2 : 135-142
ISSN-p : 2088-8139
ISSN-e : 2443-2946
Profile of the use of Fall Risk Medicine in the Elderly Patients at Outpatient Department in Madiun
Hospital
ABSTRAK
Penggunaan obat tertentu diketahui merupakan faktor ekstrinsik risiko jatuh pada lanjut usia
(lansia) karena dapat menyebabkan hipotensi postural, sedasi, pusing, lemas, mengantuk, kelemahan
otot, dan efek samping lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat yang
berpotensi menyebabkan jatuh (fall risk medicines) pada lansia. Penelitian ini menggunakan rancangan
deskriptif cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada dua rumah sakit di Kota Madiun (RSUD Dr.
Soedono Madiun dan RSUD Kota Madiun) di Poliklinik Syaraf dan Penyakit Dalam. Teknik purposive
sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian. Data bersumber dari rekam medis pasien dan
dari riwayat pengambilan obat di Instalasi Farmasi bulan Mei sampai dengan Oktober 2018. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat 343 pasien (64,11%) dari 535 pasien yang terlibat dalam penelitian
menggunakan fall risk medicines (FRM). Tiga golongan FRM yang sering diresepkan adalah antihipertensi
52,71% (282 pasien), antikonvulsan 20,19% (108 pasien), dan benzodiazepin 10,47% (56 pasien). Sejumlah
46,54 % (249 pasien) menggunakan FRM yang termasuk dalam kategori risiko rendah (Medication Fall
Risk Score 1-5), dan sebanyak 17,57% (94 pasien) menggunakan FRM dalam risiko tinggi (Medication Fall
Risk Score ≥6). Jumlah pengguna 1 obat FRM sebesar 24,86% (133 pasien), diikuti 2 obat sebesar 19,07%
(102 pasien). Dari hasil penelitian ini diketahui penggunaan obat yang menyebabkan risiko jatuh pada
lansia cukup tinggi, sehingga perlu dipertimbangkan risiko dan manfaat penggunaannya untuk mencegah
kejadian jatuh pada lansia.
Kata kunci: profil, fall risk medicines, lansia.
ABSTRACT
The use of certain drugs is known to be an extrinsic factor the risk of falling in the elderly (elderly)
because it can cause postural hypotension, sedation, dizziness, weakness, drowsiness, muscle weakness,
and other side effects. This study aims to determine the profile of drug use that have the potential to fall
in the elderly. This study used a cross-sectional descriptive design with purposive sampling technique. The
study was carried out at two regional hospitals in Madiun (RSUD Dr. Soedono Madiun and RSUD Kota
Madiun). The data is sourced from the outpatient's medical record of Neurology and Internal Medicine
clinics and from the medication record in the Pharmacy Installation from May to October 2018. The results
showed that there were 343 patients (64.11%) out of 535 patients involved in the study using fall risk
medicines (FRM). Three FRM groups that were often prescribed were antihypertensive 52.71% (282
patients), anticonvulsants 20.19% (108 patients), and benzodiazepines 10.47% (56 patients). A number of
46.54% (249 patients) used FRM included in the low-risk category (Medication Fall Risk Score 1-5), and as
many as 17.57% (94 patients) were included in high risk (Medication Fall Risk Score ≥ 6). The elderly that
use 1 FRM was 24.86% (133 patients), followed by 2 drugs was 19.07% (102 patients). The results of this
study realized that the use of fall risk medicines in the elderly is quite high, so it is necessary to weigh the
risks and benefits of its use to prevent falls in the elderly.
Keywords: profile, fall risk medicines, the elderly.
di Indonesia cukup besar yaitu tiap 100 lansia medis dan riwayat pengobatan tidak
terdapat 27 lansia yang sakit1. Dengan adanya lengkap/tidak terbaca.
gangguan kesehatan tersebut menyebabkan Data bersumber dari rekam medis
lansia mengkonsumsi obat. Akan tetapi pasien dan riwayat pengambilan obat di
penggunaan obat merupakan salah satu faktor Instalasi Farmasi. Data dari rekam medis
ekstrinsik risiko jatuh2. Diketahui bahwa meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
prevalensi jatuh karena faktor medik tinggi badan, dan diagnosa pasien. Data
(gangguan kesehatan dan penggunaan obat) penggunaan obat pasien dari riwayat
adalah sebesar 18%3. pengambilan obat pada periode bulan Mei
Golongan obat yang diketahui dapat sampai dengan Oktober 2018.
menyebabkan jatuh (falls risk medicines/FRM)
antara lain analgesik termasuk opioid, Analisis hasil
antipsikotik, antikonvulsan, benzodiazepin, Hasil analisa data disajikan dalam
antihipertensi, obat jantung, antiaritmia, bentuk persentase. Hasil penelitian ini
antiparkinson, dan diuretik2,4. Obat-obat meliputi karakteristik pasien lansia (umur,
tersebut dikelompokkan dalam level risiko jenis kelamin, indeks massa tubuh/IMT, dan
tertentu oleh Ganz dkk. (2013) yang dikenal diagnosa) dan karakteristik fall risk medicines
sebagai Medication Fall Risk Score (MFRS). Nilai (FRM) yang digunakan (golongan obat, jenis
dari MFRS digunakan untuk mengetahui obat, skor MFRS dan jumlah penggunaan obat
potensi risiko jatuh karena penggunaan obat 4. FRM).
Di Indonesia informasi terkait
Perhitungan skor MFRS
penggunaan obat yang berpotensi
Berdasarkan data riwayat pengobatan,
menyebabkan jatuh pada lansia masih sangat
selanjutnya penggunaan obat dikelompokkan
terbatas. Hal ini perlu mendapat perhatian
sesuai dengan Medication Fall Risk Score
dari para tenaga kesehatan sebagai upaya
(MFRS). MFRS membagi falls risk medicines
pencegahan jatuh dan cedera pada lansia.
menjadi 3 level skor yaitu:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Skor 3 (level resiko tinggi) meliputi:
profil penggunaan obat yang berpotensi
analgetik opioid, antipsikotik,
menyebabkan jatuh (fall risk medicines) pada
antikonvulsan, benzodiazepin, dan
lansia.
sedatif-hipnotik non-benzodiazepine.
2. Skor 2 (level resiko sedang) meliputi:
METODE antidepresan, antihipertensi, obat
Design penelitian
jantung, antiaritmia.
Penelitian ini merupakan penelitian
3. Skor 1 (level resiko rendah) meliputi:
deskriptif cross-sectional. Pengambilan data
diuretik
dilakukan di poliklinik Syaraf dan Penyakit
Skor MFRS total adalah penjumlahan
Dalam pada dua rumah sakit pemerintah di
dari nilai skor tiap falls risk medicines yang
kota Madiun yaitu RSUD Dr. Soedono Madiun
digunakan oleh pasien
dan RSUD Kota Madiun.
Persetujuan etik
Subyek penelitian dan tehnik sampling
Penelitian ini disetujui oleh The Medical
Pengambilan sampel dilakukan
and Health Research Ethics Committee (MHREC)
menggunakan teknik purposive sampling.
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Sejumlah 535 pasien lansia terlibat dalam
Mada dengan nomor KE/KF/1116/EC/2018.
penelitian ini dengan kriteria inklusi: pasien
berusia ≥60 tahun, merupakan pasien HASIL DAN PEMBAHASAN
kunjungan ulang rawat jalan, dan ada riwayat Karakteristik pasien lansia pada
pengambilan obat di Instalasi Farmasi. penelitian ini tertera pada Tabel I. Sejumlah
Kriteria eksklusi: pasien dengan data rekam 64,11 % (343 pasien) menggunakan obat yang
termasuk dalam kategori fall risk medicines 72,70 tahun, sedangkan UHH lansia laki-laki
(FRM). Hasil ini lebih tinggi dibanding hasil 68,82 tahun6. Data ini juga dapat
penelitian di New York dimana sebesar 44% menggambarkan kesadaran berobat pada
lansia mendapatkan setidaknya 1 fall risk lansia perempuan lebih besar daripada lansia
medicine5. laki-laki dimana berdasarkan hasil sensus
Secara umum sebagian besar pasien Badan Pusat Statistik tahun 2017
termasuk dalam kategori lansia muda (60-69 menunjukkan kesadaran berobat pada lansia
tahun) sebanyak 61,31% (328 pasien). Rerata perempuan sebesar 52,87%, sedangkan pada
usia pasien lansia adalah 68,01 ± 6,26 tahun lansia laki-laki sebesar 51,93%1.
dengan rentang usia 60-93 tahun. Hal ini Sebagian besar (72,90%) pasien lansia
sesuai dengan hasil laporan Badan Pusat mempunyai indek masa tubuh (IMT) normal
Statistik tahun 2018, dimana lansia di dengan rerata 22,96±3,34, yang menunjukkan
Indonesia didominasi oleh lansia muda asupan nutrisi yang cukup. IMT juga
(63%)6. merupakan faktor yang berkorelasi terhadap
Dari tabel I juga terlihat bahwa lansia keseimbangan pada lansia sehingga berkaitan
perempuan mendominasi sampel penelitian dengan risiko jatuh7. Lansia dengan obesitas
sebanyak 57,20% (306 pasien). Hasil penelitian mempunyai risiko jatuh 31% lebih tinggi
sejalan dengan hasil laporan Badan Pusat dibanding pasien lansia yang tidak obesitas8.
Statistik tahun 2018, dimana lansia di Kondisi kesehatan merupakan salah
Indonesia didominasi oleh lansia perempuan satu faktor risiko jatuh pada lansia2,9,10. Badan
(52,52%)6. Proporsi lansia perempuan lebih Pusat Statistik tahun 2017 menyebutkan
besar daripada lansia laki-laki karena usia 26,72% lansia mengalami sakit atau gangguan
harapan hidup (UHH) pada perempuan lebih kesehatan. Hasil riset oleh kementerian
besar dibanding lansia laki-laki yaitu sebesar kesehatan tahun 2018 diketahui gangguan
Tabel II. Profil Penggunaan Fall Risk Medicines pada Pasien Lansia di Rumah Sakit Madiun
kesehatan terbesar pada lansia (>55%) adalah penilaian risiko jatuh secara klinis. Hal
hipertensi11. Hasil riset tersebut sejalan dengan tersebut untuk mencegah terjadinya jatuh
hasil penelitian ini, dimana hipertensi pada pasein4.
merupakan diagnosa terbesar yaitu sebanyak Dari tabel II juga terlihat jumlah fall risk
45,05% (241 pasien). Pada penelitian ini jenis medicines (FRM) yang digunakan pasien
penyakit yang potensial menyebabkan jatuh berkisar 1-7 obat, namun didominasi oleh
yaitu diabetes mellitus 36,64% (196 pasien), penggunaan 1 jenis FRM sebesar 24,86%,
cerebrovascular disease 33,08% (177 pasien), dan diikuti 2 obat sebesar 19,07% dan FRM≥5
penyakit jantung 14,21% (76 pasien). sebesar 1,87%. Jumlah obat yang digunakan
Kelompok pasien yang menggunakan berpengaruh terhadap risiko jatuh seperti
fall risk medicines (FRM) didominasi oleh lansia pada penelitian sebelumnya oleh Pratt,
muda (60-69 tahun), lansia perempuan dimana penggunaan 3-4 FRM dapat
(36,26%, 194 pasien) dengan komorbid meningkatkan risiko dua kali lipat untuk
hipertensi (35,33%, 189 pasien). Hal ini sejalan hospitalisasi karena jatuh pada lansia17.
dengan hasil riset dari kementerian kesehatan Pada penelitian ini fall risk medicines
dimana hipertensi merupakan komorbid (FRM) dibagi dalam dua kategori besar yaitu
terbanyak pada lansia11, dengan prevalensi obat kardiovaskuler dan obat yang bekerja
pada perempuan lebih besar daripada laki- pada susunan saraf pusat. Profil golongan
laki12,13. FRM dapat dilihat pada tabel III. FRM
Penggunaan fall risk medicines (FRM) golongan obat kardiovaskuler digunakan oleh
juga merupakan salah satu faktor risiko untuk 290 pasien (54,21%) yang didominasi oleh obat
jatuh. Dari penelitian-penelitian sebelumnya antihipertensi (282 pasien). Obat-obat tersebut
telah diketahui beberapa golongan obat dapat menyebabkan jatuh antara lain melalui
merupakan faktor risiko jatuh pada lansia2,14– mekanisme hipotensi postural, sedasi, pusing,
16. Terlihat dari tabel II sebagian besar pasien lemas, penurunan kewaspadaan, mengantuk,
menggunakan FRM yang termasuk dalam kelemahan otot, dan efek samping lainnya2.
kategori risiko rendah (Medication Fall Risk Obat kardiovaskuler yang signifikan
Score 1-5) sebanyak 46,54% (249 pasien). Pasien berhubungan dengan jatuh berdasarkan
yang berisiko tinggi (Medication Fall Risk penelitian sebelumnya yaitu loop-diuretik
Score≥6) sebanyak 94 pasien (17,57%) yang (OR 1,36 95%CI 1,13-1,57) dan obat digitalis
harus dikonfirmasi lebih lanjut dengan (OR 1,60 95%CI 1,08-2,36)18.
Tabel III. Profil Golongan Fall Risk Medicines pada Pasien Lansia di Rumah Sakit Madiun
Tabel IV. Profil Jenis Fall Risk Medicines pada Pasien Lansia di Rumah Sakit Madiun
Obat yang bekerja pada susunan saraf digunakan 30,47% (163 pasien) diikuti
pusat digunakan oleh 134 pasien (25,05%), dan bisoprolol sebanyak 12,71% (68 pasien).
didominasi oleh antikonvulsan yang Amlodipin merupakan antihipertensi
digunakan oleh 108 pasien (20,19%). golongan penghambat kanal kalsium
Penggunaan obat-obat tersebut berdasar dihidropiridin. Amlodipin bekerja langsung
penelitian sebelumnya berhubungan dengan pada pembuluh darah sehingga dapat
risiko jatuh. Penelitian Masud dkk., (2013) menyebabkan vasodilatasi. Efek samping dari
menyebutkan obat-obat yang berhubungan penggunaan amlodipin adalah hipotensi
dengan resiko jatuh yaitu antidepresan (OR postural yang dapat menyebabkan jatuh pada
2,8 95%CI 1,9-4,1), antiepilepsi (OR 2,8 95%CI lansia20. Bisoprolol merupakan obat golongan
1,5-5,1), opioid (OR 2,4 95%CI 1,5-3,7), dan penghambat reseptor beta. Pada suatu uji
ansiolitik/hipnotik (OR 1,5 95%CI 0,9-2,6)19. metanalisis obat golongan tersebut justru
Studi metaanalisis pada tahun 2011 juga dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia
menyatakan penggunaan obat psikoropik dengan OR 0,88 (95%CI 0,80-0,97)18.
berhubungan dengan risiko jatuh sebesar 1,78 Obat dari kategori susunan saraf pusat
(95%CI 1,57-2,01)15. yang banyak digunakan adalah gabapentin
Dari tabel IV terlihat obat yang sebanyak 18,88% (101 pasien), diikuti
terbanyak digunakan dari kategori obat diazepam sebesar 9,35% (50 pasien), dan
kardiovaskuler adalah amlodipin terbanyak amitriptilin sebesar 7,66% (41 pasien). Hasil ini