Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu
penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi
nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan
kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006).
Diabetes melitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin
atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di diagnosa melalui
pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari
aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi (IDF, 2019).
Organisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita
diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari
total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF
memperkirakan prevalensi diabetes ditahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan
9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-
79 tahun. Angka dipredikasi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun
2030 dan 700 juta di tahun 2045.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥
15 tahun sebesar 2%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi
diabetes melitus pada penduduk > 15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar
1,5%. Namun prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah
meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8.5% pada tahun 2018. Angka ini
menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui bahwa
dirinya menderita diabetes (Pangribowo, 2020).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007, diabetes
melitus termasuk salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien dengan rawat
jalan serta salah satu dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian. Prevalensi
diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan
bertambahnya umur, namun mulai umur ≥65 tahun cenderung menurun (Depkes,
2013).
Pasien diabetes melitus (DM) termasuk pasien dengan tingkat
ketidakpatuhan yang tinggi. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi
pengobatan merupakan salah satu drug therapy problem (DTP) yang perlu
mendapat perhatian khusus. Ketidakpatuhan terhadap standar yang ditetapkan
adalah dasar yang menyebabkan berkembangnya komplikasi diabetes (WHO,
2003).
Ada dua metode yang bisa dilakukan untuk mengukur kepatuhan pasien,
yaitu metode langsung dan tidak langsung (Hussar, 2005). Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan metode tidak langsung berupa pill count dan self-
report dengan menggunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale
(MMAS-8). Keuntungan dari metode pill count antara lain mudah, objektif, dan
kuantitatif, sedangkan kerugiannya adalah dapat dengan mudah diubah oleh pasien
(pill dumping). Untuk self-report mempunyai keuntungan antara lain singkat,
mudah dihitung, dan sesuai untuk beberapa jenis pengobatan, sedangkan
kerugiannya adalah bisa dimanipulasi oleh pasien (Osterberg and Blashke, 2005).
Dalam penelitian sebelumnya disebutkan bahwa pill count lebih akurat dalam
mengukur kepatuhan dari pada self-report (Grymonpre, et al., 1998), sedangkan
pada tahun 2005 terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa self-report lebih
reliable dalam mengukur kepatuhan dari pada pill count (Mac Laughlin, et al.,
2005), juga penelitian yang menyebutkan bahwa hasil pengukuran kepatuhan
dengan pill count dan self-report MMAS-8 adalah sama (Vik, et al., 2005).
Banyak cara untuk dapat mengetahui seseorang tersebut terkena diabetes
atau tidak, salah satunya adalah dengan memeriksakan diri di Rumah Sakit terdekat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Jampang Kulon pada tahun 2022 kunjungan pasien diabetes melitus
sebanyak 2.445 pasien.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dia atas maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan
dan pekerjaan pada pasien diabetes melitus di Rawat Jalan RSUD Jampang
Kulon?
2. Bagaimana tingkat kepatuhan dalam minum obat antidiabetik oral dengan
menggunakan metode Pill-Count pada pasien diabetes melitus di Rawat Jalan
RSUD Jampang Kulon?
3. Bagaimana tingkat kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam penggunaan obat
antidiabetik oral dengan menggunakan metode Morisky Medication Adherence
Scale (MMAS-8) di RSUD Jampang Kulon?
4. Bagaimana hubungan antara sosiodemografi dengan tingkat kepatuhan pasien
antidiabetik oral dengan menggunakan Pill-Count dan MMAS-8 di RSUD
Jampang Kulon?

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah dia atas maka peneliti membatasi masalah
pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Gambaran sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan pada pasien diabetes melitus di Rawat Jalan RSUD Jampang Kulon
pada periode Oktober sampai November 2023.
2. Evaluasi tingkat kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam penggunaan obat
antidiabetik oral dengan menggunakan metode Pill- Count dan MMAS-8 di
RSUD Jampang Kulon.
3. Gambaran sosiodemografi dengan tingkat kepatuhan pasien antidiabetik oral
dengan menggunakan Pill-Count dan MMAS-8 di RSUD Jampang Kulon.

1.4. Kerangka Pemikiran


Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-
sectional yang bersifat deskriptif dan pengambilan data dilakukan secara kuesioner
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab (Sugiyono, 2017). Data yang
dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung oleh
peneliti untuk uji pill-count dan lembar kuesioner menggunakan MMAS-8 untuk
mengukur tingkat kepatuhan minum obat antidiabetik oral. Data kemudian
dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel.

1.5. Hipotesis
Kepatuhan pasien dalam minum obat antidiabetik oral di RSUD Jampang
kulon memiliki skor yang tinggi.

1.6. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat antidiabetik oral dengan
menggunakan metode Pill-Count dan MMAS-8 pada pasien diabetes melitus di
Rawat Jalan RSUD Jampang Kulon.
2. Untuk mengetahui gambaran sosiodemografi dengan tingkat kepatuhan pasien
antidiabetik oral dengan menggunakan Pill-Count dan MMAS-8 dan di RSUD
Jampang Kulon.

1.7. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Untuk penelitian Evaluasi kepatuhan pasien dalam minum obat antidiabetik
oral dengan menggunakan metode Pill-Count dan MMAS-8 di Farmasi Rawat
Jalan RSUD Jampang Kulon.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasi penelitian ini dapat menjadi gambaran tentang kepatuhan pasien dalam
minum obat antidiabetik oral di RSUD Jampang Kulon.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi peneliti berikutnya.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat non experimental
yang bersifat observasional dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk
melihat gambaran evaluasi kepatuhan pasien dalam minum obat antidiabetik oral di
RSUD Jampang Kulon pada periode Oktober sampai November 2023. Analisis
deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai
dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis
untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Jampang Kulon yang beralamatkan di
jalan raya Cibarusah no. 1, Tanjung, Jampangkulon, Sukabumi. Pengambilan data
dilakukan pada Oktober sampai November 2023.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus sejumlah
139 selama bulan Agustus 2023.
3.3.2. Sampel
Penentuan besar sampel menggunakan rumus dari Slovin dengan
menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi (dengan batas kesalahan 10% atau ((0,1))

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒 )2
Keterangan :
n= Besar sampel
N= Jumlah populasi
e= Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Dari perhitungan didapat sampel sebanyak :

139
𝑛=
1 + 139(0,1)2
= 58 Sampel

Berdasarkan perhitungan dengan rumus slovin jumlah sampel yang diperlukan


untuk penelitian ini adalah 58 data data Pill count dan kuesioner pasien terdiagnosa
diabetes melitus dengan pengobatan antidiabetik oral.

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.4.1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus di penuhi agar dapat di ambil
sebagai sampel penelitian. Yang termasuk inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Semua pasien diabetes melitus yang menggunakan obat antidiabetik oral
2. Pasien diabetes melitus dewasa awal sampai dengan lansia akhir (26 tahun – 65
Tahun)
3.4.2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang apabila dijumpai menyebabkan objek
tidak dapat digunakan dalam penelitian. Kriteria eksklusi yang termasuk pada
penelitian ini adalah :
1. Pasien yang tidak melakukan kunjungan atau kontrol ulang ke RSU Jampang
Kulon
2. Pasien tidak bersedia menjadi responden
3. Pasien tidak membawa sisa obat yang dikonsumsi
4. Pasien mengisi kuesioner dengan tidak lengkap
5. Pasien rujuk Balik ke Puskesmas

3.5. Landasan Teori


Menurut Misnadiarly (2006) Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing
manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126
mg/dl.
Pasien diabetes melitus (DM) termasuk pasien dengan tingkat
ketidakpatuhan yang tinggi. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi
pengobatan merupakan salah satu drug therapy problem (DTP) yang perlu
mendapat perhatian khusus. Ketidakpatuhan terhadap standar yang ditetapkan
adalah dasar yang menyebabkan berkembangnya komplikasi diabetes (WHO,
2003). Meningkatnya kualitas hidup pasien bisa dipengaruhi oleh kepatuhan
seorang pasien dalam menjalani suatu terapi.
Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya:
minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran
terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana.

3.6. Kerangka Konsep Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi kepatuhan pasien dalam minum obat
antidiabetik oral dengan menggunakan metode Pill-Count dan MMAS-8 di RSUD
Jampang Kulon dengan menggunakan data kuesioner Pill-Count dan MMAS-8.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Data Kuesioner Pill-Count Kepatuhan pasien dalam


obat antidiabetik oral pada minum obat antidiabetik oral
pasien diabetes melitus dan
MMAS-8

Variabel Perancu
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
3.7. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala Kategori

1. Obat Senyawa kimia yang dapat Lembar Nominal 1. Metformin


antidiabetik menurunkan kadar gula Kuesioner 2. Fonillin Mr
oral darah dan diberikan secara 3. Acarbose
oral (Siswandono, 2008) 4. Glimepiride
5. Glibenclamide

2. Jenis jenis kelamin adalah Lembar Nominal 1. Laki-laki


kelamin perbedaan antara Kuesioner 2. perempuan
perempuan dengan laki-
laki secara biologis sejak
seorang itu dilahirkan
(Hungu, 2016)

3. Usia Lamanya hidup seseorang Lembar Ordinal 1. Dewasa awal


yang diukur dari tanggal Kuesioner (26-35 tahun)
kelahiran hingga 2. Dewasa akhir
dilakukan penelitian (36-45 tahun)
(Depkes RI, 2009) 3. Lansia awal
(46-55 tahun)
4. Lansia akhir
(56-65 tahun)
5. Manula (>65
tahun)

4. Pendidikan proses pengubahan sikap Lembar Ordinal 1. SD


dan tata laku seseorang Kuesioner 2. SMP
ataupun kelompok dalam 3. SMA
upaya mendewasakan 4. D3
manusia melalui sebuah 5. S1
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala Kategori

pengajaran maupun 6. S2
pelatihan (Dep. P&K 7. S3
1987)

5. Pekerjaan Aktivitas yang dilakukan Lembar Ordinal 1. PNS


responden penelitian Kuesioner 2. Karyawan
sehari-hari 3. Swasta
4. Tidak bekerja
5. Ibu Rumah
Tangga
6. MMAS-8 Suatu alat ukur yang Lembar Ordinal 1. Kepatuhan
dikembangkan oleh Kuesioner Tinggi (skor
Morisky et all untuk 8)
menilai kepatuhan minum 2. Kepatuhan
obat pasien dengan jangka Sedang (skor 6
waktu panjang (Morisky sampai 7)
D.E, 2008). 3. Kepatuhan
Rendah (Skor
<6)
7. Pill count perhitungan jumlah obat Lembar Ordinal 1. Patuh
awal dan sisa di rumah
Kuesioner (Persentase
pasien
kepatuhan
80% atau
lebih)
2. Tidak Patuh
(persentase
kepatusan
<80%)
3.8. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan menggunakan data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data
ini diperoleh dengan mengumpulkan lembar kuesioner yang sudah di isi oleh pasien
diabetes melitus dan dilakukan uji pill count di RSUD Jampang Kulon. Data
kuesioner yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan,
sedangkan Data uji pill count meliputi data obat antidiabetik. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar format isian kuesioner untuk
pengumpulan data tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat antidiabetik oral di
RSUD Jampangkulon.

3.9. Analisis Data


Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data primer yang
diperoleh dari wawancara langsung oleh peneliti untuk uji pill-count dan lembar
kuesioner menggunakan MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat
antidiabetik oral. Data kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil dari kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Untuk uji validitas menggunakan Pearson Correlation dan untuk uji
reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach's dengan menggunakan SPSS versi 26.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30 pasien yang tidak termasuk
sampel.
Item pertanyaan valid jika nilai Pearson Correlation lebih besar dari r
tabel, dimana r tabel adalah 0,306. Kemudian jika nilai Pearson Correlation lebih
kecil dari r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Dan variabel dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach's Alpha lebih besar 0,600 maka instrument dari berbaga
ipertanyaan dapat digunakan dalam analisis data berikutnya (Arikunto, 2013).

Anda mungkin juga menyukai