tak bergigi.
Contoh : Tablet Plantacid
2.5 TABLET EFFERVESCENT
Tablet selain mengandung zat aktif, juga
mengandung campuran asam ( asam sitrat,
asam tartrat ) dan Natrium bikarbonat , apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan
karbondioksida yang akan memberikan rasa
segar.
Sifat :
- Memberikan rasa manis dan segar seperti limun
- Bahan aktif obat cepat terabsorbsi dan dapat
mengurangi iritasi lambung
- Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.
Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon
2.6 TABLET SALUT
Tujuan penyalutan tablet :
1. Melindungi zat aktif dari udara,
kelembaban, atau cahaya
2. Menutupi rasa dan bau tidak enak
3. Membuat penampilan lebih baik dan
mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cerna.
a. TABLET SALUT GULA (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati,
kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin,
sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
Sifat :
• Mudah ditelan dibanding tablet biasa
• Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa
• Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak enak
• Dengan penyalutan memperlambat tersedianya
obat diabsorbsi, karena terlambatnya sediaan
pecah.
Contoh : Supra livron
b. TABLET SALUT FILM (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak
yang disalut dengan bahan yang
merupakan derivat cellulose ( film ) yang
tipis/transparan, dan hanya menambah
berat tablet 2-3%
Sifat :
• Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet
biasa.
• Cocok untuk bahan obat yang rasa dan
bau tidak menyenangkan.
• Contoh : Ferro gradumet
c. TABLET SALUT ENTERIK (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda
pelepasan obat sampai tablet telah melewati
lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau
inaktif karena cairan lambung atau dapat
mengiritasi lambung.
Sifat :
• Absorbsi obat terjadi di dalam usus
• Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap
lambung, dirusak oleh asam lambung dan enzim
pencernaan.
• Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio
serta pemberian yang dalam bentuk tidak utuh.
Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren
2.7 TABLET MULTILAYER
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian
ditambah granulasi diatas tablet yang
dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk
tablet multilayer.
Contoh : Bodrex

2.7. TABLET FORTE


Tablet yang mempunyai komposisi sama
dengan komponen tablet biasa tapi
mempunyai kekuatan yang berbeda
(Biasanya 2 kali tablet biasa )
Contoh : Bactrim Forte
2.9 TABLET PELEPASAN TERKENDALI
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tersedia selama jangka
waktu tertentu setelah obat diberikan.
Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak
boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan
Retard yang devide dose artinya bisa
dipotong menjadi beberapa bagian, contoh
Quibron-T
Sifat :
- Cukup stabil dalam transportasi dan
penyimpanan
- Pelepasan bahan aktif dari sediaan
pelepasan terkendali dapat melalui difusi,
dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.
- Mempertahankan efek terapi untuk batas
waktu yang lama, sehingga efek obat lebih
seragam, hal tersebut akan mengurangi
frekuensi pemberian sehingga ketaatan
pasien bertambah.
- Harga lebih mahal.
- Istilah efek diperpanjang ( prolong
action ) ; efek pengulangan ( repeat
action) dan pelepasan lambat (sustained
action) telah digunakan untuk menyatakan
sediaan tersebut. Istilah lain yang sering
digunakan antara lain retard, time release,
sustained release..oros
Contoh : Avil retard, Adalat oros
3. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat
berbentuk padat atau setengah padat dengan
atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus
cangkang yang umumnya terbuat dari
gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan
dari isinya.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi
bahan obat berupa minyak/larutan obat
dalam minyak.
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi
bahan obat yang kering
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat
dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet
pecah/retak, timbul kristal atau benyek.
Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, baik
ditempat yang sejuk dan terlindung dari
sinar matahari.
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): Berisi bahan
obat berupa minyak/ larutan obat dalam
minyak.
Sifat :
– Cukup stabil dalam penyimpanan dan
transportasi
– Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak
menyenangkan
– Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul
keras karena bentuk ini setelah cangkangnya
larut obat langsung dapat diabsorbsi.
– Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam
bentuk sediaan pulveres
Contoh : Natur E
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ) : berisi bahan
obat yang kering.
Sifat
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak
menyenangkan
- Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat
higroskopik, dan mempunyai rasa dan bau yang
tidak menyenangkan.
- Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk
tablet.
- Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif
terbebas serta terlarut maka proses absorbsi baru
terjadi ( di gastrointestinal ).
Contoh : Ponstan 250 mg
BSO CAIR
Cara mengenal kerusakan :
• Secara makroskopis kerusakan dapat
dilihat dari adanya perubahan warna,
berbau, timbul kristal atau adanya
endapan zat padat.
Penyimpanan :
• Dalam Botol tertutup rapat dan
dimasukkan kedalam almari, ditempat
kering pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya matahari
1. SOLUTIO
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut. Solute : Zat yang terlarut.
Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :
– Obat homogen dan absobsi obat cepat
– Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk
penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula
– Volume pemberian besar
– Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil
dalam bentuk larutan.
– Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak
dapat ditambah pemanis dan perasa.
Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle
2. SIRUP
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :
- Bentuk sediaan Cair yang mengandung
Saccharosa atau gula ( 64-66% ).
- Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
- Sediaan cair yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral.
Sifat :
- Homogen
- Lebih kental dan lebih manis dibandingkan
dengan Solutio. - Cocok untuk anak-anak
maupun Dewasa.
2.1 Sirup Kering :
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk
atau granula yang terdiri dari bahan obat,
pemanis, perasa, stabilisator dan bahan
lainnya, kecuali pelarut. Apabila akan
digunakan ditambah pelarut (air) dan akan
menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :
- Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau
bahan kimia lain yang tidak larut dan tidak stabil
dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
- Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi
dan anak.
- Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar
kecilnya ukuran partikel
- Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya
bertahan + 7 hari pada suhu kamar, sedang pada
almari pendingin + 14 hari
Contoh Sirup kering :
Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS
sirup (untuk dibuat Suspensi )
3. SUSPENSI
• Sediaan cair yang mengandung bahan
padat dalam bentuk halus yang tidak larut
tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum,
umumnya mengandung stabilisator untuk
menjamin stabilitasnya, penggunaannya
dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar
menelan, anak-anak dan manula
- Bisa ditambah pemanis dan perasa
sehingga rasanya lebih enak dari Solutio
- Volume pemberiannya besar
- Kecepatan absorbsi obat tergantung pada
besar kecilnya ukuran partikel yang
terdispersi
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid
suspensi
4. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol
sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain
seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi
etanol harus ada untuk dapat dinyatakan
sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-
75%, biasanya sekitar 315%, keggunaan
alcohol selain sebagai pelarut, juga
sebagai pengawet atau korigen saporis.
Sifat :
- Cocok untuk penderita yang sukar
menelan
- Karena mengandung Alkohol, hati-hati
untuk penderita yang tidak tahan terhadap
alkohol atau menderita penyakit tertentu
- Elixir kurang manis dan kurang kental
dibandingkan bentuk sediaan sirup.
Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml
( Paediatri )
5. TINGTURA
Larutan mengandung etanol atau
hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan
atau senyawa kimia. Secara tradisional
tingtura tumbuhan berkhasiat obat
mengandung 10% bahan tumbuhan,
sebagian besar tingtura tumbuhan lain
mengandung 20% bahan tumbuhan.
Sifat :
- Homogen dan bahan obat lebih stabil
- Kadar alcohol yang tinggi dapat
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
- Karena Berisi beberapa komponen,
dengan adanya cahaya matahari dapat
terjadi perubahan fotosintesis
Contoh : Halog 8 ml
6. GARGARISMA

Obat yang dikumur sampai tenggorokan,


dan tidak boleh ditelan

Contoh : Betadine 190 ml


7. GUTTAE

Sediaan cair yang pemakaiannya dengan


cara meneteskan.
7.1 TETES ORAL :
Sifat: :
- Volume pemberian kecil sehingga cocok
untuk bayi dan anak-anak
- Pada umumnya ditambahkan pemanis,
perasa, dan bahan lain yang sesuai
dengan bentuk sediaannya
- Bahan obatnya berkhasiat sebagai
antimikroba, analgetika antipiretika,
vitamin, antitusif, dekongestan.
Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml,
Termagon
7.2 TETES MATA :
Sifat :
- Harus steril dan jernih
- Isotonis dan isohidris sehingga
mempunyai aktivitas optimal
- Untuk pemakaian berganda perlu tambah
pengawet
Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid
7.3 TETES TELINGA :
Sifat :
- Bahan pembawanya sebaiknya minyak
lemak atau sejenisnya yang mempunyai
kekentalan yang cocok ( misal gliserol,
minyak nabati, propilen glikol ) sehingga
dapat menempel pada hang telinga.
- pH sebaiknya asam ( 5-6 )
Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml
7.4 TETES MATA DAN TELINGA
Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml

7.5 TETES HIDUNG :


Sifat :
- pH sekitar 5,5 sampai 7,5
- Pada umumnya ditambahkan bahan
pengawet dan stabilisator. Contoh : Iliadin
10 ml, Vibrosil, Otrivin
8. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk
pemakaian luar pada kulit
Sifat :
- Sebagai pelindung atau pengobatan
tergantung komponennya.
- Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan
meninggalkan lapisan tipis komponen obat
pada permukaan kulit
- Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol,
glyserin atau bahan pelarut lain yang cocok.
Contoh : Tolmicen 10 ml
BSO SEMI PADAT
Cara mengenal kerusakan :
• Secara makroskopik kerusakan dapat
dilihat adanya perubahan warna, berbau
tengik, dan lewat kadaluwarsa.
Penyimpanan :
• Dalam wadah tertutup rapat, ditempat
yang sejuk, kering, dan terlindung dari
cahaya matahari.
1. UNGUENTA (SALEP)
• Sediaan 1/2 padat untuk digunakan
sebagai obat luar, mudah dioleskan pada
kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih
dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung harus terbagi rata atau
terdispersi homogen dalam
vehikulum.Umumnya memakai dasar
salep Hidrokarbon ( vaselin album dan
vaselin flavum ), dan dasar salep Absorbsi
(adeps lanae, dan lanolin ).
Sifat :
- Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan
dengan bentuk sediaan padat lainnya.
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan
transportasi.
- Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga
cocok untuk dermatosis yang kering dan kronik
serta cocok untuk jenis kulit yang bersisik dan
berambut.
- Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.
Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g
1.1 SALEP BERLEMAK ( FATTY OINTMENT )
– Suatu sediaan obat berbentuk setengah
padat yang mudah dioleskan, bahan obat
harus terdispersi homogen dalam dasar salep
yang bebas air ( berlemak )
Sifat :
- Absorbsi obat cukup baik
- Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak
dengan kulit cukup lama
- Dapat berfungsi sebagai pendingin
- Cocok untuk jenis kulit yang kering dan
dermatosa kronis
Contoh : Nerisona fatty oint
1.2 SALEP MATA.
Sifat :
- Steril dan obat dapat kontak lama dengan
mata sehingga lebih efektif dibandingkan
dengan tetes mata.
- Stabil dalam penyimpanan dan
transportasi
- Bahan dasar tidak mengiritasi mata
(adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq )
- Cocok untuk penggunaan malam hari.
Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram,
Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g
1.3 JELLY (GEL )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan
lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit,
mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak
berminyak. Pada umumnya menggunakan bahan
dasar larut dalam air ( PEG, CMG, Tragakanta )
Sifat :
- Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering
- Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
- Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak
sehingga cocok untuk dermatosa kronik
- Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu
banyak dapat memberikan efek sistemik.
Contoh: Bioplasenton Jelly 15mg, Voltaren Emulgel 100 g
1.4 CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung
air, sehingga memberikan perasaan sejuk bila
dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat
berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
Sifat :
- Absorbsi obat cukup baik dan mudah
dibersihkan dari kulit
- Kurang stabil dalam penyimpanan karena
banyak mengandung air dan mudah timbul
jamur bila sediaan dibuka segelnya.
- Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
- Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g
1.5 PASTA
• Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan
obat yang berbentu serbuk dalam jumlah besar ( 40 —
60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
mucilage, sabun.
Sifat :
- Obat dapat kontak lama dengan kulit
- Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah
( Sub akut atau kronik )
- Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan
pembawa
- Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan
dermatosa yang eksudatif
Contoh : Pasta Lassari
BENTUK SEDIAAN KHUSUS
1. BSO GAS/ AEROSOL
• Sediaan yang mengandung satu atau
lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberi tekanan, berisi propelan yang cukup
untuk memancarkan isinya hingga habis,
sedangkan cara penggunaanya dengan
ditekan pada tutup botol sehingga
memancarkan cairan dan atau bahan
padat dalam media gas. Produk aerosol
dapat dirancang untuk mendorong keluar
isinya dalam bentuk kabut halus, kasar,
semprotan basah atau kering atau busa.
1.1 INHALASI
• Obat atau larutan obat yang diberikan
lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat
pada cabang-cabang bronchus atau untuk
efek sistemik lewat paru-paru.
1.2 SPRAY
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau
sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan
secara topical, saluran hidung, faring atau kulit
Sifat :
• Merupakan suatu system koloid lipofob. Apabila
berupa cairan, ukuran partikel antara 2-6 mikron untuk
pemakaian sistemik
• Bahaya kontaminasi dapat dihindari
• Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
• Dapat digunakan sebagai obat dalam ( inhalasi )
maupun obat luar.
• Mudah cara penggunaanya
• Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
Contoh: Ventolin Rotacaps
2. INJEKSI
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau
serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan
lebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral.
Sifat :
• Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif,
tidak sadar, atau keadaan darurat.
• Obat bekerja dengan cepat
• Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
• Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan
lama atau tidak stabil dalam larutan
• Harga obat relatif lebih mahal
• Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.
Cara mengenal kerusakan :
• Untuk sediaan cair : Secara makroskopik dapat
dilihat adanya perubahan warna, berbau, timbul
kristal atau endapan, dan tidak bias bercampur
dengan baik apabila dilakukan pengocokan.
• Untuk sediaan kering : Timbul perubahan warna
dan penggumpalan, sebelum dicairkan
Penyimpanan :
• Sediaan cair : Disimpan ditempat kering, pada
suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari
• Sediaan kering : Disimpan ditempat kering, pada
suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari
(belum dicairkan ), disimpan di almari es
(setelah dicairkan )
3. VAGINAL DOSAGE FORM
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair,
padat, setengah padat yang cara
penggunaannya dengan menggunakan aplikator
(alat khusus) dimasukkan kedalam liang vagina
sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat
dimasukkan langsung dalam rongga vagina.
Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi, dan
kouterisasi
Contoh :
• Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina
dengan alat. Obat dicampur dengan air hangat
• Canesten SD
4. SUPPOSITORIA
• Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan
padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya
kedalam salah satu rongga tubuh.
• Suppositoria yang dimasukkan rectum
disebut Suppositoria rectal dan bertujuan
untuk efek lokal atau sistemik, sedang
yang dimasukkan vagina disebut ovula,
untuk efek lokal
- Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat
yang :
a. iritasi dan toksik di Gastrointestinal
b. tidak stabil pada pH Gastrointestinal
c. dirusak oleh enzim di Gastrointestinal
d. rasa tidak menyenangkan.

- Sediaan ini cocok untuk pasien yang :


a. Mual,muntah atau post operatic, gangguan
mental atau tak sadar
b. Terlalu muda atau terlalu tua
Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan :
a. Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan
dan waktunya, agar mendapatkan efek yang
optimal ( pagi hari setelah defekasi dan atau
malam hari menjelang tidur, sambil tiduran ).
b. Absorbsi bahan aktif sering tidak sempurna.

Cara mengenal kerusakan :


• Sediaan lunak/telah lembek, timbul kristal
berbau tengik sebaiknya jangan digunakan.
Penyimpanan :
• Dalam wadah tertutup rapat & ditempat
sejuk. Untuk sediaan suppositoria dengan
vehikulum O1. Cacao/minyak lemak yang
lain, sebaiknya disimpan di almari es.

• Contoh :
• Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur,
pagi atau sore hari setelah BAB
• Flagyl
• Dulcolax 10 mg
• Primperan 10 mg atau 20 mg
5. OBAT TRANSDERMAL
• Suatu system dimana bahan obat yang
terdapat pada permukaan kulit menembus
beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi
sistemik. Bentuk sediaan ini terdapat
beberapa ukuran yang berhubungan
dengan konsentrasi obat.
• Cara penggunaanya tergantung bahan
obat, ada yang ditempelkan dipunggung,
lengan atas, pundak, belakang telinga.
Sifat :
• Menghindari kesulitan obat diabsorbsi
karena dirusak oleh pH lambung, aktivitas
enzim, interaksi obat dan makanan.
• Cocok untukPenderita mual, muntah, diare
• Menghindari obat lewat lintas utama
• Menghindari resiko terapi secara
parenteral
• Memperpanjang aktivitas obat yang
mempunyai waktu paruh pendek.
• Memungkinkan terapi yang berhari-hari
dengan pemakaian tunggal
• Memungkinkan penghentian efek obat
secara cepat
• Memungkinkan percepatan identifikasi
apabila terjadi keadaan darurat

Contoh :
• Nitroderm TTS
• Nitrodisc Ditempelkan dipunggung atau
lengan atas
End

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai