Anda di halaman 1dari 20

Sediaan

Parenteral
apt. Devi Maulina, S.Farm. M.Biomed.
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Sejarah medikasi Secara Parenteral

Dari gigitan nyamuk dan ular berbisa dapat memasukan raun ke tubh
manusia melalui perobekan (pembentukan lubang kecil ) pada kulit

Sejarah
Th 1616:
William Harvey, seorang dokter dan ahli fisiologis Inggris mendeskripsikan
tentang sirkulasi darah dalam tubuh manusia. Harvey berkeyakinan bahwa
kematian akibat gigitan ular beracun terjadi karena racun diabsorpsi
melalui vena dan disirkulasikan ke seluruh tubuh

Th 1665:
Sir Christoper Wren berhasil menidurkan anjing dengan cara menyuntikan
.
opium melalui vena kaki belakang dengan bantuan jarum (dari bulu
angsa). Prosedur ini selanjutnya dicobakan ke manusia

Th 1836
Lafarque,
. seorang ahli bedah Prancis merobek kulit dengan pisau bedah
kecil yang telah direndam dengan larutan morfin untuk pengobatan
neuralgia
Sejarah medikasi Secara Parenteral
Th 1853
Charles Gabriel Pravaz menenukan alat suntik pertama kali (bentuk
piston). pertama kali digunakan untuk menginjeksi morfin sebagai obat
penghilang rasa sakit

Sejarah
Th1860
Pengobatan secara sub kutan telah dipraktekan walaupun dengan jumlah
obat yang masih terbatas

. Th 1880
Dokter mempraktekan secara luas pembuatan larutan injeksi dari tablet
triturasi pada saat akan disuntikan

.
Sejarah medikasi Secara Parenteral

Th 1890
• Pustaka bidang kedokteran mengemukakan pentingnya mensterilkan ,
baik alat suntik maupun larutan obat. Dengan ditemukannya saringa

Sejarah
(filter) bakteri, maka secarabertahap memberikan kontribusi pada
perkembangan pengobatan secara parenteral
• Stanisaus Limausin, seorang Farmasis Prancis mengembangkan
container untuk penyimpanan larutan steril dan dinamakan ampoule,
container gelas yang mempunai leher panjang dengan ujung terbuka

Abad ke20
• Ehrlich berhasil mensintesis arsfenamin dan hal ini secara dramatis
. memacu perkembangan terapi parenteral
• Reaksi piretik (kenaikan suhu tubuh) terjadi setelah pemberian obat
parenteral

.
Sejarah medikasi Secara Parenteral

Th 1923
• Florence Seibert membuktikan bahwa sumber reaksi piretik berasal dari
air yang digunakan untuk pembuatan larutan, Karena air tidak

Sejarah
didestilasi dan tidak disimpan dengan baik sehingga mengandung
pyrogen yang merupakan hasil metabolism mikroorganisme
• Zat ini merupakan penyebab reaksi demam pada pasien yang
menerima injeksi secara parenteral

Th 1926
.
Monografi resmi pertama dari larutan injeksi tampil di National Formulary
V Amerika dengan judul “ampuls”

.
Perkembangan
Sediaan Parenteral
Kemasan
Perubahan kemasan yang terjadi
yaitu perubahan tutup karet pada vial
gelas. Karet dapat ditembus oleh
jarum secara berulang, sesudah itu
dapat menutup kembali.
Perkembangan Rute
Pemberian
Rute Intra Dermal (ID)
Rute Subcutan (SC)
Rute Intra Muscular (IM)
Rute Intravena (IV)
Rute Intra arteri
Rute Intra Dermal (ID)

• Pada rute ini obat disuntikan pada


lapisan superfisial kulit
• Volume larutan yang disuntikan
dalam jumlah kecil hanya 0,1 mL
untuk sekali pakai
• Cara ini untuk pengujian
diagnostic dan dalam jumlah
terbatas untuk vaksin (BCG)
• Absorpsi melalui rute ini lambat,
onset kerja obat lambat
Rute Subcutan (SC)

• Injeksi volume kecil dilakukan


pada jaringan longgar di bawah
kulit, biasanya pada permukaan
terluar dari lengan atau paha
• Respon obat yang diberikan
dengan cara ini lebih cepat
dibanding dengan intradermal
Rute Intramuscular (IM)

• Injeksi dilakukan pada massa otot


• Lokasi yang biasa digunakan adalah otot
deltoid (segitiga) pada lengan bagian atas
jika volume obat 2 mL
• Volume yang lebih besar maksimal 5 mL
dapat diinjeksikan kedalam otot gluteal
medial dari setiap penonjolan (buttock)
• Absorpsi lebih cepat dibanding dengan sc,
dapat diperlama atau ditunda dengan cara
pemberian obat dalam bentuk suspense
steril baik dalam pembawa air maupun
minyak
Rute Intravena (IV)

• Larutan berolume besar atau kecil dapat


diberikan ke dalam vena untuk
mendapatkan efek yang lebih cepat
• Hasilnya dapat diperkirakan, tetapi
pemberian melalui rute ini potensial
berbahaya, karena tidak dapat ditunda
efeknya ketika obat sudah diberikan
• Larutan obat yang mengiritasi dapat
diberikan secara iv karena terjadi
pengenceran yang cepat oleh cairan darah
dan cairan intravena
• Metode iv tidak terbatas pada volume dan
lokasi sehingga mudah dilakukan
Rute Intra arteri

• Rute ini jarang dilakukan


• Berfungsi untuk memasukan arteriogram
untuk tujuan diagnostic
• Beberapa obat neoplastic seperti
metotreksat diberikan melalui rute ini
• Kemungkinan dapat terjadi spasmus arteri
yang selanjutnya dapat diikuti oleh
gangrene setelah penyuntikan
Section Break
Insert the Subtitle of Your Presentation
Kerugian Sediaan Parenteral

1. Sediaan harus diberikan oleh tenaga terlatih:


dokter, perawat, bidan
2. Pemberian obat secara parenteral secara ketat
mengikuti ketentuan aseptic
3. Timbul nyeri pada tempat pemberian
4. Obat yang sudah diberikan secara perenteral,
sulit untuk membalikkan/mengurangi efek
fisiologisnya
5. Karena persyaratan manufaktur dan
pengemasan, sediaan parenteral lebih mahal
disbanding sediaan yang lain
Keuntungan Pemberian Sediaan Parenteral

1. Respon fisiologi segera dapat dicapai, seperti


pada cardiac arrest, asma,dan syok profilaksis
2. Diperlukan untuk obat yang tidak efektif secara
oral, atau dapat rusak oleh sauran cerna,
seperti insulin, hormone, antibiotic
3. Untuk pasien yang tidak sadarkan diri
4. Dapat memberikan efek local, misalnya
anastesi
5. Jika pasien tidak bisa menelan makanan dari
mulut atau lambungnya tidak bias menerima
makanan dapat diberikan nutrisi total secara
parenteral
Karakteristik khusus Sediaan Parenteral

1. Aman secara toksikologi


2. Steril, bebas dari kontaminasi
mikroorganisme, baik secara vegetative,
spora, patogen maupun non pathogen
3. Bebas pirogen (termasuk endotoksin)
4. Stabil, secara kimia, fisika dan mikrobiologi
5. Kompatibel jika dicampur dengan sediaan
parenteral lain
6. Isotonis (konsentrasi zat terlarut sama
dengan cairan dalam sel)
Sediaan Parenteral Volume Kecil (SPV)

1. Termasuk kategori ini adalah ampul 1 ml, 3


ml, 5 ml, dan 20 ml
2. Vial 2 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml dan 30 ml
3. Rute pemberian secara im, iv, intradermal,
sc, intraspinal, intratekal
Sediaan Parenteral Volume Besar (LPV)

1. Kemasan yang berisi larutan injeksi dengan


volume 100 ml atau lebih (500 ml, 1000 ml),
biasanya digunakan melalui rute intravena
2. Termasuk kedalamnya 2 kategori yaitu
larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Larutan elektrolit: NaCl, KCl.
4. Larutan nonelektrolit: dextrose,manitol
Sediaan Parenteral Bentuk Serbuk

1. Sediaan ini didefinisikan sebagai produk


kering, melarut atau tidak melarut (bentuk
suspense) untuk dikombinasikan dengan
suatu pelarut atau pembawa sebelum
digunakan
2. Biasanya tersedia dalam bentuk vial
3. Contoh; injeksi penisilin, ampicillin,
amoxicillin, streptomycin.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai