Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No.

1 Juni 2016

KARAKTERISASI NANOVESIKEL TRANSFERSOM SEBAGAI


PEMBAWA “RUTIN” DALAM PENGEMBANGAN
SEDIAAN TRANSDERMAL

Devi Ratnasari1*, Effionora Anwar 2


1
Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
2
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia
*Korespondensi: deviratnasarigo@gmail.com

ABSTRAK
Sediaan transdermal dapat menjadi alternatif untuk menghantarkan senyawa yang memiliki
kelarutan rendah dalam air atau senyawa dengan ketersediaan hayati yang rendah bila diberikan
secara oral.Rutin merupakan salah satu senyawa flavonoid yang banyak terkandung dalam buah
semangka, dan jeruk.Rutin menunjukkan absorbsi yang rendah pada konsumsi per oral, sehingga
sebagai alternatif dapat diberikan melalui penghantaran transdermal.Berbagai pendekatan
dilakukan untuk meningkatkan penetrasi sediaan transdermal salah satunya dengan sistem
pembawa nanovesikel.Transfersom merupakan nanovesikel berukuran 200-300 nm yang tersusun
dari fosfolipid, surfaktan dan air untuk meningkatkan penetrasi pada penghantaran
trasndermal.Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi transfersom yang mengandung rutin
yang dibuat dalam berbagai komposisi perbandingan fosfatidilkolin dan surfaktan. Karakteristik
dari transfersom yang diperoleh menunjukan ukuran transfersom < 150 nm dengan indeks
polidispersitas berkisar 0,1 – 0,3, nilai zeta potensial lebih kecil dari -30 mV dan nilai efisiensi
penjerapan > 80%.

Kata Kunci: Flavonoid, Nanovesikel, Rutin, Transdermal, Transfersom

ABSTRACT
Transdermal become the alternative to deliver low solubility compound and low bioavalibility
when given orally. Rutin is a flavonoid compound are found in watermelon and citrus. Rutin
shows a low absorption when administered orally so the alternative is given in the transdermal
route. A variety of approaches taken to increase the penetration of transdermal, one with
nanovesikel carrier system. Transfersome is nanovesicle 200-300 nm sized composed of
phospholipids, surfactants and water to increase penetration in trasndermal route. This study was to
characterization transfersome containing rutin. The result show the size of transfersome < 150 nm,
polydispersity index about 0.1 to 0.3, zeta potential less than -30 mV and entrapment efficiency >
80%.

Key Word : Flavonoid, Nanovesicle, Rutin, Transdermal, Transfersom

12
13 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)
PENDAHULUAN yang ukurannya 5 sampai 10 kali lebih kecil
Sediaan transdermal adalah bentuk sediaan tanpa kehilangan bentuknya.Elastisitas dan
yang sistem pemberiannya mendukung transpor deformabililitas yang dimiliki transfersom
bahan obat dari permukaan kulit melalui menjadi keunggulannya untuk lebih mudah
epidermis, dermis dan lapisan lainnya sampai menembus lapisan kulit, sehingga obat lebih
ke dalam sirkulasi sistemik [1].Sistem mudah masuk ke dalam sirkulasi sistemik
penghantaran transdermal dipilih sebagai [6].Transfersom sebagai sistem pembawa dalam
alternatif untuk menghantarkan senyawa sediaan transdermal diharapkan mampu
dengan sifat kelarutan yang rendah dalam air meningkatkan penetrasi rutin sampai ke
serta senyawa yang memiliki bioavailabilitas sirkulasi sistemik.
rendah bila diberikan secara oral. Penelitian ini bertujuan untuk
Rutin merupakan salah satu senyawa mengkarakterisasi transfersom yang
flavonoid yang banyak terkandung dalam buah mengandung rutin yang dibuat dalam berbagai
semangka, dan kulit dari tanaman jenis komposisi perbandingan fosfatidilkolin dan
jeruk.Rutin memiliki berbagai aktivitas surfaktan.Karakterisasi meliputi penentuan
farmakologi diantaranya sebagai antiinflamasi, ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta
anti artritis reumatoid, vasodilator, dan potensial, efisiensi penjerapan, dan morfologi
mencegah agregasi platelet [2].Rutin partikel.
menunjukan absorbsi yang rendah pada
konsumsi per oral, sehingga konsentrasi dalam METODE PENELITIAN
plasma menjadi sangat rendah. Penelitian yang Bahan: Phospholipon 90G (Pemberian GMBH
dilakukan oleh Manach [3], menunjukan bahwa Lipoid Jerman), rutin standar (Sigma Aldrich,
setelah pemberian 500 mg rutin secara oral, USA), rutin (Acetar Bio-Tech Inc, China),
kadar rutin yang ditemukan dalam darah setelah karbopol-940 (Lubrizol, Hongkong), metanol
7 jam adalah 0.73 µmol/L. Kadar rutin yang p.a (Merck, Jerman), etanol p.a (Merck,
rendah di dalam plasma disebabkan karena Jerman), Tween 80 (Kao Corporation), aqua
permeasinya yang rendah pada saluran cerna demineralisata (Brataco, Indonesia), kalium
[4] serta dapat mengalami degradasi oleh dihidrogen fosfat (Merck, Jerman).
mikroba di usus [5]. Penelitian yang Alat : Rotavapor (Hahn Shin HS-2005S-N),
menunjukan bahwa rutin diabsorbsi rendah timbangan analitik (Accu Lab), particle size
melalui pemberian oral mendasari perlunya analyzer (Malvern Zetasizer), Kromatografi
dikembangkan penghantaran rutin melalui rute cair Kinerja Tinggi detektor UV-Vis (Shimadzu
transdermal. Tujuan pemberian sediaan , jepang), kolom C18 (250mm x 4,6mm, 5µm)
transdermal ini adalah untuk meningkatkan fase terbalik (Kromasil), ultrasonikator
kadar rutin dalam plasma, sehingga efek homogenizer (Biologics, Inc), timbangan
farmakologi yang diharapkan dapat diperoleh analitik, pengaduk magnetic (IKA C-MAG HS
secara maksimal. 7), homogenizer (Multimax, Malaysia), lemari
Hambatan terbesar dalam penghantaran pendingin (Polytron), penyaring eluen dan
rute transdermal adalah adanya lapisan stratum sampel (Whatman), mikropipet eppendorf
korneum pada bagian kulit terluar.Lapisan (Socorex).
stratum korneum tersusun secara rapat sehingga
sulit ditembus oleh molekul-molekul dari luar Metode
[6].Berbagai pendekatan dilakukan untuk Pembuatan Transfersom Yang Mengandung
meningkatkan penetrasi melewati stratum Rutin
korneum diantaranya dengan menggunakan Dilakukan optimasi formula transfersom
sistem pembawa nanovesikel.Nanovesikel yang mengandung 5% rutin.Transfersom dibuat
merupakan salah satu sistem penghantaran dengan menggunakan metode hidrasi lapis
sediaan transdermal yang berbentuk kantung tipis.Sejumlah tertentu Fosfatidilkolin dan
dengan ukuran nanometer.Nanovesikel terdiri surfaktan didispersikan dalam etanol, kemudian
dari liposom, niosom, dan tranfersom [6]. ke dalam campuran tersebut ditambahkan
Transfersom merupakan nanovesikel yang rutin.Selanjutnya, etanol dievaporasi dengan
terdiri dari bagian yang bersifat hidrofil dan rotary evaporator pada suhu 40 °C dan diatur
hidrofob secara bersamaan yaitu fosfolipid, kecepatan putarannya bekisar 60 -130 rpm.
surfaktan dan air [7].Transfersom dapat Pelarut yang masih tersisa dihilangkan dengan
menghantarkan obat dengan sifat kelarutan vakum selama semalam dan akan diperoleh
yang bermacam-macam, transfersom juga lapisan film tipis. Selanjutnya, lapisan film
bersifat elastis sehingga dapat melewati celah yang terbentuk dihidrasi dengan larutan dapar

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016


14 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)
fosfat pH 7.4 dan dirotasi 60 rpm selama 1 memperoleh ukuran partikel yang lebih kecil
jam.Suspensi yang terbentuk kemudian dan homogen. Formulasi transfersom dapat
disonikasi dengan kecepatan amplitudo 40% dilihat pada Tabel.1
selama 20 menit.Tujuan sonikasi adalah untuk

Tabel 1.Formulasi transfersom yang mengandung 5% rutin

Formula Fosfatidilkolin : Surfaktan


I 90 : 10
II 85 : 15
III 70 : 30

Evaluasi Transfersom menggunakan Transmission Electron


Distribusi ukuran partikel dan Indeks Microscopy (TEM).Tahapan pengerjaan TEM
Polidispersitas adalah dengan meneteskan sampel pada carbon
Pengukuran distribusi ukuran partikel coated cooper grid sebanyak satu tetes sampai
transfersom menggunakan Particle Size terbentuk lapisan tipis kemudian ditambahkan
Analyzer (PSA). Larutan aquades digunakan satu tetes phosphotungsticacid 1 %. Selanjutnya
sebagai baseline, kemudian sebanyak 10 mL sampel dikeringkan dan diamati bentuk
sampel dimasukkan ke dalam kuvet, setelah itu vesikelnya.
akan terukur partikel gobul-globul transfersome
dan indeks polidispersitas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Transfersom
Potensial Zeta Transfersom dibuat dalam tiga komposisi
Besarnya potensial zeta suatu partikel berbeda dengan membandingkan jumlah
dapat digunakan untuk prediksi kestabilan fosfatidilkolin dan tween 80.Perbandingan
transfersom.Potensial zeta diukur menggunakan antara fosfatidilkolin dan tween 80 yang
alat zeta sizer.Suspensi transfersom diencerkan digunakan adalah (90:10), (85:15) dan
menggunakan air destilasi.Sebanyak 10 mL (70:30).Hal ini ditujukan untuk mengetahui
sampel yang telah diencerkan dimasukkan pengaruh perbandingan fosfatidilkolin dan
secara perlahan-lahan ke dalam kuvet tween 80 terhadap karakteristik transfersom
khusus.Sampel dalam kuvet harus dipastikan [2].Metode yang digunakan dalam pembuatan
bahwa tidak ada gelembung.Kuvet dimasukkan transfersom adalah hidrasi lapis tipis kemudian
ke dalam alat dan diukur zeta potensial. dilanjutkan dengan sonikasi probe.Dipilihnya
kombinasi kedua metode ini bertujuan untuk
Efisiensi Penjerapan (% EE) memperoleh ukuran partikel yang lebih kecil
Efisiensi penjerapan (% EE) transfersom dan homogen serta nilai efisiensi penjerapan
ditentukan dengan menggunakan yang tinggi [9].
ultrasentrifugator pada kecepatan 9500 rpm Kecepatan rotary evaporator yang terlalu
pada suhu 4°C selama 3 x 30 menit. Setelah tinggi pada proses pembuatan transfersom dapat
ultrasentifugasi akan diperoleh bagian endapan menyebabkan distribusi panas tidak merata
dan supernatan. Kemudian 250 µL supernatan sehingga sulit terbentuk lapisan yang tipis dan
dilarutkan dalam dapar fosfat pH 7.4 dan merata[8], sehingga pada penelitian ini
ditentukan kadarnya menggunakan rotavapor diputar secara bertahap mulai dari 60
kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan rpm (rate per minute) sampai 130 rpm. Kondisi
kolom fase terbalik, fase gerak air:etanol (1:1) vakum diperlukan dalam pembuatan lapis tipis
pada panjang gelombang 257 nm. Efisiensi transfersom karena membantu mempercepat
penjerapan dihitung berdasarkan persamaan penguapan pelarut. Lapis tipis yang terbentuk
berikut : harus merata pada dinding labu agar pada saat
Efisiensi Penjerapan = proses hidrasi seluruh lapisan dapat kontak
Total obat − Obat bebas dengan dapar fosfat pH 7,4 sehingga lapis tipis
x 100 % mudah terkelupas dan tidak ada bahan yang
Total obat
tersisa di labu. Setelah dibuat lapis tipis
Morfologi Bentuk Vesikel kemudian disimpan dalam lemari pendingin
Karakteristik morfologi dan ukuran vesikel selama 24 jam untuk menyempurnakan
transfersom dapat diketahui dengan pembentukan vesikel transfersom.

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016


15 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)
Pada proses hidrasi lapis tipis dilakukan dinding wadah dari sampelsedangkan pada
dalam keadaan tidak vakum dan dibantu dengan ultrasonikator tipe langsung, probe dapat
glass beads untuk membantu pengelupasan dan dimasukan ke dalam sampel sehingga
membuat suspensi lebih homogen. Setelah mengurangi hambatan fisik untuk
tahap hidrasi lapis tipis dilanjutkan dengan menghantarkan gelombang[9].
sonikasi. Sonikasi banyak digunakan dalam
proses pengecilan ukuran partikel karena Distribusi Ukuran Partikel dan Indeks
melibatkan suatu interaksi fisikokimia yang Polidispersitas Transfersom
memecah aglomerat. Secara umum terdapat dua Distribusi ukuran partikel diukur
tipe ultrasonikator yang dapat digunakan untuk menggunakan Particle Size Analyzer (PSA).
memecah partikel yang beraglomerasi yaitu Hasil pengukuran menunjukan transfersom dari
ultrasonikator tipe langsung (probe) dan ketiga formula berukuran< 150 nm.
ultrasonikator tipe tidak langsung (bath). Pada Transfersome dengan ukuran lebih kecil dari
ultrasonikator tipe tidak langsung, gelombang 400 nm akan lebih mudah berpenetrasi
ultrasonik yang dihasilkan harus mampu melewati lapisan kulit[11]. Tabel 2 menunjukan
melewati cairan dalam bath dan menembus hasil distribusi ukuran partikel transfersom.

Tabel 2. Data ukuran partikel suspensi transfersom rutin

Parameter F1 F2 F3
(nm) (nm) (nm)

Z-average 104,90 87,16 70,68

Indeks
0,375 0,389 0,138
Polidispersitas

Penentuan ukuran partikel didasarkan pada relatif partikel yang disebabkan adanya muatan
prinsip DLS (Dynamic Light Scaterring) yang elektrik.Potensial zeta merupakan teknik untuk
mengukur gerak Brown suatu partikel. Nilai Z- menentukan muatan permukaan pada koloid
average menunjukan rata-rata ukuran partikel nanopartikel.Nanopartikel memiliki muatan
transfersom.Berdasarkan hasil penelitian, permukaan yang mampu menarik lapisan tipis
formula III memiliki nilai Z-average lebih kecil ion yang memiliki muatan berlawanan ke
dibandingkan Formula I dan formula II.Indeks permukaan nanopartikel. Lapisan ion ganda ini
polidispersitas merupakan parameter yang akan berada di sekitar permukaan ion
menunjukan keseragaman ukuran partikel nanopartikel dan dapat berdifusi ke seluruh
dalam suatu sampel. Pada penelitian ini larutan. Potensial listrik pada batas antara dua
diperoleh nilai indeks polidispersitas antara 0,1 lapisan ganda ini dikenal dengan potensial zeta
sampai 0,3 yang menunjukan bahwa partikel partikel.Besarnya potensial zeta suatu partikel
dalam suspensi homogen (0,0 sangat homogen dapat digunakan untuk prediksi kestabilannya.
dan 1,0 sangat heterogen) [12]. Perolehan nilai Nilai potensial zeta suatu nanopartikel yang
indeks polidispersitas menunjukan bahwa lebih besar dari +30 mV atau lebih kecil dari -
formula III memiliki nilai yang paling kecil, hal 30 mV menunjukan derajat kestabilan yang
ini menunjukan bahwa formula III merupakan tinggi. Partikel dalam suspensi yang memiliki
formula yang paling homogen.Komposisi yang nilai potensial zeta lebih besar dari -/+ 30 mV
tepat antara fosfatidilkolin, surfaktan dan akan saling tolak menolak satu sama lain
jumlah bahan aktif dapat menentukan distribusi sehingga tidak ada kecenderungan untuk
ukuran partikel [13].Data yang diperoleh pada terflokulasi[14]. Dispersi dengan nilai zeta
penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan potensial yang rendah akan membentuk agregat
jumlah surfaktan yang diikuti dengan karena dapat terjadi gaya tarik-menarik melalui
penurunan jumlah fosfatidilkolin menunjukan ikatan Van der Wall[15].
ukuran partikel yang lebih kecil dan distribusi Faktor yang paling penting dalam
partikel yang lebih homogen. perolehan nilai zeta potensial adalah pH. Jika
suatu partikel dengan muatan negatif, kemudian
Potensial Zeta kedalamnya ditambahkan senyawa basa maka
Potensial zeta ditentukan berdasarkan muatannya menjadi lebih negatif dan apabila
pergerakan elektroforesis yaitu pergerakan ditambahkan senyawa asam maka muatan

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016


16 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)
negatifnya akan dinetralisir. Gambaran kurva potensial zeta yang lebih kecil dari -30 mV.Hal
zeta potensial Vs pH akan positif bila suspensi ini menunjukan bahwa ketiga formula memiliki
berada pada pH rendah dan menjadi negatif bila derajat kestabilan yang baik. Formula III
berada pada pH yang tinggi[14]. memiliki nilai potensial zeta yang paling kecil
Pada penelitian ini diperoleh nilai zeta dan berarti memiliki kestabilan yang paling
potensial yang negatif karena pH suspensi tinggi dibandingkan formula yang lain. Tabel 3
transfersom berkisar 7,4 satuan pH. Suspensi menunjukan hasil penentuan potensial zeta
transfersom yang terbentuk menunjukan nilai ketiga formula suspensi transfersom:

Tabel 3. Data zeta potensial suspensi transfersom rutin

Formula Zeta Potensial (mV)

I -31,7
II -30,3
III -48,3

Efisiensi Penjerapan dalam suspensi) dan kandungan rutin bebas


Efisiensi penjerapan merupakan evaluasi (rutin yang tidak terjerap dalam transfersom).
yang dilakukan untuk mengetahui jumlah obat Jumlah rutin bebas diperoleh dengan
yang terjerap di dalam transfersom.Efisiensi melakukan pemisahan menggunakan
penjerapan ditentukan dengan melakukan ultrasentrifugasi pada kecepatan 9.500 rpm
pemisahan antara obat yang terjerap dengan selama 1,5 jam pada suhu 4C
̊ . Tabel 4
obat bebas menggunakan metode menunjukan hasil efisiensi penjerapan ketiga
sentrifugasi[1].Efisiensi penjerapan dapat formula transfersom. Efisiensi penjerapan
digunakan sebagai parameter utama dalam paling tinggi ditunjukan oleh formula III, hal ini
menentukan formula terpilih pada pembuatan menunjukan bahwa jumlah rutin yang terjerap
nanovesikel. Sebelum menentukan nilai dalam nanovesikel pada formula III lebih
efisiensi penjerapan, perlu ditentukan banyak dibandingkan formula I dan II.
kandungan rutin total (rutin yang terdapat
.
Tabel 4. Data efisiensi penjerapan transfersom rutin

Formula Efisiensi Penjerapan (%)


I 82,91 ± 2,43
II 84,45 ± 0,28
III 89,00 ± 0,41

Morfologi bentuk vesikel


Pengamatan menggunakan Transmission untuk mengetahui morfologi dari transfersom,
Elcetronic Microscope (TEM) dilakukan pada selain itu melalui pengamatan TEM akan
perbesaran 20.000x. Pengamatan ini bertujuan terlihat agregasi antar nanovesikel transfersom.

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016


17 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)

(a) (b) (c)

Gambar 1. Hasil pengamatan bentuk vesikel dengan TEM perbesaran 20.000x (a) Formula I (b)
Formula II (c) Formula III

Hasil pengamatan dengan TEM terlihat serta dilakukan uji penetrasi untuk mengetahui
bentuk vesikel yang sferis pada ketiga kemampuan penetrasi transfersom sebagai
formula.Pada formula I dan formula III tidak sistem pembawa obat pada sediaan transdermal.
nampak agregasi antar globul, sebab pada
formula tersebut nilai potensial zeta cukup DAFTAR PUSTAKA
besar yang menandakan kestabilan globul.Pada
formula II nampak ada agregasi, hal ini sesuai [1] Prajapati, S.T., Patel, C.G., Patel, C.N.
dengan data potensial zeta bahwa formula II 2011. Transfersomes: A Vesicular Carrier
memiliki nilai potensial zeta yang paling kecil. System for Transdermal Drug Delivery.
Berdasarkan data pada tabel 4, formula III Asian Journal of Biochemical and
memiliki efisiensi penjerapan yang paling besar Pharmaceutical Research. 2 (1): 121-128.
dibandingkan formula lainnya.Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan oleh [2] Zielinska, D., Nowak, D.S., Zielinski, H.
Abdallah[16] dan Patel[13]menunjukan bahwa 2010. Determination of The Antioxidant
dengan meningkatnya jumlah surfaktan dalam Activity of Rutin and its Contribution to
transfersom menyebabkan peningkatan nilai The Antioxidant Capacity of Diversifed
efisiensi penjerapan. Buckwheat Origin Material by Updated
Analytical Strategies. Polish Journal of
SIMPULAN Food and Nutrition Sciences. 40: 315-321
Transfersom yang dibuat dengan
membandingkan tiga komposisi [3] Manach, C., Morand, C., Demigne, C.,
fosfatidilkolin:surfaktan yaitu 90:10, 85:15, dan Texier, O, Regerat, F., Remesy, C. 1997.
70:30 menunjukan karakteristik transfersom Bioavailability of Rutin and Quercetin in
yang baik. Hal ini dibuktikan dengan melihat Rats. FEBS Letters. 409: 12-16.
hasil evaluasi distribusi ukuran partikel, zeta
potensial, dan nilai efisiensi penjerapan yang [4] Mauludin, R., Muller, R.H., Keck, C.M.
secara keseluruhan memenuhi kriteria sebagai 2008. Kinetic Solubility and Dissolution
nanovesikel. Formula III dengan kandungan Velocity of Rutin Nanocrystals. European
surfaktan paling tinggi menunjukan Journal of Pharmaceutical Science.
karakteristik transfersom yang paling baik, hal 36:502-510.
ini dibuktikan dengan nilai indeks
polidispersitas paling rendah yaitu 0,138 dan [5] Shimoi, K., Yoshizumi,K., Kido, T., Usui,
nilai potensial zeta paling tinggi yaitu -48,3 Y., Yumoto, T. 2003. Absorption and
yang menunjukan derajat kestabilan paling Urinary Excretion of Quercetin, Rutin and
baik. Selain itu, nilai efisiensi penjerapan rutin α-G-Rutin, a Water Soluble Flavonoid in
dalam transfersom dari formula III juga Rats. Journal of Agricultural and Food
menunjukan yang paling tinggi yaitu sebesar Chemistry. 51: 2785-2789.
89%.
[6] Walve, J.R., Bakliwal, S.R., Rane B.R.,
SARAN Pawar S.P. 2011. Transfersomes: A
Transfersom yang terbentuk perlu Surrogated Carrier for Transdermal Drug
dikembangkan dalam suatu sediaan farmasi Delivery System. International Journal of

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016


18 | Devi Ratnasari, et.al.( Karakterisasi Nanovesikel ...)
Applied Biology and Pharmaceutical
Technology. 2(1).

[7] Gupta, P.N., Mishra, V., Rawat, A.,


Dubey, P., Mahor, S., Jain, S., Chatterji,
D.P., Vyas, S.P. 2005. Non-Invasive
Vaccine Delivery in Transfersomes,
Niosomes and Liposomes: a Comparative
Study. International Journal of
Pharmaceutic. 293: 73-82.

[8] Varshneya, A., Ravikumar, P. 2015.


Formulation and Characterization of Rutin
Trihydrate Liposomes for Topical
Delivery. Internaional Journal of
Pharmaceutical Research.

[9] Taurozzi, J.S., Hackley, V.A., Wiesner,


M.R. 2010. Protocol for Preparation
Nanoparticle Dispersion from Powdered
Material Using Ultrasonic Disruption.
National Institute for Standard and
Technology. United State of America.

[10] Hadian, Z., Sahari, M., Moghimi, H.R.,


Barzegar, M. 2014. Formulation,
Characterization and Optimation of
Liposome Containing Eicosapentaenoic
and Docosahexaenoic Acids; a
Methodology Approach. International
Journal of Pharmaceutical Research, 13
(2): 393-404.

[11] Barry, Brian., W, Elka., Couitoo. 2007.


Enhancement in Drug Delivery. CRC
Press, Taylor & Francis Group. United
States

[12] Saraf, S., Jeswani, G., Kaur, C.D., Saraf, S.


(2011). Development of Herbal Cosmetic
Cream With Curcuma Longa Extract
Loaded Transfersomes for Antiwrinkle
Effect. African Journal of Pharmacy and
Pharmacology. 5 (8): 1056-106

Jurnal Farmamedika Vol. 1, No. 1 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai