TAIMIYAH
Oleh Kelompok 5 :
Muc Toufan Hidayat 222102030052
Nadia Isna Nauli 222102030058
Putri Izatun Nafisa 222102030064
Wildan Arinal Haqqa 222102030086
FAKULTAS SYARI’AH
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Ahlus Sunnah Imam Ahmad Bin Hambal dan
Ibnu Taimiyah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk melengkapi tugas kelompok
mata kuliah Ilmu Kalam, pada makalah ini diuraikan tentang materi Ahlus Sunnah Imam
Ahmad Bin Hambal dan Ibnu Taimiyah. Dengan makalah ini diharapkan baik penulis sendiri
maupun pembaca dapat memilki pengetahuan yang lebih luas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.................................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan penulisan...........................................................................2
Bab 2 Pembahasan..........................................................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Ahlusunnah.............................................3
2.2. Doktrin Teologis Imam Ahmad Bin Hanbal dan Ibnu Taimiyah 4
2.3 . Dalil yang Menjadi Landasan.....................................................5
Bab 3 Penutup.................................................................................................7
A. KESIMPULAN.............................................................................7
B. SARAN.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Nama lengkapnya adalah Abu al- Abbas Ahmad Taqiyuddin Ibnu As- Syaikh
Syihabuddin Abi Al- Mahasin Abdul Al-Halim Ibnu As-syaikh Majdil Ad-dinn
abi Al-barakat Abdu as-salam ibnu Abi Muhammad Abdillah Abi Al-Qasim Al-
Khadhri.lahir pada tanggal 10 rabiul Awal 661 H/ 22 januari 1263 M. Beliau
tidak pernah mengenal takut untuk menegakkan kebenaran, sehingga mendapat
gelar “Muhyis Sunnah” (pembangun atau penghidup assunnah), padahal umurnya
belum melebihi 30 tahun.
2.2 Doktrin Teologis Imam Ahmad Bin Hambal dan Ibnu Taimiyah
Imam Ahmad Bin Hanbal
Beliau memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap umat islam,
diantaranya adalah beliau mengumpulkan dan menyusun hadist secara rapi dan
sempurna mengikitkan nama-nama sahabat nabi Muhammad SAW yang
meriwayatkan satu persatu dalam kitab Musnadnya.
1
2
1 Mushthafa Abd al-Raziq, Tamh}īd lī Tārīkh al-Falsafah al-Islāmiyah, (Beirut dan Kairo: Dār al-Kitab al-Lubnani
dan Dar al-Kitab al-Mishri, 2011), 429.
C. Jika tidak di temukan penafsiran dari nabi SAW, (maksudnya adalah
As-Sunnah), maka beliau memakai penafsiran para sahabat, karena
merekalah yang menyaksikan turunnya Al-Qur’an dan mendengarkan
takwilnya dari Rasulullah.selain itu, para sahabat di nilai lebih
mengetahui As-Sunnah yang mereka gunakan sebagai penafsir Al-
Qur’an.
Dalam hal penerimaan terhadap hadits ahad sebagai sumber hukum
islam,imam Ahmad bin Hanbal dan ulama Hanafiah menerima hadits ahad
sebagai sumber hukum tanpa mensyaratkan sesuatupun, kecuali harus Shahih
sanadnya sebagaimana Asy-Syafi’i. Bahkan beliau juga menerima hadits mursal,
namun lebih mendahulukan fatwa sahabat dari pada hadits doif.
Dalam bidang teologi, pemikiran Ahmad bin Hanbal tentang ayat-ayat
mutasyabihat, lebih suka menerapkan pendekatan lafdzi/tekstual dari pada
pendekatan ta’wil ,terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat tuhan dan ayat-ayat
mutasyabihat.
Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa metode salaf yang dia kembangkan itu
berbeda sama sekali dengan keempat metode tersebut. Aliran salaf hanya percaya
kepada akidah-akidah dan dalil-dalil wahyu yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW. Metode yang 3dikembangkan oleh ahli-ahli filsafat yang
terlalu mengedepankan logika, dipandangannya sebagai kesesatan, karena metode
tersebut tidak dikenal pada masa sahabat dan tabiin.
Menurut Ibnu Taimiya ziarah kubur dengan tujuan untuk mendekatkan diri
pada Allah Swt, adalah “ dilarang “. Sedangkan berziarah dengan bertujuan
mencari keteladanan (al-idhah) dan nasehat (I’tibar), hal ini diperbolehkan, dan
bahkan dianjurkan. Tapi Ibnu Taimiyah tetap menetapkan bahwa ziarah kubur
Nabi Saw. Untuk memperoleh keberkahan itu tidak boleh. Demikian itu karena
Nabi Saw. Melarang menjadikan kuburannya dijadikan masjid, agar tidak
dijadikan tempat ziarah. (Bukhari dan Muslim)
3
Agus Hasan Bashori, LC Mewaspadai Gerakan Kontektualisasi al-qur’an (Surabaya; Pustaka as-sunnah 2003)
hal 23
2.3 Dalil yang Menjadi Landasan
تِ َ َّرقKَ َوتَف،ًةKَ ْب ِع ْينَ فِرْ قKن َو َسKِ دَى َأوْ ثِ ْنتَ ْيKْوْ ُد َعلَى ِإحKKُق ْاليَه َ َرKَ اِ ْفت:لَّ َمK ِه َو َسKلَّى هّللا ُ َعلَ ْيKص َ Kَ ق:ا َلKKَ َرةَ قKع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي
َ ِوْ ُل هللاKال َر ُسK
ٍ َق ُأ َّمتِ ْي َعلَى ثَال
ًث َو َسب ِْع ْينَ فِرْ قَة ُ ارى َعلَى ِإحْ دَى َأوْ ثِ ْنتَ ْي ِن َو َس ْب ِع ْينَ فِرْ قَةً َوتَ ْفت َِر َ ص َ َّالن.
Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh
dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh
dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan." (HR
Tirmidzi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
sebagai beikut :
Pertama, nilai-nilai sejarah Ahlussunnah Waljama’ah pada era-Awal sudah
mulai tanpak berbagai indikator yang melatar belakangi Aswaja menurut Imam
Ahmad Bin Hanbal dan Ibnu Taimiyah.
Kedua, dari pemaparan tersebut, kita dapat mengetahui, Imam Ahmad Bin
Hanbal adalah seorang ilmuan hukum yang termasuk paling tekstual dalam
memahami Al-Qur’an dan sunnah, dan beliau dikenal dengan masyarakat luas sebagai
ilmuan hadist dari pada ilmuan fiqih.
Ketiga, Ibnu Hanbal menyerahkan makna-makna ayat dan Hadits
metasyabihat kepada Allah dan Rasulnya. Sedangkan Ibnu Taimiyah tidak menyetujui
penafsiran ayat-ayat mutasyabihat.
Keempat,terdapat dalil-dalil yang menjadi landasan Ahlusunnah Waljama’ah
di antaranya adalah sebagai berikut:
B. Saran
Menyadari bahwa kami jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih
focus lagi dalam menjelaskan materi di makalah ini dengan sumber sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Zarkasyi, A.F. (2014). ‘Akidah Tauhid Ibn Taymiyah. Nilai: Card Information SDN. BHD Zumerlee.
A.F.A. (1990). Foundation of The Sunnah Imam Ahmad bin Hanbal. Tripoli, Lebanon: Al-Maktabah as-
Salafiyah
Suwaidan. T. (2012). Al-Imam Ahmad ibn Hanbal, (Firdaus) Biografi Imam Ahmad Ibn Hanbal , (Terj.).
Jakarta: Zaman. Taimiyyah, I. (1981). Al-‘Akidah al-Wasithiyah, (Shabir, M) ‘Akidah Islam Menurut
Ibnu Taimiyyah (Terj.). Bandung: PT. Alma’arif
Rohaya (2008). Ahmad Bin Hanbal: His sufi doctrines with special refeence to kitab Al-Zuhid. (Tesis
sarjana, Universiti Islam Antarbangsa, Malaysia). Rozak. A dan Anwar. R. (2013). Ilmu kalam.
Bandung: CV Pustaka Setia