DISUSUN OLEH:
1. Zakiatunisa
2. Mardiah
3. Mastamah
Penyusun
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Tujuan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Singkat Ibnu Taimiyah...........................................................................4
B. Pemikiran Ibnu Taimiyah Tentang Pendidikan Islam..........................................5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
keberatan dunia dirampok oleh Hulaku Khan, sang Mongol, pada 1258 M.
Seluruh warisan cultural dan intelektual kota itu dibakar menjadi abu, atau
dicampakan ke Sungai Tigris.
Pada kurun waktu dan huru-hara dan bencana sepeti itulah lahir Ibn
Taimiyah, seorang pemikir agama yang berpengaruh besar terhadap dunia
pemikiran Islam. Pemikir bebas dan penganut kemerdekaan hati nurani. Ia
merupakan seorang yang dipetanyakan oleh sebagian ummat, tetapi
dimuliakan oleh semuanya, karya serta teladan hidunya menjadi sumber
ilham bagi setiap orang. Dia adalah kepahlawanan yang idup, yang diuji
dalam kesengsaraan dan godaan, dukacita dan penderitaan, yang
dipersembahkannya untuk kebaikan agama, kebenaran, dan keutamaan hati
nurani manusia.
Tidak heran kalau saat dewasa Ibnu Taimiyah menjadi seorang yang
berpengaruh karena kesalehan dan kemampuan intelektualnya melebihi
kebanyakan manusia. Ibnu Hajar Al-Asqalani menuturkan panjang lebar
tentang ilmu Ibnu Taimiyah melalui tulisan Al-Hafid Al-Dzahabi, murid Ibnu
Taimiyah. Menurut adz-Dzahabi seorang yang melihat kehebatan Ibnu
Taimiyah dalam masalah khilafiyah, maka ia akan heran dan kagum, Ibnu
Taimiyah mampu mentarjih dan membandingkan segala perbedaan dengan
argument yang kuat, dia berhak berijtihad sendiri karena syarat-syarat
mujtahid telah dipenuhi. Sifatnya sangat dermawan, pemberani dan tidak
pernah menyimpan dendam. Ibn Taimiyah adalah ahli fikih mazhab Hambali.
Pengaruh pemikirannya sangat besar terhadap gerakan Wahhabi, dakwah
gerakan Sanusi, dan kelompok-kelompok agama yang ekstrem yang ada di
dunia Islam saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Biografi Ibnu Taimiyah?
2. Apa saja pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyah?
2
C. Tujuan PenulisanTujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ibnu Taimiyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia
memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus.
Ternyata Ibnu Taimiyah mampu menghafalkannya secara cepat dan tepat.
Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa sanad, iapun dengan
tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya, sehingga ulama
tersebut berkata: "Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai
kedudukan besar, sebab belum pernah ada seorang bocah sepertinya”
Pemikiran dan pandangan keagamaan serta lainnya dari Ibnu Taimiyah
dapat dijumpai Majma’ Fatawa Ibn Taimiyah yang berjumlah 37 jilid,
Manhaj as-sunah. Sedangakan karya-karyanya meliputi berbagai bidang
keilmuan, seperti, tafsir, ilmu tafsir, hadits, ilmu hadits, fiqh, ushulul fiqh,
akhlaq, tasawuf, mantiq, filsafat, politik, pemerintahan, tauhid, dan lain-lain.
5
kekuatan dak kekuasaan selain-nya yang beleh disembah, tidak ada
harapan dan permohonan yang diajukan kecuali kepadanya. Tauhid ini
mencangkup tiga dimensi yaitu:
a. Tauhid rububiyah meyakini bahwa Allah itu esa, yang menciptakan
semua mahluq, mengatur dan membimbingnya.
b. Tauhid uluhiyyah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya tuhan yang
pantas disebut tuhan, di taati dan dipatuhi segala perintahnya serta
menjauhi segala laranganya.
c. Asmma dan sifat meyakini bahwa segala yang berjalan dalam
kenyataan di alam raya ini merupakan aturan Tuhan.
2. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam yang harus dicapai menurut Ibnu Taimiyah
meliputi tiga hal:
a. Tujuan Individual
Tujuan pendidikan harus diarahkan pada terbentuknya pribadi yang
baik, yaitu seorang yang berfikir, merasa dan bekerja pada berbagai
lapangan kehidupan pada setiap waktu sejalan dengan apa yang ada
pada al Qur’an dan as Sunnah. Pribadi yang baik menurutnya adalah
pribadi yang sempurnah kepribadiannya yaitu mereka yang lurus jalan
pikiran serta jiwanya, bersih keyakinannya, kuat jiwanya serta
sanggup menajalankan perintah Alloh SWT.
b. Tujuan Sosial
Bahwa pendidikan Islam harus diarahakan pada terciptanya
masyarakat yang baik dan sejalan dengan ketentuan alQur’an dan As-
Sunnah dimana manusia bisa hidup bersama dengan orang lain, saling
membantu, saling menasehati serta membantu mengatasi masalah
orang lain dan lain sebagainya.
c. Tujuan Dakwah Islamiyah
Tujuan pendidikan harus bisa mengarahkan ummat agar siap dan
mampu memikul tugas dakwah Islamiyah keseluruh dunia. Hal ini
didasarkan bahwa Allah mengutus para Rasulnya untuk memberi
6
kabar gembira dan memberi peringatan, sehingga segenap manusia
mau menerima dan mengikuti ajarannya.
3. Metode Pengajaran
Menurut Ibnu Taimiyah secara garis besar metode pengajaran dapat
dibagi dua hal yaitu Metode Ilmiyah dan Metode Iradiyah. Hal ini
didasarkan bahwa Al Qalb (hati) merupakan alat utama untuk belajar.
Hatilah yang mengendalikan semua angota badan dan mengarahkan
jalannya.
Hati sendiri menurut beliau memiliki dua daya yaitu Daya Ilmiyah
(daya berfikir) dan Daya Al-Iradiyah yaitu kecendrungan untuk
mengamalkan apa yang dipikirkan. Pemikiran tersebut dimulai dari hati
dan akan berakhir di hati, dan ketika Iradah (kehendaknya dalam
melakukan sesuatu) bermula di dalam hati menuju kesemua anggota
badan dan pada puncaknya penggunaan daya tersebut di dalam akal.
Dengan demikian akal merupakan sifat yang terdapat pada hati yaitu
pemikiran dan kemauan.
4. Kurikulum
Secara umum menurut Ibnu Taimiyah, kurikulum seharusnya
mengarahkan peserta didik ke arah yang sesuai dengan tuntunan agama
Islam. Lebih jelasnya kurikulum seharusnya sejalan dengan tujuan yang
akan dicapai dalam pendidikan itu sendiri. Menurut beliau kurikulum
secara ringkas memuat beberapa hal sebagaimana berikut ini:
a. Kurukulum yang berhubungan dengan mengesakan Tuhan
b. Kurikulum yang berhubungan dengan mengetahui secara mendalam
terhadap ilmu-ilmu Allah.
c. Kurikulum yang berhubungan dengan upaya yang mendorong
manusia mengetahui secara mendalam (ma’rifat) terhadap kekuasaan
Allah.
d. Kurikulum yang berhubungan dengan upaya yang mendorong untuk
mengetahui perbuatan-perbuatan Allah.
Dari hal tersebut di atas, Ibnu taimiyah membagi ilmu dalam 2
bagian. Yang pertama, Ilmu yang berkaitan dengan mendidik, mengajar
7
dan membimbing manusia tentang aqidah. Dan disebut sebgai sam’iyat
dan yang kedua ilmu yang berhubungan degan pembinaan fisik dan akal.
Yang semuanya bersifat ‘aqliyah.
Sedangkan ruang lingkup Kurikulum adalah Ilmu agama, yang
didalamnya mempelajari seluruh ilmu yang berkenaan dengan aqidah dan
segala bentuk peribadatan kepada Allah.
Ilmu ‘aqliyah, seperti matematika, kedokteran dan lain-lain,
tujuannya adalah untuk menyaksikan ayat-ayat Allah yang terdapat di
jagat raya, jadi ini merupakan gabungan antara dalil dan akal.
Ilmu askariyah, ilmu dalam rangka menjawab kebutuhan zaman dan
memenuhi para peneliti yang menghendaki agar ilmu tetap sejalan
dengan perkembangan zaman.
5. Etika Guru dan Murid
a. Etika Guru terhadap murid.
1. Senantiasa saling menolong dalam ketaqwaan dan kebaikan.
2. Dapat menjadi panutan dalam hal kebaikan sifat dan perilaku.
3. Menyebarkan ilmu dengan serius dan tidak sembrono.
4. Senantiasa menghafal dan menambah ilmunnya.
b. Etika murid kepada guru
1. Seorang murid harus mempunyai niat baik dalam menuntut ilmu.
2. Mau menerima setiap ilmu selama ia mengetahui sumbernya.
3. Tidak menolak dan meremehkan madzhab lain.
8
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://arisandi.com/ibn-taimiyah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Taimiyah
Husayn, Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999.
Nata, Abudin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Grafindo
Persada, 2000.
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana, 2005.
http://arisandi.com/ibn-taimiyah/
Ahmad Amin Husayn, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999, h.229