Anda di halaman 1dari 55

BENTUK SEDIAAN DAN

RUTE PEMBERIAN OBAT


DISUSUN OLEH :
 Adinda farizka h. (19011023)
 Aldatia (19011012)
 Annisa damayanti (19011001)
 Kiki nur nabila (19011038)
 Nabila mutiara s.r (19011025)
 Nursakinah (19011013)
 Nurul amalia (19011014)
 Serlina meindra c.d.b.p. (19011003)
• Pertimbangan Terapeutik
A. Pertimbangan • Pertimbangan Biofarmasetik
Dalam Memilih Bentuk • Pertimbangan Fisikokimia
Sediaan Obat

B. Macam-macam • Sediaan Padat


• Sediaan Cair
Bentuk Sediaan • Sediaan Setengah Padat
Obat • Sediaan Khusus

• Pemberian Obat Per Oral


C. Rute Pemberian • Pemberian Obat Parenteral
Obat • Pemberian Obat Topikal
A. PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH
BENTUK SEDIAAN OBAT
Bentuk sediaan obat di pilih agar :
1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh.
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat.
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal,inhalasi).
4. Sediaan yang cocok untuk :
* Obat yang tidak stabil ,tidak larut.
* Penyakit pada berbagai tubuh.
5. Dapat di kemas /di bentuk lebih menarik dan menyenangkan.
Pertimbangan Terapeutik
a) Umur pasien
 Untuk bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun, pemberian peroral lebih di sukai untuk
obat berbentuk cairan dari pada padatan.
 Pada permulaan masa anak-anak ,obat di formulasi sebagai tablet yang mudah di
kunyah dan pech dalam mulut sebelum di telat.
 Bagi orang dewasa,umumnya suka kemudahan,lebih menyukai dalam bentuk sediaan padat.
 Untuk lansia biasanya di formulasikan menjadi cairan untuk oral.
b) Cara pemberian obat
 Oral : bentuk sediaan yang banyak di gunakan: tablet,kapsul, suspensi, emulsi dan
berbagai larutan sedianya farmasi.
 Rektal : obat sering di berikan secara rektal untuk efek lokal jarang untuk efek
sistemik.
 Parenteral : tiga cara utama dalam pemberian parenteral adalah subkutan
,intramuskular dan intravena.
 Epikutan : absorbsi obat melalui kulit meningkat jika obat berada dalam larutan,
jika obat mempunyai koefisien partisi lipid/air yang baik,dan jika berupa non
elektrolit.
Pertimbangan Biofarmasetik

Bioavailabilitas adalah persentase zat aktif yang ada di dalam darah di bandingkan
dengan dosis yang di berikan. Pemberian secara oral dapat mempengaruhi kondisi zat
aktif. Flora usus, enzim, makanan, dan minuman merupakan faktor - faktor yang dapat
mempengaruhi konsistensi kimia, laju transpor gastrointestinal, atau laju Absorbsi.
Pertimbangan Fisikokimia

1. Kelautan dan kecepatan disolusi


2. Koefisien partisi antara barier lipoid dan media fisiologi air.
3. Stabilitas dan/atau kecepatan penguraian dalam cairan fisiologis.
4. Kemudahan terhadap inaktivasi metabolic
sediaan padat

B. Macam -
Macam Bentuk sediaan cair
Sediaan Obat
sediaan setengah padat

sediaan khusus
Bentuk Sediaan Padat

Pulvis/Pulveres

Bentuk Sediaan
Tablet
Padat

Kapsul
1. Pulvis dan Pulveres (Serbuk).
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau
tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif
stabil serta kering. Untuk obat dalam di sebut
Pulveres, sedangkan untuk obat luar di sebut Pulvis
adspersorius.
keuntungan kerugian

 Tidak cocok di buat untuk obat yang


 Cocok untuk obat yang tidak
mempunyai rasa tidak
stabil dalam bentuk cairan,
menyenangkan,
 Absorbsi obat lebih cepat di
 Rusak di lambung, iritatif,
banding dalam bentuk tablet
 Mempunyai dosis terapi yang rendah.

Pulvis adspersorius selain bahan obat, mengandung


juga bahan profilaksi atau pelican yang di gunakan
sebagai pelumas sehingga harus bebas dari organisme
pathogen. Kerusakan produk ini dapat dikenali dari
timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna, dan
serbuk menjadi menggumpal.
2. Tablet
Sediaan Padat Yang Kompak, Yang Di Buat Secara Cetak,
Berbentuk Pipih Dengan Kedua Permukaan Rata Atau Cembung,
Dan Mengandung Satu Atau Beberapa Bahan Obat, Dengan Atau
Tanpa Zat Tambahan (Berat Tablet Normal Antara 300-600 Mg).

Kerusakan Tablet Dapat Dikenali Secara Makroskopik Dari


Adanya Perubahan Warna, Bau, Rapuh Atau Tidak Kompak Lagi
Sehingga Tablet Menjadi Pecah, Timbul Kristal, Dll.
Contoh :

1. Sediaan paten

2. Sediaan generik (Tablet parasetamol, Tablet amoxilin).


Tablet Hisab
(Lozenges)

Trochisi

Tablet Sublingual.

JENIS-JENIS Tablet Kunyah


TABLET (Chewable)

Tablet
Tablet Salut Gula
Effervescent

Tablet Salut Tablet Salut Film

Tablet Pelepasan Tablet Salut


Terkendali Enteric
1) tablet hisab (lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat,

umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat

membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

Bentuk sediaan tablet hisab ini

merupakan pilihan lain untuk terapi

lokal batuk atau sumbatan nasal.

Sesuai di berikan untuk pasien yang

sukar menelan dan untuk anak-anak.


2) trochisi
Dibuat dengan cara kempa, tablet ini di simpan dalam suhu
ruangan 28C. Berbentuk seperti donat untuk mencegah
pengguna tersedak, rasanya manis. Tablet harus mudah
hancur dalam mulut dan berakhir langsung pada mukrosa
mulut, faring dan saluran pernafasan bagian atas.
3) Tablet Sublingual.
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah,
sehingga zat aktif di serap secara langsung melalui mukrosa
mulut. Karena diabsorpsi melalui membran mukrosa mulut,
obat ini tidak melewati metabolisme di hepar.
4) Tablet Kunyah (Chewable)
Penggunaanya dengan di kunyah, memberikan residu dengan rasa

enak dan nyaman dalam rongga mulut, mudah di telan dan tidak

meninggalkn rasa pahit. Cocok untuk orang yang tidak bisa atau sulit

menelan, sangat cocok untuk sediaan antasida sehingga mampu

memberikan efek penetralan asam lambung secara cepat. Tablet ini

umumnya berukuran besar.


5) Tablet Effervescent
Mengandung zat aktif, juga mengandung campuran
asam(asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat.
Mengandung zat aktif obat yang mudah terabsorpsi dan dapat
mengurang iritasi lambung. Produksi juga memerlukan teknik
khusus sehingga harga nya mahal.
Contoh : Tablet Ca-D Redoxon.
6) Tablet Salut
Di buat dengan tujuan untuk melindungi zat dari
udara, kelembaban dan atau cahaya, berfungsi untuk
menutupi rasa dan bau tidak enak, dan dirancang untuk
hancur dan melepaskan zat aktif dan terabsorpsi dalam
saluran cerna.

Berdasarkan bahan penyalutnya, tablet salut di bagi


menjadi:

a.Salut b.Salut c.Salut


gula film enteric
a. TABLET SALUT GULA

Tablet yang disalut dengan gula dari

suspensi dalam air mengandung serbuk yang

tidak larut seperti pati, kalsium karbonat,

talk atau titanium dioksida, yang

disuspensikan dengan gom akasia atau

gelatin, sehingga berat tablet bertambah

30-50%.
B.TABLET SALUT FILM
tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
berwarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat didalam saluran
cerna. Kelebihan salut film di banding salut gula
adalah lebih tahan terhadap kerusakan akibat
goresan, bahan yang di butukan lebih sedikit, dan
waktu pembuatan juga lebih sedikit.
C. TABLET SALUT ENTERIC

tablet yang disalut dengan zat penyalut yang


relative tidak larut dalam asam lambung, tetapi
larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus.
7) Tablet Pelepasan Terkendali
Dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan. Ada sediaan retard yang devide dose artinya
bisa dipotong menjadi beberapa bagian.
3. Kapsul
Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang

keras atau lunak yang dapat larut.

Kapsul keras
• Berisi bahan obat yang kering. Kapsul keras (hard Capssule)
berisi bahan obat yang kering. Lebih tepat diberikan untuk
bahan obat yang mudah teroksidasi, bersifat hidroskopik.
Bahan aktif lebih cepat terbebas serta terlarut sehingga
lebih mudah diabsorpsi.

Kapsul lunak
• Berisi minyak atau larutan obat dalam minyak.
1. SOLUTIO
(LARUTAN)

7. GUTTAE 2. SIRUP

BENTUK
SEDIAAN
6.
GAGARISMA
OBAT 3. SUSPENSI

CAIR
5. TINGTURA 4. ELIXIR

• Cara penyimpanan bentuk sediaan obat cair ini di simpan pada suhu kamar
dan terlindungi dari sinar matahari.
• Kerusakan nya mudah di kenali secara makrosopis yaitu adanya perubahan
warna, perubahan aroma, dan timbulnya kristal/adanya endapan zat.
1. Solutio (Larutan)
Larutan adalah sediaan cairan yang mengandung satu atau lebih zat
kimia terlarut . Bagian larutan di bagi menjadi 2 yaitu:
*solut ( zat terlarut )
*sovlen ( zat pelarut )
contoh larutan yang umum di gunakan adalah betadine gargale
2. Sirup
Istilah sirup digunakan untuk :
• Sediaan cair yang mengandung saccharosa/ gula dengan kadar 64-66%
• Larutan sukrosa hampir jenuh dengan air
• Sediaan cair yang di buat dengan pengentalan dan pemanis termasuk
suspensi oral
• Sifatnya homogen, lebih kental dan lebih manis di bandingkan solutio.
Contoh: sanmol sirup
Sirup kering adalah sediaan padat yang berupa serbuk/
granula yang terdiri dari bahan obat, pemanis, prasa,
stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apa bila
untuk diberika kepada pasien makan di tambahkan
pelarut menjadi sediaan suspensi.
Sifat sirup kering:
 Umumnya bahan obat berupa antimikroba tidak stabil
dalam bentuk cairan atau tidak bertahan lama
 Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan
anak kecil
contoh : amoxan DS
3. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan pembawa, umumnya mengandung
stabilisator utuk menjamin stabilitasnya, sediaan ii harus di kocok sebelum
digunakan. sifat suspensi:

 Cocok untuk penderitayang sukar untuk menelan(anak-anak dan lansia)


 Bisa di tambah pemanis dan perasa sehingga dapat menutupi rasa pahit dan
bahan aktif
4. Elixir
Elixir adalah larutan oral yang mengandung ethanol
sebagai kosolven. Untuk mengurangi jumlah eathanol
dapat di tambahkan kosolven lain seperti gliserin. Sifat
elixir :
 Cocok untuk penderita sukar menelan
 Karena mengandung alkohol, hati hati untuk penderita yang
sensitif terhadap alkohol/ penyakit tertentu
 Elixir tersebut kurang manis dan kurang kental
5. Tingtura
Tingtura adalah larutan yang mengandung ethanol/
hidroalkohol yang di buat dari bahan tumbuhan senyawa
kimia. Sifat tingtura:
 Homogen dan bahan obat lebih stabil
 kadal alkohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme

Contoh: halog
6. Gagarisma

Gagarisma adalah larutan obat yang di kumur sampai


ketenggorokan, tidak boleh di telat
contoh : betadine gargle
7. Guttae (Obat Tetes)
Guttae adalah sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan, ada
beberapa jenis guttae :
1. Guttae oral
biasanya untuk obat yang berkhasiat sebagai antimikroba, analgetik,antipiretik dan
vitamin contohnya triaminic drop
2. Guttae telinga
PH sediaan sebaiknya asam lemah(5-6). Contohnya otolin tetes telinga otopain tetes
telinga
3. Guttae mata
harus steril dan jernih, untuk pemakaian dosis ganda, perlu penambahan pengawet
contohnya insto, cendo xytrol
4. Guttae hidung
pada umumnya ditambahkan pengawet dan stabilisator contohnya otrivintetes hidung
Dimaksudkan untuk pemakaian
luar melalui kulit

Penyimpanan bentuk
Cara mengenal kerusakan
sediaan ini umumnya
secara makroskopik dapat
dalam wadah tertutup
dilihat dari perubahan
rapat,ditempat sejuk,
warna,berbau tengik, &
kering & terlindung dari
melewati batas kadaluarsa.
cahaya matahari.
Salep adalah sediaan setengah
padat yang digunakan sebagai
obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu
pemanasan terlebih dahulu.
Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan
dengan bentuk sediaan semi padat lainnya

Cukup stabil dalam penyimpanan &


transportasi

Obat dapat kontak dengan permukaan kulit


dalam waktu yang cukup lama

Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh


tubuh
Gel adalah sediaan semi padat yang
kosistensinya sedikit cair, kental dan
lengket, tetapi mencair ketika kontak
dengan kulit, mengering sebagai suatu
lapisan tipis, tidak berminyak.
Dapat berfungsi Bahan dasar
sebagai mempunyai efek
pendingin & pelumas yang
pembawa obat tidak berlemak

Obat dapat
kontak dengan
Biasanya untuk
kulit dalam waktu
cukup lama & Sifat efek lokal
mudah kering umum
sediaan
gel
Krim adalah sediaan semi
padat yang banyak
mengandung air, sehingga
memberikan efek sejuk bila
dioleskan pada kulit.
Absorpsi
obat
cukup
baik

Sifat
umum
sediaan
krim
Dapat
berfungsi Kurang stabil
sebagai dalam
pembawa & penyimpanan
pendingin
Pasta adalah masa lembek yang dibuat
dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah
besar(40-60%), dengan
vaselin/paraffin cair/bahan dasar tidak
berlemak yg dibuat dengan
gliserol,mucilage & sabun.
Waktu kontak
lama dengan
kulit

Untuk lesi
Sediaan ini
akut dapat
cocok untuk
meninggalkan
dermosa yg
kerak
vesikula Sifat agak basah
umum
sediaan
pasta

Dapat
Tidak bias
berfungsi
digunakan
sebagai
untuk kulit
pengering,
yang
pembersih &
berambut
pembawa
BENTUK SEDIAAN
KHUSUS
BRNTUK

SEDIAAN
VAGINAL

INJEKSI

SUPPOSITORIA

AEROSOL
C. Rute Pemberian
Obat
Pemberian
obat per oral

Rute Pemberian
Pemberian Obat
Obat Parenteral

Pemberian
Obat Topikal
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Efek : lokal atau sistemik
2. Omset : cepet atau lambat
3. Durasi : lama atau pendek
4. Stabilitas rusak oleh asam lambung atau usus
5. Rute yang aman : mulut,injeksi atau anal
6. Kondisi pasien : muntah tidak sadar kesulitan menelan obat
7. Harga : sesuaikan kemampuan pasien
Pemberian Obat Per Oral
Paling umum mudah,aman dan murah.
Kerugiannya : Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitasnya.

Faktor Bioavailabilitasnya diantaranya:


1. Faktor obat : - sifat fisika kimia obat
- formulasi obat
2. Faktor penderita
3. Interaksi dalam saluran cerna
Pemberian Obat Parenteral

Adalah pemerian obat yang dilakukan dengan cara menyuntikan obat kedalam
tubuh
keuntungan Kelamahan

Efek lebih cepat dan teratur Membutuhkan cara pemberian aseptis

Menyebabkan rasa nyeri


Dapat diberikan pada penderita yang tidak
kooperatif, tidak sadar, atau muntah-
muntah
Bahaya penularan penyakit tertentu

Berguna pada keadaan darurat


Sulit dilakukan sendiri oleh penderita

Tidak ekonomis
Macam-macam Sediaan Parenteral

Larutan dalam Larutan dalam Suspensi obat Suspensi dalam


air minyak padat dalam air minyak

Kristal steril
Emulsi dengan Kristal steril Cairan Infuse
(mikroemulsi) penambah untuk suspensi intravena
pelarut steril

Cairan untuk
diagnosa
Macam-macam Rute Pemberian Obat Secara
Parental
Injeksi Intrakutan Disuntikan dalam kulit untuk diagnosa (0,1-0,2 ml)
/Intradermal
Injeksi Disuntikan kebawah kulit ke dalam alveola
Subkutan/Hipodermik
Injek Intramuskuler Disuntikan kedalam otot

Injeksi Intratekal Disuntikan kedalam sumsum tulang belakang yang terdapat cairan cerebrospinal

Injeksi Intraperitonial Disuntikan kedalam rongga perut

Injeksi Peridural Disuntikan kedalam epidura

Intrasisternal Disuntikan kedalam sumsum tulang belakang dasar otak

Intrakardial Disuntikan langsung ke dalam jantung


Pemberian Obat melalui
Paru-paru (Inhalasi)

Pengisap Uap
Alat penguap
Alat penyemprot
Aerosol
Botol
Pemberian Obat pada Selaput Lendir

 Mulut :
 Permen Obat (Lozenges, trochisi)
 Tablet Bukal
 Tablet Sublingual
 Vagina :
 Tablet Vaginal
 Ovula
Pemberian Obat pada Selaput Lendir

 Mata:  Saluran kemih:


 Okulenta  Basil
 Tetes mata  Dubur:
 Hidung:  Suppositoria
 Tetes hidung
 Telinga:
 Tetes telinga
Pemberian Obat pada Kulit

 Padat:  Semi Padat:


 Serbuk tabur  Salep
 Cair:  Krim
 Larutan  Pasta
 Losio  Gel
 Linimen  Bentuk obat aerosol
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai