Oleh :
ADYTIO DARMADI
12613057
MINI PROPOSAL
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT YANG BERPOTENSI TIDAK TEPAT
PADA PASIEN GERIATRI DI YOGYAKARTA
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seseorang dikatakan lanjutan usia apabila usianya diatas 65 tahun, lansia bukanlah
suatu penyakit melainkan tahapan lanjutan dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan(1). Badan Kesehatan
dunia WHO memperkirakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 akan
mencapai angka 11,34% atau sekitar 28,8 juta jiwa. Hal ini menjadikan negara indonesia
dengan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Transisi epidemiologi terjadi karena
pemerintah berhasil menekan angka penyakit pada lansia namun di sisi lain penyakit dengan
faktor penuaan atau sering disebut penyakit degeneratif seperti penurunan fungsi organ
semakin meningkat, seiring dengan terus meningkatnya jumlah lansia di Indonesia(2).
Peningkatan usia akan mempengaruhi peningkatan terjadinya efek samping obat.
Suatu penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan efek samping obat hingga 7 kali, yaitu
3% pada pasien berusia 20-30 tahun. Sedangkan pada pasien berusia 60-70 tahun presentasi
terjadinya efek samping obat sangat tinggi yaitu 21%(3).Ketika seseorang mengalami
penambahan usia terjadi penurunan fungsi organ yang dapat meningkatkan potensi efek
samping obat. Biasanya lansia memiliki penyakit kronis yang memerlukan lebih banyak obat
dari pada pasien dengan usia muda, karena itulah interaksi obat lebih sering terjdi pada pasien
dengan usia lanjut(4).
Terapi farmakologis pada populasi pasien lanjut usia dapat dikatakan aman jika obat
yang diberikan mempunyai evidence-based data tentang keamanannya dan efektif dari segi
biaya. Sebaliknya, dikatakan berbahaya jika tidak mempunyai evidence-based data tentang
keamanannya karena berisiko menimbulkan efek samping yant tidak diinginkan apabila
dibandingkan dengan penggunaannya pada populasi non-geriatri dan tentunya tidak efektif
dari segi biaya(5). Keamanan peresepan pada populasi geriatri dapat dievaluasi mulai dari
tahap proses atau pada tahap outcome secara eksplisit dan implisit (6). Evaluasi secara implisit
dilakukan berdasarkan pada penilaian klinisi tentang keamanan obat tersebut pada individu
pasien(7). Sedangkan evaluasi secara eksplisit dilakukan berdasarkan kriteria yang ada,
termasuk penelitian yang sudah dipublikasi, rekomendasi dari para ahli, dan konsensus
bersama(8).Kriteria Beers adalah salah satu kriteria yang paling banyak digunakan untuk
mengevaluasi keamanan terapi farmakologi pada populasi geriatri secara eksplisit.
Penelitian tentang evaluasi penggunaan obat yang berpotensi tidak tepat pada pasien
geriatri masih sangat jarang dilakukan di Indonesia dan populasi geriatri di Indonesia
tergolong tinggi sehingga memungkinkan terjadinya penggunaan obat yang tidak tepat karena
itu penelitian ini perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi yang terjadi akibat penggunaan obat yang tidak tepat pada
peresepan pasien geriatric rawat jalan di RSUD Sleman?
2. Bagaimana persentase jumlah penggunaan obat dalam cakupan Beers Criteria pada
pasien geriatric rawat jalan di RSUD Sleman?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengestimasi prevalensi penggunaan obat yang berpotensi tidak tepat pada
pasien geriatri di Kota Yogyakarta
2. Untuk mengetahui persentase jumlah penggunaan obat dalam cakupan Beers Criteria
pada pasien geriatric di apotek Yogyakarta.
BAB III
3.1 METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan deskriptif
yang bersifat retrospektif Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling.
Resep pasien rawat jalan dianalisis potensi penggunaan obat yag tidak tepat dengan Beers
Criteria 2012. Profil pasien, diagnosa, profil pengobatan, dan obat-obat yang tercantum
dalam Beers Criteria 2012 dicatat dalam lembar pengumpul data. Data dianalisis secara
deskriptif disajikan dengan gambar dan table(9).
3.1.2
Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien geriatri di 11 Apotek di kota Yogyakarta
mulai 1 januari hingga juni 2016. Kriteria inklusi penelitian antara lain:
a. Catatan medik rawat jalan untuk pasien geriatric dengan usia 60 tahun.
b. Catatan medik lengkap meliputi nama, usia, diagnosa, nama obat, dosis, kekuatan
sediaan, aturan pakai, durasi pemakaian(10).
Kriteria eksklusi adalah :
a. Catatan medik rusak dan atau tidak terbaca, serta data yang tidak lengkap dan hilang.
b. Catatan medik pengobatan ulangan kedua dan seterusnya untuk pasien yang sama
dengan diagnosa, jenis obat, cara penggunaan, dan dosis obat yang sama(9).
3.1.3
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 11 Apotek kota Yogyakarta.
3.1.4
Alat Penelitian
Resep pasien dianalisis potensi penggunaan obat yag tidak tepat dengan Beers Criteria
2012. Profil pasien meliputi, diagnosa, profil pengobatan, dan obat-obat yang tercantum
dalam Beers Criteria 2012 dicatat dalam lembar pengumpul data. Data dianalisis secara
deskriptif disajikan dengan gambar dan table(9).
3.1.5 Definisi Operasional
a. Beers Criteria merupakan salah satu kriteria eksplisit yang dapat mengidentifikasi
potensi ketidaktepatan penggunaan obat dengan jelas pada pasien geriatric.
b. Kategori Beers Criteria Pasien Geriatri antara lain profil pengobatan, profil potensi
penggunaan obat yang tidak tepat, profil resep berdasarkan jenis kelamin, umur, dan
asal poli pada pasien geriatri.
evaluasi terkait Potensi Penggunaan Obat yang Tidak Tepat pada Peresepan Pasien Geriatri di
apotek kota Yogyakarta berdasarkan Beers Criteria. Resep pasien rawat jalan dianalisis
potensi penggunaan obat yag tidak tepat dengan Beers Criteria 2012. Profil pasien, diagnosa,
profil pengobatan, dan obat-obat yang tercantum dalam Beers Criteria 2012 dicatat dalam
lembar pengumpul data. Data dianalisis secara deskriptif disajikan dengan gambar dan tabel.
Jenis data yang akan dicatat antara lain:
a. Data demografi meliputi usia serta berat badan dan atau tinggi badan jika ada.
b. Data catatan medis meliputi hasil diagnosa dokter dan pengobatan.
c. Data pengobatan meliputi nama obat, kekuatan sediaan, dosis, aturan pemakaian,
durasi pemakaian dan cara pemberian obat.
PERSENTASE (%)
JUMLAH ( n=250)
KATEGORI
b. Perempuan
3. Asal Poli
a. Jantung
b. Penyakit Dalam
c. Mata
d. Saraf
e. Kulit Kelamin
f. Paru
g. Hemodialisa
h. Orthopedic
i. THT
j. Psikiatri
PERSENTASE (%)
Tabel 3.2 Profil potensi penggunaan obat yang tidak tepat berdasarkan
Kategori
Riwayat
Beers
Penyakit
Nama Obat
2012
Amitriptilin
Meloxicam
Trihexypenidil
Na diklofenak
Clidinium
Chlordiazepoxid
e
Asam mefenamat
Piroksikam
Kategori 2
QE
Jumlah
n = 250
Criteria
Kategori 1
SR
Spironolakton
Gagal
Jantung
Amiodarone
Aspirin
Meloxicam
Pioglitazone
Demensia
Penyakit
Ginjal
Kronis
Kategori 3
Na diklofenak
clozapine
naproxen
stadium
IV&V
Antipsikosis :
Haloperidol
Clozapine
Olanzapine
Chlorpromazine
Risperidone
SSRI
Fluoxentine
Carbamazepine
DAFTAR PUSTAKA
(1) Efendy, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Merdeka. Jakarta. p. 243.
(2) Maharani, EP. 2009. Faktor-faktor Ostreoatritis Lutut ( Studi Kasus di Rumah Sakit
dr Kariadi Semarang). [Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang.
(3) Koh Y, Kutty FBM, and Li SC. 2005. Drug-Related Problems;Hospitalized Patients
on Polypharmacy: The of Age and Gender. Therapeutics and Clinical Risk 9. Joint
Formulary Committee. British National Management. p. 39.
(4) American Geriatrics Society. 2012. Identifying Medications that Older Adults Should
Avoid or Use With Caution: 2012 American Geriatrics Society Updated Beers
Criteria. Journal of the American Geriatrics Society. American Geriatrics. p. 1.
(5) OMahony D, Gallagher PF. 2008. Inappropriate prescribing in the older population:
Need for new criteria. Age Ageing. p. 41.
(6) Spinewine A, Schmader KE, Barber N, Hughes C, Lapane KL, Swine C, et al. 2007.
Appropriate prescribing in elderly people: How well can it be measured and
optimised? Lancet. p.73 84.
(7) Samsa GP, Hanlon JT, Schmader KE, Weinberger M, Clipp EC, Uttech KM, et al.
A.1994. summated score for the medication appropriateness index: Development and
assessment of clinimetric properties including content validity. J Clin Epidemiol. p.1
6.
(8) Fialova D, Onder G. 2009. Medication errors in elderly people: Contributing factors
and future perspectives. Br J Clin Pharmacol. p.15.
(9) Negara, YR. Machlaurin, A. Rachmawati, E. 2016. Potensi Penggunaan Obat yang
Tidak Tepat pada Peresepan Pasien Geriatri Rawat Jalan di RSD dr. Soebandi Jember
Berdasarkan Beers Criteria. E-journal Pustaka Kesehatan. Vol. 4 No.1. p. 2,3.
(10) Abdullah, R. Barliana. I, M. 2015. Penggunaan Obat yang Berpotensi Tidak Tepat
pada Populasi Geriatri di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Vol. 4 No. 3.
p. 227.